Tak semua orang bisa masuk, karena ada member khusus dan Ratin memiliki member ini.
Setelah memesan wine dan kini Ratih kembali memperbaiki rambutnya dengan kedua tangannya, Mahyadin sempat terpana menatap gaya Ratih itu, terlihat sedikit ketiaknya yang putih mulus saat Ratih mengangkat kedua tangannya tersebut.
Selama setahun ini, Mahyadin memang tak macam-macam dengan wanita, Dini memang ada 3X mengunjunginya di Jakarta, sehingga dia hanya fokus pada kekasihnya itu, selebihnya Mahyadin tak pernah bergaul dengan wanita manapun.
Walaupun di kampus tak sedikit mahasiswi-mahasiswi cantik yang mengajaknya pacaran, tapi Mahyadin selalu bikin alasan menolaknya secara halus.
Sampai-sampai ada gossip dia di katakan sedikit belok alias gay, namun Mahyadin cuek saja.
Mahyadin malah mengisi waktunya dengan ikut sasana karate dan juga nge-gim, hingga kini badannya makin besar dan berisi, tidak lagi kurus tinggi seperti setahun yang lalu.
Ratih ya
“Gosokin donkkk…nanggungg…!” Ratih mulai manja.Mahyadin malah mengiyakan dan ia benar-benar menggosok gigi di mulut mungil Ratih secara perlahan. Selesai gosok gigi dan Ratih sudah berkumur, Ratih menatap Mahyadin.“Kenapa ga ikut mandi bareng, lepas donk baju kamu…!”Tanpa banyak tanya, Mahyadin berdiri dan benar-benar melepas satu persatu pakaiannya, Ratih nanar melihat betapa bagusnya body Mahyadin yang berkulit putih bersih ini.Ratih sampai berucap wow…ketika melihat Mahyadin benar-benar polos seutuhnya dan melihat body kekar pemuda yang kini memang sangat berbeda dari setahun yang lalu, berkat rajin nge-gym.Mahyadin lalu pelan-pelan masuk dan ikut berendam bathtub. Gaya Mahyadin yang slowly membuat Ratih makin nanar menatapnya.Ini memang di sengaja Mahyadin, karena dia punya misi dengan gadis jelita ini, dan kini mereka sama-sama berendam dan Ratih pun kini malah duduk di paha samb
Om Dahlan mengangguk-anggukan kepala, sebagai pebisnis Dahlan paham betul, di dunia yang lebih keras dari politik ini, dia juga tak segan gunakan jalan kekerasan kalau sudah menyangkut perebutan proyek-proyek besar.“Baik pah, Dahlan akan lakukan apa yang papa sarankan!”“Ingat, main yang cantik, jangan ketahuan kamu di belakang layar, oknum aparat sekarang agak serakah-serakah, kalau ada masalahnya, mintanya tak tanggung!”“Oke pah, Dahlan akan ingat nasehat papah!” Kakek Tungga hanya manggut-manggut saja mendengar jawaban anak tertuanya ini.Om Dahlan terkenal sadis dan dianggap mafia berdarah dingin di dunia bisnis. Inilah didikan keras dari Tungga, yang juga ayah kandungnya.Gara-gara inilah, Tungga mempunyai saingan usaha yang sangat sengit dan juga musuh yang ternyata bukan orang lain, yakni keturunan Bino dan Jabir, yang notabene sahabatnya waktu muda.Kenapa mereka malah bermusuhan, padahal dulu ba
“Langkah pertama, kita akan cari kantor dan buat sebuah badan usaha berbadan hukum, lalu kita rekrut pegawai-pegawai dengan keahlian di bidang yang kita butuhkan,” kata Arman, pria muda berusia 35 tahunan ini sambil menatap Radin.“Langkah berikutnya, kita akan pelajari usaha-usaha yang akan kita take over atau tambah modal,” sambung Yuni, CEO cantik dengan penampilan kekinian sambil menatap tajam Mahyadin yang terlihat serius menyimak paparan dua orang yang kini sudah jadi anak buahnya.Yuni mirip sekali dengan reporter TV cantik yang masih melajang sampai kini, yakni Ira Koesno, usia Yuni sudah 28 tahunan dan juga masih betah melajang.“Oke saya paham…Arman saya tugaskan untuk mencari kantor dan rekrut pegawai baru sesuai kebutuhan, sekaligus urus badan hukumnya. Yuni saya tugaskan mulai pelajari kelompok-kelompok usaha yang akan kita ambil alih dan tambah modal,” ucap Mahyadin.Setelah penanda tanganan k
Om Dahlan terlebih ayahnya Kakek Tungga tak sadar, mereka sudah terjerat permainan cerdas Mahyadin, yang mempunyai rencana lihai selanjutnya tanpa di sadari musuh besarnya ini.Hanya dalam jangka waktu 6 bulan, Mahyadin yang kini lebih suka di panggil Radin mulai memetik hasilnya, PT Tungga yang dia ambil alih mulai menunjukan angka surplus.Om Dahlan yang terkenal licik tentu saja senang bukan main, tapi dia kini menyesal, karena semua keuntungan justru tak masuk ke kantongnya, sebab dia terikat perjanjian semua keuntungan usahanya dari saham 5% justru untuk pelunasan hutang-hutangnya yang tak sedikit ke bank-bank dan juga rekanan usaha yang pernah kerjasama dengan PT Tungga.Jabatannya pun di PT Tungga tak ada lagi, kecuali hanya sebagai pemegang saham saja, bukan seorang yang memiliki kuasa lagi di perusahaan milik keluarganya ini.Saat dia berkunjung ke kantor Radiw Corporation dan ingin bertemu sang Komisaris Utama, dia terpaksa menahan hatinya, kare
“Maaf Om…!” kata Radin sambil memperbaiki bajunya yang agak kurang rapi dengan santuy nya di depan pria setengah tua ini. Om Dahlan hanya terdiam tanpa bertanya, dia tahu pemuda ini baru saja membuat anak gadisnya keok di kamar selama 2 jam, Om Dahlan bukanlah pria munafik, diapun punya selingkuhan di mana-mana.“Radin….Om lagi pusing…ada satu debitur Om yang ingin ambil perusahaan Om, karena hutang Om sudah jatuh tempo dan perusahaan itu kini satu-satunya penopang usaha Om. setelah PT Tungga secara licik di ambil Radiw Corporation dan kini malah makin berkembang!” Om Dahlan menghela napas sambil mengisap cerutunya.“Hmmm…gitu ya om…berapa memang asset perusahaan itu dan apakah Om tak mencari pemodal lainnya?” tanya Radin pura-pura kaget.“Sudah…malah saat Om ingin bertemu Komisaris Radiw Corporation, sampai saat ini tak bisa bertemu, si Komut itu terlalu sibuk dan sangat sulit d
Radiw Corporation kini telah menjelma menjadi kelompok usaha ‘sadis’ oleh para pesaingnya.Karena mereka terkenal membeli perusahaan dengan murah, lalu mereka memecah jadi dua atau tiga kelompok usaha, kemudian diberi suntikan modal dan mengganti semua direksinya dengan orang-orang Radiw Corporation.Setelah sehat perusahaan tadi mereka jual kembali kepada investor yang berminat.Sudah pasti perusahaan milik Radin untung berlipat-lipat dan kini asset kekayaannya pun luar biasa naiknya selama hampir 2,5 tahunan ini.Perusahaan yang kini identik dengan logo RC nya ini sangat ditakuti sekaligus sangat diincar untuk bisa jalin kerjasama, karena memiliki modal usaha yang jumbo, terlebih kini RC telah dibantu sindikasi bank top dunia.Sehingga kepercayaan investor naik berlipat-lipat, Radin juga tak punya catatan jelek di bank manapun.Radin pun kini tak hanya memiliki 1 apartemen mewah, tapi kini puluhan apartemen mewah. Dia pun kini
Sampai di salah satu resort tersebut, ia sudah di sambut sang CEO itu dan Radin tak mau istirahat, dia malah ingin melihat-lihat resort yang sudah mulai di rehab total dan dilihatnya mulai rame dengan pengunjung, baik wisatawan lokal dan juga wisatawan asing.Sesekali dia memberi perintah ini dan itu pada sang CEO muda itu, yang langsung diiyakan tanpa membantah.Puas berkeliling dan Radin senang sekali melihat progress resort yang sebelumnya mati suri akibat pemilik sebelumnya salah manajemen, ia pun kini menuju bagian pantai, sekalian ingin beristirahat dan menikmati minuman dingin di pantai itu. Dari jauh dilihatnya ada kegiatan pemotretan.“Siapa itu Joko?” katanya pada sang CEO ini.“Ohh itu, katanya selebgram dari Jakarta, sedang lakukan pemotretan, selebnya cantik lo pak mirip artis Angel Karamoy, kalau mau kenalan, nanti saya ke sana bilang!” kelakar Joko tersenyum, dia paham betul selera bos besarnya ini, yakni cewek-cewek
Radin berbisik dan bilang mending ke dalam resort saja, karena di tempat ini agak terbuka. Yeni tersenyum manis dan mengangguk, mereka kemudian berlari-lari kecil masuk ke dalam resort mewah dan setelah sampai, keduanya tertawa karena kini tubuh mereka sudah basah kena cipratan air hujan.Sebab pondok mereka tadi agak jauh dari lobby resort, Radin menggenggam tangan Yeni dan mengajaknya ke kamar super luks yang sudah Joko sediakan buatnya.Yeni sampai geleng-geleng kepala melihat betapa mewahnya kamar Radin ini.“Kalah kamar Yeni bang…berapa sih ini satu malamnya bang?”“Katanya sih satu malam nya 25 juta..!” sahut Radin sambil menyerahkan handuk ke Yeni, Yeni bilang sesuai saja dengan fasilitas yang sangat lengkap dan semuanya serba waah.Saat Yeni mengelap rambutnya, Radin masih berdiri di hadapan Yeni dan pria ini terpesona saat melihat betap mulusnya ketiak gadis ini.Radin lalu menarik handuk Yeni dan tanp
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami