Kadang Ki Janos menggendong Satem dan membawanya dengan kecepatan yang sulit dipercaya, Ki Janos bak melayang saja berjalan di dalam hutan dan jauh meninggalkan bekas perkelahian tak seimbang tadi.
Anehnya, Mahyadin juga enteng saja mengikuti keduanya, Mahyadin juga seakan punya ilmu melayang.
Uniknya keduanya sama sekali tak tahu kalau Mahyadin mengikuti mereka, seakan-akan Mahyadin ini adalah roh yang tak terlihat.
Dua hari kemudian, Satem melahirkan bayi laki-laki yang dinamakan Durangga, sayangnya Satem yang masih berduka kehilangan Pet Jan suaminya ini, meninggal dunia setelah mengalami pendarahan usai melahirkan.
Bayi Durangga yang malang ini akhirnya dipelihara Ki Janos sampai besar.
Sampai di sini, bak menonton sebuah film, layar pun menyatakan film itu selesai.
Mahyadin langsung tersadar…rohnya seakan masuk kembali ke raga dia dan kini dia sudah sadar kembali, se-sadar-sadarnya.
Ia menatap kebingungan wajah Durangga ya
Saat melepas bajunya, Dewi sempat melirik Ki Sanus yang ternyata sudah duduk bersemedhi dari jarak 5 meter dari dia dan memejamkan mata. Sayup-sayup dia mendengar suara Ki Sanus.“Tak usah ragu…lepaskan pakaian kamu dan ikuti apa yang kubaca…!” Dewi bergidik kedinginan, tapi dia patuh dan kini badannya polos, lagi-lagi dia melirik Ki Sanus, namun pria itu tetap memejamkan mata dan tidak memperhatikan dia.Dewi pun tenang dan tak malu-malu lagi, dia pun kini duduk polos di sebuah batu datar dengan badan menggigil kedinginan.Baru pertama kali Dewi berani polos begini di depan seorang pria yang bukan suaminya. Namun tekadnya untuk memiliki keturunan mengalahkan rasa sungkan dan malunya itu.Keanehan mulai Dewi rasakan, saat konsentrasi dan ikut melapalkan apa yang dibaca Ki Sanus, badannya mulai hangat dan kini dia merasa nyaman tidak lagi menggigil kedinginan seperti tadi.Lama-lama Dewi pun kini tenggelam dalam semedhinya
“Ki…!” hanya itu ucapan Dewi dan selanjutnya bibirnya mencium bibir Ki Sanus, pria tua yang awet tampan ini tersentak kaget dengan perbuatan Dewi.Ki Sanus yang seumur-umur tak pernah berciuman dengan wanita ini terpana, akal sehatnya sempat hilang seketika, untung dia cepat ingat kalau Dewi adalah pasiennya, sehingga dia mampu menolak godaan nafsu dari Dewi.Ki Sanus tidak melupakan pesan Ki Janos gurunya.“Ingat…bila kamu sampai berhubungan badan dengan wanita yang bukan istri sah mu, maka semua kesaktian kamu akan lenyap,” pesan Ki Janos.Ki Sanus lalu menepuk bahu Dewi, dan wanita cantik itupun lunglai setengah pingsan, saat dia memandang Dewi yang polos dan seperti tertidur, Ki Sanus hanya menghela nafas panjang.“Maafkan aku guru…hampir aku melanggar pantangan berat…!” kata Ki Sanus dalam hati. Ki Sanus pelan-pelan membangunkan Dewi dan meminta wanita ini berpakaian dan mengajakn
Tiga bulan lebih…artinya habis masa iddah Dewi, Ki Sanus yang setiap hari bercengkrama dengan Dewi mulai merasakan ada sesuatu yang beda.Pria tua ini diam-diam mulai menyukai Dewi, walaupun dia berusaha keras menolak itu. Namun rasa cinta yang datang alami ini sulit dia elakan, ternyata perasaan yang sama juga dialami Dewi, di mata Dewi, Ki Sanus pria romantis.Dan yang membuat Dewi makin menyukai ada bonus lainnnya, yakni Ki Sanus pria tampan karena dia merupakan blasteran Belanda, dan badannyapun bersih walaupun tinggal di hutan, tak terlihat kerutan apapun di wajah Ki Sanus, benar-benar awet muda.Dari Galuh, Dewi banyak tahu kalau Ki Sanus selama ini tak pernah mau bergaul dengan wanita.“Ki Sanus tidak pernah beristri…dia bilang musuh-musuhnya sangat banyak, sehingga kasian kelak anak dan istrinya…itulah alasan beliau dari dulu tak mau berumah tangga!” ungkap Galuh pada Dewi. Galuh merupakan anak
Saat Ki Sanus sedang ke desa terdekat untuk membeli keperluan sehari-hari, disaat yang bersamaan Dewi yang sedang sendirian di gubuk mulai merasakan kalau tiba waktunya akan melahirkan.Galuh pada saat bersamaan sedang ke sungai mencuci baju guru dan istrinya ini serta sekalian mandi.Setelah Dewi mengejan sendiri beberapa kali dan tak mungkin dia berteriak memanggil Galuh, karena sungai tempat Galuh mencucui lumayan jauh.Terjadilah keanehan, bayinya pun terlahir tanpa bantuan siapapun, pada saat bersamaan terdengar bunyi gemuruh dari belakang gubuk itu.Malam sebelumnya memang hujan turun sangat deras, tanah bergerak keras dan bukit yang ada di belakang gubuk bergerak cepat, dan terjadilah longsor mengerikan yang menimpa serta menimbun gubuk itu.Akan tetapi ada keajaiban, bayi yang baru lahir dan masih ada ari-arinya ini malah terlempar keluar dan selamat dari tumpukan longsoran maut berupa tanah dan batu-batu material ini.Bersamaan deng
Dini benar-benar tak menyadari, Mahyadin saat ini berbeda dengan Mahyadin sebelum berangkat ke Kabupaten Balongin, pria ini makin kuat dan wajahnya terlihat berwibawa dan terkesan dingin. Walaupun selama ini semakin dewasa wajah Mahyadin semakin cool, tapi kali ini ada yang berbeda, Mahyadin bak menjelma jadi sosok yang sulit di tebak alias makin misterius. Mereka bercinta dengan sangat bernafsu di ruang tamu, Dini bingung melihat kekasihnya seakan tak ada lelahnya bercinta. Sampai malam pun Mahyadin seakan masih haus, Dini sampai klenger dan minta kekasihnya stop dulu bercinta, karena tulang-tulangnya bak remuk. “Gila kamu…makan apa sihh sampai kuat begitu, masa sudah klimaks tak ada puas-puasnya, padahal baru tadi sore sampai, setelah menempuh perjalanan jauh!” sungut Dini manja, sambil membelai dagu kekasihnya yang mulai lebat tumbuh bulu-bulu halus ini. Yang membuat Dini juga baru sadar, Mahyadin enteng banget mengangkat tubuhnya ke sana k
Begitu sampai Bandara Juanda Surabaya, Mahyadin kemudian naik ojek lagi untuk menghemat biaya, dan dia menunjukan alamat yang di tuju.Lumayan berkelok-kelok juga jalannya dan akhirnya Mahyadin termangu menatap sebuah rumah tua yang seakan tak begitu terawat, kiri kanannya lumayan luas, tapi semak belukar cukup tinggi, seperti rumah yang tak ada penghuninya.Tetangga kiri kanan agak jauh, dan daerah ini sudah berubah jadi kawasan perumahan mewah dan rumah yang ia tuju ini masih rumah bergaya tempoe dulu, dengan cat yang sudah buram dan kusam, agaknay sudah puluhan tahun tak pernah di cat lagi.Mahyadin lalu membuka pagar dari kayu ulin dan ditumbuhi akar-akar ini, dia terpaksa mengeluarkan sedikit tenaga dan akhirnya pagar itu bisa di buka.Mahyadin berjalan di halaman yang lumayan luas ini dan ia kini memandang teras yang juga berdebu, agaknya sudah lama tak dibersihkan, berikut rumah yang masih menggunakan gaya klasik.Saat memandang teras itulah
Besoknya sekitar pukul 10.00...!Berbekal alamat yang diberi kakek Zainul, Mahyadin naik ojek online menuju alamat Notaris Haji Sulaiman SH MH, tak lupa berkas-berkas obligasi yang berharga luar biasa besarnya itu dia bawa serta dalam tas ranselnya.Sampai di kantor yang terlihat mewah itu, Mahyadin hanya menunggu di kursi tamu, setelah dua staf wanita Haji Sulaiman memintanya duduk saja di ruangan tunggu, dengan alasan bos mereka sedang menerima seorang tamu penting.Dua staf berpenampilan seksi ini tentu saja menganggap remeh seorang pemuda seperti Mahyadin yang berbaju sederhana, yakni hanya him di padu jaket denim dan celana jeans yang lusuh dan sepatu kets yang juga sudah agak usang, dengan ransel dipunggung dan datang naik ojek online lagi.Beda jauh dengan tamu yang kini sedang bicara dengan bos mereka di dalam ruang kerja Haji Sulaiman yang asri dan mewah, datangpun naik mobil mewah dan berpenampilan sangat perlente.30 menitan kemudian, ta
Mahyadin sampai kikuk dengan sambutan yang luar biasa berlebihan dari Tony Chan dan dua anak buahnya ini, yang penampilan dan kecantikannya tak kalah dengan Dina serta Peni, anak buah sang notaris Haji Sulaiman.“Wowww…sang sultan muda ini ternyata sangat sederhana, ganteng kayak artis lagi…hebat, selamat datang mas Radin Durangga Jan Terling!” kata Tony Chan sambil menyalami erat tangan Radin, tinggi mereka hampir sama, tapi Tony agak gemuk sedangkan Mahyadin lebih kurus.Mahyadin makin gemetar saat tanda tangan kembali di bank ini, karena duit yang kini bakal jadi milik dia ternyata sudah bunga berbunga selama 22 tahun ini…nilainya pun mencapai 23 Triliun rupiah.Berkas yang Mahyadin tanda tangani 3X lebih banyak daripada di kantor Notaris Haji Sulaiman, hampir pening kepala Mahyadin melihat banyaknya berkas tersebut.Bukan hanya tanda tangan saja, juga ada pendeteksi wajah yang di arahkan dua anak buah Tony Chan ke diri
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami