Share

Bye!

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-18 21:56:45

“Hai!” sapa Rindu tersenyum kecil, lalu menarik kursi yang berada di samping pria itu. Duduk di sana, lalu menoleh. “Sorry, ngantri isi bensin.”

“Nggak papa,” jawab pria yang tadi pagi sempat Rindu perbincangkan dengan sang ibu. “Harusnya aku yang minta maaf, karena ngajak makan siangnya mendadak.”

Rindu melempar senyum sejenak sebelum mengalihkan pandangannya pada pelayan yang baru saja datang dan berdiri di tepi meja. Rindu terburu melihat daftar menu yang sudah berada di meja sebelumnya.

“Geprek kejunya satu, sama es cappucino.” Rindu kembali menatap Panji yang ternyata belum memesan apa-apa. “Kamu?”

“Samain aja, tapi aku cappuccino panas.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Denovanti
Dih maunya apa sih ni si Dewa.....gak suka tp kok protektif
goodnovel comment avatar
Moelyanach Moelyanach
dewa kebakaran jenggot, lihat rindu lg bareng m cowok .........panas2 tuh hati
goodnovel comment avatar
Liz Kusnandar
kangen Rindu.... baca lg kesini, sambil nunggu update Elok..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinderella Hot Story   Panci

    Rindu membawa motornya keluar dari area parkir kafe sembari terus mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya si Dewa itu masih saja mengawasinya sampai saat ini. Hampir saja siang ini Rindu akan mendapat makan siang gratis, tapi itu semua gagal gara-gara sang anggota dewan ter …. Rindu masih sempat-sempatnya menggeram, ketika baru saja memarkirkan motornya di sebelah warung sederhana pinggir jalan. Bayangan ayam geprek keju dan es cappucino olahan kafe, langsung terganti dengan bakso serta es teh yang sudah sering ia nikmati hampir setiap hari. Beruntung warung bakso yang dihampirinya kali ini rasanya lumayan enak. Jadi, perasaan kesal yang sedari tadi bergerombol di hati bisa terkikis sedikit demi sedikit. Yang aneh adalah, setelah Rindu pergi dari kafe tersebut, Dewa tidak lagi menghubunginya sama sekali. Bahkan, pria

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • Cinderella Hot Story   Semakin Menuntut

    “Kenapa, saya harus pindah kosan?” Rindu mengikuti Dewa yang melangkah pergi menuju dapur. Di dalam sana, Rindu kemudian melihat dua kotak pizza ukuran besar yang masih terikat rapi. Belum terbuka sama sekali. Walaupun cacing di dalam perutnya tiba-tiba memberontak, tapi Rindu harus menahan diri. Ada hal penting yang harus dibicarakannya terlebih dahulu dengan Dewa. “Karena kosanmu jelek,” jawab Dewa membuka tali yang mengikat boks pizza tersebut, lalu membuka kotaknya. "Ogah! Biar jelek gitu ju …" Rindu mengatupkan bibirnya, ketika melihat Dewa mengeluarkan ponsel dari celana pendek kargonya. Ia menduga, kalau ponsel pria itu baru saja bergetar dan Dewa ingin mengangkatnya. Namun, sepertinya dugaan Rindu telah salah. Dewa sibuk menunduk sejenak, lalu meletakkan bend

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Cinderella Hot Story   Melebur Jadi Satu

    Kelopak mata Rindu yang memejam itu, seketika terbuka lebar. Mencoba mendorong kedua bahu Dewa yang kini menjelajahi lehernya.“Pak Dewa … bentar, hape saya bunyi,” ucap Rindu lirih dan berusaha menyadarkan diri. Jika bukan karena ponselnya yang kini berdering tanpa henti, Rindu mungkin sudah pasrah saja dengan permainan Dewa.“Paaaak,” rengek Rindu masih berusaha menyingkirkan Dewa yang terus saja menjalankan aksinya. “Pak Dewaa—”“Berisik, Rin!” decak Dewa kemudian menarik diri. Dan menatap lapar pada tubuh bagian atas Rindu yang hanya berbalut pakaian dalam berwarna hitam. Sedangkan seragam gadis itu, sudah Dewa lempar entar ke mana. “Nanti juga mati sendiri.”“Ya, tahu mati sendiri,”

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • Cinderella Hot Story   Sebuah Keputusan

    Rindu menggeram. Memindahkan bantal untuk menutupi kepalanya yang masih terasa berat. Suara ponsel yang berdering tanpa henti itu, telah membangunkan Rindu dari mimpi indah yang tengah dirajutnya dalam lelap. Akhirnya, napas Rindu terbuang lega ketika dering berisik itu telah berakhir senyap. Namun, ketenangan yang baru saja hendak ia nikmati itu, kembali terusik karena ponsel miliknya kembali berdering dan memaksa Rindu untuk membuka mata. Rindu yang masih bertelungkup itu, menyingkirkan bantal dari kepalanya. Menoleh ke arah asal suara dan melihat sisi ponselnya yang tengah bergerak halus di atas nakas. Rindu mengerjap pelan ketika menyadari keberadaannya saat ini. Otaknya langsung bekerja cepat. Kembali mengingat seluruh kejadian panas yang dilakukannya bersama Dewa tadi malam. Rindu yang tidak memiliki pengal

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Cinderella Hot Story   Rumah untuk Pulang

    “Gimana kosan barunya? Kalau kurang cocok, saya bisa minta Riko untuk cari yang baru.”Rindu ternganga merespons ucapan Dewa di telepon. Dengan fasilitas lengkap seperti sekarang, bagaimana bisa Rindu mengatakan kurang cocok dengan tempat tinggal barunya. Tempat yang dihuninya saat ini, merupakan kost eksklusif dengan fasilitas kamar layaknya hotel.Tempat tidur queen size yang sangat nyaman, lemari pendingin, televisi, serta ada pendingin ruangan yang mulai saat ini akan menjadi teman tidurnya setiap malam. Bahkan, Rindu juga melihat ada water heater di dalam kamar mandi.Apa ini?Hidup Rindu tiba-tiba saja berubah, dalam satu kerjapan mata.“Cocoklah, Pak!” seru Rindu menjawab pertanyaan Dewa s

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Cinderella Hot Story   Melupakan Segalanya

    Suara alarm yang berasal dari dari ponsel Rindu, membuat gadis itu terjaga dari tidurnya. Membuka mata, tapi masih enggan bangkit dari tempat tidur nyaman dengan selimut hangatnya.Begitu sadar, Rindu langsung menghela pelan. Sisi tempat tidur di sebelahnya kembali kosong. Pria yang sudah melalui malam panjang bersamanya kembali tidak ada di sampingnya.Rindu membalik tubuh, tanpa memedulikan dering alarm yang masih saja dengan setia membangunkannya. Beruntung Rindu sudah memasang alarm pagi, hingga ia tidak akan lagi kesiangan dan telat untuk pergi ke kantor.Rindu bangkit perlahan, sambil menahan selimut yang menutup tubuh polosnya di depan dada. Tubuhnya terasa lelah, tapi tidak lagi seperti yang sudah-sudah. Sepertinya, Rindu sudah mulai terbiasa menghabiskan malam dengan banyak kegiatan panas bersama Dewa.Namun, yang membuatnya kecewa ialah, pria itu selalu tidak ada ketika Rindu membuka mata. Rindu tersenyum miris. Memangnya, apa yang diharapkan ol

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Cinderella Hot Story   Jalani Hidup Masing-masing

    Lelah mendengar rengekan Rindu yang mengeluh lapar dan ingin makan nasi, Dewa akhirnya mengajak gadis itu keluar untuk mencari sarapan. Sebelum keluar rumah, Dewa sempat melirik jam dinding yang berada di ruang tengah. Jarum jam yang berputar di dalamnya, bahkan belum menunjukkan pukul enam pagi, tapi mulut Rindu itu benar-benar tidak bisa dibuat diam. Gadis itu merengek dan terus saja mengatakan bahwa dirinya tengah lapar dan tidak ingin makan apapun kecuali nasi.Sampai akhirnya, tibalah mereka di sebuah restoran cepat saji yang buka 24 jam. Di pagi hari seperti ini, keduanya tidak harus mengantri di depan kasir untuk memesan makanan.“Katanya mau sarapan nasi, kenapa sekarang malah pesan kentang sama ayam?” Intonasi kesal Dewa begitu ketara saat ini. Jangan-jangan, gadis itu hanya mengerjainya dengan merengek minta sarapan nasi, karena ujung-ujun

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-03
  • Cinderella Hot Story   Terus Awasi

    “Nggak pengen ngenalin cowok barunya, Rin?”Bibir Eca mengerucut untuk menunjuk seorang pria yang baru saja dihampiri oleh Rindu. Pria yang sudah pernah dilihat Eca, datang ke kantor untuk menjemput Rindu beberapa kali.Rindu menoleh pada Dani, orang suruhan Dewa yang baru saja masuk ke dalam mobil. “Bukan cowok gue, dia suruhan orang.” Rindu menyelipkan tangan ke siku Eca yang baru saja datang ke kantor lalu mengajaknya masuk ke dalam kantor.“Suruhan?” Eca yang baru melewati pintu lobi itu berhenti, lalu berbalik. Memandang sedan hitam mewah yang baru saja berlalu melewati pelataran gedung kantornya. “Lah, kalau orang suruhannya aja bawa mobil begitu, gimana bosnya? Tajir melintir dong, Rin?” cecar Eca.“Terus, kala

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-04

Bab terbaru

  • Cinderella Hot Story   Pengumuman

    Haluu Mba beb tersaiank … Moon maaf pengumumannya dipublish agak siang, karena saia dari pagi sudah riweuh beredar ke sana kemari. Kita akhiri kisah Dewa dan Rindu sampai di sini, yakk. Nggak usah ditungguin lahirannya, karena mereka udah bahagia, kok, ehehee ... Saia nggak bisa janjiin sequel, atau season duanya, karena entar ditagih mulu seperti Sang Pengacara, ehehhee … Jadi, yang udah lihat pengumuman di I*, pasti sudah tahu kapan urutan Sang Pengacara akan terbit. Jadi, langsung aja ya. Berikut ini daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak untuk Cinderella Hot Story. RF Rifani : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Shifa Chibii : 750 koin GN + pulsa 150 rb Miss Ziza Ziza S : 500 koin GN + pulsa 100 rb Mulya Purnama : 350 koin GN + pulsa 50 rb Himatul Aliyah H : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeh @kanie

  • Cinderella Hot Story   Dewi August Lee

    “Gimana?” Dewa menggeleng tidak tega. Namun, tidak mungkin juga Dewa membohongi Rindu dalam keadaan seperti sekarang. Meskipun ia tahu, semua ini akan menyakitkan bagi sang istri, tapi, mau tidak mau Dewa harus mengatakan semuanya. “Tirta demam, jadi Ibu nggak bisa datang,” terang Dewa setelah mengakhiri pembicaraan singkatnya dengan Tiara di telepon. Itu pun, perbincangan mereka terganggu dengan tangis Tirta tanpa henti sebagai backsound-nya. Manik Rindu mengembun detik itu juga. Mencoba menarik napas panjang, serta mengedipkan kedua maniknya berulang kali agar tidak ada cairan yang menitik dari sudut mata. Namun, di antara kontraksi yang baru saja dialaminya, akhirnya buliran itu tidak sanggup Rindu bendung. Menitik begitu saja, karena ingatan tentang Tiara yang kala itu selalu berada di samping Lita saat di rumah sakit. “Heeei …” Dewa mendesah panik, frustasi, sekaligus merasa empati pada sang istri. “Ada aku di sini, bentar lagi mama sama papa juga sampai. Jadi, kamu masih puny

  • Cinderella Hot Story   Buruaaan

    “Yaaang, perutku sakit lagi.”Padahal, Dewa sudah rapi dengan setelan kerjanya, dan telah siap untuk berangkat ke kantor. Namun, sebelum itu Dewa harus mengantarkan Rindu ke tempat Maria terlebih dahulu. Titah yang satu itu, sudah tidak bisa dibantah dan diganggu gugat oleh siapa pun.Dewa segera menghampiri Rindu yang masih duduk di sofa. Istrinya itu pun, sudah siap untuk pergi ke rumah Maria, dan hanya tinggal menunggu Dewa yang sedari tadi sibuk dengan beberapa berkasnya.“Sakit seperti kemarin.” Dewa berjongkok di depan Rindu lalu menempelkan satu sisi wajahnya di perut sang istri. Kedua tangan Dewa yang sudah lebih dulu berada pada perut Rindu, merasakan bagaimana kaku dan kerasnya bagian tubuh yang disentuhnya. “Kram lagi.”Rindu mengangguk menahan nyeri sembari mengatur napas. “Udah waktunya kali, Yang.”“Catat dulu aja seperti yang mama bilang waktu itu,” ujar Dewa menarik diri dan ikut mengatur napas. Jantungnya kembali berdetak kencang, karena prediksi hari perkiraan lahir

  • Cinderella Hot Story   Mandi Dua Kali

    “Untung, kan, Mama bawa Rindu ke sini.” Baru saja masuk ke ruang keluarga, Dewa sudah kena cibir oleh sang mama. Inilah yang membuat Dewa pada akhirnya memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarga. Apalagi, dahulu kala Dewa juga menikah muda dengan Dea. Jadi, selain ingin menghindari kecerewetan sang mama, Dewa juga ingin menikmati hidup bersama sang istri dengan bebas di luar sana. Walaupun, pada akhirnya mereka bercerai karena beberapa alasan. “Kamu kalau pulang sampai malam gini, terus Rindu ditinggal sendirian pas hamil besar begini, kan, kasihan,” lanjut Maria masih belum puas membeo. Ia menekan tombol remote teve, untuk menghentikan tayangang yang ditontonnya sejenak, “Dah! Malam ini nggak usah balik apartemen. Kalian berdua tidur di sini aja, daripada Rindu kecapekan terus cucu Mama kenapa-napa.” Dewa berhenti sebentar untuk berbicara dengan sang mama. “Aku sudah kabari Rindu kalau pulang telat.” “Bukan itu intinya,” sahut Maria tidak pernah ingin mengalah jika sudah be

  • Cinderella Hot Story   Kedatangan Maria

    Dewa terbangun seketika saat mendengar pintu kamarnya diketuk dengan tergesa. Menggeram kesal sejenak, karena tidak biasanya Sri akan membangunkannya secara tidak sopan seperti sekarang. Bahkan, Sri tidak pernah mengetuk pintu kamarnya sama sekali, ketika Dewa berada di apartemen.Dewa melihat Rindu yang masih tertidur nyenyak, dan begitu tenang. Setelah mengalami banyak drama ini dan itu, akhirnya mereka kelelahan sendiri dan tertidur jelang dini hari.Dewa kemudian bangkit dengan cepat, dan segera membuka pintu kamar. Namun, belum sempat Dewa membuka mulut untuk berbicara, wanita yang baru saja mengetuk pintu itu langsung masuk kamar begitu saja.“Mama!” desis Dewa hampir berbisik dan mencekal tangan Maria. Entah sudah pukul berapa saat ini, hingga Maria sudah berada di apartemen Dewa sepagi ini. Atau, jangan-jangan Dewa sudah kesiangan dan terlambat pergi ke kantor. “Rindu masih tidur.”“Perutnya masih sakit?”“Sudah nggak.” Melepas tangan Maria, Dewa lalu melangkah mundur untuk me

  • Cinderella Hot Story   Panik

    “Yang …” Rindu menepuk-nepuk pipi Dewa, yang sudah terlelap menuju alam mimpinya. “Bangun bentar, aku nggak bisa tidur.” Mendengar Dewa hanya menggumam, Rindu kembali menepuk pipi sang suami lebih keras lagi. Bahkan, tepukan Rindu meninggalkan bekas merah di pipi Dewa. “YANG!” Rindu mulai merengek, karena Dewa tidak juga membuka mata. Dan terjadi lagi. Meskipun masih diselimuti kantuk, tapi Dewa tidak bisa berbuat banyak. Daripada istrinya itu ngambek tidak berkesudahan, akhirnya Dewa membuka mata dengan perlahan, di tengah cahaya lampu yang sudah terang benderang. “Hm?” “Nggak bisa tidur, punggungku pegel.” Semakin mendekati hari perkiraan lahir, istrinya itu semakin banyak memuntahkan keluhan pada Dewa. Dari susah tidur, perut kram, bolak balik ke kamar mandi karena panggilan alam yang harus dituntaskan, dan masih ada beberapa hal lagi. Dewa mengusap wajah sebentar, seraya mengumpulkan nyawa yang masih tercecer entah ke mana. Menarik napas panjang sejenak, lalu mengulurkan satu

  • Cinderella Hot Story   Lima Watt

    “Namanya Tirta.” Seketika wajah Rindu tertekuk, setelah mendengar nama putra Lita yang baru saja disebut oleh Tiara. Entah mengapa, pikiran Rindu segera bercocoklogi. Namat Tirta tersebut, diambil dari gabungan antara Tiara dan Lita. “Siapa yang ngasih nama?” tanya Rindu sudah tidak lagi berminat mengambil Tirta yang ada di gendongan Tiara. Rindu sadar jika sikapnya kali ini sedikit kekanakan. Namun, mau bagaimana lagi jika hormonnya memaksa untuk tidak lagi tertarik dengan bayi lucu nan tampan di depannya. Rindu yakin sekali, jika ayah dari bayi itu suatu saat akan menyesal karena tidak menginginkannya. “Lita,” jawab Tiara sibuk melihat bayi lucu itu dan menimangnya penuh kasih sayang. Rindu semakin yakin, jika anaknya nanti pasti akan diperlakukan berbeda dengan anak Lita. Sama seperti Tiara, yang memperlakukan Lita dan Rindu dengan begitu berbeda. “Ohh, Tirta siapa?” Rindu berusaha bersikap biasa, dan tidak menunjukkan sedikit pun serpihan luka yang menggores hati saat ini. “

  • Cinderella Hot Story   Melewati Semuanya

    Rindu masih mengatur napas, sambil mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantal. Membukanya, tapi masih belum menerima kabar apapun dari Tiara mengenai Lita. Kembali, meletakkan ponselnya dengan asal di atas ranjang, Rindu lalu merapatkan tubuhnya dengan Dewa. “Kok lama, ya?” Rindu bertanya-tanya tentang proses kelahiran Lita. Membayangkan, rasa sakit yang dialami Lita dari kemarin, hingga pagi ini. Tidak lama lagi, Rindulah yang akan berada di posisi tersebut, dan pastinya ia harus bersiap-siap untuk itu. “Dari kemarin, sampai sekarang belum lahir-lahir.” “Coba kamu telpon ibu,” ujar Dewa kemudian memeluk tubuh polos Rindu setelah menyelesaikan kegiatan pagi mereka. “Nunggu dikabarin aja.” Rindu kemudian menguap, lalu memejamkan mata. Masih ingin menikmati sisa-sisa endorfin yang mengalir di dalam tubuh. “Aku capek, pengen rebahan dulu.” “Sarapan di kamar berarti?” Rindu mengangguk. “Nasi goreng kayak biasa, ya. Terus, aku lagi pengen minum cokelat hangat.” “Cuma itu?” ta

  • Cinderella Hot Story   Menyemangati

    Rindu mengernyit ngilu, melihat wajah Lita yang tengah menahan nyeri saat kontraksi. Dari luar ruangan, Rindu bisa melihat bagaimana Tiara menyemangati Lita agar tetap bersabar dan bertahan ketika kontraksi itu kembali datang. Sebagai anak kandung, Rindu jelas merasakan adanya goresan di lubuk hati. Akankah Tiara ada di sisi Rindu jika waktunya melahirkan tiba, nanti? Rindu menggeleng, karena ia tahu jawabannya adalah tidak. Setelah bayi Lita lahir nanti, waktu Tiara pasti akan sepenuhnya untuk Lita dan bayi wanita itu. Melihat wajah sendu sang istri, Dewa segera merangkul Rindu dari belakang dengan satu tangan. Menjatuhkan satu kecupan singkat pada puncak kepala Rindu, lalu mengusapnya. “Nggak usah cemburu.” Dewa berujar pelan dan hanya bisa didengar oleh Rindu. “Lita cuma punya ibu, dan kamu punya aku, punya mama, papa … dan percaya sama aku kalau ibu juga tetap sayang sama kamu.” Rindu tidak merespons. Namun, Rindu tengah mencerna semua ucapan Dewa barusan. Setelah dipikirkan l

DMCA.com Protection Status