Home / Romansa / Cincin Penggoda / Gadis Berkaos Merah

Share

Gadis Berkaos Merah

Author: Erosensei
last update Last Updated: 2021-05-28 07:55:02

Hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Dari sore aku sudah bersiap-siap dengan mandi dan membersihkan diri. Walaupun nanti mungkin Santi tak akan menyadarinya, tapi aku ingin tampil bersih dan wangi sebelum eksekusi nanti. Tak lupa aku juga memakai cincin bermata biru senjata rahasiaku.

Aku bersiul-siul riang saat akan keluar dari rumah kostku. Beberapa teman kostku mengomentari penampilanku dan sedikit menggodaku. Tapi aku tak terlalu peduli dengan ucapan mereka. Karena fokus tujuanku hari ini cuma satu, tubuh Santi.

Beberapa menit kemudian aku sudah meluncur menuju rumah kontrakan Santi. Sebelum berangkat aku tadi sudah memberi kabar kepadanya lewat chat.

"Sepertinya ngerjain tugas bakal asik kalau sambil ngemil."

Aku lalu membelokkan motorku ke arah minimarket tak jauh dari rumah kontrakan Santi. Aku membeli beberapa cemilan dan minuman ringan. Saat akan membayar di kasir, mataku sekilas melihat kumpulan pengaman yang tertata rapi di dekat kasir.

"Perlu beli pengaman enggak ya?" pikirku.

Namun akhirnya aku mengurungkan niatku karena aku ingat keuntungan yang aku dapat dari cincin penggoda.

Setelah membayar pada kasir, aku lalu keluar dari minimarket dan melanjutkan perjalananku menuju rumah kontrakan Santi. Sesampainya disana aku berhenti di depan rumah kontrakannya. Kulihat pagarnya dan pintu depannya sudah dibuka. Aku lalu menuntun masuk motorku ke dalam pagar rumah. Setelahnya aku menutup pagar rumah kontrakan tersebut.

"Kok ditutup?"

tiba-tiba sebuah suara terdengar dari arah belakangku. Tanpa menoleh aku menjawabnya.

"Iya takut ada maling, di perumahan ini kan rawan San." jawabku.

Setelah menutup pagar aku berbalik. Aku sedikit terpana dengan apa yang kulihat. Santi yang sedang menggunakan kaos ketat berwarna merah, dia memadukannya dengan celana gemas berwarna hitam. Lekukan tubuhnya terlihat begitu jelas dengan karena kaos yang dia pakai. Pahanya yang putih mulus terpampang jelas dihadapanku. Apalagi ditambah dengan rambut panjangnya yang digulung ke atas, sehingga leher jenjangnya terlihat jelas.

Aku menelan ludahku. Mencoba mengendalikan desir-desir darah yang mulai mengalir turun ke tubuh bagian bawahku.

"Gila... Santi benar-benar menggoda malam ini." batinku.

"Ayo masuk sini Rul..." ajak Santi.

Aku lalu melepas sepatuku dan duduk di teras. Beberapa menit kemudian Kepala Santi muncul dari dalam rumah.

"Kamu ngapain di teras? masuk sini?" ajak Santi.

"Ehh? ke dalam?"

"Iyalah, enak di dalam sini ada meja buat menulis." jelas Santi.

Aku lalu mengikuti Santi masuk ke dalam rumah. Kulihat di meja ruang tamu sudah ada teko berisi es sirup dan beberapa gelas. Tak lupa juga ada beberapa toples berisi makanan kecil.

"Ohh iya, aku tadi beli cemilan dan minuman juga." kataku sambil mengangkat tas plastik di tanganku.

"Wah repot repot Rul, tapi makasih ya." ujar Santi.

Ruang tamu rumah kontrakan Santi tak memiliki kursi, hanya meja yang didempetkan ke tembok, kemudian sebuah karpet yang agak lebar digelar di sana sebagai tempat duduk. Ada beberapa bantal kecil sebagai sandaran. Ada juga sebuah televisi LCD yang menempel di tembok. 

"Wah, boleh juga nih ruang tamu. Ada bantalnya juga." pikirku.

"Yuk, kita mulai aja." ajak Santi.

"Yuk, eh ngomong-ngomong, teman-teman kamu yang lain mana? kok sepi?" tanyaku sambil celingukan.

"Ohh mereka, beberapa ada yang lagi pulang ke kampung halaman. Ada juga yang lagi malam mingguan, tapi biasanya pulangnya malem banget." jelas Santi.

"Jackpot!" batinku.

Kesempatan emas ini tak boleh aku lewatkan. Setelah tugas selesai, aku akan melakukan rencanaku. Akhirnya aku dan Santi mulai mengerjakan tugas kami. Selama mengerjakan tugas, Santi tak henti-henti makan cemilan yang ada di toples, dan juga cemilan yang aku bawa. Aku agak sedikit terkejut melihat selera makannya yang besar itu.

"Buset dah San, dari tadi ngemil mulu." tanyaku menggodanya.

"Haha iya nih, pengen ngunyah mulu, kayaknya bawaan PMS deh." jelas Santi.

"Ohh... PMS ya..." aku mengangguk-angguk.

"Sebentar... PMS? aahhh siaaallll..." teriakku dalam hati.

Rencanaku untuk mengeksekusi Santi harus gagal malam ini karena dia sedang PMS. Akhirnya malam itu kami hanya mengerjakan tugas kuliah kami, setelah selesai aku segera pamit untuk pulang kembali ke rumah kost. Karena aku tak kuat berlama-lama dekat dengan Santi yang sangat menggoda itu.

Bersambung...

Related chapters

  • Cincin Penggoda   Pelampiasan

    Aku pulang dengan perasaan tak karuan. Antara kesal, marah, kecewa, dan perasaan ingin menyalurkan desiran nafsu yang ada di dalam tubuhku ini."Ahh bisa pusing aku kalau begini. Aku harus mengeluarkannya." gumamku.Sesampainya di rumah kost aku segera memarkirkan motorku. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Beberapa teman kostku masih ada yg belum pulang. Beberapa lagi ada yang sedang pulang kampung, jadi keadaan kost sedang sepi.Aku lalu berjalan menuju kamarku di lantai 2. Sesaat sebelum naik tangga, aku melihat Lina, kakak Avika, sedang mencuci piring di dekat kamar mandi bawah. Aku terdiam sejenak melihat kakak Avika tersebut.Lina adalah anak pertama dari Ibu kost. Dia mungkin sekarang berumur 25 tahun, dia adalah seorang wanita karir yang bekerja di sebuah bank milik swasta. Lina belum menikah. Secara penampilan Lina lebih cantik dan menarik daripada Avika. Mungkin karena sudah pintar berdandan dan juga selalu menjaga penampilan.Perlahan

    Last Updated : 2021-05-29
  • Cincin Penggoda   Teman SMP

    "Halo...""Halo, Rully?""Iya, ini siapa ya?""Ya ampun ini aku, Ayu temen SMP kamu.""Ohhh Ayu... iya iya, dapat nomerku dari mana Yu?""Aku tanya teman-teman tadi. Ya ampun, apa kabar Rul? sejak lulus SMP kamu ganti nomer, enggak ada kabar.""Haha iya nih, nomerku waktu itu lupa isi pulsa, jadi mati deh.""Ehh Rul, kamu katanya sekarang lagi kuliah di kota B ya?""Iya nih, kenapa Yu?""Kok sama sih, ya ampun aku juga lagi kuliah di kota B. Kamu ada di kampus mana?""Oh iya? aku kuliah di universitas negerinya.""Ohhh... aku di sekolah bisnis sih, ayok ahh kapan-kapan ketemuan, itung-itung reunian gitu.""Boleh Yu, kapan?""Hmmm kapan ya, sabtu depan gimana?""Sabtu tanggal 20 besok?""Iya, kebetulan aku lagi enggak pulang ke kampung. Ehh tapi enggak lagi ada acara malam mingguan kan?""Hmmm enggak kok Yu, lagian aku jomblo, haha.""Wah bagus, ehh... maksudku... eh

    Last Updated : 2021-08-19
  • Cincin Penggoda   Permainan Singkat di Toilet Cafe

    "Cin... Cindy..." panggil Ayu."Ehh... ehmmm... iyaa..." jawab Cindy."Kamu kenapa Cindy?" tanyaku berpura - pura."Hmmm.. enggak apa - apa kok." jawab Cindy.Aku tahu reaksi Cindy yang tiba - tiba gelisah itu adalah efek dari cincin penggoda."Ternyata berhasil." batinku."Aku... pamit ke kamar mandi sebentar ya." pamit Cindy."Lagi? Ya ampun kamu beser apa gimana?" tanya Ayu.Namun Cindy tak mendengarkan ejekan Ayu dan segera bergegas ke kamar mandi cafe sambil sebelumnya melirikku dengan tatapan mata yang seolah mengajakku."Ehm... anu Yu, aku juga ijin ke toilet sebentar ya." pamitku."Ya ampun kalian ini, ya sudah sana." kata Ayu.Aku segera beranjak ke toilet cafe. Toilet di cafe ini terletak di sudut ruangan yang agak tersembunyi dari para pengunjung, karena ada lorong yang harus dilewati sebelum masuk ke area toilet.Aku berjalan perlahan ke area toilet. Untungnya toilet cowok dan cewek masih

    Last Updated : 2021-08-19
  • Cincin Penggoda   Kesempatan Kedua

    "Rul..."Aku mendengar seseorang memanggilku dari arah belakang. Aku menoleh ke belakang, ternyata Santi. Dengan mendekap buku dia setengah berlari menyusulku."Ada apa San?" tanyaku."Bentar-bentar... aku napas dulu." ujar Santi sambil sedikit membungkuk.Sekilas kulihat dari depan, tampak belahan indah tersembunyi di baju kotak-kotak yang sedang di kenakan Santi."Oke aku siap." kata Santi kemudian."Siap apaan?" tanyaku."Ohh anu, itu... anterin balik ke kontrakan dong Rul." ujar Santi sambil nyengir."Loh? motor kamu dimana?""Tadi pagi sebelum berangkat, ban motorku bocor, jadinya ya aku tinggal." jelas Santi."Hmmm... tapi aku mau beli makan siang dulu nih, gak apa-apa?""Iya iya gak apa-apa, kebetulan aku juga mau beli makan juga." ujar Santi sumringah."Ya sudah ayok." ajakku.Aku lalu melanjutkan jalanku menuju parkiran kampus dengan Santi mengekor dari arah belakangku."Ohh iy

    Last Updated : 2022-03-23
  • Cincin Penggoda   Masa Lalu Santi

    "Ahh kenyang..." ujarku sambil menepuk perutku."Sama... kenyang banget, porsinya banyak ternyata." ujar Santi.""Makanya aku suka kesini, karena selain enak, porsinya banyak, dan juga pemandangannya bagus." kataku."Dasar memang anak kost ya. Haha." Santi tertawa sambil menutup mulutnya."Ngomong-ngomong San, kita sudah kenal dari semester 1, sampai sekarang semester 4, tapi aku belum tahu kamu aslinya mana.""Masa sih? Kan dulu awal kelas kita perkenalan dulu.""Ehh kan aku waktu pertama kali masuk itu terlambat datang, mana aku pakai acara tersasar pula waktu mencari kelasnya.""Ohh iya ya, waktu itu aku ingat aku sudah selesai memperkenalkan diri terus kamu baru masuk." ujar Santi sambil memutar matanya."Jadi? kamu dari mana?""Rumahku ada di desa di provinsi sebelah sih Rul. Aku ini anak desa." jawab Santi."Anak desa apa gadis desa?" godaku."Ihh kayak apa aja gadis desa, haha.""Ya tapi kan b

    Last Updated : 2022-03-23
  • Cincin Penggoda   Balas Dendam

    Aku berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar. Aku lalu mengeluarkan ponselku dan menghubungi Sandra."Halo San, iya nih aku sudah di depan kost kamu, Oke..."Aku menyiapkan cincin penggodaku. Aku membalik permatanya ke arah dalam supaya aku bisa menggosoknya dengan ibu jariku. Tak lupa aku merapalkan mantraku sambil menunduk, aku tak mau nanti terjadi salah sasaran."Hai Rul, ada apa?"Sapa Sandra ketika dia sudah di depan rumah kostnya. Aku lalu mendongak dan menatap tajam matanya. Tubuh Sandra lalu sedikit bergoyang dan sejurus kemudian, dia hanya diam di tempat dengan napas memburu."San, kamu ambil helm ya, terus ikut sama aku." perintahku.Sandra hanya mengangguk dan masuk kembali ke rumah kostnya. Beberapa menit kemudian dia keluar lagi dengan memakai helm. Aku lalu menyuruh Sandra untuk naik ke atas motorku. Setelah itu aku menjalankan motorku untuk menuju suatu tempat.Di sepanjang perjalanan, Sandra nampak gelisah dan ta

    Last Updated : 2022-04-10
  • Cincin Penggoda   Pertemuan Tak Terduga

    "Sudah lama nunggunya?" tanya Santi. "Ehh enggak kok, baru 10 menit." jawabku. "Ya sudah, yuk.." Santi lalu naik ke motorku. Aku lalu menghidupkan mesin motorku dan mulai berangkat menuju toko buku bekas. "Ehh Rul, kamu dengar gosip yang lagi hot gak di jurusan kita?" "Gosip? gosip apaan?" tanyaku dengan suara agak keras. "Apa? Oh iya itu... gosip tentang anak kelas B, siapa sih namanya, Sandra apa ya?" ujar Santi. "Sandra?" batinku. "Sudah denger belum?" tanya Santi lagi. "Memang gosip apaan San?" "Iya itu, katanya dia mau nikah bulan depan." "Hah? Nikah?" "Iya... sama cowoknya yang sekarang. "Terus kenapa San? kan gak apa-apa nikah." "Iya sih, tapi kan kita masih semester 5, lagian katanya, dia nikah gara-gara...." kalimat Santi terhenti. "Gara-gara apa?" "Katanya sih hamil duluan." "Deg..." Seketika jantungku rasanya mau copot saat mendengar kalimat Santi barusan. "Hamil? kamu yaki

    Last Updated : 2022-04-19
  • Cincin Penggoda   Kostum Nakal

    Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Aku juga sedang tak ada acara atau pun rencana di luar. Jadi dari pagi aku hanya rebahan saja di kamarku sambil memainkan ponselku. Sampai pada akhirnya otakku tiba - tiba mempunyai ide untuk membuka aplikasi belanja online. Iseng aku mengetik kata kunci di kolom pencarian."Kostum Sexy."Hanya dalam hitungan detik, muncul beberapa pilihan baju - baju wanita yang terlihat minim dan seksi. Aku menggeser layar ponselku ke atas beberapa kali. Sampai akhirnya aku melihat sebuah baju yang bermodelkan baju anak SMA di negara Jepang. Baju yang sering aku lihat di video dewasa yang sering ku tonton. Aku lalu iseng membuka toko yang menjual baju tersebut."Hmm... lucu juga ini baju, kira-kira dipakai siapa ya?" batinku.Aku melihat harga baju tersebut, tidak sampai 200 ribu. Aku berpikir sejenak sembari mencoba membayangkan siapa yang bakal cocok memakai baju tersebut. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membeli baju anak SMA

    Last Updated : 2022-04-20

Latest chapter

  • Cincin Penggoda   Kontrakan Santi

    "Rul...!" Aku menghentikan langkahku lalu menoleh ke belakang. Aku melihat Santi dengan setengah berlari mencoba menyusulku. "Ngapain lari-lari gitu?" ujarku. Meskipun aku menikmati pemandangan saat Santi berlari tadi, karena ada yang naik turun di balik kaos hitam yang dipakainya. "Aku nebeng pulang ke kontrakan dong?" "Ohhh... ya sudah ayo." ajakku. Aku dan Santi lalu berjalan berdua menuju tempat parkir sepeda motorku. "Minggu depan siap Rul?" tanya Santi. "Aduh, siap enggak siap sih." jawabku. "Kamu lihat sendiri tadi pas presentasi, kelompok ku ancur banget, haha." tambahku. "Iya deh, kalian tadi keliatan banget gak kompak. Kok bisa gitu sih?" tanya Santi. "Ya bagaimana mau kompak, kumpul aja cuma sekali buat kerjain. Itu pun cuma aku sama Irsyad, yang lain mah cuma numpang nama." ujarku sambil tersenyum kecut. Tak berapa lama kemudian kami sudah sampai di parkiran sepeda motor. Aku dan Santi lalu naik dan mula

  • Cincin Penggoda   Avika Lagi

    "Mana ya?" "Ahh ini dia." gumamku. Aku lalu mengambil sebuah memory card dari dalam laci meja belajar di kamarku. Aku kemudian memasukkannya ke dalam laptopku. Setelah beberapa saat, aku memasang headset dan memakainya. Aku membuka sebuah file, file yang berisi video rekamanku saat melakukan balas dendam pada Sandra beberapa waktu lalu. Aku berencana mengedit video itu dan mengirimkannya pada pacarnya Sandra. Aku ingin melihat bagaimana reaksi mereka saat tahu video itu. Aku berencana untuk menaruh memory card pada sebuah amplop polos saat nanti datang di acara pernikahan Sandra. Ada kemungkinan mereka bisa bercerai karena video itu, namun memang itulah rencanaku, menghancurkan kisah cinta Sandra, sama saat dia menghancurkan hatiku dulu. Melihat videoku dengan Sandra lagi membuat tubuhku panas dingin, namun aku menahannya karena saat ini tak ada mangsa yang bisa aku terkam. Setelah selesai mengedit, aku lalu menyimpannya pada memory card yan

  • Cincin Penggoda   Sebuah Kesempatan Lagi

    Aku mulai mendekati kedua gadis yang sedang duduk di hadapanku. Saat aku sedang berpikir bagaimana caranya bermain dengan mereka berdua, tiba - tiba saja akal sehatku mengambil alih sejenak. "Tunggu dulu... kalau aku bermain dengan gadis - gadis ini, teman - teman mereka akan curiga, karena mereka berdua sangat lama berada di toilet, dan pasti akan ada yang datang untuk mencari mereka berdua." pikirku. Aku mengelus - elus daguku sendiri, berpikir beberapa kali, sampai akhirnya aku memutuskan untuk menunda permainanku dengan kedua gadis ini. Namun masalahnya, kedua gadis di depanku ini sudah terlanjur terkena mantra dari cincin penggoda. Badan mereka bergerak - gerak manja sambil sesekali manatapku dengan mata sayu mereka. "Ahh sial... sebenarnya ini kesempatan emas, tapi aku tak mau mengambil resiko." gumamku. Akhirnya dengan sangat berat hati, aku membisikkan sesuatu ke kedua telinga gadis SMA di depanku ini. Setelah masing - masing mendapatkan perinta

  • Cincin Penggoda   Kostum Nakal

    Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Aku juga sedang tak ada acara atau pun rencana di luar. Jadi dari pagi aku hanya rebahan saja di kamarku sambil memainkan ponselku. Sampai pada akhirnya otakku tiba - tiba mempunyai ide untuk membuka aplikasi belanja online. Iseng aku mengetik kata kunci di kolom pencarian."Kostum Sexy."Hanya dalam hitungan detik, muncul beberapa pilihan baju - baju wanita yang terlihat minim dan seksi. Aku menggeser layar ponselku ke atas beberapa kali. Sampai akhirnya aku melihat sebuah baju yang bermodelkan baju anak SMA di negara Jepang. Baju yang sering aku lihat di video dewasa yang sering ku tonton. Aku lalu iseng membuka toko yang menjual baju tersebut."Hmm... lucu juga ini baju, kira-kira dipakai siapa ya?" batinku.Aku melihat harga baju tersebut, tidak sampai 200 ribu. Aku berpikir sejenak sembari mencoba membayangkan siapa yang bakal cocok memakai baju tersebut. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membeli baju anak SMA

  • Cincin Penggoda   Pertemuan Tak Terduga

    "Sudah lama nunggunya?" tanya Santi. "Ehh enggak kok, baru 10 menit." jawabku. "Ya sudah, yuk.." Santi lalu naik ke motorku. Aku lalu menghidupkan mesin motorku dan mulai berangkat menuju toko buku bekas. "Ehh Rul, kamu dengar gosip yang lagi hot gak di jurusan kita?" "Gosip? gosip apaan?" tanyaku dengan suara agak keras. "Apa? Oh iya itu... gosip tentang anak kelas B, siapa sih namanya, Sandra apa ya?" ujar Santi. "Sandra?" batinku. "Sudah denger belum?" tanya Santi lagi. "Memang gosip apaan San?" "Iya itu, katanya dia mau nikah bulan depan." "Hah? Nikah?" "Iya... sama cowoknya yang sekarang. "Terus kenapa San? kan gak apa-apa nikah." "Iya sih, tapi kan kita masih semester 5, lagian katanya, dia nikah gara-gara...." kalimat Santi terhenti. "Gara-gara apa?" "Katanya sih hamil duluan." "Deg..." Seketika jantungku rasanya mau copot saat mendengar kalimat Santi barusan. "Hamil? kamu yaki

  • Cincin Penggoda   Balas Dendam

    Aku berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar. Aku lalu mengeluarkan ponselku dan menghubungi Sandra."Halo San, iya nih aku sudah di depan kost kamu, Oke..."Aku menyiapkan cincin penggodaku. Aku membalik permatanya ke arah dalam supaya aku bisa menggosoknya dengan ibu jariku. Tak lupa aku merapalkan mantraku sambil menunduk, aku tak mau nanti terjadi salah sasaran."Hai Rul, ada apa?"Sapa Sandra ketika dia sudah di depan rumah kostnya. Aku lalu mendongak dan menatap tajam matanya. Tubuh Sandra lalu sedikit bergoyang dan sejurus kemudian, dia hanya diam di tempat dengan napas memburu."San, kamu ambil helm ya, terus ikut sama aku." perintahku.Sandra hanya mengangguk dan masuk kembali ke rumah kostnya. Beberapa menit kemudian dia keluar lagi dengan memakai helm. Aku lalu menyuruh Sandra untuk naik ke atas motorku. Setelah itu aku menjalankan motorku untuk menuju suatu tempat.Di sepanjang perjalanan, Sandra nampak gelisah dan ta

  • Cincin Penggoda   Masa Lalu Santi

    "Ahh kenyang..." ujarku sambil menepuk perutku."Sama... kenyang banget, porsinya banyak ternyata." ujar Santi.""Makanya aku suka kesini, karena selain enak, porsinya banyak, dan juga pemandangannya bagus." kataku."Dasar memang anak kost ya. Haha." Santi tertawa sambil menutup mulutnya."Ngomong-ngomong San, kita sudah kenal dari semester 1, sampai sekarang semester 4, tapi aku belum tahu kamu aslinya mana.""Masa sih? Kan dulu awal kelas kita perkenalan dulu.""Ehh kan aku waktu pertama kali masuk itu terlambat datang, mana aku pakai acara tersasar pula waktu mencari kelasnya.""Ohh iya ya, waktu itu aku ingat aku sudah selesai memperkenalkan diri terus kamu baru masuk." ujar Santi sambil memutar matanya."Jadi? kamu dari mana?""Rumahku ada di desa di provinsi sebelah sih Rul. Aku ini anak desa." jawab Santi."Anak desa apa gadis desa?" godaku."Ihh kayak apa aja gadis desa, haha.""Ya tapi kan b

  • Cincin Penggoda   Kesempatan Kedua

    "Rul..."Aku mendengar seseorang memanggilku dari arah belakang. Aku menoleh ke belakang, ternyata Santi. Dengan mendekap buku dia setengah berlari menyusulku."Ada apa San?" tanyaku."Bentar-bentar... aku napas dulu." ujar Santi sambil sedikit membungkuk.Sekilas kulihat dari depan, tampak belahan indah tersembunyi di baju kotak-kotak yang sedang di kenakan Santi."Oke aku siap." kata Santi kemudian."Siap apaan?" tanyaku."Ohh anu, itu... anterin balik ke kontrakan dong Rul." ujar Santi sambil nyengir."Loh? motor kamu dimana?""Tadi pagi sebelum berangkat, ban motorku bocor, jadinya ya aku tinggal." jelas Santi."Hmmm... tapi aku mau beli makan siang dulu nih, gak apa-apa?""Iya iya gak apa-apa, kebetulan aku juga mau beli makan juga." ujar Santi sumringah."Ya sudah ayok." ajakku.Aku lalu melanjutkan jalanku menuju parkiran kampus dengan Santi mengekor dari arah belakangku."Ohh iy

  • Cincin Penggoda   Permainan Singkat di Toilet Cafe

    "Cin... Cindy..." panggil Ayu."Ehh... ehmmm... iyaa..." jawab Cindy."Kamu kenapa Cindy?" tanyaku berpura - pura."Hmmm.. enggak apa - apa kok." jawab Cindy.Aku tahu reaksi Cindy yang tiba - tiba gelisah itu adalah efek dari cincin penggoda."Ternyata berhasil." batinku."Aku... pamit ke kamar mandi sebentar ya." pamit Cindy."Lagi? Ya ampun kamu beser apa gimana?" tanya Ayu.Namun Cindy tak mendengarkan ejekan Ayu dan segera bergegas ke kamar mandi cafe sambil sebelumnya melirikku dengan tatapan mata yang seolah mengajakku."Ehm... anu Yu, aku juga ijin ke toilet sebentar ya." pamitku."Ya ampun kalian ini, ya sudah sana." kata Ayu.Aku segera beranjak ke toilet cafe. Toilet di cafe ini terletak di sudut ruangan yang agak tersembunyi dari para pengunjung, karena ada lorong yang harus dilewati sebelum masuk ke area toilet.Aku berjalan perlahan ke area toilet. Untungnya toilet cowok dan cewek masih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status