Share

Teman SMP

Author: Erosensei
last update Last Updated: 2021-08-19 22:56:48

"Halo..."

"Halo, Rully?"

"Iya, ini siapa ya?"

"Ya ampun ini aku, Ayu temen SMP kamu."

"Ohhh Ayu... iya iya, dapat nomerku dari mana Yu?"

"Aku tanya teman-teman tadi. Ya ampun, apa kabar Rul? sejak lulus SMP kamu ganti nomer, enggak ada kabar."

"Haha iya nih, nomerku waktu itu lupa isi pulsa, jadi mati deh."

"Ehh Rul, kamu katanya sekarang lagi kuliah di kota B ya?"

"Iya nih, kenapa Yu?"

"Kok sama sih, ya ampun aku juga lagi kuliah di kota B. Kamu ada di kampus mana?"

"Oh iya? aku kuliah di universitas negerinya."

"Ohhh... aku di sekolah bisnis sih, ayok ahh kapan-kapan ketemuan, itung-itung reunian gitu."

"Boleh Yu, kapan?"

"Hmmm kapan ya, sabtu depan gimana?"

"Sabtu tanggal 20 besok?"

"Iya, kebetulan aku lagi enggak pulang ke kampung. Ehh tapi enggak lagi ada acara malam mingguan kan?"

"Hmmm enggak kok Yu, lagian aku jomblo, haha."

"Wah bagus, ehh... maksudku... ehm... well anyway, sampai ketemu sabtu ya."

"Okay Yu."

Ayu lalu menutup sambungan teleponnya. Aku melihat nomer Ayu dan menyimpannya. Kulihat sekilas foto profil Ayu.

"Ehh si Ayu beneran ini? wah makin cantik aja." batinku.

Sedetik kemudian terlintas niat nakalku, aku tersenyum membayangkan niat nakalku. Tapi aku harus merencanakannya dengan matang, agar kejadian kemarin saat dengan Santi tak terulang lagi.

Aku menaruh lagi ponselku dan melanjutkan mengerjakan tugas kuliahku.

Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian gagal dengan Santi dan sekaligus mallam yang gila dengan Lina. Sejak saat itu aku masih belum menggunakan cincin penggoda lagi. Selain karena belum ada kesempatan, tapi juga karena belum ada mangsa yang tepat.

Akhirnya hari sabtu tiba, aku bersiap-siap di depan cermin. Berdasarkan pengelaman dengan Lina, reaksi wanita yang terkena pengaruh cincin penggoda bisa berbeda. Atau kah mungkin karena Lina sudah pernah melakukannya, jadi efeknya berbeda. Aku penasaran ingin memcobanya ke Ayu.

Setelah semua siap, aku segera keluar kamarku. Kemudian menuju parkir motor. Tak kuduga aku bertemu Avika dan Lina yang sedang mengobrol di dekat tangga.

"Ehh Avika, Kak Lina." sapaku.

"Ehh Rully, mau kencan ya?" goda Lina.

"Haha enggak kok, tapi ketemu temen."

"Halah malu-malu segala." goda Lina lagi.

Aku hanya nyengir tanpa menjawab lagi. Sejenak terlintas bayangan tubuh Avika dan Lina yang sudah pernah kujelajahi. Aku jadi membayangkan bagaimana kalau aku bermain sekaligus dengan kakak beradik ini.

Aku menelan ludahku membayangkan itu, sekaligus bertanya-tanya, apakah cincin penggoda ini bisa menaklukkan 2 wanita sekaligus.

"Ya sudah, aku berangkat dulu ya." pamitku.

"Iya kak." jawab Avika.

"Hati-hati Rul." pesan Lina.

Aku lalu menaiki motorku dan segera setelahnya melaju di jalanan malam yang ramai. Seperti biasa setiap sabtu jalanan memang ramai di penuhi dengan muda-mudi yang entah kemana tujuan mereka.

Sesampainya di tempat janjian, aku memarkir motorku dan segera masuk ke dalam. Saat ku hubungi tadi dia bilang kalau dia sudah ada di dalam. Aku membuka pintu cafe lalu meluaskan pandanganku untuk mencari Ayu. Mataku lalu tertuju pada seorang gadis yang sedang duduk di pojokan cafe. Gadis itu lalu melambaikan tangan ke arahku. Aku kemudian menuju bar untuk memesan minum, setelahnya menghampiri Ayu.

"Permisi, kakak sudah pesan?" candaku.

"Haha Rully, sendirian aja nih?"

"Iya, loh kok ada 2 tas, kamu ajak temen?"

"Iya Rul, enggak apa - apa kan ya?"

"Ehh... ya enggak apa - apa sih." jawabku.

Aku lalu duduk di hadapan Ayu. Malam itu Ayu memakai dress terusan berwarna biru dengan rambut hitam lurus sebahunya yang dibiarkan tergerai indah.

"Kamu apa kabar Rul? Ya ampun makin ganteng aja." goda Ayu.

"Loh? Kukira aku sudah ganteng dari dulu."

Ayu hanya tertawa menanggapi candaanku sambil memukul bahuku perlahan.

"Kamu juga tambah cantik Yu, beda sama pas masih SMP dulu." pujiku.

"Memangnya dulu SMP aku enggak cantik ya?"

"Ehh... enggak gitu... anu... maksudku..." aku gugup mendengar pertanyaan Ayu.

"Haha santai aja kali Rul, makasih ya."

Kami lalu melanjutkan lagi ngobrol untuk beberapa menit sampai akhirnya datang seseorang menghampiri aku dan Ayu.

"Hei... maaf ya lama Yu, aku sekalian benerin make up aku."

"Ihh sudah bagus begitu dibenerin yang bagaimana lagi?" Canda Ayu.

"Ahh apaan sih."

"Ohh iya, kenalin, ini temen aku Rully." 

Aku lalu mengulurkan tanganku.

"Rully." kataku.

"Cindy." jawab dia.

Cindy ini juga secantik Ayu, malah mungkin lebih cantik. Rambutnya berwarna burgundy dan sedikit lebih panjang dari pada Ayu. Cindy juga memakai dress berwarna krem dengan motif bunga warna hitam. Bibirnya mungil dengan mata bulat yang terlihat tegas.

"Ohh iya Rul, Cindy ini teman kost aku, Aku ajakin karena tadi sebelum berangkat, aku lihat dia gabut di kamarnya, jadi aku ajak aja."

"Ehh enak aja, kamu kan yang ngerengek minta aku ikut." bela Cindy.

Aku lalu melihat 2 orang wanita di depanku itu berdebat kecil sambil tertawa perlahan.

"Kamu kok enggak bilang sih kalau bawa temen, tahu begitu kan aku bisa ajak temenku juga." kataku.

"Jadi double date dong, nanti cowok Cindy bisa marah kalau tahu, haha." jelas Ayu.

"Ya untung aja cowokku pas pulang, jadi aku bisa ikutan." ujar Cindy sedikit ketus.

"Haha iya iya Cindy temanku yang baik hati." goda Ayu.

Melihat dua wanita di depanku membuatku memiliki ide untuk bereksperimen tentang cincin penggoda. Sekalian ingin berbuat iseng pada Mereka.

Perlahan aku menurunkan jariku ke bawah meja. Aku lalu menggosok gosok permata biru pada cincin penggoda. Dalam hati aku merapalkan mantra. Aku ingin mencoba, kalau tanpa melakukan kontak mata dan membaca dalam hati, apakah akan berhasil.

Selesai melakukan ritual, kulihat tak ada yang berubah pada Ayu dan Cindy. Mereka masih ngobrol santai di depanku.

"Hmmm... gagal ya." batinku.

"Oh iya Rully, kost kamu di sebelah mana sih?" tanya Cindy.

Aku yang sedang berpikir sedikit terkejut dan langsung melihat ke arah Cindy.

"Ohh, itu di Jalan Mangga dekat kampusku, tahukan?"

Cindy tak menjawab, wajahnya tiba-tiba memerah dan dia lalu menunduk. Aku terkejut melihat perubahan sikap Cindy.

"Apakah berhasil?" batinku.

Bersambung...

Related chapters

  • Cincin Penggoda   Permainan Singkat di Toilet Cafe

    "Cin... Cindy..." panggil Ayu."Ehh... ehmmm... iyaa..." jawab Cindy."Kamu kenapa Cindy?" tanyaku berpura - pura."Hmmm.. enggak apa - apa kok." jawab Cindy.Aku tahu reaksi Cindy yang tiba - tiba gelisah itu adalah efek dari cincin penggoda."Ternyata berhasil." batinku."Aku... pamit ke kamar mandi sebentar ya." pamit Cindy."Lagi? Ya ampun kamu beser apa gimana?" tanya Ayu.Namun Cindy tak mendengarkan ejekan Ayu dan segera bergegas ke kamar mandi cafe sambil sebelumnya melirikku dengan tatapan mata yang seolah mengajakku."Ehm... anu Yu, aku juga ijin ke toilet sebentar ya." pamitku."Ya ampun kalian ini, ya sudah sana." kata Ayu.Aku segera beranjak ke toilet cafe. Toilet di cafe ini terletak di sudut ruangan yang agak tersembunyi dari para pengunjung, karena ada lorong yang harus dilewati sebelum masuk ke area toilet.Aku berjalan perlahan ke area toilet. Untungnya toilet cowok dan cewek masih

    Last Updated : 2021-08-19
  • Cincin Penggoda   Kesempatan Kedua

    "Rul..."Aku mendengar seseorang memanggilku dari arah belakang. Aku menoleh ke belakang, ternyata Santi. Dengan mendekap buku dia setengah berlari menyusulku."Ada apa San?" tanyaku."Bentar-bentar... aku napas dulu." ujar Santi sambil sedikit membungkuk.Sekilas kulihat dari depan, tampak belahan indah tersembunyi di baju kotak-kotak yang sedang di kenakan Santi."Oke aku siap." kata Santi kemudian."Siap apaan?" tanyaku."Ohh anu, itu... anterin balik ke kontrakan dong Rul." ujar Santi sambil nyengir."Loh? motor kamu dimana?""Tadi pagi sebelum berangkat, ban motorku bocor, jadinya ya aku tinggal." jelas Santi."Hmmm... tapi aku mau beli makan siang dulu nih, gak apa-apa?""Iya iya gak apa-apa, kebetulan aku juga mau beli makan juga." ujar Santi sumringah."Ya sudah ayok." ajakku.Aku lalu melanjutkan jalanku menuju parkiran kampus dengan Santi mengekor dari arah belakangku."Ohh iy

    Last Updated : 2022-03-23
  • Cincin Penggoda   Masa Lalu Santi

    "Ahh kenyang..." ujarku sambil menepuk perutku."Sama... kenyang banget, porsinya banyak ternyata." ujar Santi.""Makanya aku suka kesini, karena selain enak, porsinya banyak, dan juga pemandangannya bagus." kataku."Dasar memang anak kost ya. Haha." Santi tertawa sambil menutup mulutnya."Ngomong-ngomong San, kita sudah kenal dari semester 1, sampai sekarang semester 4, tapi aku belum tahu kamu aslinya mana.""Masa sih? Kan dulu awal kelas kita perkenalan dulu.""Ehh kan aku waktu pertama kali masuk itu terlambat datang, mana aku pakai acara tersasar pula waktu mencari kelasnya.""Ohh iya ya, waktu itu aku ingat aku sudah selesai memperkenalkan diri terus kamu baru masuk." ujar Santi sambil memutar matanya."Jadi? kamu dari mana?""Rumahku ada di desa di provinsi sebelah sih Rul. Aku ini anak desa." jawab Santi."Anak desa apa gadis desa?" godaku."Ihh kayak apa aja gadis desa, haha.""Ya tapi kan b

    Last Updated : 2022-03-23
  • Cincin Penggoda   Balas Dendam

    Aku berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar. Aku lalu mengeluarkan ponselku dan menghubungi Sandra."Halo San, iya nih aku sudah di depan kost kamu, Oke..."Aku menyiapkan cincin penggodaku. Aku membalik permatanya ke arah dalam supaya aku bisa menggosoknya dengan ibu jariku. Tak lupa aku merapalkan mantraku sambil menunduk, aku tak mau nanti terjadi salah sasaran."Hai Rul, ada apa?"Sapa Sandra ketika dia sudah di depan rumah kostnya. Aku lalu mendongak dan menatap tajam matanya. Tubuh Sandra lalu sedikit bergoyang dan sejurus kemudian, dia hanya diam di tempat dengan napas memburu."San, kamu ambil helm ya, terus ikut sama aku." perintahku.Sandra hanya mengangguk dan masuk kembali ke rumah kostnya. Beberapa menit kemudian dia keluar lagi dengan memakai helm. Aku lalu menyuruh Sandra untuk naik ke atas motorku. Setelah itu aku menjalankan motorku untuk menuju suatu tempat.Di sepanjang perjalanan, Sandra nampak gelisah dan ta

    Last Updated : 2022-04-10
  • Cincin Penggoda   Pertemuan Tak Terduga

    "Sudah lama nunggunya?" tanya Santi. "Ehh enggak kok, baru 10 menit." jawabku. "Ya sudah, yuk.." Santi lalu naik ke motorku. Aku lalu menghidupkan mesin motorku dan mulai berangkat menuju toko buku bekas. "Ehh Rul, kamu dengar gosip yang lagi hot gak di jurusan kita?" "Gosip? gosip apaan?" tanyaku dengan suara agak keras. "Apa? Oh iya itu... gosip tentang anak kelas B, siapa sih namanya, Sandra apa ya?" ujar Santi. "Sandra?" batinku. "Sudah denger belum?" tanya Santi lagi. "Memang gosip apaan San?" "Iya itu, katanya dia mau nikah bulan depan." "Hah? Nikah?" "Iya... sama cowoknya yang sekarang. "Terus kenapa San? kan gak apa-apa nikah." "Iya sih, tapi kan kita masih semester 5, lagian katanya, dia nikah gara-gara...." kalimat Santi terhenti. "Gara-gara apa?" "Katanya sih hamil duluan." "Deg..." Seketika jantungku rasanya mau copot saat mendengar kalimat Santi barusan. "Hamil? kamu yaki

    Last Updated : 2022-04-19
  • Cincin Penggoda   Kostum Nakal

    Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Aku juga sedang tak ada acara atau pun rencana di luar. Jadi dari pagi aku hanya rebahan saja di kamarku sambil memainkan ponselku. Sampai pada akhirnya otakku tiba - tiba mempunyai ide untuk membuka aplikasi belanja online. Iseng aku mengetik kata kunci di kolom pencarian."Kostum Sexy."Hanya dalam hitungan detik, muncul beberapa pilihan baju - baju wanita yang terlihat minim dan seksi. Aku menggeser layar ponselku ke atas beberapa kali. Sampai akhirnya aku melihat sebuah baju yang bermodelkan baju anak SMA di negara Jepang. Baju yang sering aku lihat di video dewasa yang sering ku tonton. Aku lalu iseng membuka toko yang menjual baju tersebut."Hmm... lucu juga ini baju, kira-kira dipakai siapa ya?" batinku.Aku melihat harga baju tersebut, tidak sampai 200 ribu. Aku berpikir sejenak sembari mencoba membayangkan siapa yang bakal cocok memakai baju tersebut. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membeli baju anak SMA

    Last Updated : 2022-04-20
  • Cincin Penggoda   Sebuah Kesempatan Lagi

    Aku mulai mendekati kedua gadis yang sedang duduk di hadapanku. Saat aku sedang berpikir bagaimana caranya bermain dengan mereka berdua, tiba - tiba saja akal sehatku mengambil alih sejenak. "Tunggu dulu... kalau aku bermain dengan gadis - gadis ini, teman - teman mereka akan curiga, karena mereka berdua sangat lama berada di toilet, dan pasti akan ada yang datang untuk mencari mereka berdua." pikirku. Aku mengelus - elus daguku sendiri, berpikir beberapa kali, sampai akhirnya aku memutuskan untuk menunda permainanku dengan kedua gadis ini. Namun masalahnya, kedua gadis di depanku ini sudah terlanjur terkena mantra dari cincin penggoda. Badan mereka bergerak - gerak manja sambil sesekali manatapku dengan mata sayu mereka. "Ahh sial... sebenarnya ini kesempatan emas, tapi aku tak mau mengambil resiko." gumamku. Akhirnya dengan sangat berat hati, aku membisikkan sesuatu ke kedua telinga gadis SMA di depanku ini. Setelah masing - masing mendapatkan perinta

    Last Updated : 2022-04-21
  • Cincin Penggoda   Avika Lagi

    "Mana ya?" "Ahh ini dia." gumamku. Aku lalu mengambil sebuah memory card dari dalam laci meja belajar di kamarku. Aku kemudian memasukkannya ke dalam laptopku. Setelah beberapa saat, aku memasang headset dan memakainya. Aku membuka sebuah file, file yang berisi video rekamanku saat melakukan balas dendam pada Sandra beberapa waktu lalu. Aku berencana mengedit video itu dan mengirimkannya pada pacarnya Sandra. Aku ingin melihat bagaimana reaksi mereka saat tahu video itu. Aku berencana untuk menaruh memory card pada sebuah amplop polos saat nanti datang di acara pernikahan Sandra. Ada kemungkinan mereka bisa bercerai karena video itu, namun memang itulah rencanaku, menghancurkan kisah cinta Sandra, sama saat dia menghancurkan hatiku dulu. Melihat videoku dengan Sandra lagi membuat tubuhku panas dingin, namun aku menahannya karena saat ini tak ada mangsa yang bisa aku terkam. Setelah selesai mengedit, aku lalu menyimpannya pada memory card yan

    Last Updated : 2022-04-26

Latest chapter

  • Cincin Penggoda   Kontrakan Santi

    "Rul...!" Aku menghentikan langkahku lalu menoleh ke belakang. Aku melihat Santi dengan setengah berlari mencoba menyusulku. "Ngapain lari-lari gitu?" ujarku. Meskipun aku menikmati pemandangan saat Santi berlari tadi, karena ada yang naik turun di balik kaos hitam yang dipakainya. "Aku nebeng pulang ke kontrakan dong?" "Ohhh... ya sudah ayo." ajakku. Aku dan Santi lalu berjalan berdua menuju tempat parkir sepeda motorku. "Minggu depan siap Rul?" tanya Santi. "Aduh, siap enggak siap sih." jawabku. "Kamu lihat sendiri tadi pas presentasi, kelompok ku ancur banget, haha." tambahku. "Iya deh, kalian tadi keliatan banget gak kompak. Kok bisa gitu sih?" tanya Santi. "Ya bagaimana mau kompak, kumpul aja cuma sekali buat kerjain. Itu pun cuma aku sama Irsyad, yang lain mah cuma numpang nama." ujarku sambil tersenyum kecut. Tak berapa lama kemudian kami sudah sampai di parkiran sepeda motor. Aku dan Santi lalu naik dan mula

  • Cincin Penggoda   Avika Lagi

    "Mana ya?" "Ahh ini dia." gumamku. Aku lalu mengambil sebuah memory card dari dalam laci meja belajar di kamarku. Aku kemudian memasukkannya ke dalam laptopku. Setelah beberapa saat, aku memasang headset dan memakainya. Aku membuka sebuah file, file yang berisi video rekamanku saat melakukan balas dendam pada Sandra beberapa waktu lalu. Aku berencana mengedit video itu dan mengirimkannya pada pacarnya Sandra. Aku ingin melihat bagaimana reaksi mereka saat tahu video itu. Aku berencana untuk menaruh memory card pada sebuah amplop polos saat nanti datang di acara pernikahan Sandra. Ada kemungkinan mereka bisa bercerai karena video itu, namun memang itulah rencanaku, menghancurkan kisah cinta Sandra, sama saat dia menghancurkan hatiku dulu. Melihat videoku dengan Sandra lagi membuat tubuhku panas dingin, namun aku menahannya karena saat ini tak ada mangsa yang bisa aku terkam. Setelah selesai mengedit, aku lalu menyimpannya pada memory card yan

  • Cincin Penggoda   Sebuah Kesempatan Lagi

    Aku mulai mendekati kedua gadis yang sedang duduk di hadapanku. Saat aku sedang berpikir bagaimana caranya bermain dengan mereka berdua, tiba - tiba saja akal sehatku mengambil alih sejenak. "Tunggu dulu... kalau aku bermain dengan gadis - gadis ini, teman - teman mereka akan curiga, karena mereka berdua sangat lama berada di toilet, dan pasti akan ada yang datang untuk mencari mereka berdua." pikirku. Aku mengelus - elus daguku sendiri, berpikir beberapa kali, sampai akhirnya aku memutuskan untuk menunda permainanku dengan kedua gadis ini. Namun masalahnya, kedua gadis di depanku ini sudah terlanjur terkena mantra dari cincin penggoda. Badan mereka bergerak - gerak manja sambil sesekali manatapku dengan mata sayu mereka. "Ahh sial... sebenarnya ini kesempatan emas, tapi aku tak mau mengambil resiko." gumamku. Akhirnya dengan sangat berat hati, aku membisikkan sesuatu ke kedua telinga gadis SMA di depanku ini. Setelah masing - masing mendapatkan perinta

  • Cincin Penggoda   Kostum Nakal

    Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Aku juga sedang tak ada acara atau pun rencana di luar. Jadi dari pagi aku hanya rebahan saja di kamarku sambil memainkan ponselku. Sampai pada akhirnya otakku tiba - tiba mempunyai ide untuk membuka aplikasi belanja online. Iseng aku mengetik kata kunci di kolom pencarian."Kostum Sexy."Hanya dalam hitungan detik, muncul beberapa pilihan baju - baju wanita yang terlihat minim dan seksi. Aku menggeser layar ponselku ke atas beberapa kali. Sampai akhirnya aku melihat sebuah baju yang bermodelkan baju anak SMA di negara Jepang. Baju yang sering aku lihat di video dewasa yang sering ku tonton. Aku lalu iseng membuka toko yang menjual baju tersebut."Hmm... lucu juga ini baju, kira-kira dipakai siapa ya?" batinku.Aku melihat harga baju tersebut, tidak sampai 200 ribu. Aku berpikir sejenak sembari mencoba membayangkan siapa yang bakal cocok memakai baju tersebut. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membeli baju anak SMA

  • Cincin Penggoda   Pertemuan Tak Terduga

    "Sudah lama nunggunya?" tanya Santi. "Ehh enggak kok, baru 10 menit." jawabku. "Ya sudah, yuk.." Santi lalu naik ke motorku. Aku lalu menghidupkan mesin motorku dan mulai berangkat menuju toko buku bekas. "Ehh Rul, kamu dengar gosip yang lagi hot gak di jurusan kita?" "Gosip? gosip apaan?" tanyaku dengan suara agak keras. "Apa? Oh iya itu... gosip tentang anak kelas B, siapa sih namanya, Sandra apa ya?" ujar Santi. "Sandra?" batinku. "Sudah denger belum?" tanya Santi lagi. "Memang gosip apaan San?" "Iya itu, katanya dia mau nikah bulan depan." "Hah? Nikah?" "Iya... sama cowoknya yang sekarang. "Terus kenapa San? kan gak apa-apa nikah." "Iya sih, tapi kan kita masih semester 5, lagian katanya, dia nikah gara-gara...." kalimat Santi terhenti. "Gara-gara apa?" "Katanya sih hamil duluan." "Deg..." Seketika jantungku rasanya mau copot saat mendengar kalimat Santi barusan. "Hamil? kamu yaki

  • Cincin Penggoda   Balas Dendam

    Aku berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar. Aku lalu mengeluarkan ponselku dan menghubungi Sandra."Halo San, iya nih aku sudah di depan kost kamu, Oke..."Aku menyiapkan cincin penggodaku. Aku membalik permatanya ke arah dalam supaya aku bisa menggosoknya dengan ibu jariku. Tak lupa aku merapalkan mantraku sambil menunduk, aku tak mau nanti terjadi salah sasaran."Hai Rul, ada apa?"Sapa Sandra ketika dia sudah di depan rumah kostnya. Aku lalu mendongak dan menatap tajam matanya. Tubuh Sandra lalu sedikit bergoyang dan sejurus kemudian, dia hanya diam di tempat dengan napas memburu."San, kamu ambil helm ya, terus ikut sama aku." perintahku.Sandra hanya mengangguk dan masuk kembali ke rumah kostnya. Beberapa menit kemudian dia keluar lagi dengan memakai helm. Aku lalu menyuruh Sandra untuk naik ke atas motorku. Setelah itu aku menjalankan motorku untuk menuju suatu tempat.Di sepanjang perjalanan, Sandra nampak gelisah dan ta

  • Cincin Penggoda   Masa Lalu Santi

    "Ahh kenyang..." ujarku sambil menepuk perutku."Sama... kenyang banget, porsinya banyak ternyata." ujar Santi.""Makanya aku suka kesini, karena selain enak, porsinya banyak, dan juga pemandangannya bagus." kataku."Dasar memang anak kost ya. Haha." Santi tertawa sambil menutup mulutnya."Ngomong-ngomong San, kita sudah kenal dari semester 1, sampai sekarang semester 4, tapi aku belum tahu kamu aslinya mana.""Masa sih? Kan dulu awal kelas kita perkenalan dulu.""Ehh kan aku waktu pertama kali masuk itu terlambat datang, mana aku pakai acara tersasar pula waktu mencari kelasnya.""Ohh iya ya, waktu itu aku ingat aku sudah selesai memperkenalkan diri terus kamu baru masuk." ujar Santi sambil memutar matanya."Jadi? kamu dari mana?""Rumahku ada di desa di provinsi sebelah sih Rul. Aku ini anak desa." jawab Santi."Anak desa apa gadis desa?" godaku."Ihh kayak apa aja gadis desa, haha.""Ya tapi kan b

  • Cincin Penggoda   Kesempatan Kedua

    "Rul..."Aku mendengar seseorang memanggilku dari arah belakang. Aku menoleh ke belakang, ternyata Santi. Dengan mendekap buku dia setengah berlari menyusulku."Ada apa San?" tanyaku."Bentar-bentar... aku napas dulu." ujar Santi sambil sedikit membungkuk.Sekilas kulihat dari depan, tampak belahan indah tersembunyi di baju kotak-kotak yang sedang di kenakan Santi."Oke aku siap." kata Santi kemudian."Siap apaan?" tanyaku."Ohh anu, itu... anterin balik ke kontrakan dong Rul." ujar Santi sambil nyengir."Loh? motor kamu dimana?""Tadi pagi sebelum berangkat, ban motorku bocor, jadinya ya aku tinggal." jelas Santi."Hmmm... tapi aku mau beli makan siang dulu nih, gak apa-apa?""Iya iya gak apa-apa, kebetulan aku juga mau beli makan juga." ujar Santi sumringah."Ya sudah ayok." ajakku.Aku lalu melanjutkan jalanku menuju parkiran kampus dengan Santi mengekor dari arah belakangku."Ohh iy

  • Cincin Penggoda   Permainan Singkat di Toilet Cafe

    "Cin... Cindy..." panggil Ayu."Ehh... ehmmm... iyaa..." jawab Cindy."Kamu kenapa Cindy?" tanyaku berpura - pura."Hmmm.. enggak apa - apa kok." jawab Cindy.Aku tahu reaksi Cindy yang tiba - tiba gelisah itu adalah efek dari cincin penggoda."Ternyata berhasil." batinku."Aku... pamit ke kamar mandi sebentar ya." pamit Cindy."Lagi? Ya ampun kamu beser apa gimana?" tanya Ayu.Namun Cindy tak mendengarkan ejekan Ayu dan segera bergegas ke kamar mandi cafe sambil sebelumnya melirikku dengan tatapan mata yang seolah mengajakku."Ehm... anu Yu, aku juga ijin ke toilet sebentar ya." pamitku."Ya ampun kalian ini, ya sudah sana." kata Ayu.Aku segera beranjak ke toilet cafe. Toilet di cafe ini terletak di sudut ruangan yang agak tersembunyi dari para pengunjung, karena ada lorong yang harus dilewati sebelum masuk ke area toilet.Aku berjalan perlahan ke area toilet. Untungnya toilet cowok dan cewek masih

DMCA.com Protection Status