Share

Bab 43

Author: Zhen Xin Xin
last update Last Updated: 2021-09-10 18:00:49

Erick tidak kuasa untuk menahan tawa begitu melihat antusiasme tinggi Theodore––pacarnya yang baru saja pulih setelah mendapatkan serangan dari pria bangsat yang kini sudah tidak mungkin lagi bisa menyakiti pria itu setelah Karl membunuhnya, bahwa ia sudah menyiapkan tiket penerbangan ke Spanyol selama empat hari. Seperti sekarang, menyeretnya untuk berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Waterford, beralasan ingin membeli pakaian baru dan juga koper. Alasan yang bisa ia mengerti karena sepanjang hidupnya, pacar laki-lakinya itu tidak pernah menginjakkan kakinya untuk keluar dari area Waterford. 

Tidak masalah memang. Selama ia masih bisa melihat senyum lebar di wajah pria itu yang selalu berhasil mengalihkan dunianya dari apa pun. Membuat perhatiannya hanya tertuju pada pria yang kini tengah mengajaknya untuk memasuki butik Valentino. Ia menikmati setiap detik wak

Zhen Xin Xin

Terima kasih telah membaca ceritaku. Jika kalian menyukai ceritaku, kalian bisa memberi dukungan dengan mengirim gem dan juga memberi komentar. Stay safe~

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 44

    Stephen berada di luar ruang kosong yang beralih fungsi menjadi ruang perawatan Gavin, merapatkan seluruh tangannya dengan cemas, memikirkan kondisi Nikki yang masih belum ada perkembangan paska wanita itu memilih untuk menerima tawaran William dan Karl yang masih belum juga mengabarinya. Ia terus mengentakkan kakinya, menyalahi ketololannya karena sempat merasa terintimidasi oleh aura manusia serigala yang kuat dari William Schneider. Harusnya saat itu ia langsung saja menghajar pria itu seketika, sehingga tidak akan ada peluang bagi pria itu untuk mendapatkan Nikki. Sehingga ia bisa tetap melihat Nikki yang mungkin saja saat ini tengah berada di sampingnya, tersenyum lembut dengan senyuman seperti malaikat dalam lukisan zaman Rennaissance. Tapi nyatanya wanita itu tidak bersamanya. Tidak di sampingnya. Bahkan mengom

    Last Updated : 2021-09-11
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 45

    “Kalian pasti sedang bercanda, kan?” Nora sekarang menggembungkan kedua pipinya dengan kedua tangan bersedekap di depan dada, duduk bersial di atas kursi sofa. Mengenakan oversized sweater abu-abu, rambut pirang pendek (yang seingatnya bukan itu model rambut Nora tapi apa pedulinya), dan short jeans yang memperlihatkan kaki jenjangnya, Nora menatap tajam pada mereka berdua, menjawab permintaaannya dan Karl dengan gelengan kepala cepat. “Tidak bisa. Tidak mau. Nora nggak mau terlibat dalam urusan serumit itu.” Karl memainkan tangannya, menghalau kekalutannya karena mendengar penolakan Nora. “Tapi pacarku dalam bahaya––” “Aku juga akan berada dalam bahaya jika menuruti permintaanmu. Apa bayaran yang bisa kudap

    Last Updated : 2021-09-12
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 46

    Sudah dua jam berlalu sejak William menguncinya di kamar. Harus ia akui, kamar ini memenuhi seleranya. Sepasang sandal rumah berbentuk kepala domba. Ruangan dengan dekorasi yang sama seperti zaman Versailles. Kasur yang empuk dan besar. Meja rias yang penuh dengan skin care dan juga makeup ringan yang ia tidak tahu bagaimana William mengetahuinya, tapi memang memenuhi seleranya. Bahkan di kamar mandi, ia bisa menemukan rangkaian perawatan kulit wajah untuk kulit sensitif––jenis yang paling aman dibeli jika yang membelikan masih belum mengetahui pasti tipe jenis kulit penerima barang tersebut. Barang-barang di sana dipenuhi oleh aroma dari campuran berbagai bunga yang tidak familiar dengannya, namun begitu menenangkan. Kini, ia mendengar suara ketukan pintu dua kali, disusul terbukanya pintu itu, memunculkan sosok William yang berjalan masuk menghampirinya dengan penampilan yang jauh lebih r

    Last Updated : 2021-09-13
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 47

    Peti mati itu ternyata memiliki tutup transparan, sehingga ia bisa melihat jelas apa yang ada di dalam peti mati itu. Ia terkesiap, menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan mundur beberapa langkah saking terkejutnya, saat kedua matanya tadi melihat jelas kondisi mayat dari orang yang disebut William sebagai orangtuanya itu. Tubuh mereka tidak membusuk seperti seharusnya mayat pada umumnya. Sepertinya diawetkan dengan teknik pembalseman atau apa pun namanya. Ekspresi mereka saat menghadapi ajal mereka begitu menakutkan, penuh pancaran putus asa, tengah meminta siapa pun orang yang menyerang mereka untuk memberi mereka pengampunan. “Mereka ini manusia yang mau menampungku saat aku dijebak oleh kaum serigala yang ketakutan dengan immortalitas yang kudapatkan untuk menjadi budak. Berulang kali berganti majikan, sampai akhirnya mereka berdua-lah yang memberiku kebebasan yang sudah lama tidak

    Last Updated : 2021-09-14
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 48

    “Selamat datang, Veronica Darren. Senang akhirnya bisa bertemu denganmu.” Seorang anak perempuan dengan oversized sweater abu-abu dan rambut pendek berwarna pirang terang berdiri di hadapan mereka dengan senyum puas terukir di wajahnya. Ekspresinya tampak jauh lebih dewasa dibandingkan wajahnya. Masih kebingungan mendapati keberadaan seorang anak perempuan yang sepertinya berusia dua belas tahun itu di ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya lampu dengan aliran listrik yang aneh mengelilingi mereka. Karl dan Stephen menjauhkan lengan mereka darinya, menarik napas lega sambil beranjak dari tempat mereka, membantunya juga untuk berdiri. “Ah, aku tahu wajah ini,” sahut anak perempuan itu, tidak menutupi kejengkelan yang tampak di wajahnya. “Nora Lavender. Panggil saja Nora. Dan sebagai informasi, umurku jauh lebih tua daripad

    Last Updated : 2021-09-15
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 49

    Bianca sekilas mengamati kakaknya dari luar pintu butik yang berbahan kaca, tengah asyik memilih pakaian sementara Erick berada di belakang kakak laki-lakinya. Melihat wajah bahagia kakak laki-lakinya yang tampak menyambut antusias liburan empat hari mereka sudah lebih dari cukup membuatnya ikut senang. Untuk kali pertama, ia bukan melihat wajah kakak laki-lakinya yang muram, selalu serius dengan pekerjaan yang ia curahkan sepenuh hati namun tidak pernah dihargai sedikit pun oleh semua bawahan klan Pedrosa dan juga anggota klan lain karena statusnya sebagai anak haram. Klan vampir bisa dikatakan, masih memiliki pandangan yang cukup konservatif mengenai hubungan di luar pernikahan, walaupun mereka juga tidak mempermasalahkan soal gender dalam kehidupan mereka seperti manusia. Tapi tradisi? Jika diibaratkan klan vampir itu seperti agama, maka bisa ia katakan bahwa vampir itu mirip seper

    Last Updated : 2021-09-16
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 50

    Erna ketakutan. Menjerit, memeluk tubuh Alec yang perlahan kehilangan kehangatannya akibat darah yang terus mengalir keluar dari luka di leher dan dada pria itu saat mencoba melindunginya dari serangan seseorang yang tidak ia kenal itu. Air matanya terus mengalir, mendapati kedua mata Alec yang terpejam. Memperlihatkannya ekspresi tenang yang tidak ingin ia lihat dari pria itu sekarang. Tidak. Demi Tuhan, ia tidak pernah menginginkan semua ini terjadi padanya. Ini di luar rencananya. Rencananya hari ini hanya sederhana; ia ingin menghabiskan waktunya mengajak pria itu berjalan-jalan, membelikan pakaian baru untuk pria itu––sesuai janjinya beberapa waktu yang lalu. Meminta pria itu untuk memilih sendiri pakaian yang akan digunakan untuk kencan mereka yang berikutnya. Ia bahkan sudah merencanakan tempat kencan mereka sebelumnya, juga membayangkan seperti apa kencan mereka selanjutnya. Ia akan

    Last Updated : 2021-09-17
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 51

    “Sorry for coming late to save you, Erna. I never hope this day would happen to you,” said Bianca again. Ia bisa mendengar nada penuh penyesalan yang tulus dari Bianca saat mengatakannya. “Bianca!” Ia mendengar lagi suara orang yang berteriak, kali ini berasal dari dua orang pria yang berlari dari kejauhan menghampiri sahabatnya. Pria pertama berdarah Asia yang tidak ia kenal, sementara pria kedua memiliki struktur wajah yang sekilas mirip seperti Bianca, namun berpembawaan lebih tenang, dewasa, dan elegan. Kedua pria itu memandang sosok yang menyerangnya tadi, mendecak kesal mendapati eksistensi penyerangnya tadi yang sepertinya juga tidak diinginkan oleh kedua pria itu. Lalu perhatian mereka beralih padanya. Pria berwajah Asia itu segera mendekat padanya begitu melihat kondisi Alec, memeriksa kondisi Alec selama beberapa saat,

    Last Updated : 2021-09-18

Latest chapter

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 126

    Nicholas tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar dari bibir Schneider barusan karena dia baru saja selesai makan siang yang disiapkan Askarovich beberapa menit yang lalu. Matanya melebar, berkedip tak percaya, menatap sosok yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi di wajahnya yang menciptakan rasa takut yang kuat dalam dirinya. Semua sel di tubuhnya seakan berhenti bergerak dengan otaknya sulit mencerna situasi saat ini. "Aku sudah selesai denganmu. Apa yang baru saja kukatakan cukup jelas untukmu, Nicholas Southampton?" Pria itu mengulangi kata-kata yang berhasil memberikan efek serangan yang kuat padanya. Dia menundukkan kepalanya, berusaha untuk tidak menangis di depannya. Apakah itu berarti mereka dibuang oleh William, seperti benda, setelah apa yang dia berikan kepada William Schneider — termasuk semua kekayaannya serta rumah besar miliknya milik pria itu? "Apa yang kamu lakukan di belakangku adalah mengacaukan rencana kita. Aku juga tidak ingin melakukannya karena ba

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 125

    Ketika Erna membuka kedua matanya, dia menemukan bahwa dia tidak lagi berdiri di kamar tidurnya seperti yang terakhir dia ingat, tetapi sedang berbaring di tempat tidurnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Pusing menyerangnya saat dia memaksa dirinya untuk bangun dari tempatnya. Dia melihat sekeliling, tidak melihat Bianca bersamanya di sini. Ingatannya yang hilang memang telah kembali, berhasil mengisi kekosongan yang dia rasakan selama ini. Dari saat ia dan Alec terpaksa meninggalkan kediaman setelah menemukan keberadaan monster dengan wujud yang sulit untuk dideskripsikan, ia berhasil membunuh semua penjaga yang ditempatkan di kediamannya, serta para pelayannya. Darah menggenang di hampir setiap sudut ruangan, dengan ekspresi masing-masing mayat yang dipenuhi rasa takut hingga sulit untuk dilupakan. Dia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang mereka rasakan sebelum menghadapi kematian mereka sendiri. Mungkin mereka berteriak kesakitan. Atau mungkin monster itu membunuh mereka

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 124

    Stephen meletakkan jarinya di sisi kanan tabletnya, membuka kunci layar. Sekarang layar tidak lagi menampilkan layar hitam kosong, menunjukkan kepada mereka titik-titik lokasi terjadinya serangan. Jari-jari Karl menggerakkan layar, sesekali mencubit untuk memperbesar atau memperkecil ukuran denah area Laurent, dan untungnya, Karl berbaik hati memberinya lebih banyak ruang sehingga dia juga bisa melihat apa yang ada di layar tablet. Ada banyak titik merah di sana—pertanda bahwa area tersebut telah berhasil diambil alih oleh kelompok musuh, menyisakan dua titik hijau yang menjadi satu-satunya area yang tersisa.Artinya, Schneider berada di balik serangan ini, gumamnya pada dirinya sendiri.Perhatian Stephen kemudian beralih padanya, menatapnya dengan tatapan bersalah. "Dan untuk informasi Anda, saya memberi tahu Anda bahwa tidak ada sesi latihan dengan Isabella hari ini, bukan karena saya melarang Anda--seperti yang mungkin Anda pikirkan--""Dan itulah yang kupikirkan," dia menyela, seka

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 123

    Pria itu masih menatapnya dengan alis terangkat ketika dia mendengar kata-katanya, sementara dia berdehem, mencoba menghentikan suasana canggung yang tercipta begitu dia selesai berbicara. "Kamu bilang apa? Kamu sudah tahu tentang itu?" Dia mengangguk, membenarkan kata-kata pacarnya. Pria itu bergumam dengan suara yang lebih rendah pada dirinya sendiri, berbicara dalam bahasa yang terdengar asing di telinganya sebelum wajahnya berubah muram. "Apakah kamu baik-baik saja?" "Daripada itu, kenapa kamu tidak memberitahuku tentang kakak laki-laki Stephen?" dia meludah, berusaha menahan amarah yang dia tidak tahu mengapa mulai muncul di dalam dirinya. "Kenapa kamu tidak memberitahuku bahwa makhluk yang menyerangku berumur dua belas tahun bukanlah serigala biasa, tapi manusia serigala?" Pria itu tidak mengatakan sepatah kata pun. Diam saja, seolah laki-laki itu ingin memberinya kesempatan melampiaskan seluruh amarahnya pada laki-laki itu. Sikap pacarnya saat ini sedikit mengingatkannya pa

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 122

    Sejak hari itu, semuanya telah berubah. Itu tidak seperti dulu.Mata Veronica tertuju pada Stephen yang sedang berbicara dengan beberapa orang di depan pintu masuk dengan wajah tegang, tidak langsung mengajak mereka masuk ke dalam mansion. Tangannya mencengkeram smartphone-nya erat-erat, membiarkan saluran TV di ruang tamu memutar serial N*****x favoritnya, Shadowhunters, dengan episode terakhir Season 4 yang tak lagi menarik baginya."Situasinya terlalu berisiko bagi kami, Bos."Dia mendengar salah satu orang berbicara dengan nada yang sedikit lebih tinggi daripada yang lain di sekitarnya yang berbicara dengan nada setengah berbisik — kemungkinan besar permintaan Stephen untuk memastikan dia tidak mendengar apa yang mereka diskusikan di pintu masuk mansion. . Lagipula, Stephen sudah aneh sejak awal. Jika pria itu tidak ingin dia mendengar seluruh percakapan 'rahasia', mengapa dia tidak membawa 'tamu' ke ruang pertemuan dan mengunci ruangan dengan rapat agar dia tidak mendengar semuany

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 121

    Agak bingung dengan apa yang dikatakan Bianca atau apa yang terjadi, dia tetap menuruti permintaan Bianca yang sudah berjalan di depannya dengan langkah cemas melewati koridor. Dia merasa sedikit keberatan dengan alasan harus meninggalkan teh yang baru saja diisi ulang oleh salah satu pelayan yang bertugas mengisi ulang tehnya jika teh di cangkirnya habis tanpa perlu memberi tahu pelayan apa yang harus dilakukan. lakukan (berbeda dengan pelayan di rumahnya yang kurang responsif ketika datang ke hal seperti ini), dan harus meninggalkan jajanan lokal yang dia tidak tahu namanya tetapi dia tetap menyukainya karena rasanya yang tidak biasa dan berhasil membuatnya ingin terus menggigitnya lagi dan lagi. Selama dia mengenal Bianca sejak mereka bertemu di sekolah menengah hingga sekarang, satu hal yang dia ketahui dengan baik dari Bianca adalah bahwa sahabatnya tidak akan menjelaskan apa yang dia alami atau apa yang mengganggunya, seberapa besar masalahnya atau seberapa besar masalahnya. kua

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 120

    Erna menyilangkan tangan di depan dadanya, menyembunyikan kekesalannya. Sudah hampir tiga jam sejak mereka dipaksa untuk kembali ke kediaman keluarga Zhang, diam-diam di ruang tamu ditemani oleh para pelayan keluarga Zhang – keluarga besar kakak Bianca, Erick Zhang – yang berdiri di sekitar mereka, menemani oleh aneka jajanan lokal dan teh hangat yang dari baunya saja ia langsung tahu bahwa itu adalah teh Biluochun, tanpa mendengarkan penjelasan apapun dari Bianca yang mondar-mandir di ruang tamu. Yang menahannya untuk tidak melampiaskan kekesalannya adalah ekspresi Bianca yang tampak gelisah, tidak seperti Bianca yang selalu bisa menghadapi situasi apapun dengan santai sebesar apapun masalahnya. Misalnya saat mereka duduk di bangku kelas tiga SMA dan pusing karena harus memikirkan ujian akhir dan juga persiapan masuk universitas dengan seleksi nilai yang sangat ketat. Alih-alih memfokuskan perhatiannya untuk belajar dan merencanakan masa depan seperti yang dia dan Vero lakukan, wanit

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 119

    Tidak ada yang bisa dilakukan olehnya saat ini selain membiarkan Stephen berada di dalam pelukannya sampai perasaan pria itu membaik. Tiba-tiba ia merasa menyesal karena sudah memaksa pria werewolf itu untuk menjawab pertanyaan yang pasti bagi pria itu membuka luka lama yang tertanam di dalam hati pria itu. "I am sorry, Nikki ..." Again, Nikki menemukan Stephen kembali menggumamkan kata-kata yang membuat perasaan bersalah di dalam dirinya semakin bertambah. Tangannya bergerak mengusap puncak kepala Stephen, berharap bahwa apa yang ia lakukan barusan berhasil membuat Stephen merasa lebih baik. "It's not your fault--" "No, Nikki. It's my fault," Stephen menyela perkataannya sebelum ia sempat menyelesaikan perkataannya, melepaskan pelukannya sambil menyeka air matanya yang sedikit keluar membasahi pipi pria itu. Kedua mata pria itu menatap sayu ke arahnya, membuatnya sedikit lega karena akhirnya pria itu tidak lagi menghindar bertatapan mata dengannya. "Half of them was my fault," u

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 118

    Erick memandangi sosok Theo yang kini duduk meringkuk di sudut ruangan dengan bibir gemetar, menggumamkan kalimat yang tidak bisa tertangkap jelas oleh telinganya saking kecilnya suara pria itu. Ia mengulum bibir bawahnya. Ia paham. Bagi Theo, ini pasti adalah fakta yang memukul telak pria yang selama ini hidup dengan membenci ibu tirinya tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Memang, ia tidak akan bisa memahami apa yang dirasakan oleh pacar laki-lakinya saat ini, karena semua hal itu tidak terjadi padanya. Dibandingkan dengannya yang hidup di keluarga latin yang selalu menjunjung tinggi keluarga dan mementingkan satu sama lain, keluarga besar Pedrosa di Waterford city jauh lebih rumit. "Tetap kondisikan dia agar tetap tenang saat menerima kenyataan yang sebenarnya. Aku tahu ini tugas yang sulit, tapi kurasa ini saat yang tepat untuk memberitahunya. Aku tidak mau semua usaha yang dilakukan Indri untuk melindungi anak-anaknya lenyap begitu saja." Kemarin, saat mereka tiba di kedia

DMCA.com Protection Status