Home / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / 7. Dipaksa Menerima

Share

7. Dipaksa Menerima

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2024-05-28 07:31:00

"Cukup Ches," kata Ben begitu tenang dan pelan, "Ann nggak akan nolak jadi perawatmu, kita bujuk pake cara halus dulu, kalau dia nggak mau, lakukan semaumu," ucapnya lagi.

Bak paham apa yang Ben bicarakan, Chester langsung duduk dan menopang dagunya. Pupil matanya sudah kembali normal, ia menjilat kaki depannya dan sengaja bersikap sangat imut. Sementara Ann tak berani menampakkan diri, nyaman di tempat yang sangat terlindungi.

"Jangan pernah nolak Chester atau dia yang bakalan maksa kamu buat nerima dia," ucap Ben menoleh gadis yang masih bersembunyi di punggungnya sembari memeluknya itu. "Dia yang memilihmu, jadi jangan berani-berani buat bikin dia jadi pilihan," katanya ambigu.

"Ah," tersadar, Ann segera melepas pelukannya. Ia pura-pura menegakkan dagu, tak ingin diremehkan oleh Ben. "Masa hewan ngeri begini disuruh ngerawat kucing rumah kayak aku. Mas, kamu nggak serius kan?"

"Kadang hewan justru lebih manusiawi ketimbang manusia itu sendiri."

"Tapi tetep, dia bisa aja nyerang aku dong. Kalau aku dimakan gimana? Kamu mau tanggung jawab?"

"Udah kubilang, dia nggak doyan dagingmu. Yang dia lakuin tadi adalah bentuk protes karena kamu nolak buat ngerawat dia," jelas Ben sesekali berdehem. Ada sesuatu bergerak di perutnya saat Ann memeluknya barusan dan ia enggan mengakui itu.

"Ini terlalu tiba-tiba dan aku jelas nggak bisa nerima gitu aja!" sangkal Ann terbata. "Ngerawat macan kumbang? Kamu mau ngebunuh aku ya Mas?" desisnya tak habis pikir.

"Ada asuransi jiwa yang kamu dapet, Chester juga punya dokter pribadi dan pawang sendiri yang tau banget tabiatnya dia. Tugas kamu cuma mastiin jadwal yang tadi udah kusebutin," ucap Ben memberi penjelasan rinci.

"Aku juga punya kegiatan sendiri yang udah terjadwal!" geram Ann berusaha membuat Ben memahami situasinya. "Aku nggak akan punya waktu buat bolak-balik ke sini juga! Jadwal kuliah sama karier modelku padat banget! Belom lagi jalanan Jakarta yang sering banget maxet di jam-jam krusial. Aku nggak akan sanggup ya Mas"

"Aku nggak minta kamu bolak-balik ke sini. Kamu harus tinggal di sini," sebut Ben begitu enteng.

"Nggak! Kamu pikir aja! Siapa yang mau tinggal satu rumah sama macan kumbang? Ini bukan Wakanda ya! Nggak mau! Siapa yang berani jamin kalau pas malam dia nggak bakalan nyelinap masuk ke kamar dan nyeret aku keluar buat dimakannya!" jerit Ann kalut. "Aku punya kontrakan dan baru aja kubayar, mana bisa aku tinggal di sini juga. Nggak akan!" ucapnya denial.

Chester yang tadinya asik menjilati tubuhnya seketika bangun, ia menggeram hebat, mendekati Ann. Tahu bahwa teriakannya memicu reaksi marah dari hewan buas itu, Ann tidak memiliki waktu untuk menyesali sikapnya.

"Kamu bikin Chester beneran marah kali ini," gumam Ben mendesah lirih, pura-pura masa bodoh.

"Aku harus gimana? Mana mungkin aku nerima kerjaan beginian! Melihara kucing aja nggak pernah, ini suruh ngerawat macan. Bercandanya jangan kelewatan dong Mas! "

"Tinggal pilih," ucap Ben mengedikkan bahunya sementara Chester terus mendekat dan menggeram pada Ann. "Balikin pinalti kontrak atau terima tawaranku tanpa banyak protes."

"Mas, please! Aku nggak takut sama apapun, tapi jangan macan kumbang juga dong," mohon Ann panik, ia remas kerah jas Ben saking bingungnya. "Big Ben!!" pekiknya spontan memeluk Ben dan menyusup ke dada bidang lelaki di depannya karena ia bisa merasakan embusan napas Chester menyibak dress mininya. "Mas, aku takut beneran lho ini, nggak bohong!"

"Dia nggak suka ditolak," jelas Ben.

"Kita bisa obrolin, tapi tolong jauhin dulu dia dari aku Mas. Mas Ben ih!" gemas Ann semakin mempererat pelukannya. Ia tenggelamkan wajahnya di dada Ben, enggan menoleh hewan buas yang mengintainya itu.

Ben reflek memeluk balik pinggang Ann dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mengusap kepala Chester. Ia biarkan Ann meminta perlindungan padanya. Di sisi lain, Ben tengah membiarkan hatinya merasa tenang untuk sebentar saja. Benar, pelukan Ann memberinya afirmasi yang asing tapi hangat.

###

Related chapters

  • Candu Cinta Bos Mafia   8. Sumpah Serapah Ann

    "Pokoknya selama 1 bulan, kamu harus sama aku, setelah aku bener-bener yakin Chester nggak bakalan makan aku, baru kamu bebas tugas," ucap Ann membuat syarat. "Chester udah duduk santai, sampe kapan kamu bakalan meluk aku gini? Enak? Anget?" ucap Ben tak menjawab syarat yang Ann ungkapkan. "Ya Tuhan!" cepat-cepat Ann melepas pelukannya. 'Nyaman banget sih lo!' "Dan enggak! Aku sama sekali nggak setuju sama syarat kamu." "Harus setuju, karena ini berhubungan dengan nyawa dan di kontrak kita nggak ada klausul yang bunyinya harus berkorban nyawa!" ucap Ann bersikukuh. Ben menghela napas panjang. Ia basahi bibirnya sebentar sambil berpikir, bukankah akan lebih merepotkan jika ia setuju dengan syarat dari Ann? Namun, bukan hanya kehilangan uang yang ia takutkan, kenapa ada hal lain di dalam dirinya yang mencegahnya untuk membatalkan kontrak dan menemukan ide tak masuk akal ini? Chester sama sekali tidak membutuhkan manajer yang harus mengatur jadwal dan kegiatannya. "Cuma k

    Last Updated : 2024-05-29
  • Candu Cinta Bos Mafia   9. Merawat Keduanya

    "Dia udah kenal sama kamu, baumu udah dikenali. Inget! Chester nggak akan nyerang kalau nggak ada yang mulai duluan. Itu aturan penting yang nggak boleh kamu langgar," tukas Ben terdengar tegas tapi Ann merasa ini adalah kalimat terlembut yang pernah Ben ucapkan padanya. Ann mengangguk lemah, ia bak tengah dihipnotis oleh mata indah Ben dan Chester, kehilangan suara. Ternyata inilah yang para seniornya ungkap mengenai pesona Ben, lelaki ini luar biasa dalam kemisteriusannya. "Sekarang anter aku pulang ya," pinta Ann masih bernada sedikit manja. "Aku ada urusan, kamu dianter Ery," jawab Ben. "Cek di rekening kamu satu jam dari sekarang, kujamin kompensasi pertemuan kita hari ini udah bisa kamu pake," tambahnya. "Aku tunggu kamu selesai sama urusan kamu aja kalau gitu," ucap Ann mengejutkan. 'Gue kenapa sih? Kenapa musti nunggu tugu jam ini?' "Sepuluh juta untuk kompensasi kurang? Kamu butuh berapa?" "Bukan gitu," Ann menggeleng cepat, jemarinya masih asik membelai kepala Che

    Last Updated : 2024-05-29
  • Candu Cinta Bos Mafia   10. Secuil Perhatian

    Seperti tanggapan Ben sebelumnya, ia memilih diam saat Ann berusaha menggodanya. Dan hari ini, di saat Ann dibantu Ery dan David membawa barang-barangnya ke kediaman sang Big Ben, lelaki tampan yang meminta Ann untuk tinggal di sana itu justru tak muncul. Ann hanya bertemu dengan Wanto, pawang Chester dan juga Edgar, sang dokter hewan kepercayaan. "Big Ben jarang di rumah ini, seminggu dia biasanya datang 2 kali aja," terang Edgar sambil membawa Ann keliling kandang Chester sambil mengamati kondisi sekitar. Kandang macan kumbang kesayangan keluarga itu sengaja dibangun di halaman belakang. Yang membuat Ann takjub, tidak hanya macan kumbang satu-satunya hewan yang menghuni kandang. Ada dua harimau siberia muda bernama Kenzo dan Luna. "Kenapa gitu? Dia lebih sering di hotel?" tanya Ann penasaran. "Itu salah satunya. Big Ben adalah orang super sibuk yang memang nggak pernah mengijinkan orang lain menyentuh bisnisnya. Selagi bisa, semua bakalan dia urus sendiri," sebut Edgar yang

    Last Updated : 2024-05-30
  • Candu Cinta Bos Mafia   11 Kekhawatiran Yang Tanpa Alasan

    "Kenapa dibiarin sampe kering gini darahnya?" gumam Ann begitu melihat luka gores cukup dalam menghiasi telapak tangan kanan Ben. "Pisau? Eh, nggak mungkin sepanjang ini kalau pisau doang sih. Ini pedang pasti, kamu kan samurai!" dumalnya nyerocos. "Urus aja barang-barang kamu, nggak usah ngurusin urusanku!" kata Ben ketus. "Aku udah liat ya! Sini!" Ann menarik Ben tanpa peduli ekspresi tak suka lelaki di seberangnya itu. "Aku obatin. Duduk dulu, bentar kucariin obatnya," desisnya otoriter. "Aku bukan bayi dan aku bisa ngobatin sendiri luka begini doang!" "Gimana caranya? Itu tangan kanan yang luka! Jangan ngeyel deh, kayak anak TK bentar napa, manis dikit." "Aku kidal." Ann tak menanggapi, ia lebih sibuk mencari persediaan obatnya. Anehnya, si tampan dingin kidal ini juga setia menunggu meski mulutnya menolak pengobatan yang akan Ann berikan. "Sampe begini?" desis Ann melotot galak. "Ini sih emang nggak niat diobatin," sungutnya. Ben balas diam. Ia bergeser sedikit karen

    Last Updated : 2024-05-30
  • Candu Cinta Bos Mafia   12. Diam Dan Perhatian

    Ann kembali hampir tengah malam dari jadwal pemotretannya. Ia memang sengaja menghindar agar tak bertemu tatap dengan Ben seusai ucapan ngelanturnya sore tadi. Beruntung, meski tak terlalu paham dengan ucapan Ann yang memintanya untuk tidak mati, Ben pergi begitu saja tanpa banyak bertanya lagi. "Ada jadwal sama perempuan laen kan dia pasti jam segini," gumam Ann sambil berjalan menuju kandang Chester, mengecek macan kumbang kesayangan itu. "Oke, semua to do list hari ini aman ya Chest," ucapnya melambai ringan pada Chester yang menatapnya dari tempat tidur hangat. Dari kandang, Ann berbelok ke pintu samping. Ia bertemu dengan Wanto, saling sapa sekenanya, baru masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang temaram sebenarnya cukup menyeramkan bagi Ann. Ia terbiasa hidup dalam gemerlap lampu dan sorot kamera, dan situasi semacam ini membuatnya sedikit ngeri. "Kenapa di rumah sih," keluh Ann hampir saja terlonjak kaget saat melihat Ben membuat suara di satu ruangan luas semacam tempat

    Last Updated : 2024-05-31
  • Candu Cinta Bos Mafia   13. Sup Lobak Rasa Cinta

    "Curigaan amat sih. Enggak, aku ngerawat Chester, bukan kamu atau Om Taka, lagian aku nggak minat sama Om-Om. Kamu aja cukup jadi Sugar Daddy-ku," ucap Ann sembarangan. Mata Ben berkedip dalam frekuensi cepat. Terkadang, ia merasa tidak bisa mengimbangi apa yang tengah Ann ungkapkan, apalagi seperti yang Ann ucapkan sekarang. Ia yang jarang sekali berinteraksi dengan perempuan tentu kesulitan menangkap maksud ucapan Ann. "Masak apa jadinya?" tanya Ann mengalihkan bahasan, takut Ben menyadari sinyal tanpa sadar yang sudah dikirimkannya. "Tar juga tau," gumam Ben tanpa menoleh. Ann menghela napas panjang. Ketimbang banyak bertanya tapi jawaban Ben membuatnya gemas, ia memilih mengamati tangan lelaki itu bekerja. Tahu bahwa Ben sedikit kesulitan karena lukanya, Ann beranjak. Ia rebut pisau dari tangan Ben, dibantunya Ben membersihkan lobak dan memotong daging ayam. Sementara itu, Ben menyalakan kompor dan merebus air, juga menyiapkan komposisi bumbu yang akan dipakainya. "T

    Last Updated : 2024-06-01
  • Candu Cinta Bos Mafia   14. Terselamatkan Oleh Kontrak Seumur Hidup

    "Ini beneran lobak? Kok beda rasanya," gumam Ann sangat menikmati sup lobak ayam yang Ben buatkan. "Bedanya kalau di sini kamu tinggal makan, gratis. Kalau di rumah makan, kamu musti bayar," balas Ben ikut menyeruput kuah supnya. "Tapi ya Mas, aku sering makan lobak buat salad, ada kayak paitnya nggak sih? Kalau ini justru berasa kayak bengkoang." "Beda lobak lokal sama lobak Jepang. Ini namanya daikon, bokap favorit banget ngolah ini." "Pantes. Impor sih, jadi beda," Ann manggut-manggut. "Jadi berasa beda lagi karena kamu yang masak," tukasnya tersenyum sangat cantik. Ben hanya mengangkat pandangannya sebentar untuk menanggapi pujian Ann. Ia sudah sangat terbiasa mendengar banyak orang mengagung-agungkan dirinya, menghormatinya dan tunduk padanya. Pujian Ann padanya saat ini bukan apa-apa meski harus diakui Ben, Ann membuat suasana hatinya jauh lebih ceria. "Kenapa nggak mau nidurin perawan?" celetuk Ann tak terduga. Sebenarnya, pertanyaan ini terus berputar di otakny

    Last Updated : 2024-06-01
  • Candu Cinta Bos Mafia   15. Debar Di Dada

    "Jangan terlalu sentimentil lah, nggak suka aku atmosfer kayak gini. Naik sana, tidur. Aku juga masih ada urusan," kata Ben beranjak dari kursinya, ia tidak mau terjebak situasi yang akan semakin melemahkan hati dan jiwanya. Akhir-akhir ini, Ann benar-benar sukses meracuninya hingga hampir tak berdaya setelah sekian lama hatinya membeku karena Eriska. "Tangan kamu kudu diobatin dulu Mas," tahan Ann teringat pada telapak tangan Ben. "Kening kamu aja, ayok!" ajak Ben berjalan lebih dulu, ia berlalu dan naik ke tangga menuju kamar Ann. Ann menurut saja saat Ben mendahuluinya naik ke lantai dua. Ia buka pintu kamarnya dan Ben cukup takjub saat mendapati isi di dalam kamar sudah tertata rapi dan wangi. Sebelumnya, kamar yang ditempati oleh Ann ini adalah kamar milik Danisha, bungsu dari keluarga besar Yohan Takahashi. Kini, Danisha menetap di Jepang sana, ikut bersama sang kakek mengelola bisnis kuliner dan penginapan yang juga adalah warisan keluarga. "Kamu emangnya nggak puny

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Candu Cinta Bos Mafia   195. Candu Cinta (Ending)

    "Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan

  • Candu Cinta Bos Mafia   194. Rencana Kejutan

    Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent

  • Candu Cinta Bos Mafia   193. Pilihan Christ

    "Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch

  • Candu Cinta Bos Mafia   192. Daya Juang

    Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi

  • Candu Cinta Bos Mafia   191. Memenangkan Pikiran

    Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan

  • Candu Cinta Bos Mafia   190. Memberinya Pilihan

    "Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha

  • Candu Cinta Bos Mafia   189. Biarkan Memilih

    "How's life, Ann? Kamu bahagia?" tanya Eriska yang ditemui oleh Ann di sebuah rumah makan besar. Ann melirik sang suami yang duduk di sebelahnya. Ben tampak tak acuh, ia itarkan pandangan ke sekeliling, enggak bertemu tatap dengan Eriska. Dari sorot matanya, tampak Eriska masih begitu mendamba suami Ann itu. "Gue nggak punya alasan buat nggak bahagia setelah suami masih hidup di sisi gue," jawab Ann jumawa. "Asal nggak ada orang yang mengusik kami lagi, gue yakin bahagia selamanya," gumamnya. "Ben," Eriska tersenyum, mencoba mengambil perhatian mantan pacarnya itu. "Aku nggak akan ngusik kalian lagi. Cuma satu penginku, aku diijinin buat ketemu sama Christ. Sekarang udah nggak ada Papa yang bakalan nyakitin dia, boleh nggak Christ disuruh milih, mau ikut aku atau kalian? Aku janji, setelah Christ milih, aku nggak akan pernah muncul dalam kehidupan kalian lagi," ujarnya. Ben yang semula tak peduli akhirnya memfokuskan pandangannya pada Eriska. Keduanya bertemu tatap, diam dan tak a

  • Candu Cinta Bos Mafia   188. Segalanya Bagiku

    Proses recovery Ben memakan banyak waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Selama itu, Ann setia mendampingi, membantu sang suami mendapatkan tubuh bugarnya lagi. "Dua tusukan yang nggak akan pernah bisa dilupain," desis Ann sambil menunjuk bekas luka di dada dan perut Ben yang kancing kemejanya sengaja tidak dikancingkan. "Nggak kamu bikin tato, Mas?" tanyanya. Ben menggeleng, "Luka tembak ini sengaja kutato karena pengin kuhilangkan. Kalau luka tusuk beda cerita, ini award perasaanku atas kamu Ann. Aku terluka buat ngelindungin kamu, itu kebanggaan tersendiri," ujarnya. "Tapi aku jadi ngerasa bersalah kalau liat bekas luka ini. Kamu ada di ambang kematian selama 5 bulan, gimana aku nggak sedih.""Apa mau kutato aja biar kamu nggak sedih?" tawar Ben. Gelengan Ann berikan, "Kalau kamu nggak ngeliat aku sebagai bentuk kesalahan, sedihku bisa ganti jadi kebahagiaan kok Mas," ucapnya lembut, plin-plan. Senyuman Ben terkembang, ia kibaskan lagi pedangnya untuk kembali memulai latiha

  • Candu Cinta Bos Mafia   187. Obrolan Berdua

    Dua puluh empat jam pasca hidup kembali, Ben dinyatakan dalam kondisi yang sangat bagus oleh dokter. Tubuhnya sudah melewati pemeriksaan dan pengecekan dan tidak ada organ tubuhnya yang malfungsi. Ben hanya memerlukan banyak latihan bergerak dan berjalan untuk menormalkan kembali sendi-sendi dan tulangnya. "Dia minta pindah sekolah di sini, pengin jagain Ketua tapi dia ngeluh bosan nunggu kamu bangun, tiap hari begitu," ucap Ann tertawa. "Dia jagain kamu dengan baik ya," kekeh Ben sudah mulai lancar berkomunikasi. Ann mengangguk, "Kadang dia ngomel, kenapa Ketua nggak bangun-bangun padahal dia mau cerita gimana dia ngelawan anak-anak lain yang nyoba ngerundung dia," ceritanya. "Udah ya Mas, biar dia stay di Indo aja, Christ pasti nggak mau kalau disuruh balik ke Jepang lagi. Nanti aja kalau dia udah bisa milih mau lanjut studi di Jepang atau di negara mana pun, kita bisa atur lagi," urainya. "Aku ikut kebijakan kamu, Ane-san," kata Ben lembut. "Ah, Adyaksa sekarang dipegang sama

DMCA.com Protection Status