Share

Menyelidiki 2

Penulis: Sri Wahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-26 14:25:15

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, lebih pagi dari biasanya.

Setelah selesai mencuci muka agar mendapatkan penglihatan yang lebih segar, aku membuka laptop Predi yang kemarin ia pinjamkan kepadaku.

Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana cara menggunakan laptop. Seumur hidupku

, aku tidak pernah memiliki laptop, paling sesekali meminjam milik Abay, itupun hanya digunakan untuk bermain game.

Dan disekolah, sekolahku memang bukan seperti sekolah modern diluaran sana yang menggunakan metode situs browser. Kami masih menggunakan ciptaan Tuhan, manual atau singkatnya tangan dan papan tulis biasa.

Tapi saat ini aku mengerti apa yang harus aku lakukan dengan laptop ini. Yakni membuka internet dan mencari nama Tasya beserta kedua orang tuanya. Predi memberi ku nama sekolah masa SMP Tasya pada saat Tasya masih di Singapore dulu, ia mendapatkannua dari sekolah.

Melalui situs ini, sekaligus aku akan menguak keanehan-keanehan Tasya yang memang selama

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Can I Call You BABY ?   Mr. Malik

    "Leyka itu ada nak Predi sama Ina diluar. Mau disuruh masuk dulu gak?"Dengan mulut yang penuh akan cemilan, aku berlari keluar kamar untuk segera menemui Predi dan Ina."Hallo." Padahal mulut ku masih kembung sempurna."Dih, bocil!" Ujar Ina meledek ku. Tapi tanggung, tidak mungkin aku memuntahkannya.Aku sudah tahu bahwa mereka akan datang, karena kami memang sudah melakukan perjanjian sebelumnya. Sayangnya, perutku keroncongan meminta diisi di sore-sore hari begini, maka dari itu kuturuti saja keinginan perutku terlebih dahulu."Langsung berangkat?" Ina dan Predi mengangguk."Bu, Assalamualaikum. Leyka pergi yah." Hanya aku sendiri yang mengucapkan salam. Entahlah, mungkin mereka bisu untuk sesaat."Apa pak Malik emang ada di rumah Ley?" Aku mengangguk sambil meminum air yang sempat kubawa dari rumah."Kata tante Juwita sih ada.""Ohh." Angguk Ina pelan.***"Assalamualaikum tante."Ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Can I Call You BABY ?   Maaf pertama

    Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun karena nada dering handphone ku berbunyi. Aku mendapatkan sebuah telefon dari nomor yang tidak kukenal.Awal mulanya aku enggan menerima panggilan tersebut. Aku masih banyak berpikir mengenai Tasya serta keanehannya. Jadi, jika ada satu hal yang tidak ku ketahui kepastiannya, tidak akan aku layani sembarangan.Seperti pagi ini. Aku melihat jam yang tertera di handphoneku, waktu menunjukan pukul 04:00 dini hari. Dan seseorang sudah menelefonku dengan menggunakan nomor yang tidak kukenal. Tentu aku tidak mau untuk mengangkatnya.Akan tetapi, aku merubah pikiran ku saat sebuah SMS masuk. Nomor yang mengirim SMS ini, sama dengan nomor yang baru saja menelefonku.Disana orang tersebut menuliskan."Tolong angkat, ini aku Abay."Aku mencoba mengerjap-ngerjapkan mataku agar penglihatan ku semakin jelas. Penglihatan seseorang yang baru bangun biasanya sedikit kabur dan buram.Setelah aku berhasil mendapatka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Can I Call You BABY ?   Maaf pertama

    Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun karena nada dering handphone ku berbunyi. Aku mendapatkan sebuah telefon dari nomor yang tidak kukenal.Awal mulanya aku enggan menerima panggilan tersebut. Aku masih banyak berpikir mengenai Tasya serta keanehannya. Jadi, jika ada satu hal yang tidak ku ketahui kepastiannya, tidak akan aku layani sembarangan.Seperti pagi ini. Aku melihat jam yang tertera di handphoneku, waktu menunjukan pukul 04:00 dini hari. Dan seseorang sudah menelefonku dengan menggunakan nomor yang tidak kukenal. Tentu aku tidak mau untuk mengangkatnya.Akan tetapi, aku merubah pikiran ku saat sebuah SMS masuk. Nomor yang mengirim SMS ini, sama dengan nomor yang baru saja menelefonku.Disana orang tersebut menuliskan."Tolong angkat, ini aku Abay."Aku mencoba mengerjap-ngerjapkan mataku agar penglihatan ku semakin jelas. Penglihatan seseorang yang baru bangun biasanya sedikit kabur dan buram.Setelah aku berhasil mendapatka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Can I Call You BABY ?   Kebahagiaan Ina

    "Welcome to the class Leyka Anjani."Ina menyambutku dengan begitu bahagia. Dilebarkan tangannya seolah-olah ia hendak memelukku.Sudah beberapa hari ini, aku lihat hubungan Ina dan Daffa menjadi lebih baik. Terutama karena ketidak hadirannya Tasya.Aku turut senang akan hal tersebut. Senangnya Ina, merupakan kesenangan ku juga. Begitupun sedihnya ia.Aku tidak menyangka bahwa pengaruh Tasya akan sebesar ini bagiku dan yang lainnya. Kehadirannya yang begitu tiba-tiba cukup membuatku terkejut. Dan kini, kehilangannya juga cukup membuatku takut. Takut kalau ia kembali lagi dan semuanya kembali kacau.Ina sedang duduk dan ditemani Daffa disampingnya. Mereka juga adalah salah satu pasangan yang memang sering datang pagi. Bahkan lebih pagi dariku."Sini Ley."Selain menyambutku dengan senyuman yang merekah, Ina juga menghampiriku dan menggandeng tanganku lalu membawa ku menghampiri Daffa yang sedang duduk tenang di

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Can I Call You BABY ?   Kisah Cinta Predi

    Bayangan bagaimana Abay menggenggam tanganku, menggandeng ku masih saja terus berkerumun mengelilingi kepalaku.Aku menjadi salah tingkah dan terus saja senyum-senyum sendiri."Selamat pagi pak Predi."Seruan anak-anak terhadap kedatangan guru mengejutkanku dan berhasil membawaku kembali ke dunia nyata.Saat ini merupakan bagian pelajaran Sains yang dibimbing oleh Predi. Jika melihatnya menjadi guru, kembali terngiang dibenak ku bahwa aku akan menanyakan alasan mengapa Predi menjadi guru disini. Namun aku masih saja lupa hingga saat ini.Perhatianku terus teralihkan oleh Abay. Tidak hanya Abay, bahkan Ina dan ibu juga cukup menarik perhatianku dan membuat ku sibuk."Bisa tidak pak tidak usah belajar sehari saja dan membahas masa depan bapak?" Itu Silpa yang berbicara.Silpa memang murid yang bisa dikatakan cukup centil dikelasku. Sudah menjadi kebiasaanya menggoda guru muda dan tampan seperti Predi."Tipe pacar bapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Can I Call You BABY ?   Apa kau serius?

    Jika seharusnya kami belajar pelajaran sains selama dua jam, kali ini tidak. Jangankan menyita waktu dua jam, mungkin hanya sekitar 10 menit saja Predi menjelaskan sebuah pengertian dalam pelajaran tersebut. Dan jangan tanya soal sisanya. Sisanya, kami membahas soal perasaan Predi yang berujung rasa penasaran.Setelah Predi usai dengan mata pelajarannya dan pergi meninggalkan kami. Anak-anak langsung berkumpul dengan serempak di satu kursi.Apa yang mereka kumpulkan kali ini cukup mencengangkan. Istilahnya mereka menggosip. Dan yang mereka gosipkan kali ini adalah Predi dan mengenai perasaannya tadi.Ada begitu banyak pendapat yang dikeluarkan mereka mengenai Predi yang kebetulan tertangkap oleh telingaku."He is so sweet.""Aaa jodoh gue.""Predi ku imam ku."Aku hanya mengangkat sebelas alisku dan tersenyum ketir. Tidak habis pikir pada mereka yang tertarik dengan perkataan Predi tadi."Woy!"Saat aku sedan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Can I Call You BABY ?   Kehadirannya

    "Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh." Aku mengucap salam selengkap mungkin."Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh."Begitupun yang menjawab, lengkap juga."Hallo ib- tante Juwita?"Aku langsung menuju tante Juwita selepas mencium tangan Ibu. Benar apa kata Ibu tadi pagi, tante Juwita memang datang ke rumah kami. Dan pasti Abay juga akan kesini nanti, mungkin masih di dalam perjalanan."Hai Leyka."Aku padahal tidak memeluk tante Juwita, tapi justru ialah yang memeluk ku. Pelukannya sangat erat, bahkan membuatku sedikit sulit bernafas.Cukup lama tante Juwita memeluk ku, dan aku pun tidak berani untuk melepas nya terlebih dahulu.Namun.. tunggu? Apa ini? Tante Juwita terisak? Ia menangis?"Tante?" Setelah aku mendengar suara tangisannya, aku akhirnya memberanikan diri melepas pelukan tersebut untuk memastikan ada apa gerangan.Benar, sudah ada beberapa tetes air mata yang membasahi pipi tante Ju

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Can I Call You BABY ?   Menyebalkan!

    Aku dan Predi tepat berada di belakang mobil Abay. Laju mobil Abay memanglah sangat cepat, tapi Predi pun tidak kalah cepat, bahkan sangat cepat."Hati-hati Per."Jantungku sudah berdebar tak karuan, kaki ku mulai lemas saat menaiki mobil yang kuperkirakan laju kecepatannya adalah 160 kilo meter perjam, atau mungkin lebih, entahlah. Aku tidak bisa mengira berapa kecepatannya.Dan perutku juga sudah mulai mual. Untung saja rumah Abay dekat, jadi tidak perlu menahan rasa mual ini lama-lama atau perutku akan begah.TitttSelain mengemudikan mobil dengan cepat, Predi juga mengerem dengan sangat mendadak, membuat kepalaku mengalami benturan ringan."Maaf." Ujarnya singkat sambil turun dari mobil.Aku tahu saat ini kecelakaan kecil seperti ini bukanlah hal penting. Masih ada yang lebih penting yang menyangkut hidup dan mati.Setelah turun lebih dulu dariku, aku mengikuti Predi dari belakang.Kami melihat mobil Abay sudah terpa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28

Bab terbaru

  • Can I Call You BABY ?   Now You Know

    Aku kembali pulang ke rumah dengan diantar Max. Ia benar-benar baik. Baik di depan Ibu nya maupun di belakanh Ibu nya, ia selalu murah senyum dan seseoali mengajak ku berbicara, tidak ada kecanggungan diantara kami berdua."Gak usah repot-reoit nganterin, gue bisa pulang naik ojek." Aku menghentikan langkahku sesaat untuk sekedar menolak tawaran Max, aku hanya takut merepotkan dirinya."Gakpapa. Gue yang bawa lo kesini maka gue juga yang harus bawa lo pulang.""Gakpapa kok. Mungkin lo mau nemenin tante Puji aja?" Tanyaku padanya."Gakpapa, Mamah lagi istirahat. Gue mau nganterin lo aja."Sebuah keputusan yang tidak bagus untuk dibantah. Karena itu akhirnya aku menyetujui usulnya untuk mengantarkanku pulang karena ia sendiri yang mau dan merasa tidak direpotkan.Kami tidak banyak bicara sepanjang perjalanan, hanya sesekali saja Max mengajak ku berbicara."Leyka?" Tanyanya dengan setengah berteriak."Ya?' Jawabku."K

  • Can I Call You BABY ?   Akhirnya Aku Tahu

    "Bay?""Hmm?""Cuek gitu.""Masalah?""Ya nggak sih."Dari tadi aku terus memperhatikan Abay makan tapi ia sama sekali tidak memperhatikanku hingga aku jera sendiri."Gue cuman mau ngomong nanti siang jangan ke rumah."Setelah berkata begitu, barulah ia menghadapku dan menghentikan aktivitasnya memakan gehu."Kenapa?" Tanyanya dengan alis yang mulai meruncing."Gue mau pergi sama Max.""Kemana?""Rumah sakit.""Oh."Tidak hanya kata saja yang dingin, ia juga ternyata enyah dari hadapanku beserta mangkok bakso yang menjadi menu makan siangnya.Sejauh ini aku masih belum nengerti pada tingkah aneh mereka berdua. Maksudku Predi dan Abay.Disaat aku sedang fokus memikirkan apa yang menimpa Abay dan Predi, orang yang menurut Ina penyebab kebakaran ini terjadi datang. Ya, dia adalah Max.Tanpa izin lagi, dia duduk disampingku dengan membawa dua mangkok mie.Kini sem

  • Can I Call You BABY ?   Ada Apa

    "Wihh pake parfum banyak banget gitu." Ibu datang dan langsung mengkritik ku yang memang menggunakan parfum hampir setengah botol."Iya hehe." Aku tidak ada kata lain selain cengengsan."Yang pria kemarin itu siapa Ley?"Aku menghentikan aktivitas menata diriku dan mencoba mengingat siapa pria yang Ibu maksud."Ohh yang itu, Leyka ingat. Namanya Max bu, temen baru Leyka."Aku dan Max sudah berjanji tidak akan memberitahukan pasal hubungan palsu kami pada Ibu. Bukan apa-apa, aku takut Ibu tidak setuju kalau kami berbohong mengenai hubungan kami, sementara kalau aku mengatakan bahwa aku pacar nyata Max aku takut Ibu malah menyuruh Abay untuk menyelidiki Max lebih jauh karena kami belum saling mengenal dalam jangka waktu lama.Maka dari itu ada baiknya jika aku hanya diam saja dan mengatakan bahwa Max hanya sekedar berteman denganku. Tidak lebih dan mungkin tidak akan pernah lebih."Ohh. Anak nya sopan yah, Ibu suka."Prasangka ku

  • Can I Call You BABY ?   Max

    Pagi-pagi sekali Ibu sudah membangunkanku lebih pagi dari biasanya. Kulirik jam dinding dimana waktu masih menunjukan jam 7 pagi hari. Ini asalah hari sabtu atau tepatnya hari libur. Setelah selewai shalat shubuh tadi, aku kembali merebahkan diri diatas kasur dengan tubuh dirungkupi selimut tebal yang membantuku memberikan kehangatan."Ada apa sih, Bu?" Tanyaku dengan mata yang masih tertutup dan nyawa setengah sadar."Bangun dulu tuh ada temen nya."Bukannya bangun, aku semakin merapatkan tubuhku dan mempererat pelukanku pada guling kala mendengar nama 'teman' disebut. Teman mana pula yang datang sepagi ini di hari libur."Paling Abay kan? Suruh pulang aja bu, semalam Leyka gadang masih mau tidur.""Oh yaudah."Ibu pergi setelah gagal membangunkanku, selimut yang tadi sempat tersibak kembali kutarik untuk melingdungi diriku dari dinginnya udara pagi.Baru juga aku kembali terlelap dalam mimpi, suara Ibu sudah terdengar ny

  • Can I Call You BABY ?   Falling In Love

    "Lo kenapa sih Deb?"Abay menghentikan langkahku ketika kami hendak pergi ke kantin."Apanya yang kenapa?" Tanyaku dengan kening yang mulai mengerut."Kayak orang lagi banyak masalah tapi berusaha disembunyiin gitu."Aku menatap Abay tidak percaya, mataku bulat sempurna. Aku tidak menyangka bahwa Abay ternyata mengetahui wajah asli dibalik topeng yang sedang ku pakai ini.Aku salah, aku salah ketika aku berpikir bahwa berpura-pura bahagia itu ternyata mudah. Ternyata salah, salah besar dan itu sangat susah.Tidak perduli seberapa kencang aku tertawa, selebar apa aku tersenyum, sesibuk apa pekerjaan yang kulakukan masalah tetaplah masalah yang senantiasa muncul kapan saja dan dimana saja lalu sulit untuk disembunyikan begitu saja."Whoa ya enggak dong! Gak bisa bedain orang yang lagi bahagia sama orang yang lagi sedih?" Meski sudah ketahuan, aku masih berusaha untuk terus beralibi."Bisa. Bisa banget bedain orang yang senyumnya

  • Can I Call You BABY ?   Pretend That I Am Happy

    "Hallo guys."Impianku mendapatkan pria dan cinta yang kuinginkan tidak terwujud setidaknya aku tetap bahagia.Aku menghampiri Ina, Daffa, Abay yang saat ini sedang duduk di satu kursi di kantin sana."Heboh banget lu, pake guys guy segalanya." Tukas Ina, ia memang sewot kalau aku sewot."Woiya dong. Kalau orang lagi happy kan heboh."ujarku.Tanpa dipersilahkan, aku langsung duduk dengan begitu anggun dan mengibaskan rambut ku sehingga terbang ke belakang."Tuh rambut lu terbang, awas gak balik lagi." Ujar Daffa, sama nyinyirnya dengan Ina."Iya dong. Rambut gue terbang gara-gara hati gue terbang." Ujar ku sambil cengengesan dan tersenyum sangat lebar.Bagaimana? Langkah awal ku berpura-pura hebat kan? Orang mana yang saat ini tahu bahwa aku sedang sedih? Tidak ada kan?"Bu Susum, gehu 10, nasi goreng satu piring pake acar 3 kantong terus risol 10 sambal nya jangan lupa sesendok ya terus bakso 3!"Aku memesa

  • Can I Call You BABY ?   I am JoPy

    Pertanyaan Abay barusan seperti mesin waktu yang dapat menghentikan waktu untuk sesaat.Kami diam mematung. Ada yang melihat Abay, melihatku dan juga melihat Predi.Aku sendiri tidak habis pikir. Maksudku, jika memang benar ciri-ciri nya mirip denganku, haruskah Abay menanyakannya sekarang? Kita memiliki waktu yang banyak untuk bersama saat di luar sekolah nanti. Abay bisa mengatakan wakru twrsebut.Kecuali ada sesuatu yang ia maksud dari pertanyaannya itu."Kenapa diam? Pertanyaannya cukup sulit ya?" Tanya Abay lagi dengan bertambah lantang."Ekhem. Maksud Anda Debi yang mana? Siapa? Ada begitu banyak nama Debi di muka bumi ini." Tanya Predi."Nama lengkapnya adalah Leyka Mutiara Anatasya, nama panggilannya Debi. Gadis 17 tahun yang kini sedang duduk di samping saya."Mata Abay tertuju padaku, begitupun mataku. Aku masih menatapnya tidak percaya."Oh itu haha. Bagaimana Anda bisa mengira itu dia?" Tanya Predi sambil sala

  • Can I Call You BABY ?   Abay?!

    "Debi?!" Tanpa sadar, ternyata Abay sudah memanggilku sedari tadi. Aku terlalu sibuk melamun hingga tidak sadar akan seruannya."Eh iya?" Ujarku gelagapan."Kenapa sih? Kok ngelamun mulu kayak nya?"Aku tersenyum, lalu dengan lantang aku nengatakan."Bay, kita udahan aja." Ujarku seperti sedang memutuskan seorang pacar."Udahan apa nya? Kan belum nyampe. Lo kebelet, terus mau berhenti di jalan?" Aku tahu bahwa Abay akan salah tangkap."Eh enggak deh."Tidak. Meski aku akan menyudahi oengorbanan dan perjuangan ku sebagai seseorang yang akan membahagiakan Abay, aku tidak boleh memberitahu nya.Sebagaimana keadaan yang memberitahu ku, aku juga akan membiarkan keadaan yang memberitahu perubahan ku.Perlahan tapi pasti, Abay pasti akan menyadari perubahan yang terjadi pada diriku. Perubahan diriku yang mulai menjauhinya.Meski aku akan berhenti mencintainya, bukan berarti aku bisa menyakitinya. Dengan menga

  • Can I Call You BABY ?   Sudah Saatnya

    Aku menata diriku, mengenakan baju seragam sekolah dan memasukan buku-buku yang akan digunakan untuk hari ini. Sebelum beranjak pergi, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa hari ini aku harus bahagia. Tidak boleh ada kesedihan apapun, tidak boleh menangis. Tidak boleh terluka karena Abay. Aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang tidak hanya bisa diberikan oleh pria. Lewat teman, aku juga bisa bahagia. *** "Pagi Deb." Pagi-pagi sekali Abay sudah datang menjemputku. Aku tidak menyangka bahwa dirinya yang akan datang, kupikir akan Predi yang datang. Tapi tidak masalah. Siapa yang datang lebih awal, maka ia yang pergi denganku. Yang terpenting aku bisa sampai disekolah. "Bareng gue yuk." Ajaknya padaku. Aku mengangguk, tidak ingin ada penolakan pagi ini. Abay rupanya belum selesai dengan sepeda motornya, ia masih menggunakan itu. Mungkin dirinya nyaman. "Deb?" "Hmm?" "Maaf." Gumamny

DMCA.com Protection Status