[Kapan kau tiba? Kami mendapat undangan makan dari Raya. Ini akan canggung apakah kita akan datang saat sarapan atau makan siang?]Kal membaca pesan Raffa di grup ketika baru saja keluar dari bandara kota F dan memasuki mobil. Sekarang sudah hampir pukul tujuh. Bukankah sarapan pukul delapan baik-baik saja?Sebelum Kal membalas pesan Raffa, Hilman lebih dulu menulis balasan di grup.[Ayo, ayo berangkat sekarang. Aku yakin Kal sudah dalam perjalanan menuju rumah Noval.][Bagaimana kau tahu?] Tanya Raffa.[Apakah mungkin Kal tidak mengambil penerbangan terpagi hari ini setelah tahu kita semua ada disini?] Pertanyaan restoris ini adalah milik Kenzo.Kal berdecak. [Bukankah kalian satu kamar hotel? Kenapa masih perlu menggosipkanku digrup?][Omong kosong apa?! Aku hanya menerima satu kamar dengan Jueha. Tidak ada yang lain.][Jadi, sudah jalan menuju rumah Noval kan, Kal?] Seperti biasa, kenzo si paling fokus pada topik diantara keempatnya.[Akan sampai dalam dua puluh menit.] Balas Kal.
Selesai makan, Raya membereskan piring. Kemudian mengemas sisa makanan untuk dimasukkan ke kulkas. Awalnya Yasnuarlah yang membantunya. Tapi ketika Raya menoleh untuk meminta bantuan Yasnuar, gadis itu sudah digantikan Kal.“Oh hei. Dimana Nuar?” tanya Raya tiba-tiba merasa agak canggung.“Aku menyuruhnya mengawasi Nono didepan. Mungkin saja Nono akan digoda habis-habisan oleh mereka. Jadi dia butuh pengasuhnya.” Jawab Kal sambil tersenyum.Raya tertawa kecil tanpa menghentikan kegiatannya mengemas makanan. “Nono memiliki kemampuan membela diri agar tidak dianiaya.”“Benarkah?” Kal mengambil makanan lain dan membantu mengemasnya.“Tentu. Dia akan menangis, berteriak dan mengamuk ketika tidak tahan lagi akan sesuatu.” Sahut Raya dengan percaya diri.“Itu bagus.” Kekeh Kal. “Aku harap dia tidak akan pernah menahan diri ketika dianiaya.”Kal serius dengan harapannya ini. Dengan kurangnya kemampuan Noval bicara, peluang penganiayaan dari lingkungan selalu ada. Dan Noval tidak akan bisa me
Malam harinya, semua orang memutuskan jalan-jalan ke pasar malam. Tidak ada pertunjukan drama holografik ditaman. Namun keramaian masih sesemarak biasanya.“Aku dengar kota F memiliki pertunjukan drama holografik, apakah tidak ditampilkan malam ini?” Celetuk Hilman yang merangkul bahu Kenzo.“Seharusnya besok malam, kau bisa menunggu jika benar-benar ingin melihatnya.” Sahut Raya. Dia berjalan diposisi paling pinggir, disamping Kal yang menggendong Noval. Tempat yang menurutnya paling aman.“Tidak bisa. Aku sudah pesan tiket penerbangan jam lima pagi.” Sahut Hilman. Mendorong semua pekerjaan demi melihat orang tersayang Kal selama dua hari benar-benar batasnya. Jika tidak bekerja lebih lama lagi, gunungan pekerjaan akan menimpa dan menenggelamkan mereka dalam sekejap.“Sayang sekali kan.” Ucap Yasnuar dengan nada sinis penuh ejekan. Dia masih sangat dendam kepada Hilman yang suka menggoda Noval hingga hampir menangis. Dia yang bersusah payah menahan agar Noval tidak menangis!Hilman t
Bahkan dengan upaya pengendalian maksimal yang dilakukan oleh Kal, akan selalu ada celah yang tidak terjangkau.Sebuah foto dengan suasana gelap diunggah oleh netizen di forum. Ada sosok pria dengan pakaian tertutup yang merangkul pinggul seorang wanita. Didepannya seorang anak kecil sedang mendongak menatap pendaran cahaya holografik.Foto itu diambil dengan sudut tujuh puluh atau delapan puluh derajat. Sehingga hanya wajah Raya yang terlihat jelas. Sementara wajah Noval tidak begitu jelas.[Apakah menurut kalian wanita ini familiar? Bukankah dia familiar? Ini wanita yang bersama Kal El terakhir kali! Menurut kalian, siapa yang memeluknya?]Segera saja judul itu memicu percikan kuat. Beberapa penggemar Kal segera menyulut keributan.[Postur, tinggi dan pakaian mahal itu, aku yakin itu adalah suamiku Kal El! Tapi bagaimana mungkin suamiku berselingkuh?! Aku tidak mau percaya! Suamiku seharusnya masih syuting saat ini.][Diatasku, tolong berhenti berkhayal. Jika kau adalah istri Kal El
Di hotel tempat para Kru menginap, Niana meremas erat ponselnya. Tangannya gemetar dan matanya mulai nanar.Baru satu hari Kal pergi, dan malam ini foto yang sangat menyakitkannya sudah muncul. “Kenapa?” Bisik Niana penuh keluhan dan kebencian. Dia menatap lekat-lekat wajah Raya. Mengingat bahwa inilah orang yang mengambil Kal darinya. Merenggut cinta yang hampir sepuluh tahun dia pelihara. Orang inilah yang mencabut bunga kesayangannya dan melukai hatinya dengan parah.“Kenapa?!” Raung Niana melemparkan ponselnya hingga menatap tembok dan hancur.“Beraninya kau menggodanya! Beraninya kau menyentuhnya! Aku akan membuatmu hidup dalam penyesalan! Aku akan menjadikanmu wanita hina yang sampai pengemispun akan meludahimu!!!” Raung Niana dengan air mata berderai. Dia mengamuk menarik selimut dan menghancurkan barang-barang.Ketika semua hal sudah hancur berantakan dilantai, barulah Niana berhenti dengan nafas terengah-engah. Dia menatap semuanyal yang hancur. Kemudian berbalik pergi menu
“Aku baru saja menghapus pencarian panas tentangmu dan wanitamu. Bahkan dengan pakaian rapat, penggemarmu masih tidak akan melewatkanmu.” Ucapan panjang dan cepat Bobby langsung terdengar begitu Kal menjawab panggilan.“Oke.” Ucap Kal tenang. Namun hatinya kesal, bukan tidak mungkin jika ada Doni atau Seno didepannya maka dia akan menuntut alasan.Dia mempekerjakan mereka mengatur orang-orang bukan untuk mendapatkan hasil seperti ini. Omong-omong, dia senang mendengar kata 'wanitamu' dari Bobby. Mungkin dia harus menambahkan bonus untuk manajernya itu.“Divisi hubungan masyarakat sedang mengawasi lebih lanjut trend internet. Menjaga jika postingan serupa mulai muncul lagi.” Ucap Bobby. Karna masalah postingan seharusnya sudah selesai untuk saat ini, dia melanjutkan dengan topik lain, “Omong-omong, aku sedang menegosiasikan tawaran pekerjaan baru untukmu. Merek Vhercelin sedang meluncurkan produk baru dan memintamu menjadi bintang iklan mereka.”Vhercelin adalah salah satu merek jam t
Raffa tertawa mendengar ucapan Juleha. Dia mengulurkan tangan mengusap pipi lembut gadis itu.“Khawatir padaku?” Tanyanya.Juleha berdecak. “Apa tidak merasa canggung kalian dua pria besar tidur disofa kecil itu? Lagipula yang benar-benar panjang hanya satu. Sisanya tidak sepanjang itu.”“Kalau begitu biarkan aku tidur dikamarmu. Jadi aku tidak perlu tidur disofa yang canggung.” Ucap Raffa dengan tatapan main-main.Juleha menatap Raffa nyalang selama hampir satu menit. Raffa sendiri sangat sabar. Mendapatkan tatapan ganas itu, dia hanya tersenyum menunggu keputusan Juleha.Kemudian wanita itu berbalik, masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintu. Tentu saja dengan senang hati Raffa mengekorinya. Masuk ke dalam kamar Juleha dan menutup pintu. Sepertinya malam ini dia akan bermimpi indah.Sementara itu, dikamar lain, Kal membaringkan Noval dengan hati-hati. Raya melepaskan sepatu anak itu, kemudian mengelap tangan dan kakinya dengan handuk basah.Setelah selesai mengurus Noval, Raya berbal
Pagi itu, Juleha mengantar Raffa ke bandara. Sementara Raya, Kal dan Noval pergi sarapan. Mereka memasuki toko sarapan sederhana yang ramai. Raya yang merekomendasikan tempat ini.“Bagaimana menurutmu?” tanya Raya ketika Kal mencicipi pancake dengan sirup maple. “Enak.” Sahut Kal. Rasanya masih standar. Bisa dimakan. Jadi dia mengatakan enak.“Beberapa kali Hani memesan takeaway dari sini. Aku cukup menyukainya. Rasanya enak dan harganya lebih murah.” Celoteh Raya.“Bu, bu, es lim.” Pinta Noval sambil menarik-narik tangan Raya.“Nono, ini masih pagi. Nanti sakit perut. Makan siang nanti bubu belikan es krim, oke?” bujuk Raya.“Es Lim.” Pinta Noval dengan wajah cemberut dan mata mulai berkaca-kaca.Raya mendesah. Ini dia, scene dimana semua orang akan begitu bersimpati dan menganggap Raya sebagai penjahat dimulai. Noval dengan kesengsaraannya yang tak tertandingi.“Nono.” Desan Raya tak berdaya.Tapi pria kecil itu sepertinya sangat bertekad untuk mendapatkan es krim. Dia tidak mengam