Home / Thriller / Call My Name Is Andra / Perjanjian Kencan

Share

Perjanjian Kencan

Author: Puri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Andra tetap menggandeng  tangan Diandra  tanpa  perduli  tatapan  orang  yang  menuju pada  mereka. Tak berapa  lama  Andra  berhasil  membawa  Diandra  keluar  dari tempat itu. Andra  meletakkan  kedua  tangannya di saku  celananya sambil  memandang  wajah  gadis  di hadapannya. Alis  laki-laki  itu bertaut menjadi satu. Tak ada  kata  yang  keluar  dari  mulutnya selain  tatapannya  yang  dingin. 

'Hadeh... kenapa nih cowok diam  terus  ngelihatin  aku  begitu sih," gumam Diandra. 

"Kamu  kenapa  ngelihatin saya  seperti  itu?" Tanya  Diandra  gugup. 

"Anda  belum  menjawab  pertanyaan saya!" Balas  Andra.

"Pertanyaan  yang mana?" sambung Diandra. 

"Kenapa  anda  disini?"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Call My Name Is Andra   Kencan Pertama Dimulai

    "Baiklah kita mulai kencan esok hari, aku harap kamu tidak keberatan. Dan satu lagi jangan memanggilku nona, cukup panggil Diandra saja agar tidak aneh. Jadi hari ini kita resmi jadian kan?" Diandra tak dapat menyembunyikan betapa bahagianya ia hari itu. Tapi Andra masih terlihat datar meski ia mengikuti permintaan gila anak tuannya itu. "Terserah nona, resmi atau tidaknya di tangan anda. Bukankah ini ide anda?" ucap Andra. "Apa kamu tidak ikhlas?" Tanya Diandra. "Anda mau saya jujur?" Andra membalikkan kalimat gadis di hadapannya. "Ya, katakan!" Diandra tahu manusia seperti Andra sangat susah di taklukkan tapi justru itu yang membuat Diandra makin penasaran. "Saya terpaksa karena saya sudah berjanji, itulah faktanya," ucap Andra membuat Diandra kecewa. "Aku terlalu berharap tapi tak masalah aku akan membuatmu menyukaiku," balas Diandra. "Kalau begitu saya permisi!" An

  • Call My Name Is Andra   Keyakinan Seorang Diandra

    Tak lama berselang bus yang mereka nantikan pun tiba. Andra menggenggam tangan Diandra tanpa kata dan segera naik ke dalam bus. "Lagi-lagi ia membuat jantungku tak menentu!" gumam Diandra sembari mengikuti langkah sang bodyguard. Diandra duduk di samping Andra yang terlihat sangat santai dan terbiasa dengan kendaraan yang ditumpanginya, akan tetapi hal sebaliknya bagi Diandra. "Ini kali pertama aku naik bus, ternyata seperti ini rasanya?" celetuk Diandra sambil memandang wajah Andra yang duduk sambil melipat kedua tangan di dada yang ada tepat di sampingnya. Tanpa menoleh Andra hanya tersenyum simpul. "Kenapa kamu hanya tersenyum apa ada yang lucu?" tanya Diandra. "Ini bus ekonomi nona, coba amati sekitarmu. Jangan hanya fokus pada dirimu!""Lihat penumpang lain di kanan kirimu, mereka ada yang terlihat baik-baik saja, akan tetapi hal sebaliknya yang terjadi," ucap Andra memgejutkan anak tuannya itu. "Mereka biasa saja, memangnya apanya yang

  • Call My Name Is Andra   Ciuman Pertama

    Pemandangan pantai dengan suara ombak serta hembusan angin mendamaikan hati seorang Diandra. Kedua pasangan itu duduk sambil menikmati debur ombak yang membasahi kaki keduanya."Jangan mengatakan hal yang sama!" ucap Diandra. "Terserah aku mau jatuh cinta dengan siapa, kamu tidak bisa melarangku," sambung gadis itu. "Kalau begitu apa yang dilakukan orang saat kencan?" Pertanyaan Andra membuat gadis disampingnya langsung tersedak. "Uhuk.. uhuk.. uhuk!""Minum!" Tiba-tiba Andra menyodorkan sebotol minuman pada Diandra. "Terimakasih, kapan kamu beli minuman ini?" tanya Diandra. "Tadi, waktu anda berjalan cepat menuju pantai saya mampir kesebuah kedai membeli ini. Anda pasti tak menyadarinya karena anda terlalu antusias, dan tidak perhatikan sekitar," terang Andra. "Jadi apa jawabannya?" Andra kembali membuat gadis itu berkeringat dingin. "Gila nih cowok!""Bisa-bisanya ia bertanya demikian saat kencan pertama kami!"

  • Call My Name Is Andra   Bahaya Itu Nyata

    "Apakah kita pulang sekarang, takutnya ayah kamu nanti khawatir," ucap Andra. "Aku sudah menghubungi ayah, aku sudah memberitahunya jika aku keluar bersamamu. Jadi beliau tak akan cemas," jawab Diandra. "Aku hanya ingin menikmati hari ini. Tapi entah kenapa waktu terasa cepat berlalu saat kita bersama," ujar Diandra sembari menatap angkasa. "Apa kamu tidak lapar?" "Kita sudah terlalu lama disini, aku sudah mulai lelah," ucap Andra berusaha membujuk gadis itu untuk pulang. "Apa kamu tidak mau menuruti ku?""Sedari tadi kita hanya berdebat apa ini namanya kencan?" gerutu Diandra. "Bukannya kamu yang terus mengajak berdebat," balas Andra. "Jika saja kamu tidak menyebalkan aku juga tidak akan meladeni sikapmu itu, dimana-mana kencan pertama itu manis romantis tapi yang kamu lakukan hanya menguji kesabaranku," ucap Diandra meluapkan kekesalannya. "Jika kamu menyerah belum terlambat, dan mari kita akhiri semua disini. Sudah ku katakan menci

  • Call My Name Is Andra   Isi Hati Seorang Andra.

    "Menyelamatkanku dengan menodongkan pisau di leher?" "Ha.. yang benar saja," ucap Diandra kesal. "Terserah apa pendapatmu, kita pulang sekarang sebelum hal lebih buruk terjadi. Di luar rumah masih banyak musuh berkeliaran lebih baik kita tidak ambil resiko," ucap Andra. Andra menggandeng tangan anak tuannya itu hingga sampai di pemberhentian bus. "Coba tadi kamu mau naik mobil, kita tidak usah repot-repot menunggu kendaraan!" gerutu Diandra.Sesekali gadis itu melirik ke lengan dan punggung Andra yang terluka. "Lukanya lumayan dalam, mending aku ajak dia mencari klinik untuk mengobati lukanya," gumam Diandra. "Kita mencari klinik terdekat di area sini, lukamu harus diobati!" ajak Diandra. "Aku baik-baik saja," balas Andra. "Lukamu jangan kamu anggap remeh!""Ayo cepat!" Diandra menarik tangan Andra, tapi Andra masih setia di posisi duduknya. "Pergi sendiri sana!""Aku akan menunggumu disini," balas Andra. "Apa?"

  • Call My Name Is Andra   Rencana Perjodohan

    "Aku hanya ingin mengobati lukamu! Memang apa yang kamu fikirkan!" ucap Diandra. Andra langsung terdiam seketika. Ia pun berbalik arah menatap Diandra. "Sekarang kamu yang mengerjaiku!" ucap Andra. "Apa?""Aku menyuruhmu buka baju agar aku bisa mengoleskan obat ke punggungmu yang terus mengeluarkan darah!""Berhentilah menatapku seakan aku seorang terdakwa, cepat buka bajumu dan berbaringlah aku akan menyiapkan obat untuk membalut lukamu!" ucap Diandra. Andra pun mulai menuruti Diandra dan membiarkan gadis itu mengobatinya. "Pelan-pelan!" ucap Andra"Tahan dulu, memang sedikit sakit tapi ini tak akan lama," ucap Diandra sambil terus mengoleskan obat di punggung serta lengan Andra. "Selesai, kamu bisa bangun sekarang. aku akan membalut luka di tanganmu setelah itu kamu bisa istirahat di kamarmu," ucap Diandra. Andra pasrah mengikuti arahan Diandra sampai semua lukanya sudah di balut kain perban. "Terimakasih," ucap Andra.

  • Call My Name Is Andra   Sosok Calon Jodoh Diandra

    Dengan nafas tak beraturan Andra terbangun. Lalu ia mengambil segelas air dan meneguknya. "Keputusan apa yang ayah maksud?""Apa ini ada kaitannya dengan gadis kepala batu itu?""Hufts!" Andra menarik nafas dan menghembuskannya kasar. Perasaannya makin tak menentu. "Apa aku salah mengambil keputusan?""Sudahlah.. mungkin aku terlalu overthinkin!"Andra duduk sambil memainkan ponsel miliknya. Hingga ia kembali mengantuk dan terlelap. Keesokan paginya Andra bangun seperti biasa. Dan setelah selesai merapikan diri ia menemui Angkasa di ruang kerjanya. "Tok.. tok.. tok!"Andra mengetuk pintu dan setelah penjaga membukakan pintu Andra segera masuk ke dalam. "Duduklah!" titah Angkasa mempersilahkan ajudannya itu untuk duduk di kursi tepat di hadapannya. "Hari ini aku ingin memperkenalkan Dion pada Diandra. Bisakah kamu membantuku mengantar Diandra ke tempat yang ku maksudkan. Jika aku memberitahunya secara langsung aku takut anak keras kepala itu akan menolaknya. Bisakah kamu memban

  • Call My Name Is Andra   Bertepuk Sebelah Tangan

    "Sialan,apa coba maksud ayah bicara seperti itu?" umpat gadis itu dalam hati. "Mungkin anda benar, jika kami sering bertemu mungkin kami bisa menemukan hal kesamaan antara kami berdua," balas Dion sambil tersenyum. "Hm.. ku rasa kita tidak akan pernah ada kecocokan!" sahut Diandra dengan ketus. Mata Angkasa langsung menatap tajam putrinya itu. "Bagaimana bisa kamu tahu jika kamu tidak mencoba mengenal satu sama lain, yang namanya hubungan itu semakin sering bertemu maka akan semakin mengenal dan bisa menjadi semakin akrab. Jadi ayah harap kalian bisa paling tidak bersahabat terlebih dahulu," terang Angkasa. "Apa Andra tahu akan hal ini?""Kenapa batang hidung cowok kulkas itu tidak nampak disini?" gumam Diandra sambil menatap ke segala arah. "Apa kamu mencari sesuatu?"Dion merasa nyawa gadis disebelahnya tidak ada bersama mereka saat itu meski tubuhnya ada di dekat mereka. "Aku mencari kekasihku!" Diandra tanpa sadar membuat masalah baru. "PACAR...?""Sejak kapan kamu punya

Latest chapter

  • Call My Name Is Andra   Rencana Pertunangan

    Dua pasangan itu pun berlalu meninggalkan pantai dan berjalan menuju mobil untuk mencari rumah makan. Di dalam mobil pun tak ada perbincangan hingga suasana sangat sunyi. Sampai akhirnya Andra membuka suara. "Maaf anda mau makan dimana, Tuan?" tanya Andra sopan. "Ehm dimana ya, sayang menurut kamu, kita enaknya makan apa?" Dion malah balik bertanya pada Diandra yang asyik melamun. "Terserah kamu saja," balas Diandra lembut. "Kalau begitu di rumah makan terdekat saja, dari pada keburu kelaparan," sahut Dion yang masih menggenggam tangan Diandra. "Baik," jawab Andra. Andra melajukan mobilnya menuju tempat sesuai tujuan sang tuan. Tak butuh waktu lama mobil itu pun terhenti. Kedua pasangan itu turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan memesan beberapa menu, Dion mengajak Andra bergabung bersama dalam satu meja dengan dia dan Diandra. Tak berapa lama menu pesanan mereka pun tiba, mereka pun bersiap menikmati hidangan. Andra duduk di depan Diandra sedangkan Dio

  • Call My Name Is Andra   Beri Aku Kesempatan

    Andra menatap ke arah Diandra yang masih mengalungkan kedua tangannya di leher Dion, dan pura-pura tak melihat bodyguardnya tersebut. "Apa kalian sedang menggunakan kami untuk memanas-manasi satu sama lain," bisik Lyli. Andra tersenyum frik kembali. Ia seakan tak ambil pusing dengan sikap mantan kekasihnya tersebut. "Apa menurutmu dia cemburu?" Andra menatap Diandra tanpa ekspresi apapun, laki-laki itu kembali menghisap rokok di tangannya tanpa menoleh ke arah Lyli yang sedari tadi duduk di sampingnya. "Ku rasa ia cemburu," balas Lyli. "Dia terlalu bodoh untuk bersandiwara," sahut Andra. "Ya, dia tak sepertimu yang terlalu ahli sampai seperti tak punya hati!" timpal Lyli. "Hatiku sudah lama mati," sahut Andra seakan tanpa dosa. "Kau bahkan menciumku, aku bisa saja salah mengartikan sikapmu itu. Bagaimana bisa kau melakukannya saat kau tak ada perasaan apapun terhadapku," ujar Lyli sambil mengeryitkan keningnya. "Mudah, aku hanya menganggapmu patung yang bisa aku mainkan sesu

  • Call My Name Is Andra   Tak Sesuai Ekspetasi

    "Maaf ini tujuannya kemana?" tanya Andra. "Ke pantai saja," sahut Diandra"Apa kau tak keberatan?"Diandra memalingkan pandangannya kepada Dion yang duduk di sampingnya. "Tentu saja tidak, aku akan menemanimu kemana pun kamu mau," balas Dion. "Baguslah, kalau begitu cari pantai yang paling bagus pemandangannya!" titah Diandra pada Andra yang sedang fokus mengemudikan mobilnya. "Baiklah!" balas Andra. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Lyli mengusap keringat di kening Andra dan itu membuat Diandra yang duduk di belakangnya langsung terperangah. "Kau tidurlah, tak usah repot membasuh keringatku!""Aku tak ingin mengotori tanganmu yang lembut," ucap Andra. Perasaan Lyli makin tidak terkontrol, gadis itu dibuat terus berbunga-bunga seakan ada banyak petasan di dalam dirinya yang siap membuatnya meloncat kegirangan. "Astaga.. untuk sejenak aku ingin melupakan jika ini hanya sandiwara. Andai kata-kata itu nyata untukku, aku akan jadi wanita terbahagia saat ini. Sudah lama aku menantikan

  • Call My Name Is Andra   Permainan Berlanjut

    Diandra membalas pelukan Dion sambil melirik ke arah Andra. Tampak wajah Andra datar tak berekspresi mematahkan ekspetasi seorang Diandra yang berharap ia dapat melihat kekesalan di wajah Andra. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu sama sekali tak menunjukkan kekesalan yang ada ia tampak acuh, meski dalam hati Andra ia sangat kesal. Laki-laki itu sangat pandai menyembunyikan perasaan amarahnya. "Sial.. dia sama sekali tidak perduli!""Jadi selama ini apa?""Aku benar-benar salah menilai dia!" umpat Diandra dalam hati. Perlahan gadis itu menjauhkan kembali tubuhnya dari Dion. "Ehm.. sudah malam apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Diandra yang lelah dengan sandiwaranya. "Apa kau tidak suka aku disini?" tanya Dion. "Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam. Besok kita kan bisa ketemu lagi," balas Diandra. "Baiklah.. tapi janji ya besok kita jalan!" cetus Dion. "Hm.. iya," balas Diandra. Andra hanya terdiam mematung berdiri di belakang pasangan baru tersebut. Dion mengusap lembu

  • Call My Name Is Andra   Pembalasan Diandra

    "Keluarlah dari ruangan ini!" usir Andra. "Kau tak perlu terus menerus mengusirku, itu sama sekali tidak sopan.""Apa kau yakin menyuruhku pergi? Aku rasa kau akan membutuhkan bantuanku lagi," kata Lyli sambil tersenyum. "Aku lelah aku butuh istirahat!" sahut Andra. "Oke, jika butuh bantuan hubungi aku!" Gadis itu akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan kamar Andra. Di tempat berbeda Diandra menemui sang ayah. "Yah, Dion datang jam berapa?""Aku akan menemaninya berbincang," ucap Diandra. Sontak sang ayah pun terkejut karena belum lama gadis itu ke ruangannya dan menyatakan ketidak setujuannya. "Nanti jam tujuh, tapi kenapa kamu berubah fikiran?" Angkasa mencoba mengulik alasan dibalik perubahan sikap sang putri."Aku menolak karena ada hati yang harus ku jaga, tapi sekarang hati itu telah berpindah tempat," balas Diandra. "Maksud kamu apa?" Angkasa mengeryitkan keningnya tak mengerti arti kalimat sang putri. "Nanti ayah juga akan tahu sendiri," balas gadis itu. Malam pun

  • Call My Name Is Andra   Semua Berakhir Dan Aku Terjebak

    "Andra adalah kekasih Diandra, dan dia sedang terluka. Bagaimana bisa Diandra malah menemani pria lain saat kekasih Diandra dalam kondisi tidak baik-baik saja Yah!""Saat Andra baik-baik saja pun Diandra tak akan mau duduk berbincang dengan pria lain apalagi di saat seperti ini, maaf jika ini yang ayah ingin bicarakan dengan Diandra, ayah tahu betul apa jawabannya. Diandra permisi Yah!" Gadis itu bangkit dan tak memperdulikan reaksi sang ayah sedikit pun. Diandra nampak sangat kesal ia pun memutuskan untuk pergi ke ruangan Andra. Diandra membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Andra. Tapi matanya terbelalak saat melihat Andra yang terbaring sedang ada dalam dekapan seorang wanita. "Ehem..!"Gadis itu berdeham membuyarkan kegiatan di hadapannya. "Ah.. maaf!" ucap Lyli sambil bangkit berdiri menatap sepasang mata yang seakan siap menerkamnya. "Kamu siapa?" tanya Diandra tanpa basa-basi. "Aku Lyli cinta pertama Andra!"Lyli mengulurkan tangan kepada Diandra, tapi gadis

  • Call My Name Is Andra   Cinta Sepihak Andra Kini Hadir

    "Hm.. rasanya jiwa pembantaiku lenyap ketika berhadapan denganmu," celetuk Andra. "Bagus kalau begitu, aku jadi bisa berbangga karena bisa menjinakkanmu," balas Diandra. "Aku sudah kenyang, taruh saja di makanannya di meja," ujar Andra. "Oh.. ya sudah tapi minum dulu lalu minum obatmu, aku harap kondisimu bisa lekas pulih. Tapi kenapa kamu tidak ke rumah sakit dan malah memilih pulang kemari?" Diandra heran terhadap laki-laki di hadapannya, bukannya saat terluka orang akan memilih bergegas ke rumah sakit tapi Andra justru sebaliknya. "Jika aku ke rumah sakit dan musuhku tahu itu akan jauh lebih buruk untukku. Alexs juga bisa menyerang mu dan ayahmu karena kondisiku ini, aku tak mau itu terjadi," terang Andra. "Ehm.. sepertinya hidup mu jauh dari kedamaian," celetuk Diandra. "Memang seperti itu, apa kau sekarang ingin mundur?" tanya Andra. "Aku bukan gadis pengecut, aku akan tetap bersamamu apapun kondisimu!" Diandra sangat teguh pada pendiriannya dan itu cukup membuat Andra t

  • Call My Name Is Andra   Ajari Aku Agar Terbiasa

    "Kau benar-benar buas!" ledek Andra sambil tersenyum. "Aku begini karena aku hampir berhenti bernafas karena mencemaskanmu, tahukah kamu betapa takutnya aku melihatmu terluka dan berdarah!" ujar gadis itu kepada kekasih yang hanya tersenyum ke arahnya. "Kamu harus terbiasa, karena mungkin ini bukan yang pertama dan bisa terjadi lagi," celetuk Andra yang tanpa sadar semakin memancing amarah kekasihnya itu. "Apa kamu sama sekali tak perduli kecemasanku?""Bisakah kamu menganggap ini serius, dan lebih hati-hati!""Tak bisakah kau menjauh dari bahaya!" Gadis itu mencecar Andra dengan kalimat emosi yang ia rasakan. "Aku ini dulu bajingan!""Bagaimana bisa aku menjauh dari bahaya jika musuhku saja tak terhitung nona?""Kamu bisa mencari orang lain jika tak ingin jantungan tiap hari, aku akan mengikhlaskanmu. Dari pada kamu tersiksa bersamaku," ucap Andra. "Apa tak ada solusi lain selain memintaku menjauh darimu?""Apa aku tak berarti apa-apa?" ucap Diandra. "Aku malas berdebat, aku b

  • Call My Name Is Andra   Betapa Aku Mencemaskanmu

    Penjaga itu mencabut pisau yang menancap di punggung Andra secara perlahan, lalu ia membaringkan tubuh Andra yang terluka di atas ranjang tempat tidurnya. "Aku harus segera melaporkan ke tuan!"Penjaga itu bergegas berlari menuju ruangan Angkasa. "Tok.. tok.. tok!"Penjaga itu menggedor ruangan sang tuan dengan keras. "Masuk!" Terdengar jawaban dari dalam ruangan. Penjaga itu pun tanpa fikir panjang mempercepat langkahnya. "Maaf tuan!""Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini tuan Andra sedang terkapar di kamarnya, sepertinya ia diserang karena ada pisau tertancap di punggungnya," ucap sang penjaga. "Apa..!!!""Bagaimana sekarang kondisinya?""Kenapa tidak membawanya ke rumah sakit?" Angkasa tampak panik dan bergegas menuju ruangan sang ajudan. "Maaf tuan, tapi beliau meminta saya untuk membawanya ke ruangannya," terang sang penjaga berjalan mengekori Angkasa. Diandra yang mendengar langkah kaki pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk memastikan apa yang terjadi. "Kenapa ada

DMCA.com Protection Status