Dalam duka pasti ada suka. Dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Jangan menyerah karena dengan putus asa kita tidak lebih dari pecundang.(Athar ❤️Afni – Pesonanya Ndalem)***Athar segera menghubungi Gus Azril menggunakan ponsel Kang Adnan. Tidak butuh waktu lama panggilan itu pun dijawab.“Assalamualaikum, Gus. Ini Athar," sapa Athar panik.“Wa’alaikumussalam ... iya, Kang. Ada apa?” tanya Azril, ia berusaha tenang, meskipun hatinya sangat gelisah memikirkan keberadaan sang adik. “Apa Mbak Wardah keluar dengan Ning Afni?” tanyanya langsung tanpa harus berbasa-basi. “Iya, ada apa, Kang?” Azril masih berusaha menyembunyikan masalah ini supaya tidak terdengar orang luar, hanya keluarga ndalem saja.“Mbak Wardah kami temukan pingsan di jalanan sepi, gang tikus tidak jauh dari pasar, tapi Ning Afninya tidak ada," ujar Athar menjelaskan.“Afni diculik Gus Arsya,” ucap Azril lirih. Akhirnya ia mengaku pada Athar dan berharap Athar bisa membantu.“Tidak mungkin.” Tubuh Athar langsung gemet
Mencintai dalam diam, tanpa perlu takut kehilangan. Karena Allah telah menyiapkan yang terbaik bagi hambanya yang sabar dalam mencintai.(Athar Farhad – Afni Azkiah Syauqi)***Afni masih terlihat ketakutan, tubuhnya pun masih gemetar. Azril langsung mengenakan hijab ke kepala Afni untuk menutupi rambut sang adik. Di ruangan itu ada Athar yang sudah mendapatkan pertolongan lukanya dan juga beberapa tim Arza, ia tidak mau ada yang melihat aurat sang adik. Azril dengan cepat menggendong Afni dan membawanya ke mobil. Sebelumnya ia menyerahkan kunci mobil pada Athar. Athar langsung mengikuti Azril dari belakang. Beruntung luka Athar tidak parah, bahkan darahnya sudah berhenti.Arsya beserta komplotannya sudah diamankan Arza bersama timnya. Mereka semua sudah dimasukkan ke dalam mobil tahanan. Arsya menatap semuanya penuh kebencian dan dendam.“Dek, Abang urus ini dulu. Harus ada laporan setelah penangkapan. Nanti setelah semua beres Abang akan ke sana bersama Fathiyah dan Arash,” ucap A
Cintailah dalam diam supaya terjaga dari sentuhan haram, tetap melangitkan doa di sepertiga malam. Yakinlah, kalau ia jodohmu Allah akan mendekatkan.(Athar Farhad Hasbullah – Afni Azkiah Syauqi)***Sesuai permintaan Afnan, Athar langsung menghubungi kedua orang tuanya. Mereka awalnya terkejut dengan apa yang dikatakan putra semata wayang mereka. Namun, juga bahagia mendengar apa yang diceritakan oleh Athar. Syafina dan Farhad berjanji pada Athar akan datang besok dengan membawa hantaran untuk mengkhitbah Afni. Apalagi sekarang Syafina tidak terlalu sibuk, semua urusan butik dan modeling sudah ditangani orang kepercayaannya, ia bisa bekerja dan mengawasi dari rumah. Saat ini ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk menjaga sang mertua. Begitu pun dengan Farhad yang lebih banyak meluangkan waktu untuk ayah dan istrinya. Sakit yang dialami Luthfi membawa perubahan besar bagi Farhad dan Syafina yang selama ini terlalu sibuk dengan bisnis. Mereka lalai dalam menjaga Luthfi
Siang ini, usai menjalankan ibadah empat rakaatnya, Afni bersiap untuk didandani. Ya, hari ini resepsi pernikahan Afni dan Athar akan digelar di salah satu hotel milik keluarga Athar yang kebetulan ada di kota kelahiran Afni. Hotel itu adalah salah satu cabang ketiga dari hotel keluarga Athar yang sudah ada di beberapa kota besar di seluruh Indonesia.Sengaja Syafina mengirim MUA untuk merias sang menantu. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk Athar dan Afni di resepsi pernikahan ini. Arsyi ikut mendampingi sang adik yang sedang dirias di dalam kamarnya. Wanita cantik istri dari putra kedua Arni itu, kini perutnya sudah semakin membesar yang membuat ruang geraknya semakin dibatasi oleh sang suami yang menjelma menjadi pria posesif.Sementara itu Athar berada di ruang keluarga bersama Azril membicarakan tentang bisnis mereka. Bisnis yang akan mereka rilis bersama yang di dalamnya ada Azril, Arza, dan Athar. Selain membicarakan bisnis, Azril tengah menyiapkan kejutan untuk sang istri.
Usai resepsi digelar, keesokan harinya, Athar mengajak Afni pulang ke rumahnya. Mobil beserta sopir keluarga sudah menunggu mereka di depan halaman pesantren.Usai berpamitan dengan anggota keluarga yang lain, mereka pun meninggalkan pesantren. Ini pertama kalinya Afni akan mengunjungi rumah Athar. Wanita cantik itu sejak tadi gelisah, ia takut akan melakukan kesalahan di depan kedua orang tua Athar yang berujung mereka tidak menyukainya. Keluarga Athar adalah keluarga kaya, pasti banyak peraturan di dalam rumah itu, sedangkan ia belum terbiasa dengan semuanya, meskipun keluarga Afni sendiri juga terbilang kaya, tetapi beda keluarga pasti beda peraturan di dalamnya. Afni yang terbiasa manja pada sang bunda merasakan ketakutan sendiri dengan pemikirannya, apalagi rumor tinggal bersama mertua yang ia dengar kebanyakan tidak cocok dengan menantu membuatnya semakin gelisah.Afni juga tahu hubungan sang bunda dan sang nenek selama ini sangat baik, bahkan tidak seperti menantu, melainkan a
Sesampainya di kota Malang, Kedatangan Afni dan Athar disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Syafina yang tinggal di kaki gunung. Mereka dipersilakan untuk beristirahat terlebih dahulu karena pastinya capek setelah perjalanan yang cukup jauh. Athar langsung mengajak Afni menuju kamar yang sudah disiapkan sang nenek, kamar yang biasanya selalu ia tempati selama ada di sini. "Sayang, kamu istirahat dulu, aku aku bersih-bersih," ucapnya tersenyum hangat pada sang istri. Athar bergegas masuk kamar mandi ntuk membersihkan badannya yang terasa lengket.Afni tidak langsung beristirahat, ia menata pakaiannya dan memasukkannya ke dalam lemari. Wanita cantik itu meletakkan pakaian Athar dan dirinya yang telah mereka bawa, juga keperluan mereka selama ada di sini supaya lebih mudah menjangkaunya.Afni sudah menghubungi kedua orang tuanya, mengabarkan pada mereka kalau ia dan sang suami sudah sampai di kota Malang. Usai menata pakaiannya dan Athar, ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Rasa l
Athar tersenyum melihat Afni yang mudah akrab dengan keluarganya. Wanita cantik yang sudah menjadi istrinya itu bisa menempatkan diri dengan keluarganya, meskipun berbeda generasi, tetapi wanita itu bisa mengimbanginya. “Alhamdulillah, Ning Afni bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Dia tidak rewel, bahkan tidak pernah mengeluh," ucap Athar tersenyum lega sambil memainkan ponselnya karena tengah membalas chat dari orang kepercayaannya di restoran.“Nak Athar, bisa ikut Kakek memetik buah mangga di samping kebun bunga?” ucap Kakek Dipta yang membuat Athar sedikit terkejut karena datang tiba-tiba. Athar pun menyudahi aktivitasnya membalas chat. “Iya, Kakek. Mari!” jawabnya sopan. Pria tampan tampan itu langsung berdiri. Athar mengikuti Kakek Dipta sambil membawa keranjang buah yang berukuran cukup besar.“Kek, pohonnya berbuah lebat, ya?” tanya Athar penasaran sambil terus mengikuti sang kakek.“Alhamdulillah, Nak. Cukup lebat, apalagi ada tiga pohon,” ujarnya sambil terseny
Athar tersenyum melihat begitu semangatnya sang istri memanjat. Hal yang tidak pernah ia sangka. Gadis kalem yang manja yang saat ini menjadi istrinya itu memiliki sesuatu yang unik. Gadis cantik itu sangat bersemangat. Namun, wajah tampan Athar yang tersenyum manis itu tiba-tiba beralih menjadi khawatir kala melihat istri cantiknya yang berada di atas pohon menggaruk-garuk tubuhnya. “Sayang, kamu baik-baik saja!” teriak Athar khawatir. Ia belum naik di bagian atas karena Afni yang memilih mendahuluinya.“Semut, Mas. Gatal!” teraiknya sambil meringis kesakitan dengan wajah yang sudah memerah.“Oh tidak! Afni!” teriak Athar panik. Apa yang aku takutkan terjadi.Wanita cantik itu terjatuh, Namun, beruntung tubuhnya tersangkut ranting yang lumayan kokoh. Kriek!Ranting yang menahan beban tubuh Afni tidak kuat lagi. Wanita cantik bermata bulat itu panik karena hampir jatuh, beruntung ia masih bisa bergelantungan di ranting lain.Kakek Dipta yang melihat hal itu tidak kalah paniknya, ap
Susah payah Afni duduk, ia ingin bergegas ke kamar mandi tanpa harus membangunkan sang suami. Tubuhnya sakit semua seperti habis dipukuli. Ia tidak tahu, gerakannya tadi dirasakan Athar karena pria tampan itu hanya pura-pura tidur.Afni dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya, bangun dari ranjang. Namun, belum juga ia berdiri Athar kembali menarik tangan wanita cantik itu. Ia kembali mengukung tubuh itu.“Mau ke mana, Hm ...?” tanya Athar sambil membelitkan tangannya.“Mas, aku mau mandi,” jawabnya lembut dengan malu-malu. "Tubuhku capek banget, kayak habis nguli panggul di pasar. atau lebih parahnya kayak habis dipukuli orang," ucapnya mendramatisir sambil mengerucutkan bibirnya mengemaskan.“Apanya yang sakit?” tanyanya sambil menciumi tengkuk wanita cantik itu. Afni menggeliat menatap horor sang suami. Tanpa menunggu lama, Athar langsung berdiri. Membuat Afni berteriak menutup mata, dengan tanpa rasa malu, laki-laki tampan itu menghampirinya. Tubuh Afni diangkat, lalu membawanya
Sesampainya di rumah, Afni dan Athar berkumpul di ruang keluarga sambil membuka oleh-oleh mereka. Niat hati ingin langsung beristirahat harus tertunda. Sang papa dan sang mama ingin mereka bercerita keseruan mereka saat bulan madu. Tentu saja yang ditanyakan adalah kerajaan mereka mengunjungi tempat wisata, bukan saat mereka memadu kasih di apartemen. Kedua orang tua Athar mendengarkan keseruan mereka, hingga terbawa suasana."Jadi pingin liburan ke Turki bersama kalian semua," ucap Syafina sambil melirik sang suami seolah memberi kode."Enggak usah melirik Papa, Ma. Papa sudah paham, kok. Ya, boleh akhir tahun kita habiskan dengan liburan ke Turki," ucap Farhad menatap sang istri sambil mengeringkan matanya. Sungguh, mirip sekali kelakuannya dengan sang putra."Kalau bisa, Papa Luthfi, Ayah Dipta, dan Ibu kita ajak sekalian, pasti makin seru liburan bersama," ucap Syafina yang diangguki antusias oleh sang putra."Iya, aku mendukungmu, Ma. Apa yang dikatakan Mama aku setuju," ucap Ath
Azril menceritakan apa yang diceritakan sang tante pada Arsyi yang saat ini berada di kanar mereka. Salah satu keluarga almarhum Azam mengalami hal yang di luar nalar dan meminta Azril untuk membantunya. Azril yang kebetulan memiliki keahlian menolong orang yang diganggu mahkluk halus pun mau membantu merukyah bersama pakdenya yang lain. Arsyi tercengang dan hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Mereka percaya ada dunia lain, tetapi melakukan cara mistik di zaman modern untuk menggait laki-laki, hampir mereka tidak percaya.Azril sendiri juga pernah menangani pasangan yang hampir terkena sihir itu kalau saja ikatan cinta pasiennya tidak kuat. Entah, apa yang terjadi selanjutnya pada hidup orang tersebut, bahkan orang tersebut tidak sanggup bila istrinya meninggalkannya karena kesalahan itu. “Awal Jumpa, mereka merasakan biasa aja, bahkan mangaku langsung menyukai wanita itu saat itu juga, pasien Azril yang merupakan sepupunya itu pun tidak peduli, tetapi saat berangkat b
Kumala baru saja keluar dari ruangannya di salah satu rumah sakit di Turki. Ia segera bergegas pulang ke apartemen mewahnya. “Bagaimana malam ini kalau aku menagih janji pada Athar dan mengajaknya makan malam? Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini sebelum Athar kembali ke Indonesia,” ucapnya lirih.Dengan cepat Kumala segera menghubungi Athar untuk mengajaknya makan malam. “Assalamualaikum, Thar,” sapanya lembut.“Wa’alaikumussalam, La. Ada apa ini? Tumben telepon,” jawab Athar di seberang sana. “Aku hanya ingin menagih janjimu padamu. Bisakah kamu mengajakku makan malam hari ini? Aku takut kamu segera kembali ke Indonesia. Itu artinya aku akan menyia-nyiakan kesempatanku untuk bersamamu,” ucapnya manja dengan mengerlingka mata, meskipun Athar tidak bisa melihatnya hanya mendengar suaranya saja.“Tentu saja. Apa kamu punya rekomendasi restoran yang enak dan romantis sambil menghabiskan malam bersama pasangan?” tanya Athar tersenyum di seberang sana, sedangkan di sampingnya ada
Tiga hari dirawat, kondisi Athar semakin membaik. Hari ini ia diperbolehkan pulang. Afni menyambutnya dengan suka cita. Beberapa hari yang lalu, keluarga Afni juga menjenguk Athar di rumah sakit, bahkan Arni dan Afnan diminta untuk menginap. Oleh-oleh yang dibawa Afni dan Athar dari Malang sudah dibongkar Syafina, mereka membawakan oleh-oleh itu untuk Arni dan Afnan saat pulang ke Gresik.Syafina dan Farhad yang mendapatkan kabar dari Afni kalau Athar sudah diizinkan pulang pun menjemput mereka. Awalnya mereka akan menjenguk sepulangnya Farhad dari kantor, tetapi mendapatkan kabar sang putra diizinkan pulang, Farhad menghubungi bawahannya dan mengabarkan kalau dirinya hari ini mengambil libur. Kakek Luthfi juga turut ikut menjemput sang putra, meskipun awalnya menolak, tapi Syafina sedikit memaksa. Sang menantu bilang, selain menjemput Athar, mereka akan mengunjungi panti untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan.Athar dan Afni sudah menunggu kedatangan Syafina, Farhad, dan Kakek Lut
Sesuai janjinya pada Farhad, usai mengunjungi pasien dan tugasnya di rumah sakit selesai, Dokter Amri segera menuju ke rumah sang sahabat itu.Tadi siang, setelah meneleponnya, Farhad langsung menghubungi sang adik untuk memintanya memeriksa Athar. Tidak perlu lama, jarak kediaman Farhad dari rumah sakit cukup dekat, sehingga memudahkan Dokter Amri untuk segera sampai rumah tersebut.“Assalamualaikum,” sapa Dokter yang menjadi sahabat Farhad dan Syafina itu ramah saat memasuki rumah itu. Ia melihat Farhad, Syafina, dan Kakek Luthfi duduk di ruang keluarga.“Wa’alaikumussalam, Had," jawab ketiga orang itu serempak.“Akhirnya kamu datang juga. Segera periksa Athar, ya, Am. Panasnya kembali tinggi. Tadi sempat menurun, sekarang panas lagi,” ujar Syafina langsung menyahut dengan wajah penuh kekhawatiran.“Mereka baru pulang dari bulan madu atau gimana, sih?"” tanya Dokter yang sudah menjadi bagian dari keluarga Kakek Luthfi itu.“Bukan bulan madu, Athar dan Afni diperintah kakek neneknya
Usai memanjakan sang istri dengan menjekajahi kuliner, Athar mengajak Afni untuk melanjutkan perjalanan. Wanita cantik yang sangat ia cintai itu terlihat lega sambil terus mengusap perutnya."Kenapa dielus, Sayang? Emangnya di dalam sana Athat junior, 'kah?" tanyanya tersenyum menggoda."Hadeeh, Mas. aku baru tiga Minggu selesai kedatangan tamu bulanan, bagaiman bisa secepat itu," ujar Afni dengan polosnya. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil mereka."Bisa saja, Yang. Kalau Allah sudah berkehendak, mengapa tidak. Kun fayakun," ucap Athar tersenyum bijak."Aamiin, semoga apa yang kita harapkan benar-benar diijabah oleh Allah," ucap Afni tersenyum lembut. Keduanya sudah dalam mode serius dan tidak selengean lagi.Athar segera melajukan mobilnya kembali melanjutkan pulang. Tidak sabar mengajak sang istri pulang. Bukan karena tidak ingin menghabiskan waktu berlama dengan sang istri di luaran, tetapi rasa capek setelah perjalanan jauh dan beberapa hari yang lalu berusaha kuat untuk
Afni sudah membereskan barang-barangnya di lemari dan memasukkannya ke dalam koper. setelah semua dirasa tidak ada yang ketinggalan, ia tersenyum lega. Hal sama dilakukan Athar yang turut membantu sang istri. Athar ditugaskan Afni merapikan ranjang dan melipat selimut. Seperti keberangkatan mereka saat ke sini, mereka juga akan meninggalkan Malang selepas salat Subuh. Hal itu mereka lakukan supaya tidak terjebak kemacetan, apalagi ini musim liburan. Athar juga tidak memilih lewat tol karena Afni yang meminta. Wanita cantik itu ingin mampir-mampir dan bisa menikmati pemandangan.Usai membereskan semua dan membawanya keluar untuk diletakkan di bagasi. Afni dan Athar mengerjakan salat subuh terlebih dahulu.Afni sempatkan untuk mengaji sebentar setelah berdoa dan berzikir. Athar tersenyum pada sang istri yang sudah siap untuk pulang.Nenek Murni tidak membiarkan sang cucu dan cucu menantunya kembali ke Surabaya dengan perut kosong. Sebelum salat Subuh, wanita cantik di usia senja itu sud
Fathiyah tersenyum sambil menyuapi sang buah hati, kala terdengar sayup suara mobil sang suami kembali masuk ke dalam halaman rumah. Pria tampan yang berprofesi sebagai abdi negara itu ternyata menepati janjinya untuk tidak berlama-lama setelah mengerjakan tugasnya karena akan membawa keluarga kecilnya jalan-jalan.“Assalamualaikum, Sayang,” ucapnya sambil mencium kepala sang istri dari belakang. Wanita cantik itu tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari sang suami.“Wa’alaikumussalam. Akhirnya datang juga,” serunya sambil menghadap ke arah sang suami.“Pantang bagiku untuk mengingkari janjiku pada istri tercintaku,” balasnya tersenyum lembut sambil duduk di samping sang istri.“Hai, kesayangannya Ayah. Lagi makan apa ini?” sapa Arza pada sang putra yang makin hari makin gemuk dan mengemaskan.“Makan udang,” jawab si kecil Arnav yang terlihat semakin menggemaskan dengan pipi gembulnya.“Sini dipangku Ayah,” ucapnya sambil menepuk pahanya. Bocah tampan itu tersenyum sambil berjalan t