Share

84. Pesan Untuk Masa Depan

Penulis: Risa Bluesaphier
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ruang kamar yang ditempati Lorant mendadak hening. Suasana menjadi sendu. Masing-masing sibuk dengan pergulatan batinnya sendiri. Akhirnya Benca memecah kesunyian sambil menghampiri Gustav dan memeluknya.

"Ayah, sudahlah, jangan berkata begitu, aku akan sangat sedih jika Ayah seperti ini." Benca teringat saat dirinya ditemukan oleh Gustav dihutan dalam keadaan pingsan karena terjatuh dari kudanya. Ketika Gustav merawat sakitnya, serta memberinya ide untuk membuat tiga makam, agar orang yang membunuh keluarganya mengira dia juga sudah mati, membuat Benca merasa seperti terlindungi dan begitu diperhatikan. Benca tahu, pada saat itu, memang yang terbaik adalah mundur sejenak, sampai mereka benar-benar tahu, siapa yang sangat menginginkan Benca sekeluarga menjadi mayat. Ya, hal tersebut adalah bagian dari perjuangan dirinya, termasuk mengikhlaskan diri saat Lorant telah menemukan dirinya, namun justru menyerahkan penjagaan serta kepercayaan untuk menjadi pendamping hidup Benca pa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   85. Persahabatan

    DELAPAN BELAS TAHUN KEMUDIAN Perkebunan Arva (Orava) Slovakia, 1 January 1610 Benca menatap sahabatnya yang sedang bahagia. Baroness Erzsebet Czobor de Czoborszentmihaly, atau biasa dia memanggilnya hanya dengan Erza. Saat itu Erza terus saja menatap langit cerah dengan senyum dan pipi yang memerah. "Erza, besok adalah hari jadi pernikahanmu, apakah Gyorgy memberimu sesuatu sehingga membuatmu sangat bahagia seperti ini?" Erza menatap sahabatnya, yang telah menjadi kakak iparnya tersebut, dia telah mengetahui semua kisah masa lalu Benca, namun memutuskan untuk tetap memanggil sahabatnya dengan nama Fia saja. Sebab, dirinya juga ingin mengubur rasa bersalahnya kerena merasa tidak mampu menjaga Benca tetap aman dalam pengawasannya ketika Lorant sedang pergi berperang. "Fia, aku sangat bahagia sekali dengan semua yang telah aku peroleh dalam kehidupan ini. Besok adalah juga hari jadi pernikahanmu dengan Arpad, serta Laszlo…" Erza sengaja memotong ucapanny

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   86. Keluarga Bahagia

    Kediaman Gustav, 25 February 1610 "Di mana Edvin, Lovisa, Marcell dan Marton?" Gustav bertanya pada Benca yang sedang sibuk mempersiapkan hidangan di meja makan. Gustav selalu bahagia berkumpul dengan cucu-cucunya, "Apakah mereka bersama Arpad?" "Tidak Ayah, mereka sedang bersama Imre, Borbola, Illona serta Katalin. Entah apa yang sedang mereka lakukan, katanya mereka sedang ada proyek serius." "Haha, mereka sudah mulai memikirkan sebuah proyek rupanya. Apakah kekayaan orang tua serta kakeknya tidak cukup buat mereka?" Gustav merasa lucu mendengar cucu-cucunya bicara tentang proyek. Diusia lebih dari setengah abad, Gustav merasa sangat bahagia, mungkin dirinya tidak pernah bersatu dengan Ellie dan putri mereka seumur hidup, namun kebahagiaan yang dia peroleh saat ini juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Dia mulai merasakan Benca sebagai putri kandung bagi dirinya, bukan sekedar seorang gadis yang dia temukan di hutan lalu diangkat menjadi putrinya.

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   87. Kriminal vs Korban

    "Bagaimana tugas penyelidikan kalian?" Tanya Gustav kepada Lorant dan Arpad, setelah mereka duduk. "Kami baru saja mulai menyelidiki laporan dari seseorang, bukti-bukti yang terkumpul belum kuat, jadi kami belum bisa membahasnya sekarang." Jawab Lorant diplomatis, dibawah kursi dia menginjak kaki Arpad memberi peringatan untuk tidak mebahas apapun tentang penyelidikan mereka. "Ya, aku paham. Aku dengar ini masalah kriminal yang sangat rumit dan melibatkan keluarga bangsawan kelas atas. Jadi tentu kalian harus sangat berhati-hati." Gustav berpikir, kedua pria yang mirip satu sama lain di hadapannya ini sedang mengarahkan penyelidikan kepada keluarga Ivett terkait sejarah kelam yang pernah dialami Fia dan Lorant. Itulah sebabnya dia tidak mau bertanya lebih dalam, biarlah hal tersebut menjadi privacy bagi Lorant dan Arpad. Dia menghargai tugas mereka sebagai abdi negara yang harus menjaga banyak rahasia dari khalayak umum. Selain itu, di dekat mereka ada anak-anak yang

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   88. Undangan Pesta, 25 February 1610

    Selesai makan, para pria duduk di halaman belakang yang luas, sementara anak-anak beristirahat di kamar masing-masing. Benca menyiapkan macam-macam kudapan untuk menemani mereka. Rasanya bahagia dan aman setiap berada di antara tiga pria terhebat dalam hidupnya. Benca tidak bisa membayangkan jika dirinya berada jauh dari mereka semua, hidupnya pasti akan sangat kacau balau tanpa rasa aman. Mereka adalah malaikat bagi Benca. Dengan wajah penuh kekaguman serta rasa cinta yang tulus, Gustav membicarakan Ellie, kekasih rahasianya kepada Arpad dan Lorant. "Aku baru saja membicarakan masalah bisnis dengan beberapa bangsawan di Arva, termasuk membahas beberapa perkebunan milik keluarga de Ecsed. Lalu tuan rumah mengundang para istri dan anak-anak bangsawan dari kelas manapun untuk menghadiri pesta yang akan diselenggarakan keluarga de Ecsed. Seperti kalian ketahui bahwa Countess Elizabeth Bathory de Ecsed memiliki program pelatihan yang dibuat untuk para wanita agar bisa mempelajar

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   89. Mimpi Yang Menakutkan

    Lorant dan Arpad masih saja berdiskusi di ruang tengah bersama Gustav, Benca sudah tidak mampu lagi menemani mereka, jadi setelah menyiapkan kudapan, Benca pamit untuk pergi tidur. Karena lelah, Benca langsung lelap, namun dalam tidurnya Benca bermimpi, ayah dan ibunya sedang bermain berkejaran dengan dirinya di tepi hutan saat dia berusia balita. Cuaca yang tadinya cerah, berubah temaram, sepertinya mendung dan sebentar lagi akan turun hujan. Ibunya bergegas membereskan barang-barang di atas tikar piknik mereka dibantu ayahnya. Benca yang masih saja berlarian. Tanpa sadar kaki mungilnya melangkah memasuki hutan. Gergely yang menyadari bahwa Benca telah berlari ke arah yang salah segera mengejarnya, sambil memerintahkan Gerda untuk bergegas membereskan semuanya. Sesaat ketika ayahnya hampir meraih lengan mungilnya, tiba-tiba sesosok makhluk yang mengerikan berdiri di hadapan tubuh Benca yang mungil. Makhluk itu tersenyum sinis dengan wajah dingin dan kejam. S

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   90. Dua Pria Satu Cinta

    Untuk meminimalisasikan suara-suara yang keluar akibat diskusi terkait perencanaan meneliti kediaman Benca di tepi hutan, Arpad mengambil kertas dan pena. Sesaat kemudian mulai membuat sketsa serta diagram rencana, seperti yang biasa mereka lakukan saat membuat sebuah strategi dalam pertempuran. Arpad ikut membuat coret-coretan di sana-sini. Keduanya telah melakukan banyak pekerjaan besar bagi wilayah Arva maupun kerajaan secara bersama-sama. Komunikasi non verbal antara mereka terkadang lebih tajam dari sekedar bicara. Akhirnya didapatkan sebuah kesimpulan yang mereka sepakati bersama. Lorant dan pasukan yang cukup bisa dipercaya, akan bertolak ke kediaman Fia setelah acara pesta di kastil bibi mereka. Sementara Arpad, akan menjaga keluarga bersama Gustav seperti biasanya. Kepergian Lorant akan di iringi tiga orang pembawa pesan yang mampu berpacu dengan kudanya dalam kecepatan maksimal, agar bisa segera memberikan kabar terbaru terkait penelitian yang akan dilakukan oleh L

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   91. Tiga Generasi Bertemu

    Cachtice Catsle, 2 Maret 1610 Benca telah menyelesaikan banyak masakan, dan siap untuk disuguhkan. Hari masih siang, ada banyak waktu untuk membuat garnish atau hiasan yang bisa mempercantik tampilan hidangan. Maka dia bergegas untuk mencari beberapa bahan dan meminta Lovisa untuk mengumpulkannya. "Lui, bisakah kamu minta tolong pelayan untuk mengumpulkan mentimun, tomat, wortel dan lobak, lalu mengupas dan mencucinya?" "Baik Ibu. Berapa banyak yang Ibu butuhkan?" "Ambilkan masih-masing satu keranjang." "Baik Ibu." Lovisa mencari pelayan dan menyampaikan pesan ibunya. Sementara Lorant yang sedang mengaduk sup di dalam panci dekat suatu sudut dapur tidak pernah lepas memperhatikan ke mana pun Lovisa atau Benca melangkah. Dia dengan tegas melarang mereka bertiga terpisah ruangan satu sama lain apapun alasannya. Seorang pelayan datang memberikan pesanan Benca, tanpa sengaja dia melihat jari pelayan yang tergores dan meninggalkan bekas. "J

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   92. Insiden di Pesta, 3 Maret 1610

    Acara pesta di Cachtice Castle berjalan dengan baik diiringi musik sendu tanpa tari-tarian. Keluarga bangsawan berdatangan, bahkan keluarga dari kerajaan Polandia, Perancis dan Jerman juga hadir. Rupanya acara ini semacam manipulasi pertemuan politik antara pemimpin-pemimpin besar. Dan mengapa diadakan di Cachtice Castle, bukan di salah satu kerajaan besar lainnya? tidak lain demi membuat situasi seolah-olah normal, bukan acara kenegaraan. Mereka ingin mengkonsolidasikan situasi terkini satu sama lain. Yang paling utama adalah, mereka perlu menerima nasihat Count Gyorgy Thurzo de Bethlenfalva sahabat dari Count Ferenc Nadasdy, pemilik gelar Black Hero Of Hungary, suami dari Countess Elizabeth Bathory de Ecsed. Agenda utamanya adalah tentang persekutuan melawan musuh abadi mereka selama berabad-abad yang saat ini justru semakin kuat, bahkan wilayah kekaisaran mereka semakin luas meliputi hampir seluruh bagian Eropa dan Asia. Tentu saja hal tersebut membuat mereka haru

Bab terbaru

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   119. Episode Kehidupan

    Suasana pemakaman cukup sepi. Hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja. Waktu pemakaman juga dibuat sesingkat mungkin. Benca menatap nanar saat peti mati diturunkan ke dalam liang lahat. "Bibi Ellie, semoga arwahmu tenang di sisi-Nya. Aku sudah memafkanmu, meskipun kamu tidak pernah memintanya." Benca memejamkan matanya, mencoba melupakan kejadian empat tahun lalu saat dirinya disekap bersama Lovisa di ruang bawah tanah. Bagaimanapun, Benca merasakan bahwa Ellie tidak sungguh-sungguh ingin menyakitinya. Ellie hanya sedang terjebak dalam situasi yang serba salah. Setelah prosesi pemakaman dilakukan, satu persatu pergi meninggalkan makam dan kembali ke rumah masing-masing. Orang memastikan bahwa di sanalah jasad Blood Countess de Ecsed atau Mother of Vampire disemayamkan. Sebuah episode kehidupan dari seorang Blood Countess de Ecsed atau Mother of Vampire telah berakhir. *** Epilog : Yang orang-orang dan dunia luar tidak ketahui adalah, jasad Ellie dimakamkan di dalam hutan, dekat sebu

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   118. Datang dan Pergi, 21 Agustus 1614

    Seluruh keluarga masih berduka saat selesai menghadiri pemakaman Gustav. Tidak berapa lama, seorang pengawal masuk, mengabarkan bahwa Ellie telah meninggal di dalam ruangan tahanannya. Hal tersebut diketahui karena Ellie tidak menyentuh makanannya sama sekali, setelah pintu dibuka untuk memeriksa, Ellie ditemukan terkapar di lantai sudah tidak bernyawa. Arpad berdiri terpaku, membeku seperti patung yang bernyawa."Apakah aku yang telah menyebabkan bibi Ellie meninggal? Selama ini, Ayah Gustav tidak pernah mengetahui bahwa Bibi Ellie masih hidup dan ditahan di dalam kastilnya sendiri. Ayah Gustav selalu berpikir, bahwa Bibi Ellie telah menerima hukuman mati bersama yang lainnya. Sejak itu, kondisi kesehatan Ayah Gustav terus menurun dan akhirnya pergi. Ayah Gustav memang tidak pernah membicarakan atau mengeluhkan apa yang dirasakannya. tetapi aku tahu, apa yang membuatnya berubah seratus delapanpuluh derajat sejak kepergian Bibi Ellie. Dia pasti sangat

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   117. Menjemputmu, 21 Agustus 1614

    Di dalam sebuah ruang sempit dengan ventilasi kecil untuk sekedar bernafas, serta lubang pintu yang hanya cukup untuk meletakkan sepiring makanan setiap harinya. Ellie terduduk di sudut sambil memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Entah sudah berapa lama dia terkurung di ruangan ini. Ingatannya sudah mulai memudar, dan dia juga telah menjadi tua, keriput, jelek, kurus dan lemah. Namun semua itu tidak lagi mengganggu Ellie. Hanya ada sesuatu yang masih lekat dalam memorinya, dia adalah Gustav, kekasih hatinya, orang yang paling dia cintai seumur hidupnya. Saat ini dirinya tidak lagi meratapi serta menyesali perbuatannya yang telah merugikan banyak pihak, dia sudah menerima hukumannya dengan ikhlas. Tetapi, hatinya lebih sering didera kerinduan, serta kesepian yang teramat sangat terhadap Gustav kekasihnya. Terakhir kali dia menatap wajah kekasihnya adalah ketika dirinya digiring seperti

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   116. Mother Of Vampire

    Setelah terungkapnya tragedi pembunuhan berantai di Kastil Cachtice, beredar desas-desus mengenai sisi lain dari sang putri yang diberi julukan Blood Countess De Ecsed. Cerita bergulir bagaikan bola liar yang panas, menghubungkan praktek pembunuhan tersebut dengan ritual satanisme yang di anut oleh sang putri berdarah. Rakyat dicekam rasa takut akan adanya semacam sekte atau aliran satanisme yang membutuhkan tumbal atau persembahan berupa darah gadis perawan yang mungkin masih berjalan di suatu tempat di sekitar mereka. Gosip dan desas-desus terus berseliweran diantara para rakyat untuk waktu yang cukup lama. Kondisi tidak serta merta menjadi normal lagi seperti sediakala setelah keputusan dan hukuman dijatuhkan terhadap putri berdarah dan pengikutnya. "Sebaiknya, selepas senja, tidak boleh ada seorang gadispun yang boleh berkeliaran di luar rumah. Mungkin saja arwah Blood Countess de Ecsed masih bergentayangan mencari korban." Sekelompo

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   115. Persidangan Tertutup, tahun 1611

    Para tersangka duduk diam menunduk di hadapan Raja Matyas. Sebelumnya, Raja Matyas telah mendengarkan keterangan dari para saksi dalam pertemuan terpisah, juga mempelajari semua laporan yang disusun oleh Gyorgy, Lorant dan Arpad. Tidak ada keramaian dalam persidangan ini, hanya para tersangka, Gyorgy, Arpad, Lorant, beberapa mentri, serta hakim yang akan memberikan pertimbangan hukuman bagi para tersangka yang sesungguhnya telah diputuskan pada pertemuan tertutup sebelumnya. Elizabeth Bathory dan Klara sebagai tersangka utama tidak dihadirkan dalam persidangan dengan berbagai pertimbangan. Bagaimanapun, persidangan secara terbuka bagi keluarga kerajaan akan sangat memalukan, mengingat garis keturunan serta hubungan kekerabatan dengan kerajaan-kerajaan lain, juga mengingat jasa-jasa kepahlawanan suami tersangka utama pada kerajaan menjadi faktor penting dalam menjaga hubungan baik, maka mereka tidak akan pernah melakukan persidangan terbuka untuknya. Memperkara

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   114. Pertemuan Tertutup

    Sambil menarik nafas sejenak, Pendeta Luthern Istvan Magyari melanjutkan laporannya kepada Raja Matyas, “….karena jumlahnya semakin banyak, aku mencurigai bahwa meninggalnya mereka bukanlah sesuatu yang wajar, Tuanku. Sehingga aku menolak untuk memberikan penghormatan terakhir bagi mereka yang meninggal tersebut. Tetapi kalau pada akhirnya mereka membuang mayat-mayat tersebut di sembarang tempat begitu saja, aku sungguh tidak mengetahuinya.” Pendeta Luthern Istvan Magyari mengakhiri laporannya, di hadapannya Raja Matyas terpaku bisu setelah mendengar penjelasan tersebut. Bayangan mayat-mayat bergelimpangan di semak-semak, di dalam hutan, maupun di tempat-tempat pembuangan, membuatnya merasa sangat terpukul. Dia sering berada di medan tempur untuk berjuang membela negara, melibas musuh-musuhnya tanpa ampun, namun di dalam area pemerintahannya sendiri, telah terjadi praktek pembunuhan yang kejam dan berjalan sudah cukup lama tanpa diketahui. Hal ini seperti sebu

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   113. Sebuah Kesadaran

    Gustav sedang berada di taman yang dipenuhi bunga-bunga, dia duduk tersenyum menatap istri dan putri ciliknya yang memiliki wajah bercahaya, sedang bermain mengejar kupu-kupu yang menarik perhatian dengan warnanya yang rupawan. Ellie begitu cantik, muda dan mempesona. Putri mereka tidak berhenti tertawa mengejar kupu-kupu, tiba-tiba saja seekor burung gagak menyerang putri mereka hingga tersungkur jatuh. Wajah putri mereka yang bercahaya beradu dengan tanah, membuat dia menangis. Gustav yang kaget segera hendak menolong, namun istrinya yang cantik mendadak berubah menjadi monster yang mengerikan. Wajahnya menjadi sangat pucat dengan taring yang semakin memanjang. Tatapan matanya nanar tertuju pada burung gagak tersebut, lalu secepat kilat menyambar burung gagak dan melumatnya dengan buas, membuat wajahnya berlumuran dengan darah segar. Putri mereka yang sudah bangkit dan melihat ibunya melakukan sesuatu yang sangat mengerikan dengan waja

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   112. Mimpi Benca

    Lorant memperhatikan kening Benca yang berkedut serta sudut mata yang sedikit mengerut, seperti sedang gelisah. Lorant masih menggenggam jemari Lovisa untuk memberinya kekuatan, sementara kondisi Benca membuatnya hawatir, jadi dia mengulurkan sebelah tangannya untuk mengelus kening Benca agar bisa lebih tenang. Saat itu, Arpad datang sambil membawa roti dan air untuk diberikan kepada Lorant. Dia juga melihat wajah Benca yang gelisah. Sepertinya Benca sedang memimpikan sesuatu di dalam bawah sadarnya. Arpad dan Lorant saling memandang. Lorant meminta Arpad untuk duduk di dekatnya dan menggenggam jemari Benca, sementara dirinya tetap berada di dekat Lovisa. Dengan sebelah tangannya yang tadi mengelus Benca, Lorant mengambil roti dan mulai mengisi perutnya yang kosong sejak lama. Rasanya, makanan terakhir yang masuk ke tubuhnya adalah kemarin saat mereka baru saja selesai dari penyelidikkan di rumah pohon milik Gustav. Setelah itu, mereka langsung marathon melaku

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   111. Aku, Kamu, dan Cinta Kita

    Gustav memasuki rumahnya dengan gontai. Rasanya, seluruh jiwa raganya berada terpisah di dunia masing-masing, tidak saling terhubung satu sama lain. Gustav memasuki ruang kerja, mengambil sebuah lukisan dalam bingkai kecil yang berada dalam laci mejanya, lalu memandang lekat-lekat lukisan versi mini antara dirinya dengan Ellie, satu-satunya wanita yang telah membuat hatinya terjerat dan tidak mampu berpaling. Lintasan-lintasan peristiwa berseliweran di kepalanya bagaikan sebuah film yang diputar secara otomatis. Segalanya tampak baru terjadi kemarin, padahal waktu telah membawa mereka pada usia senja. "Ellie, sayangku. Sampai kapanpun, aku akan tetap mencintaimu. Bila dunia memutuskan bahwa dirimu bersalah, maka aku harus bisa menerima dengan ikhlas segala keputusan yang akan diberikan. Kalau saja boleh, aku ingin menggantikan posisimu saat dipersidangan. Karena aku pasti tidak akan kuat melihatmu diadili."

DMCA.com Protection Status