Home / Romansa / CRAZY FOR LOVE / KIRANA UDAH GILA! SISEN 2

Share

KIRANA UDAH GILA! SISEN 2

Author: Kumara
last update Last Updated: 2021-11-21 09:21:03

Pohon jambu air sedang berbuah lebat di halaman depan sebuah rumah tua berpagar rendah. Halaman yang cukup luas dikotori daun-daun dan jambu-jambu air yang jatuh dan telah membusuk, jauh dari kata rapi apalagi bersih. Rumah bercat putih pudar itu mengingatkan Kirana pada rumah-rumah yang dia lihat di film-film Warkop DKI, rumah era 80'an. Dengan pintu besi berukuran besar, jendela pun besarnya hampir menyamai sebagian tembok, berada di muka dan sisi samping rumah, serta berlantai teraso. Kalau saja diberi sedikit polesan dan dirawat benar-benar, tentu rumah lawas itu akan terlihat indah dan menawan. Sayangnya ini malah terlihat suram seperti rumah hantu, Kirana jadi ragu untuk masuk. Ada apa gerangan Panji menempati rumah seseram ini? pikir Kirana heran.

"Nji ...! Panji ... !" Kirana memutuskan berseru memanggil dari luar pagar yang juga telah berkarat di sana-sini.

Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan rumah itu berpenghuni, masa iya Panji memberi alamat palsu? Emangnya dia Ayu Ting-Ting apa? Lima menit menunggu, akhirnya pintu kayu terbuka, dari sela-sela pintu besi Kirana bisa melihat yang membuka adalah Panji. Hatinya langsung lega. Selanjutnya Panji buru-buru membuka pintu besi setelah yakin yang datang adalah Kirana. Tunggu dulu, mata Kirana gagal fokus. Baju lengan buntung yang dipakai Panji bukan main kotornya, rambutnya juga hanya diikat sembarangan sampai helai-helainya mencuat tak karuan, kaki dan tangannya juga berlumur tanah kotor seperti lumpur. Ya Tuhan, Kirana mengucap dalam hati, apa sih yang sudah terjadi pada Panji? Kenapa dia jadi mirip orang-orangan sawah?

"Masuk aja, pagarnya gak dikunci!" panggil Panji dari ujung teras.

Agak ragu-ragu, Kirana memutuskan masuk menemui Panji. Aroma keringat menguar dari tubuh atletis Panji, sedang ada sesuatu yang dia kerjakan sepertinya. "Aku gak nyangka akhirnya kamu datang, aku pikir kamu gak akan datang, Kirana." Mata Panji menatapnya sayu.

"Iya, penasaran doang sih kamu tinggal di mana sekarang, gak taunya tinggal di rumah hantu kaya gini." Kirana mencibir sinis.

"Sifat sinis dan jutek kamu belum berubah juga, ya," tawa Panji, "masih sama kaya dulu. Ini bukan rumah hantu, ini rumah budheku yang udah lama gak ditempati, sayang daripada kosong, ya aku tempati aja. Ayo masuk dulu, Ran." Panji mempersilakan Kirana masuk ke dalam rumah.

Lagi-lagi Kirana terperanjat. Ruang tamu berukuran luas itu tempak begitu lengang dan hampa. Hanya terdapat sebuah sofa tua di sana sepaket dengan sebuah meja kayu. Ruang tamu langsung menyatu dengan ruang tengah karena itu ukurannya terlihat sangat lapang, di sisi kiri terdapat sebuah kamar, Kirana menduga itu adalah kamar Panji. Ruang tengah juga tembus sampai ke dapur, dan dari ruang tamu, halaman belakang bisa terlihat jelas.

Di halaman belakang terdapat banyak peralatan mematung termasuk gunungan tanah liat. Di dinding bagian belakang dekat dapur, tersusun topeng-topeng yang terbuat dari tanah liat. Selain topeng-topeng, ada juga miniatur objek seperti sepeda motor maupun hewan yang terbuat dari tanah lempung. Kirana batal duduk, perhatiannya tersedot pada topeng-topeng yang sudah diberi cat pewarna itu, barangkali ini lah yang dikerjakan Panji sampai dia tak punya waktu untuk mengurus hal lain, termasuk dirinya sendiri.

"Kamu yang bikin ini?" Tangan kiri Kirana mencomot satu topeng berwajah seperti monster dari cerita Jawa, topeng itu bagian belakangnya datar sebab memang digunakan sebagai hiasan dinding. Ekspresi kekagumannya tidak bisa dia sembunyikan. Omongannya soal Panji adalah gelandangan detik itu juga dia tarik kembali.

"Iya. Ya begini lah kerjaku sekarang. Aku bikin hiasan rumah atau kantor, ada juga yang dipake untuk pertunjukan tari, tergantung pesanan," jawab Panji.

Oke, level ke-kerenan Panji meningkat satu level. Bohong, ding. Di mata Kirana naiknya seratus level. "Aku gak tau kalo kamu punya bakat terpendam." Kirana memuji malu-malu, ujung jemarinya menyentuh permukaan topeng yang agak kasar, seakan ingin mengambil sisa-sisa sentuhan Panji.

"Gak lah, bukan bakat. Aku berlatih, selama lima tahun aku tinggal sama pakdheku di Malang. Aku diajari memahat, melukis, sampe bikin patung. Ini yang menurutku paling pas buat aku, makanya aku fokus di bidang ini aja."

"Oh ... " Kirana mengangguk-angguk seadanya.

"Mau minum apa?" tanya Panji sambil masuk ke dalam kamar mandi di samping dapur.

"Air putih aja, deh. Udah sering banget ngopi," jawab Kirana sembari berjalan menuju sofa.

"Karna pacarmu punya kafe, ya?" ledek Panji sambil membilas tangan dan kakinya di kamar mandi yang tidak ditutup pintunya.

"Bukan karna dia, kok!" Kirana menepis tudingan jahil Panji.

"Dia keliatan pencemburu. Waktu aku tanya soal kamu, mukanya keliatan banget betenya, mungkin kalo aku ngedesak terus, bisa-bisa aku dibogem." Panji tertawa lagi sambil keluar dari kamar mandi. Dia mengambil gelas dari lemari gantung dan mengisinya dengan air putih hangat dari dispenser.

"Jangan bahas dia, deh! Gak penting banget, lagian kami juga baru pacaran, kok. Kamu sendiri? Sejak kapan balik?"

"Baru sebulan, makanya rumah ini masih kosong." Panji meletakkan gelas di atas meja kayu, dia mengambil tempat di samping Kirana.

"Apa yang bikin kamu akhirnya balik?" tanya Kirana pelan, diam-diam berharap Panji akan menjawab bahwa dirinya lah alasan kepulangannya. Kalau benar begitu, maka cinta mereka akan bertabuh kembali. Kirana, kapan sih sembuh dari penyakit halunya?

Panji membuang muka ke halaman depan, menarik nafas berat, ada beban yang dia coba lepaskan. "Aku mau melupakan sesuatu dari Malang."

Semaksimal mungkin Kirana berusaha mencerna maksud Panji. Sinyal buruk ditangkap Kirana kemudian. Pasti di Malang ada seorang perempuan yang baru saja ditinggalkan Panji. Tumben otak Kirana cair, memang dugaannya benar, ada hati yang baru saja dipatahkan oleh Panji. "Kamu juga masih sama kaya dulu, suka pergi dan melarikan diri. Hati-hati nanti kamu kena karma loh suka menyakiti hati orang lain." tukas Kirana.

"Gak, kok. Kami pisah baik-baik."

"Baik-baik menurut kamu! Entah kalo menurut dia!" Kirana tengah menumpahkan curahan hatinya sendiri.

"Aku serius, Na. Dia kembali ke suaminya."

"HAH?!!!!" Kirana tersentak layaknya tokoh dalam sinetron favorit emak-emak, tinggal dibumbuhi suara jreng-jreng saja maka akan sangat akurat dia sebagai lakon. "Kamu jadi pelakor?! Eh, pebinor?!"

Alis Panji mengerut. "Pebinor? Apa tuh?" tanyanya bingung. Pria yang hidup di Gua seperti Panji mana mungkin tahu bahasa gaul atau istilah kekinian.

"Perebut bini orang!" tuduh Kirana.

"Ya, gak gitu juga, kan aku gak merebut. Tapi sekarang masa-masa itu udah berlalu, kok." Panji mengembangkan senyum simpul.

Cerita hubungan terlarang Panji terlalu nanggung, Kirana mau mengorek sampai ke akar. "Kok bisa sih kamu berhubungan sama istri orang? Apa gak ada cewek lajang di Malang?"

"Aku memang lebih suka perempuan lebih tua sih, Ran. Apalagi dia salah satu temen budheku, kami sama-sama muridnya pakdhe, dia juga belajar memahat trus dia juga guru tari. Awalnya dari curhat tapi lama-lama kami berteman sekadar buat senang-senang aja, tapi jadinya rumit waktu dia melibatkan perasaan," beber Panji panjang lebar. Melihat dari perubahan sikap dan gaya hidup Panji, memang dia sekarang tampak jauh lebih tenang, malah sudah cocok disamakan dengan om-om di pasar seni.

Kirana mulai jijay setelah mendengar pengakuan Panji. Walau dia tidak punya pengalaman pacaran yang banyak, tapi soal FWB (friend with benefit alias nggak pacaran tapi cuma temen plus-plus), Kirana sih banyak tahu. Teman-teman di kantornya juga banyak yang memilih menjalin hubungan seperti itu ketimbang terikat dengan satu orang. Alasannya karena pacaran bikin repot dan mengekang kebebasan, pergi ke sana dilarang, jalan sama teman harus ikut, ribet dan cenderung posesif. Beda dengan FWB. Selain bisa memiliki lebih dari 1 FWB dalam satu waktu, perasaan juga tidak dilibatkan dalam hubungan ini, pokoknya pure berteman tapi ada keuntungannya. Kirana mencoba berpikir positif, mungkin suaminya si mantan FWBnya Panji sudah loyo (ini dari mana positifnya sih? Positif loyo?!).

Untuk mengurangi kegugupan dan suasana yang kian tak enak, Kirana menegak habis air putihnya. "Jadi, cuma untuk melupakan tante itu makanya kamu ke sini? Gila! keren, pasti cantik banget dia walau udah berumur."

"Bukan, dia malah yang terus meneror aku, Ran."

"Ya kamu juga, sih! Ngapain coba berani-beraninya main api, sekarang kebakar baru tau rasa!"

"Cerita juga dong tentang kamu. Selama delapan tahun ini, kamu ngapain aja? Apa yang bikin kamu akhirnya datang nyariin aku? Bukannya kamu bilang kita gak perlu ketemu lagi?" Diungkitnya lagi soal itu. Panji menatap lekat Kirana. Mata keduanya saling menyala-nyala, menerangkan ada kerinduan.

Hidup gue gak tenang, setan! Semua gara-gara lu! Kirana mendamprat dalam hati. Tapi egonya terlalu tinggi untuk jujur mengatakan yang sebenarnya. "Biasa aja. Aku kuliah, kerja, kaya yang sekarang kamu liat, " jawab Kirana datar.

"Kalo boleh jujur, kamu cantik banget sekarang, pasti kamu rajin merawat diri. Kamu udah gak bau matahari lagi ... Kemarin, waktu pertama kita ketemu, aku sempat pangling, loh. Kupikir itu bukan kamu."

Kok ... rasa-rasanya pujian Panji barusan bernada seduktif? Lantaran cerita jujur Panji soal pengalamannya sebagai affair, pikiran Kirana jadi diisi hal-hal seronok. Pastinya Panji telah berpengalaman, badannya juga bagus, jangan-jangan pujian barusan dimaksudkannya untuk ... merayu Kirana? Kirana memekik dalam hati, dia mendadak panik. Dia memang mencintai Panji sekonyong-konyong koder, tapi bukan berarti dia mau menggantikan mantan FWBnya Panji. Belum lagi, sekarang mereka berada di rumahnya Panji, di daerah kekuasaan Panji, hanya berdua! Kemungkinan-kemungkinan edan nan absurd mulai menggentayangi pikiran Kirana. Bagaimana kalau tiba-tiba Panji berlagak seolah Christian Grey dan menganggap Kirana sebagai Anastasia Steele? Semua pertanyaan konyol terbang secara acak di dalam otak Kirana.

"GUE MAU PULANG!!" Tiba-tiba Kirana berteriak parno sambil berdiri. Panji melongo tak mengerti. "Bye!!!" Secepat kancil berlari menghindar dari harimau, Kirana keluar dari rumah Panji dan buru-buru menyetop bajaj yang kebetulan melintas.

"Rana! Besok kita ketemu di toko buku, ya!" Panji berseru dari dalam gerbang rumahnya sebelum Kirana menghilang dibawa bajaj.

"O-ok!" Meski ragu, Kirana mengiyakan.

Hanya Tuhan dan Kirana yang tahu apa yang ada di kepalanya. Panji terus memandangi bokong bajaj yang ditumpangi Kirana sampai menghilang di persimpangan jalan besar. Mukanya cemberut bingung terheran-heran, kenapa Kirana pulang tiba-tiba seperti orang ketakutan? Kirana memang sudah gila!

Related chapters

  • CRAZY FOR LOVE   PER-ZODIAK-AN DALAM BERCINTA

    Bibir Kirana maju lima senti, tangan kirinya yang selama hampir tiga puluh menit menopang dagunya juga mulai kesemutan karena pegal, berkali-kali matanya melawan rasa kantuk yang menyerang. Keterlaluan sekali Panji, dia asyik memilih buku sampai mengabaikan Kirana. Ngapain ngajak kalo gini, anjrit! semprot Kirana dalam hati. Mereka tadinya memang ketemuan di toko buku bekas di depan kafenya Akbar, tapi karena Kirana tidak ingin Akbar tahu, dia mengajak Panji ke toko buku bekas lain dengan iming-iming dia tahu toko buku yang menyediakan lebih banyak pilihan buku tua.Sial, iming-iming asal bunyi itu malah jadi kenyataan. Panji sungguh berjumpa banyak buku-buku yang sudah lama dia cari. Kurang tega apa lagi si Panji, sudah membiarkan Kirana menunggu sekian tahun, seakan tidak cukup, sekarang dia membuat Kirana harus menunggu lagi.Puk!Buku setebal tiga ruas jari telunjuk orang dewasa tepat mendarat pelan di atas kepala Kirana. Rupanya Panji. "Kamu ngantu

    Last Updated : 2021-11-21
  • CRAZY FOR LOVE   PANJI ISTIMEWAH! TELURNYA DUA!

    Mari selisik sebentar, apa yang istimewa dari Panji? Sampai bikin Kirana cinta mati kewer-kewer padanya. Semua bermula di kelas 12 yang sebelumnya sudah dibahas. Tapi lebih tepatnya di akhir semester pertama. Hari jadwal piket Kirana jatuh di hari selasa. Memang sial, hari selasa diisi orang-orang malas. Bayu dan Raka duo tukang onar, sebelum bel pulang berbunyi, batang hidung keduanya sudah lenyap.Rasman cuma membersihkan papan tulis, setetes keringat saja tidak keluar dari pori-pori tapi dia sebut itu termasuk piket. Sisanya tinggal Ayudia dan Laksmi, Ayudia beralasan ada les piano yang mendadak, dan teramat sayang kalau dilewatkan. Nah, kalau Laksmi sedang absen. tersisalah Kirana satu-satunya hari itu untuk menyapu sekaligus mengepel seluruh kelas dan teras.Kirana yang sejatinya memang super lambat selambat keong bisa butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Alhasil dia pulang sendirian lewat pukul 3, hanya tersisa beberapa adik kelas yang seda

    Last Updated : 2021-11-21
  • CRAZY FOR LOVE   NONTON BARENG

    “... Na! Kirana!” panggil Akbar. Berhubung Kirana terlalu larut berkutat dengan hape barunya, Akbar tidak punya pilihan selain menepuk bahunya.“Aposeh?” tanya Kirana agak sebal, arah matanya tidak bergeser dari layar hape.“Malam ini film yang kamu tunggu-tunggu udah rilis, loh.” Akbar duduk di hadapan Kirana lalu menopang dagu di atas meja, memasang tampang manis sebagai isyarat untuk mengajak nonton.“Film apaan ya, yang lagi gue tunggu-tunggu?” Kirana mengingat-ingat, alangkah banyak daftar film yang ingin dia tonton bulan ini. “Oh!” Dia berseru setelah menangkap satu judul. “Dua Garis Polisi! Yang itu, kan? Gue emang nungguin banget tuh film, udah rilis beneran?” Hape dia buka kembali untuk mengecek jadwal tayang bioskop di laman mbahgugel.“Bener, kan? Gimana kalo kita ajak Mila sama Adam? Kita kencan ganda?” usul Akbar yang langsung bikin Kir

    Last Updated : 2021-11-21
  • CRAZY FOR LOVE   PANJI (HILANG) KEMBALI

    Komputer di meja kerja Kirana masih memutar salah satu video dariyoutuberfavoritnya, Otto Gledek. Meski video itu seharusnya membuat penonton tertawa minimal mesem-mesem, Kirana malah bengong, matanya kosong. Welas yang baru kembali dari toilet mencuil pipi Kirana gemas. "Oi, kenapa lu? Kayak orang patah hati aja. Habis diputusin pacar lu yang punya kafe itu?" Dia menyelidik sambil menggoda."Hah! Kampret lu, Las," senggak Kirana, "lagi bingung nih gue. Udah seminggu gue dianggurin, cuma gara-gara gue ngajak mantan buat nonton bareng," bebernya curhat.Welas duduk anteng di kursinya, ingin tahu lebih lanjut, jarang-jarang Kirana mau cerita soal masalah pribadi. "Trus? Trus? Lu dicuekin pacar lu itu?" Sesekali Welas menyedot kopi dinginnya, menyiapkan diri untuk mendengar drama."Iya! Gue juga dicuekin sama mantan gue, itu yang paling bikin gue stres. Masa seminggu inichatgue kagak dibaca, padahal cuma hal sepele doang."

    Last Updated : 2021-11-21
  • CRAZY FOR LOVE   AKIBAT NONTON SINETRON

    Mulut Kirana mengakak lebar menertawakan humor yang dilempar Welas sejak keluar dari lift tadi, gara-gara curhat kemarin sekarang mereka jadi mendadak bestfriend. Makan bareng, ngopi bareng, ke toilet bareng, pulang juga bareng seperti saat ini. Baru saja kaki Welas keluar dari pintu, tangannya lekas menyikut Kirana, lalu menunjuk sesuatu dengan bibirnya. Kirana mengikuti arah pandang Welas.Rupanya Akbar. Pria itu melipat tangan di depan dada, menunggu Kirana tidak jauh dari pintu keluar gedung tempat Kirana kerja. “Lu pulang duluan, ya. Biar gue selesaikan masalah gue,” kata Kirana sudah siap amunisi.“Good luckya, Na.See ya!” Welas beranjak, menyetop taksi.Kirana mendekati Akbar yang sedang memandangi jalan dengan muka gelisah. “E-hem! Lagi nunggu gue?” tanya Kirana dingin. Akbar menoleh cepat, wajah kagetnya berubah semringah setelah melihat sosok Kirana.“Iya! Kamu belum juga ba

    Last Updated : 2021-11-21
  • CRAZY FOR LOVE   RENCANA BUSUK KIRANA

    Kekhawatiran Panji bukan tanpa alasan. Baru sehari pindah, Kirana sudah berulah. Seisi rumah Panji dia isi macam-macam perabot warna-warni. Kirana bohong waktu bilang dia hanya membawa sedikit barang. Nyatanya, dia bahkan rela menghabiskan separuh uang tabungan untuk membeli perabot-perabot modern dari IKEA. Diam-diam dia sudah merancang rumah impian di otak dan rumah Panji jadi korban pertama. Alasannya cukup masuk akal sih, biar suasana rumah terasa lebih berpenghuni, tapi mata Panji sakit, rata-rata Kirana memilih warna yang terlalu cerah, seperti merah muda dan ungu.Sofa tua dia singkirkan, kasur Panji yang sepreinya sudah buluk pun dia ganti dengan seprei baru bermotif bunga mawar. Peralatan masak, makan, semua satu set berwarna pastel. Dinding tak luput diberi sentuhan, jam dinding konyol berbentuk kandang burung, serta hiasan-hiasan dinding norak bertuliskan kutipan motivas(h)i(t) menjadi pilihan Kirana.“Tadah ...!&rdquo

    Last Updated : 2021-12-01
  • CRAZY FOR LOVE   LANGKAH AWAL

    Rencana busuk Kirana mesti dia tunda dulu. Pertengkaran soal interior rumah dengan Panji membuat mereka berada dalam situasi saling diam. Panji tidur di sofa beberapa malam, Kirana membiarkan pintu kamar terbuka supaya dirinya tidak dibayangi-bayangi hantu penghuni rumah, mau mengajak Panji tidur bareng juga dia gengsi. Terpaksalah hampir seminggu mereka mogok bicara. Tapi Kirana tetap melaksanakan tugas sesuai janjinya. Dia bersih-bersih, mulai dari menyedot debu, mengepel lantai, menyapu halaman. Setiap pagi dia juga menyiapkan sarapan, roti tawar selai cokelat kacang kesukaan Panji, dia letakkan begitu saja di atas meja bersama segelas susu hangat sebagai pendorong. Bahkan pakaian di keranjang kotor pun selalu dia cuci setiap dua kali sehari. Badannya lumayan gempor, sebab saat tinggal sendiri dia lebih cuek dan pemalas. Tampaknya semua pekerjaan itu dia lakukan hanya demi merebut perhatian Panji, cuma ingin membuatnya terkesan.Usaha Kirana tidak sia-sia. Ke

    Last Updated : 2021-12-01
  • CRAZY FOR LOVE   OBAT DARI FITRI

    Bolak-balik Kirana mengecek jam dinding. Panji pergi sejam yang lalu untuk menjemput Ladia, belum pulang juga. Apa jangan-jangan mereka nongkrong dulu? Atau mereka nostalgia ke rumah lama Panji? Prasangka-prasangka aneh merasuki otak Kirana. Satu hal yang pasti paling mengusik ketenteraman Kirana adalah: Ladia bukan lagi bocah, dia sudah dewasa sekarang, sudah 18 tahun. Bagaimanapun juga, Panji dan Ladia tidak punya hubungan darah, sah-sah saja kalau mereka saling suka. Kirana insyekur, takut kecemasannya jadi kenyataan, takut posisinya digeser daun muda, bunga yang baru merekah.Ketika Kirana sedang gundah gulana sembari menggigiti bibir, sepeda motor tua Panji masuk ke dalam halaman. Bergegas Kirana lari ke luar untuk menyambut pangerannya. Bibir Kirana langsung monyong beberapa senti, Ladia sungguh mekar sempurna. Cewek puber itu sekarang tinggi proporsional, lebih tinggi dari Kirana. Kulitnya kuning langsat, dua bola mata sayu menghias wajah tirusnya, dileng

    Last Updated : 2021-12-02

Latest chapter

  • CRAZY FOR LOVE   CRAZY FOR LOVE

    Gending manten kebo giro mengisi aula tempat berlangsungnya resepsi pernikahan Kirana dan Panji. Acara dilaksanakan secara sederhana dan tertutup hanya untuk keluarga dan sahabat terdekat. Kirana tidak bosan-bosan menoleh pada Panji yang tampak gagah mengenakan Solo Basahan. Senyum simpul terus merekah di bibir mereka berdua. Siapa sangka bahwa akhirnya mereka meraih akhir bahagia? (setidaknya sampai saat ini)."Keren! Jadi kawin juga lu! Emang jodoh gak ke mana, ya!" seru Mila yang baru datang bersama pacarnya, Adam. "Gue yang duluan pacaran, eh elu yang duluan kawin!" tambahnya sambil mencubit pipi Kirana."ish, nanti bedak gue cemong!" Kirana pura-pura ngambek."Tapi kalo lagi galau, ingat ... party dugem in the house, yo!" Adam mengekek. Dia sadar Panji langsung melempar lirikan tajam, dia segera berdalih, " Hehe ... canda ah, bro! Kirana udah gak main dugem lagi sekarang.""Ya gak papa juga sih

  • CRAZY FOR LOVE   AKU JANJI

    Suasana rumah Panji menjadi sangat kelabu dan kelam selama penyembuhan Kirana usai kehilangan calon jabang bayinya. Kirana diam total, sama sekali tak menyahut tiap kali diajak bicara. Rencana pernikahan pun batal, Kirana yang meminta untuk dibatalkan meski Panji bersedia untuk melanjutkan. Belum pernah Kirana merasa sekosong dan semenyesal ini, dia ingin tinggal bersama ibunya, hanya itu permintaan darinya. Setelah seminggu lebih pemulihan, Kirana pamit pulang, dia juga telah mengirim surat pengunduran diri ke tempat magang, dia berniat menyepi untuk waktu yang lama."Kamu pasti balik ke rumah kan, Ran?" tanya Panji sebelum Kirana menyeret kopernya masuk ke Bandara. Kirana diam, Panji mendesak lagi, "jawab aku, Rana! Kita masih bersama, kan?" Panji meminta janji Kirana. Begitulah manusia, kalau sudah tahu akan kehilangan, baru ketakutan sendiri (selama ini ke mana saja, Panji?)."Aku gak bisa janji." Suara Kirana datar.

  • CRAZY FOR LOVE   KEMALANGAN

    Tidak semenakutkan bayangan Kirana, pihak keluarganya justru menyambut baik rencana pernikahannya dengan Panji. Ayahnya yang masih berada di Malaysia berjanji akan datang di hari pernikahan. Sikap sinis malah datang dari ibunya Panji. Setelah yakin akan menikah, Panji memboyong Kirana ke Malang untuk bertemu orang tuanya dan membahas persiapan pernikahan. Perempuan kepala 6 itu selayaknya calon mertua menerima kedatangan Kirana ke rumah tapi wajah pahitnya tidak bisa dia sembunyikan. Terlebih lagi Panji adalah anak laki-laki satu-satunya dan tertua, dia punya 2 adik perempuan kembar yang masih duduk di bangku SMA. Seorang ibu akan memasang benteng tertinggi bila ada perempuan lain yang siap menggeser posisinya, itulah yang dilakukan ibu Panji, Kirana menerima masalah baru: mertua."Bukan gitu caranya, begini!""Panji itu anaknya bebas, kebebasannya mutlak, kamu harus mengerti itu.""Kamu juga mesti tau dia itu alergi uda

  • CRAZY FOR LOVE   DRAMA KELUARGA

    Kirana turun dari mobil Akbar. Adegan mengantar romantis ini juga bagian dari rencana mereka. Sesuai harapan, Panji yang tengah bekerja di halaman belakang melongok dan melihat kekasihnya diantar Akbar, mereka berdua bahkan menyempatkan diri untuk mengobrol beberapa menit. Sebelum pergi, Akbar sengaja pula mengelus kepala Kirana, Panji diam-diam mengintip cemberut.“Keren, diantar mantan pacar sekarang. Bukannya kamu bete banget sama dia?” singgung Panji setelah Kirana berada di dapur. Gurat cemburu sama sekali tidak bisa dia tutupi.“Aku pikir itu bukan urusan kamu lagi.” Kirana memanfaatkan momen ini untuk menunjukkan taringnya, sekalian saja dia membeberkan niatnya dengan Akbar, niatnya yang palsu itu. “Dia siap untuk menikahi aku supaya anakku punya bapak resmi.”Panji terbelalak, napasnya tercekat. “Yang bener aja kamu!” Panji berdiri, protes tanpa basa-basi. &ld

  • CRAZY FOR LOVE   BUNTING

    Aroma obat yang dibenci Panji menyerang dari tiap sudut lorong ruang tunggu rumah sakit. Kalau bukan karena Kirana pingsan, Panji sudah sejak tadi kabur dari sana. Rumah sakit adalah salah satu tempat yang paling dia benci. Dia cemas, berharap Kirana baik-baik saja. Dia sedikit banyak sudah bisa menebak kalau akhir dari touring ini akan buruk. Fisik Kirana memang tidak terlalu fit, di atas motor berjam-jam tentu lumayan berat baginya.“Keluarga ibu Kirana?” Suster melongok dari pintu ruangan Dokter, Panji langsung berdiri dan ikut masuk.Sekilas dia menengok Kirana yang sedang berbaring di atas kasur pasien, dia sudah siuman tapi matanya masih tampak sayu. Panji duduk di hadapan Dokter, keduanya siap mendengar hasil pemeriksaan.“Ibu Kirana hanya kelelahan, efek dari sengatan matahari,” ucap Dokter sesuai dugaan Panji. Baik Panji maupun Kirana sama-sama lega, untuk sesaat mereka bisa menarik napas

  • CRAZY FOR LOVE   PANJI ITU PAKBOI!

    “Lusa aku mau pergi touring, Ran,” ujar Panji pada saat mereka sedang menyantap makanan pada suatu malam.“Ke mana? Sama siapa?! Berapa lama?!” Kirana langsung mencecar dengan muka panik akan ditinggal kekasih hati.“Cuma ke Bandung, kok. Paling juga dua hari satu malam, di Bandung nginep dulu semalam trus balik lagi.”“Kalo gitu aku ikut! Kan lusa hari sabtu itu, sore minggu udah balik, aku bisa ikut!” Kirana menggenggam erat punggung tangan Panji, memohon supaya diajak serta.“Jangan ngaco ah, kamu. Itu kan khusus anggota komunitas motoran aja.” Panji menolak.“Jangan kamu kira aku gak tau ya kalo temen-temen komunitas kamu juga suka bawa cewek mereka! Masa aku gak boleh ikut?! Nji~ Please~” Kirana bergelayut manja.“Soalnya kalo kamu ikut, nanti berantakan acaranya, R

  • CRAZY FOR LOVE   IKATAN RASA

    Sejak kejadian malam pertama itu, Panji dan Kirana semakin menempel seperti kertas diberi lem nasi. Api cinta mereka membara kuat-kuatnya seperti tak ada lagi yang bisa memisahkan mereka. Kirana rutin diantar jemput oleh Panji setiap hari, pun Kirana aktif mendukung dalam berbagai kegiatan pameran patung yang diikuti Panji. Pelan tapi pasti hubungan mereka kian membaik, dan terlihat arahnya akan ke mana. Kirana tak menyesal sama sekali telah membuat keputusan gila waktu itu, dia percaya hal itulah yang membuat Panji takluk.Setelah bertahun-tahun berkarier sebagai seniman topeng tanah liat, akhirnya impian Panji terwujud, dirinya terpilih menjadi salah satu pengisi pameran topeng di salah satu galeri kenamaan. Acara nya berlangsung sukses, Panji sendiri mendapat begitu banyak pujian. Topeng-topengnya laku keras, terjual dengan harga mahal.Tak hentinya Kirana memandangi Panji dengan muka super kagum.Usai pameran bergengsi itu terlaksan

  • CRAZY FOR LOVE   GAGAL (GAGAL MANING)

    Gantian sekarang malah Panji yang ngambek. Kirana mencoba mengajaknya bicara baik-baik tapi Panji tak menggubris. "Kamu udah makan?" Kirana terus berusaha membuka topik tapi Panji masih diam. Duh! Nih orang udah kayak cewek ABG lagi mens aja! Kirana menggerutu dalam hati. "Nji~ Dia itu tadi cuma teman kerjaku aja. Bener, kok!" Kirana menjelaskan meski Panji tak bertanya."Kamu bilang tadi ngantuk, ya udah sana tidur, aku masih mau bikin vas bunga pesanan Raras!" Kijang menyahut meski masih dongkol. Nampaknya juga dia sengaja menyebut nama Raras supaya Kirana balik cemburu.Kirana berbalik hendak masuk ke kamar, saat itulah terbit sebuah ide brilian. Obat dari Fitri belum juga dia pakai! Kirana memicingkan matanya penuh arti. Mereka tinggal berdua tanpa gangguan, sedang ngambek-ngambekan, oh! Inilah waktu yang paling tepat untuk melancarkan jurus pil biru! Kirana menelan sukar salivanya. Deg-degan, apa iya dia harus memakai cara nekat begitu?

  • CRAZY FOR LOVE   CEMBURU

    Kilat menyambar-nyambar di atas kepala Kirana tatkala dia saksikan dengan kedua bola mata hitamnya, Panji sedang duduk berdua bersama seorang perempuan muda yang tak dia kenal. Bajingan betul si Panji, barupergi sebentar menemani Ladia ke Mol, eh dia di rumah sendiri malah asyik-asyik dengan perempuan lain! Kirana meracau dalam hati. Tangan sudah dilipat Kirana di dada, menyiapkan diri untuk aksi cekcok telenovela jilid ke sekian. Tapi perempuan itu malah berdiri dan tersenyum sok ramah pada Kirana.“Ran, ini Raras, temenku dari Malang.” Panji memperkenalkan cewek berambut keriting kriwil itu.Raras?! Itu kan nama mantan yang disebut Ladia tadi! Pekik Kirana dalam hati. Level toleransinya makin berkurang. “Temen?! Atau mantan?!” sambar Kirana.Mata Panji terbelalak. “Kok kamu ...” Kalimatnya menggantung, dia sudah langsung tahu, pasti Ladia yang telah memberi tahu. “L

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status