Share

Kenapa Dia?

Penulis: Fredelina Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 23:21:47

Malam harinya…

Thalita memainkan ujung rambutnya sembari menatap ke luar jendela kamar apartemennya. Tatapannya memang benar ke arah depan tapi saat ini fokusnya tak ada di sana.

Pikiran Thalita tak tentu arah usai membaca pesan Baskara tadi sore di kantor. Pria itu mengatakan akan….

Ah apa yang sebenarnya dipikirkan Baskara di dalam kepalanya? Entahlah…

Nada dering ponselnya berbunyi. Thalita buru-buru melangkah mendekati benda pipih canggih miliknya di atas meja kecil di dekat tempat tidur.

“Tante Jani? Tumben malam-malam begini menghubungi aku? Apa ada kaitannya sama Ibu, ya?” gumam Thalita dengan pikiran menerka-nerka.

Thalita segera menekan tombol hijau miliknya, panggilan antara Tante dan keponakan pun tersambung. Wanita muda itu sengaja meletakkan ponselnya dalam mode loud speaker di atas meja.

“Assalamualaikum, Thalita,” sapa hangat sang tante.

Thalita tersenyum senang, sepertinya tantenya akan memberitahu dirinya informasi yang baik alih-alih hal yang membuatnya khawatir.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Ide Licik Tuan Presdir

    Kenapa yang ada di hadapannya saat ini adalah Junior? Kenapa bukan Baskara? Thalita merasa munafik sekarang. Bukankah seharusnya ia lega jika pria yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Baskara. Tapi anehnya kenapa ia malah merasa kecewa? Junior kembali mengetuk pintu setelah menekan bel namun belum juga dibukakan oleh sang penghuni kamar. Thalita yang ada di dalam sana segera mempersiapkan diri agar dirinya bisa terlihat biasa-biasa saja di depan Junior. CeklekPintu terbuka lebar. Thalita mengulas senyum manis pada sang sahabat. “Maaf nunggu lama, oh ya ada apa kamu ke sini, Jun?” “Aku nggak dipersilakan masuk, nih? Kamu tega membiarkan seorang tamu tetap berdiri di depan pintu? Tega sekali kamu, Ta,” rajuk Junior menggoda si pemilik kamar. “Apaan sih, Jun. Ya sudah ayo masuk! Oh by the way, kamu sudah makan belum? Aku barusan masak, tapi cuma masak sop ayam, mau?” “Mau banget dong. Kebetulan aku belum makan. Habis dari lokasi pemotretan, aku langsung ke sini,” lapor Junior

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Hubungan Macam Apa?

    Rico terlihat kebingungan ketika menenteng paperbag yang di dalamnya terisi beberapa harta karun milik Baskara sebelum memasuki mobil mewah tuannya. Baskara mengernyit heran. Ia pun segera meminta Rico untuk menyalakan mesin mobil agar secepatnya membawa dirinya ke apartemen Thalita. “Apa yang sedang kamu perhatikan, Rico? Kamu masih ingin bekerja denganku atau sudah bosan dan ingin mencari pekerjaan lain?”“Ah, begini Pak… bukan maksud saya seperti itu, Pak. Saya hanya merasa heran saja kenapa Bapak membeli barang-barang semacam ini? Saya masih tetap ingin bekerja dengan Bapak. Saya tidak memiliki keinginan untuk bekerja dengan orang lain, Pak,” aku Rico dengan nada yang sedikit terbata-bata.“Bagus kalau begitu. Lebih baik kamu segera mengantarku ke apartemen Thalita dan jangan banyak bertanya!” titah Baskara pada anak buah sekaligus kepercayaannya. ‘Ke apartemen Thalita? Ada urusan apa Pak Baskara semalam ini datang ke sana? Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka?’ Kerutan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Antar Aku Ke Hotel!

    “Kamu akan tahu hubungan seperti apa yang aku maksud!” tegas Baskara yang tanpa aba-aba langsung membopong tubuh Thalita ke atas ranjang.Pria itu bergerak mendominasi. Ia mencium Thalita tanpa perlawanan berarti dari wanita itu. Sekuat apa pun Thalita melawan, tak akan sanggup mengalahkan dirinya. Baskara yang diselimuti amarah segera melucuti pakaian Thalita walau wanita itu terus berusaha mendorong tubuhnya agar bergerak menjauh.“Kamu benar-benar membuatku marah, Sayang,” ucap Baskara ketika tubuh wanita itu tak lagi tertutup selembar kain pun.“Pak Baskara–” Tak ada gunanya melawan. Pria itu benar-benar menunjukkan kemarahannya pada Thalita yang telah ia anggap sebagai wanitanya.Baskara menjelajah ke setiap inci tubuh Thalita. Ia membuat Thalita yang awalnya menolak dan terus menolak kini mau tak mau memberinya celah untuk masuk ke dalam inti tubuhnya. “Aku tahu kamu juga menginginkanku, Thalita. Aku akan memuaskanmu,” bisik Baskara di daun telinga Thalita. Pria itu menekan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Mulai Curiga

    Rico masih belum bisa mengatasi rasa heran yang menggelayut di dalam pikirannya. Sang bos mengajaknya check in di hotel hanya untuk…Mandi?Yang benar saja?! Apakah ada lelucon yang tak segaring ini? Akal sehatnya terus mempertanyakan. “Kalau kamu mau pesan makanan, pesan saja, nanti billnya masukkan ke dalam tagihanku,” kata Baskara yang secara tidak langsung mengembalikan kesadaran Rico ke dunia nyata. Rico tersentak kaget mendengar ucapan sang bos padanya sebelum mengambil jubah mandi dan menghilang ke dalam kamar mandi hotel yang dilengkapi fasilitas mewah. “Apa ini bedanya orang yang terlahir kaya dan orang miskin? Cuma mau mandi saja harus ke hotel. Kenapa nggak pulang ke rumah saja? Ck!” gumam Rico sembari geleng-geleng kepala. Nada dering Baskara yang ada di atas tempat tidur membuat fokus Rico terpecah. Ia menengok sekilas ke arah pintu kamar mandi dan ponsel tuannya secara silih berganti. “Nyonya Yola telepon, bagaimana ini? Haruskah aku memberitahu Pak Baskara kalau N

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Jadilah Wanitaku!

    Kedua matanya terbuka perlahan. Thalita menggeliat malas. “Ini di mana?” Thalita merubah posisi lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah di tempat yang tampak asing baginya. Wanita muda itu berusaha menyingkap selimut tebal yang sebelumnya membungkus tubuhnya dengan gerakan setengah sadar. Tiba-tiba wanita itu merasakan nyeri di pangkal pahanya berpikir serentetan fakta yang terjadi bersamaan. “Aww! Sialan, ada apa ini?” Thalita membelalakkan matanya ketika menyadari bahwa dirinya tak lagi mengenakan selembar kain pun guna menutupi tubuh mulusnya, ditambah lagi ia mengetahui ada bercak merah di alas tidurnya. “Ya Tuhan, ada apa ini? Nggak mungkin ini milikku, kan? Nggak, nggak mungkin!” Berusaha menolak sekuat tenaga pun akhirnya percuma karena yang ada di dalam kamar itu hanya dirinya sendiri. Bersama siapakah ia menghabiskan malam panas di atas tempat tidur ini? Jelas-jelas ia tak mungkin rela menggelontorkan uang dengan sia-sia menyewa kamar inap hotel yang ia huni s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Kenapa Anda Di Sini?

    Di bawah guyuran air shower, Thalita meluapkan tangis dan kekecewaannya. Bagaimana bisa ia berakhir di atas ranjang bersama atasannya? Berulang kali ia membilas tubuhnya dengan sabun hingga membuat kulitnya memerah.Ingatan Thalita kembali pada malam di mana ia menemani sang bos menemui klien perusahaan yang menjanjikan. Di sebuah restoran bintang 5 dengan segala fasilitas mewah menjadi sajiannya. Terakhir kali sebelum Thalita dan Baskara pulang usai menemui klien tersebut, mereka sempatkan mengunjungi sebuah klub malam dengan alasan sang bos ingin menemui rekan lamanya, si pemilik klub malam, Titan.“Kamu cantik sekali, Thalita. Baskara pasti senang banget punya sekretaris cantik sepertimu,” puji Titan malam itu. “Iya, dia memang sangat cantik,” sahut Baskara menyetujui.Thalita hanya tersenyum profesional lalu menanggapi pujian tersebut dengan cara yang anggun dan jauh dari mode perayu seperti para wanita muda yang dikenalnya.“Terima kasih, Pak Baskara dan Pak Titan,” ucap Thalit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Dia Lagi!

    Thalita masih berdiri di ambang pintu. Ia terlalu takut memasuki kamar hunian yang amat pribadi untuknya. Saat ini ada pria asing yang mencoba menguasai tempat tinggalnya dan mulai mendominasi. “Pak Baskara, tolong keluar dari flat saya! Saya tidak mau menjadi bahan gunjingan orang-orang sekitar. Kalau Bapak ingin bicara, kita bisa membahasnya besok di kantor. Tapi tolong jangan di sini, Pak,” tegas Thalita menghadapi atasan yang selama ini ia hormati yang kini bermetamorfosa menjadi pria aneh yang sangat terobsesi dengan dirinya.Thalita berulangkali mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia tak mau tetangga yang satu lantai dengannya menganggap dirinya sebagai wanita murahan yang membawa masuk pria yang bukan suami ke dalam kamar hunian sewaannya. Dengan banyak pemikiran di kepalanya, Thalita terus menatap intens sang atasan yang dengan bossy tetap berada di dalam apartemen studio sewaannya seolah tak takut apa pun. “Pak Baskara, saya mohon,” pinta Thalita super tegas melebihi u

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Permintaan Gila Bos Posesif

    Tak ada alasan untuk menolak panggilan dari sang atasan. Bagaimana kalau pria itu menghubunginya untuk mempertanyakan masalah pekerjaan? Tapi.. setelah apa yang terjadi, apakah mungkin alasan itu yang akan pria itu gunakan?Terlepas apa yang terjadi pada mereka berdua kemarin, Thalita mengesampingkan segalanya. Ia memilih menyudahi kebimbangannya dan kemudian menekan tombol hijau lalu ia letakkan ponsel tersebut ke daun telinganya.“Ada yang bisa saya bantu, Pak Baskara?” tanya Thalita profesional.“Siapa yang barusan datang? Kenapa dia malam-malam datang ke apartemen kamu? Buang makanan itu!” hardik Baskara di ujung telepon.Dari mana Baskara tahu apa yang terjadi di sekelilingnya barusan? Apakah pria itu masih ada di apartemen ini? Buru-buru Thalita membuka pintu lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah mencoba mencari tahu di mana keberadaan sang atasan posesif tersebut. Nihil. Tak ada tanda-tanda bahwa pria itu ada di sekitar kamar huniannya. Lalu di mana dia sekarang? Tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Mulai Curiga

    Rico masih belum bisa mengatasi rasa heran yang menggelayut di dalam pikirannya. Sang bos mengajaknya check in di hotel hanya untuk…Mandi?Yang benar saja?! Apakah ada lelucon yang tak segaring ini? Akal sehatnya terus mempertanyakan. “Kalau kamu mau pesan makanan, pesan saja, nanti billnya masukkan ke dalam tagihanku,” kata Baskara yang secara tidak langsung mengembalikan kesadaran Rico ke dunia nyata. Rico tersentak kaget mendengar ucapan sang bos padanya sebelum mengambil jubah mandi dan menghilang ke dalam kamar mandi hotel yang dilengkapi fasilitas mewah. “Apa ini bedanya orang yang terlahir kaya dan orang miskin? Cuma mau mandi saja harus ke hotel. Kenapa nggak pulang ke rumah saja? Ck!” gumam Rico sembari geleng-geleng kepala. Nada dering Baskara yang ada di atas tempat tidur membuat fokus Rico terpecah. Ia menengok sekilas ke arah pintu kamar mandi dan ponsel tuannya secara silih berganti. “Nyonya Yola telepon, bagaimana ini? Haruskah aku memberitahu Pak Baskara kalau N

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Antar Aku Ke Hotel!

    “Kamu akan tahu hubungan seperti apa yang aku maksud!” tegas Baskara yang tanpa aba-aba langsung membopong tubuh Thalita ke atas ranjang.Pria itu bergerak mendominasi. Ia mencium Thalita tanpa perlawanan berarti dari wanita itu. Sekuat apa pun Thalita melawan, tak akan sanggup mengalahkan dirinya. Baskara yang diselimuti amarah segera melucuti pakaian Thalita walau wanita itu terus berusaha mendorong tubuhnya agar bergerak menjauh.“Kamu benar-benar membuatku marah, Sayang,” ucap Baskara ketika tubuh wanita itu tak lagi tertutup selembar kain pun.“Pak Baskara–” Tak ada gunanya melawan. Pria itu benar-benar menunjukkan kemarahannya pada Thalita yang telah ia anggap sebagai wanitanya.Baskara menjelajah ke setiap inci tubuh Thalita. Ia membuat Thalita yang awalnya menolak dan terus menolak kini mau tak mau memberinya celah untuk masuk ke dalam inti tubuhnya. “Aku tahu kamu juga menginginkanku, Thalita. Aku akan memuaskanmu,” bisik Baskara di daun telinga Thalita. Pria itu menekan s

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Hubungan Macam Apa?

    Rico terlihat kebingungan ketika menenteng paperbag yang di dalamnya terisi beberapa harta karun milik Baskara sebelum memasuki mobil mewah tuannya. Baskara mengernyit heran. Ia pun segera meminta Rico untuk menyalakan mesin mobil agar secepatnya membawa dirinya ke apartemen Thalita. “Apa yang sedang kamu perhatikan, Rico? Kamu masih ingin bekerja denganku atau sudah bosan dan ingin mencari pekerjaan lain?”“Ah, begini Pak… bukan maksud saya seperti itu, Pak. Saya hanya merasa heran saja kenapa Bapak membeli barang-barang semacam ini? Saya masih tetap ingin bekerja dengan Bapak. Saya tidak memiliki keinginan untuk bekerja dengan orang lain, Pak,” aku Rico dengan nada yang sedikit terbata-bata.“Bagus kalau begitu. Lebih baik kamu segera mengantarku ke apartemen Thalita dan jangan banyak bertanya!” titah Baskara pada anak buah sekaligus kepercayaannya. ‘Ke apartemen Thalita? Ada urusan apa Pak Baskara semalam ini datang ke sana? Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka?’ Kerutan

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Ide Licik Tuan Presdir

    Kenapa yang ada di hadapannya saat ini adalah Junior? Kenapa bukan Baskara? Thalita merasa munafik sekarang. Bukankah seharusnya ia lega jika pria yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Baskara. Tapi anehnya kenapa ia malah merasa kecewa? Junior kembali mengetuk pintu setelah menekan bel namun belum juga dibukakan oleh sang penghuni kamar. Thalita yang ada di dalam sana segera mempersiapkan diri agar dirinya bisa terlihat biasa-biasa saja di depan Junior. CeklekPintu terbuka lebar. Thalita mengulas senyum manis pada sang sahabat. “Maaf nunggu lama, oh ya ada apa kamu ke sini, Jun?” “Aku nggak dipersilakan masuk, nih? Kamu tega membiarkan seorang tamu tetap berdiri di depan pintu? Tega sekali kamu, Ta,” rajuk Junior menggoda si pemilik kamar. “Apaan sih, Jun. Ya sudah ayo masuk! Oh by the way, kamu sudah makan belum? Aku barusan masak, tapi cuma masak sop ayam, mau?” “Mau banget dong. Kebetulan aku belum makan. Habis dari lokasi pemotretan, aku langsung ke sini,” lapor Junior

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Kenapa Dia?

    Malam harinya…Thalita memainkan ujung rambutnya sembari menatap ke luar jendela kamar apartemennya. Tatapannya memang benar ke arah depan tapi saat ini fokusnya tak ada di sana. Pikiran Thalita tak tentu arah usai membaca pesan Baskara tadi sore di kantor. Pria itu mengatakan akan….Ah apa yang sebenarnya dipikirkan Baskara di dalam kepalanya? Entahlah…Nada dering ponselnya berbunyi. Thalita buru-buru melangkah mendekati benda pipih canggih miliknya di atas meja kecil di dekat tempat tidur. “Tante Jani? Tumben malam-malam begini menghubungi aku? Apa ada kaitannya sama Ibu, ya?” gumam Thalita dengan pikiran menerka-nerka. Thalita segera menekan tombol hijau miliknya, panggilan antara Tante dan keponakan pun tersambung. Wanita muda itu sengaja meletakkan ponselnya dalam mode loud speaker di atas meja.“Assalamualaikum, Thalita,” sapa hangat sang tante. Thalita tersenyum senang, sepertinya tantenya akan memberitahu dirinya informasi yang baik alih-alih hal yang membuatnya khawatir.

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Baca Pesanku!

    Baskara segera memasang wajah tenang usai membentak sang adik di depan Thalita. “Ini ruang kerjaku. Dan ditambah lagi Thalita masih banyak yang harus dikerjakan. Tidak bisakah kamu mencari waktu lain untuk membicarakan hal seperti itu? Ini bukan biro jodoh, jadi kamu nggak perlu mencarikan cowok untuk Thalita. Dia sudah ada yang punya,” tegas Baskara yang tetap tampil santai dengan ucapannya barusan. “Tapi barusan Mbak Thalita bilang kalau dia belum punya pacar. Ya wajar aja dong kalau aku mau kenalin Mbak Thalita sama cowok. Siapa tahu mereka cocok. Lagipula aku sadar kok, Mas, ini di kantor bukan biro jodoh. Mas Ibas kenapa, sih? Dih, Mas Ibas sok tahu, ah! Mana mungkin juga Mbak Thalita bohong sama aku, niat aku juga baik kok, cuma pengen wanita secantik Mbak Thalita punya pacar syukur-syukur malah bisa jadi jodohnya, nggak macam-macam,” bela Vivian terhadap ujaran Baskara mengenai Thalita padanya. “Yang bilang mau macam-macam juga siapa? Kamu pikirannya malah ke mana-mana. Hais

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Mendadak Jadi Mak Comblang

    “Memangnya memastikan keselamatan adik sendiri nggak boleh?” balas Baskara sekenanya. Kening Vivian berkerut. “Memastikan keselamatan? Mas Ibas jangan bikin aku ketawa ngakak deh, nggak lucu tahu! Bilang aja kalau Mas Ibas kangen sama adiknya yang cantik ini, pasti aku bakal percaya,” canda Vivian sembari terkekeh geli. Ck!“Iya, aku kangen sama adikku yang cantik tiada duanya ini. Sekarang percaya?” Baskara kembali mengecoh sang adik dengan jebakan yang sama seperti celetukan Vivian sebelumnya.“Nggak asyik ah, Mas! Nggak seru!” Vivian bersungut-sungut. “Yang bilang seru juga siapa?” tanggap Baskara cepat. Mendadak ia teringat sesuatu. “Ini cuma alasan kamu, kan? Sebenarnya kamu ke sini karena ada alasan lain selain menanyakan apa alasan Mas tadi siang, kan? Hayo ngaku! Kalau kamu pulang lebih awal, kenapa juga kamu mampir ke sini? Kenapa nggak langsung pulang aja? Kenapa mesti repot-repot datang ke sini cuma mau nanyain perkara nggak penting kayak barusan?” cecar Baskara mendomi

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Boomerang!

    ‘Siapa yang nggak takut sama aku di perusahaan ini? Beraninya dia datang dan mengusik kesenanganku! Aku akan memberi hukuman pada orang itu,’ gerutu Baskara merutuki perbuatan seseorang di depan pintu ruangannya. “Kamu beruntung ada orang yang rela dihukum demi kamu, Thalita. Tapi jangan senang dulu, kamu tetap akan mendapatkan hukuman dariku. Ingat itu!” tegas Baskara pada Thalita. Thalita tak menyia-nyiakan kesempatan yang datang padanya. Bisa pergi dari ruangan ini secepat yang ia bisa adalah sebuah kelegaan tersendiri. Ia segera memperbaiki penampilannya yang cukup mencolok dan semua itu adalah hasil dari kenakalan sang atasan yang posesif. Entah sejak kapan dua kancing kemeja yang membalut tubuh bagian atasnya terbuka? Thalita hampir saja melupakan hal itu. Baskara menekan tombol remote di meja dan terbukalah pintu di ruangannya. Bukan karyawan perusahaan yang datang mengetuk pintu melainkan adik kandungnya, Vivian. Tentu saja hal ini mengecewakannya. Karena apa? Karena tak mu

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Hukuman Dari Pak Presdir!

    Thalita mengumpulkan keberanian. Ia tak boleh merasa takut pada lelaki seperti Baskara. Selama ia tak melakukan kesalahan, ia tidak diijinkan untuk merasa takut. Degg degg degg degg Jantung wanita itu berdetak amat cepat. “Thalita!!” panggil Saskia yang membuat Thalita segera mengarahkan pandangannya. “Ada apa?” tanya Thalita sembari menoleh ke belakang seraya melangkahkan kaki menuju ke pintu ruangan Baskara.“Pak Baskara marah kenapa lagi? Kamu perlu aku untuk menemani kamu ke dalam apa nggak?” Saskia menunjukkan kepedulian.Yang benar saja! Bagaimana kalau nanti di dalam sana Baskara kembali melakukan hal di luar nalar padanya tepat di hadapan Saskia? Bisa-bisa kejadian tersebut menjadi trending topik dan tidak akan pernah selesai tanpa ada konfirmasi dari pihak Baskara dan juga dirinya. Tak hanya itu, bagaimana kalau Baskara melakukan hal yang tidak-tidak melebihi hanya sekedar ciuman? Oh tidak! Membayangkan hal itu saja sudah berhasil membuat keringat dingin mengucur deras

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status