Share

Bab 13

Penulis: bianglalala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bima tersnyum saat ponselnya bergetar. Dia meraihnya dan membuka pesan yang masuk. Senyumnya bertambah lebar saat membaca pesan itu. Dengan segera dia mengetikkan balasan dan mengirimnya.

“Oke, tadi sampai mana, Van?”

Laki-laki di depannya, , menghela napas kesal. Mereka berdua sedang berada di ruangan Bima di kantor, mendiskusikan pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Tetapi rapat eksklusif itu beberapa kali terhenti karena Bima tidak fokus dan bolak-balik memeriksa ponselnya.

“Lo lagi chatting sama siapa sih?” tanya Ivan akhirnya. Jarang sekali Bima membagi fokusnya dengan hal lain saat bekerja. “Penting banget, ya?”

“Bukan urusan lo,” balas Bima. Meski tidak sedekat dengan Daniel dan yang lain, Ivan bisa dikategorikan teman sekaligus rekan kerja Bima. Mereka sama-sama membangun perusahaan dari nol. Bima sedikit lebih unggul karena dia menyandang status sebagai direktur dan pemilik perusahaan. Selain itu, keberadaan mereka berdua di kantor sama-sama penting.

“Cewek baru?” tanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 14

    Dinda tersenyum saat merasakan tangan Bima yang melingkar di pinggangnya. Tidurnya begitu nyenyak semalaman. Bahkan jika bukan karena suara alarm dari ponsel Bima yang berdering sejak tadi, Dinda masih akan terus memejamkan mata. Pelan-pelan dia memindahkan lengan berotot Bima dari pinggangnya dan beranjak bangkit. Tetapi saat dia baru duduk Bima menariknya hingga Dinda kembali berbaring di pelukan pria itu.“Morning, Din,” kata Bima, yang kemudian mengecup bibir Dinda.“Pagi, Mas Bim,” balas Dinda dengan dihiasi senyum malu-malunya. “Mau sarapan apa pagi ini?”“Sarapan kamu.”Dengan cepat Dinda meriah selimut dan bersembunyi di baliknya. Dia masih belum bisa mencegah agar pipinya tidak lagi memerah saat berhadapan dengan Bima. Rasanya Dinda ingin terus bersembunyi ketika dia menyadari kalau semalam dia tidak memakai bajunya kembali.Melihat tingkah Dinda yang malu-malu membuat Bima terbahak. Ditariknya selimut dengan paksa agak dia bisa melihat wajah merah Dinda.“Nggak usah malu, Di

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 15

    “Putar kiri sedikit lagi... oke.”Dengan bangga Dinda mematikan mesin mobil setelah sukses memarkirkannya di carport kediaman keluarga Bima. Setelah menjemputnya di kampus, Bima meminta Dinda untuk menyetir sepanjang perjalanan ke rumah. Meski membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari biasanya, Dinda berhasil sampai tanpa membuat mobil Bima lecet.Mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Begitu sampai di ruang keluarga, tubuh Dinda dihantam dari kedua sisi. Dalam sekejap si kembar sudah memeluk pinggangnya dan berceloteh mengungkapkan betapa mereka merindukan Dinda.“Kak Dinda, aku sekarang punya hamster,” kata Tasya sambil menunjuk sebuah kandang kecil di sudut ruangan. “Nanti kita...”“Aku sekarang udah bisa berenang, Kak,” potong Rasya penuh semangat. “Yuk kita berenang...”“Tasya... Rasya... biar Kak Dinda duduk dulu,” Sarah berusaha menenangkan anak-anaknya.“Tapi kan aku kangen, Mi...”“Aku mau kasih lihat Kak Dinda...”Celotehan anak-anak itu terdengar semakin jauh ka

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 16

    Dinda mengetuk pintu kamar Bima. Setelah beberapa kali mencoba dan tidak mendapat jawaban, Dinda mencoba membukanya. Lagipula dia sudah sering menghabiskan waktu di kamar itu. Dinda rasa Bima tidak akan keberatan jika ia masuk tanpa menunggu jawaban pria itu.“Mas Bima,” panggil Dinda.Beberapa saat kemudian Bima keluar dari kamar mandi, agak terkejut ketika melihat Dinda ada di kamarnya.“Tadi saya ngetuk pintu tapi Mas Bima nggak jawab,” kata Dinda.Bima hanya mengangguk kecil. “Ada apa?”“Saya bawa ini,” Dinda menyodorkan secangkir teh chamomile kepada Bima. “Sepertinya Mas Bima lagi banyak pikiran. Kata Bu Tika ini bisa bikin tenang.”Selama beberapa detik Bima hanya menatap Dinda, mencoba membaca isi hati dan pikiran gadis itu. Apakah Dinda melakukan semua ini karena tugasnya atau karena memang peduli kepada Bima? Apakah Dinda juga seperhatian ini pada anggota keluarganya yang lain? Jika mereka tidak berhubungan akankah Dinda tetap sebaik ini?Akhirnya setelah beberapa saat Bima

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 17

    Bima keluar lebih dahulu dan bergabung bersama teman-temannya. Dia duduk di samping Daniel, yang menyambutnya dengan senyum misterius.“Habis ngapain lo?” bisik Daniel tetapi Bima pura-pura tidak mengerti dan hanya mengangkat bahunya. “Habis ngapain sampe rambut lo berantakan gitu?” ulang Daniel.Tangan Bima refleks naik dan menyisir rambutnya. Dia tersenyum simpul saat mengingat jari-jari Dinda yang membuatnya berantakan. “Lo nggak perlu tahu.”Sebenarnya dia punya dugaan, tetapi akan lebih menyenangkan baginya saat bisa meledek Bima. “Gue juga pengen kayak lo, Bim.”Plak!Bima menghadiahi Daniel dengan pukulan di kepalanya. “Sialan lo!”“Kenapa, sih, kalian?” Sabrina mengomel, kesal karena usahanya mendekati Bima sejak tadi belum juga berhasil. Dia mulai bosan mendengarkan pembicaraan keempat pria itu. “Main Truth or Dare, yuk.”“Yuk!” sambut Kevin. “Ajak Dinda juga biar lebih seru.”Akhirnya setelah menyingkirkan meja, mereka berenam duduk melingkar di lantai. Dinda diapit oleh Dan

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 18

    Dinda menjadi lebih diam setelah pernyataan Bima semalam. Meskipun Dinda setuju untuk merahasiakan hubungan mereka, dia menyimpan rasa kecewa di hatinya. Mungkin memang Bima malu untuk mengaukinya sebagai pacar di depan orang-orang. Mereka sangat berbeda. Jika jari-jari di tangannya masih kurang jika dipakai untuk menghitung kelebihan Bima, Dinda tidak bisa memikirkan satu hal pun yang bisa dia banggakan.“Huhh,” Dinda mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Niatnya untuk menyelesaikan tugas belum juga terlaksana karena yang ia lakukan sejak tadi hanya melamun.“Kenapa, Din?” Bima muncul dari kamarnya. Dia mengenakan kaos hitam dan celana olahraga dengan warna senada. Rambutnya masih basah karena dia baru saja mandi.“Tugasnya susah, Mas,” jawab Dinda. Hidungnya dimanjakan oleh aroma segar yang menguar dari tubuh Bima saat pria itu duduk di lantai di sampingnya. Dinda memang lebih suka duduk di lantai ruang tengah dan mengerjakan tugasnya di sana.Kening Bima sedikit mengerut saat memb

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 19

    Tangis Dinda pecah. Tubuhnya bergetar hebat saat menyadari begitu dekat dia dengan angan-angan ayahnya. Seharusnya sang ayah sudah berada di sini. Seharusnya dia sudah dijemput dan tinggal bersama ayahnya lagi. Seharusnya mereka sudah punya rumah baru. Seharusnya sang ayah bisa menghadiri wisudanya beberapa bulan lagi. Begitu banyak mimpi Dinda yang direbut begitu saja. Meski tidak saling berhubungan, keyakinan sang ayah masih hidup telah membuatnya bertahan selama ini. Tetapi kini Dinda tidak lagi punya pegangan dalam hidupnya. Ayahnya telah pergi. Bahkan dia tidak bisa melihat dan menguburkan jasad ayahnya. Pintu kamarnya terbuka dan Bima berdiri di sana. Setelah menutup pintu, Bima duduk di samping Dinda. Dirangkulnya gadis itu dan direngkuhnya ke dalam pelukan. Tangannya membelai punggung Dinda menenangkannya. Bima tidak mengatakan apa-apa. Dia tahu Dinda perlu mengeluarkan semua duka citanya.Bima membiarkan air mata Dinda membasahi pakaiannya. Entah berapa lama Bima memeluk Di

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 20

    Chelsea terlihat jauh lebih cantik daripada yang ada di televisi atau majalah. Hanya dengan make up tipis dan gaun sederhana saja sudah bisa membuatnya terlihat begitu menonjol. Sebuah senyum ramah melekat di bibirnya saat menyapa Dinda.“Hai, Bim! Masih inget gue, kan? Kita pernah satu sekolah,” kata Chelsea.Berbalik dengan Kartika dan Chelsea, wajah Bima justru menjadi tegang. Dia hanya mengangguk kecil menanggapi Chelsea.“Bima! Yang sopan, dong!” tegur Kartika. Dengan senyumnya dia lalu menatap Chelsea. “Maafin Bima, ya, Sayang. Dia memang nggak ramah.”“Nggak apa-apa, Tante. Mungkin Bima lagi cape,” jawab Chelsea. “Ini anaknya Kak Sarah, kan? Lucu banget, sih kalian.”Rasya dan Tasya merengut saat Chelsea mencubit pipi mereka. Bagi keduanya, Chelsea adalah orang asing. Mereka tidak suka jika ada orang asing yang mendekati atau menyentuh mereka.“Kenapa dia bisa ada di sini, Ma?” tanya Bima tanpa berusaha menutupi rasa tidak sukanya.Kartika menyabarkan diri menanggapi sikap putr

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 21

    Dinda harus menahan tatapan sinis Chelsea sepanjang makan malam. Berkali-kali dia sengaja menyuruh Dinda melakukan hal-hal kecil yang membuat kesal seperti menuangkan air putih, mengambilkan garam karena sopnya terasa hambar, hingga mengambilkan alat makan baru setelah sebelumnya ia dengan sengaja menjatuhkan sendoknya ke lantai.Dengan mengabaikan rasa kesalnya, Dinda menuruti permintaan-permintaan itu. Mungkin ini adalah balasan Chelsea padanya karena telah menolak tawarannya dan mengguruinya sore tadi. Tetapi meski begitu, Dinda merasa puas karena dirinya kini lebih berani dan menentang sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya.“Pakai madu dua sendok teh. Ingat, dua sendok aja jangan kebanyakan!” Lagi-lagi Chelsea menyuruh Dinda saat dia dan Kartika duduk minum teh setelah makan malam.“Baik, Mbak.”“Kamu suka teh madu juga?” tanya Kartika. “Biasanya anak muda sekarang lebih suka kopi-kopi kekinian, lho.”Chelsea menggeleng. “Aku suka teh Tan. Terutama chamomile sama lemon hangat.

Bab terbaru

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 80

    “Kalian serius?” tanya Iskandar. Pandangannya tertuju pada sang putra. Balita di gendongannya merengek dan dia mengelus punggung anak kecil itu untuk menenangkannya. “Kalian nggak sedang main-main, kan?”Bima mengangkat satu alisnya. “Kenapa aku harus main-main dengan hal seperti ini, Pa?”“Karena kamu selalu menolak waktu Mama membahas pernikahan dan menghasilkan keturunan!” semprot Kartika. Wajahnya memerah, entah karena bahagia atau marah mendengar kabar itu. Dia lalu berjalan mendekati Bima hingga mereka berhadapan.“Mama nggak mau ngucapin selamat?” tanya Bima dengan senyum di bibirnya.Kartika memukul lengan putranya itu sebelum memeluknya. “Kenapa harus seperti ini, Bim? Kenapa kamu membuatnya jadi rumit?”“Aku bikin rumit?” Bima mendengus tak percaya. “Mama tuh, yang ribet,” gerutunya, yang membuatnya mendapat sebuah pukulan di punggung.“Mama cuma mau yang terbaik buat kamu, Sayang.” Kartika melepas pelukannya dan mundur satu langkah. Tubuhnya berputar hingga sekarang dia mena

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 79

    Setelah mengucapkan terima kasih pada Cindy yang meresepkan obat dan suplemen untuk Dinda, Bima tidak mengatakan apa-apa lagi. Selama perjalanan pulang Dinda menahan dirinya untuk tidak menangis sementara Bima menyetir dalam diam. Bungkamnya Bima membuat dirinya takut dan khawatir.Seharusnya Dinda senang karena rencananya berhasil. Dia hamil. Tetapi melihat reaksi Bima─meski sudah ia bayangkan sebelumnya─tetap membuatnya takut dan khawatir. Dalam hatinya diam-diam Dinda berharap Bima telah berubah pikiran. Dinda membayangkan meskipun terkejut, Bima akan dengan gembira menerima kehamilannya. Setelah itu mereka akan menemui Kartika dan memberitahu kabar itu.“Bagaimana bisa?” tanya Bima dengan nada datar saat mereka tekah berada di ruang duduk apartemen. Dia duduk di samping Dinda yang sedang melepas sepatunya. Rambutnya berantakan karena beberapa waktu tadi dia berkali-kali mengusap kepalanya dengan kasar. “Aku selalu hati-hati.”Dinda tidak tahu mana yang lebih menyakitkan. Kehilanga

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 78

    Dinda tahu cepat atau lambat hal seperti itu akan terjadi. Tetapi dia tidak berpikir malam ini, di tempat dengan orang-orang yang mengagungkan tata krama dan etika berkumpul. Dan tidak di depan Kartika.Sekilas Dinda bisa merasakan suasana di lingkaran itu menjadi hening dan canggung. Mereka menanti jawaban Felix dan bersiap menilainya.Tetapi pria itu tampak santai. Bahkan bibirnya masih menyunggingkan senyum tipis. “Memangnya Dinda sekontroversial apa, Bu Ratna?”“Merebut tunangan perempuan lain dan berhubungan dengan bos sendiri bukan sesuatu yang kontroversial?”Felix mengibaskan tangannya seperti mengusir lalat yang mengganggu. “Bu Ratna belum dengar berita terbaru? Atau mungkin Ibu Kartika belum menjelaskan?”Seketika semua orang di sana mengalihkan perhatian pada Kartika, menanti tanggapan dan reaksinya. Tentu saja. Topik seperti ini adalah sesuatu yang banyak diminati, hampir di semua kalangan.Dinda melihat kehebatan Kartika dalam mengontrol emosinya. Wajahnya tetap tidak ter

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 77

    Bima selalu berhati-hati saat berhubungan dengan Dinda. Selain di waktu-waktu saat Dinda tidak dalam masa ovulasi, Bima selalu menggunakan pengaman. Tujuannya sudah jelas. Walapun status mereka telah berubah, Bima sepertinya masih tidak menginginkan kehadiran seorang anak.Tetapi yang Dinda rasakan justru sebaliknya. Dari ucapan beberapa orang termasuk Daniel, Dinda menyimpulkan keinginan terbesar Kartika saat ini adalah memiliki cucu dari putra satu-satunya. Untuk sekali ini, Dinda berada di kubu yang sama dengan ibu mertuanya itu. Terlepas dari masa lalunya, Dinda ingin mencoba lagi. Dia menginginkan sebuah keluarga.Jadi rencananya adalah menggoda Bima hingga ia terlena dan lengah hingga pria itu tidak lagi bisa berpikir jernih untuk memakai pengaman atau menggunakan pencegahan lainnya. Sebenarnya tidak sulit. Dinda hanya perlu memberanikan diri dan menebalkan muka.Seperti saat ini.Dia menyambut kepulangan Bima─yang akhir-akhir ini selalu pulang larut─dengan mengenakan lingerie b

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 76

    Setelah menjadi istri seorang Bima Sakti Iskandar, ternyata tidak banyak yang berubah dalam rutinitas sehari-hari Dinda. Dia masih mengambil beberapa tawaran pemotretan iklan yang datang padanya. Meski Daniel ingin Dinda melebarkan sayap ke bidang lain setelah kesuksesan debut sebagai model video musik, Bima tidak menyetujui ide itu. Akhirnya setelah perdebatan panjang dan melelahkan─antara Bima dan Daniel tentu saja, karena Dinda hanya duduk diam menonton mereka berdua─Dinda hanya akan menjadi foto model.Dinda hanya mengangguk setuju saat Bima menanyakan pendapatnya karena ia sudah bertekad untuk mengikuti apapun keputusan pria itu tentang pekerjaannya. Bima berkali-kali mengatakan dia sanggup menanggung hidup Dinda sehingga dia tidak perlu bekerja. Tetapi Daniel tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depannya. Jalan Dinda sudah terbentang dengan mulus dan Daniel tidak bisa membiarkan dia berpindah halauan begitu saja.“Tunggu sampai agensi gue lumayan gede ya, Din. Abis

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 75

    “Kamu yakin?” Bima menatap Dinda sambil mengelus sisi wajahnya. Betapapun besar keinginannya saat ini untuk berada di dalam tubuh Dinda, dia akan menghentikan semua yang membuat sang istri tidak nyaman.Dinda mengangguk. Napasnya berangsur stabil. “Please.”Tanpa menunggu lagi Bima kembali mencium bibir Dinda dengan semua tekad hatinya. Dia bersumpah akan membuat Dinda hanya mengingat sentuhannya, ciumannya, mendesah karenanya, dan memanggil namanya saat berada di puncak.Dengan sabar dan penuh kelembutan Bima menjelajahi seluruh tubuh Dinda. Menciuminya, menghisapnya hingga meninggalkan jejak di beberapa tempat. Sentuhan-sentuhannya di beberapa tempat seringkali membuat wanita itu menggigil. Setiap desahan yang keluar dari mulut Dinda adalah pelecut semangatnya.“Look at me, Din,” bisik Bima serak. “Keep looking at me.”Dinda menurut. Dia menatap Bima yang membayangi di atasnya.“Jangan tutup mata kamu.”Dinda hanya mengangguk.Puas dengan jawaban Dinda, Bima membenamkan dirinya dala

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 74

    Dinda tidak mengenakan gaun putih dan membawa buket mawar di tangannya. Dia tidak berjalan didampingi ayahnya menuju altar. Tidak ada tamu undangan yang memberinya selamat. Tetapi statusnya kini telah berubah. Ia sudah menjadi istri seseorang.Semua terjadi begitu cepat, seperti mimpi yang mengabur di mata Dinda. Setelah melakukan pernikahan secara agama yang hanya disaksikan oleh Daniel, Ryan, dan Kevin, Bima mendaftarkan pernikahan mereka ke catatan sipil. Dengan gemetar Dinda meletakkan kembali dokumen pernikahannya di nakas dan menghela napas panjang. Mantranya bergema dalam hati. Tarik napas lalu keluarkan.Setelah merasa sedikit lebih tenang Dinda bangkit dan keluar dari kamar. Suara-suara dari ruang tengah terdengar samar. Saat Dinda menampakkan diri di sana, dia siambut dengan tepukan tangan dan ucapan selamat. Hanya ada empat orang, tapi Dinda harus menutup telinganya untuk menghindari kerusakan pada pendengarannya.Saat mereka puas membunyikan terompet, Daniel berada di bari

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 73

    Sekali lagi, Dinda menjadi orang paling banyak dicari di internet setelah videonya dan Bima di rumah sakit menyebar. Tentu saja berita-berita itu muncul dengan berbagai judul yang penuh kehebohan dan kontroversi. Ada satu media menyebutkan Dinda sakit keras dan Bima melamarnya agar mereka menikah sebelum Dinda meninggal. Yang lain menyebutkan hubungan mereka seperti Cinderella di dunia nyata. Beberapa bahkan mulai menghitung aset yang akan Dinda dapatkan jika ia menikahi Bima.Dinda memijit kepalanya saat membaca berita-berita itu. Semakin lama terdengar semakin aneh. Entah dia harus bangga atau sedih karena orang-orang lebih tertarik pada kehidupan pribadinya daripada pekerjaan Dinda sebenarnya.“Yang ini setuju. Tapi ada yang maki-maki lo lagi, Din. Oh, pantesan. Fans Chelsea ternyata,” Reva sibuk membaca komentar-komentar di bawah berita Dinda dan Bima. Mereka bertiga─Dinda, Reva, dan Tania─sedang berada di apartemen Dinda. Reva sengaja datang setelah membaca berita kalau Dinda sed

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 72

    Jika Bima melamarnya dua tahun lalu, Dinda akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Dia akan dengan senang hati menerima pinangan itu. Tetapi keadaannya tidak sama lagi. Ada kemungkinan Dinda mengandung bayi pria lain. Dia tidak bisa membuat Bima menerima bayi itu juga. Rasanya sangat tidak adil bagi Bima jika Dinda menerima lamarannya dalam kondisi mengandung.Entah berapa banyak air mata yang ia keluarkan selama beberapa hari terakhir. Dinda menangis berhari-hari hingga rasanya tidak ada lagi yang tersisa. Hanya ada kekosongan di dalam hatinya. Bahkan dia tidak merasakan apapun saat melihat cincin permata di depannya.Tetapi jurang antara dirinya dan Bima justru semakin lebar dan dalam. Rasanya memang semesta tidak merestui mereka.“Aku akan menjawab setelah hasi tes keluar.”Bagi Dinda itulah yang paling masuk akal. Jika memang dia terbukti mengandung, jawabannya sudah jelas. Dinda akan menolak Bima. Tetapi jika hasilnya negatif, mungkin masih ada sedikit harapan bagi merek

DMCA.com Protection Status