Share

Bab 52. Depresi Berat

Penulis: Lona O'S
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-19 23:52:50

"Apakah tes kesuburan harus dilakukan di St Martin? Mary Aram tidak ingin kembali ke St Martin," Mary Aram menangis meringkuk di sudut kamar. "Ada monster mengerikan di sana."

"Mary Aram, kau tidak akan bertemu dengan monster! Ada Ayah menemanimu di St Martin," tuan besar Felix Aram berusaha meraih tubuh anak perempuannya dari sela-sela sofa.

"Tidak Ayah, Mary Aram mohon..." Mary Aram benar-benar ketakutan, ia semakin mendesak ke belakang sofa.

Tuan besar Felix Aram duduk di sofa memijat kening, hatinya sangat hancur menghadapi anak perempuannya.

"Kakak..." Paman Mary Aram menepuk bahu ayah Mary Aram, "Biar aku saja."

"Mary Aram, kau lihat apa ini?" Paman Mary Aram meletakkan cemeti kuda di lantai dekat kaki Mary Aram. "Kita berangkat ke St Martin sekarang untuk menghajar monster itu."

Mary Aram menatap lekat pamannya. Melihat tubuh kekar pamannya, Mary Aram percaya jika pamannya itu mampu menghajar monster.

"Monster itu untuk dilawan, bukan untuk ditakuti," Paman Mary Aram menyingkir
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 53 Hal Penting

    "Paman Kecil, jangan tinggalkan aku!" Mary Aram terus memeluk lengan pamannya, hatinya sangat cemas dan takut. Saat ini dirinya berada di St Martin, bagaimana jika monster itu tiba-tiba muncul?"Bukankah kau sudah membawa cemeti kuda? Hajar saja jika monster itu muncul," paman kecil menepuk punggung tangan Mary Aram. Saat ini mereka berada di ruang tunggu tempat dokter Esmeralda bertugas, mereka menanti tahap awal bayi tabung yang akan dilaksanakan.Di dalam sana di ruang kantor dokter Esmeralda, dokter senior Felix Aram sedang berdiskusi dengan dokter Esmeralda."Paman, mengapa ayahku sangat lama? Apakah tes kesuburan sangat sakit?" Tangan Mary Aram sangat dingin karena kecemasan yang menumpuk."Ayahmu sedang berdiskusi dengan dokter Esmeralda," sang paman merasa tidak nyaman, karena Mary Aram tidak mengetahui jika yang dihadapi bukan sekedar tes kesuburan, melainkan proses pengambilan sel telur untuk program bayi tabung."Mengenai sakit dan tidaknya proses tes kesuburan, Paman tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-25
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 54. Tidak Mengerti

    'Sebenarnya apa yang terjadi dengan diriku?' di tengah rasa sakitnya, Mary Aram berusaha fokus mendengarkan ucapan dokter Mizeaz.'Mengapa dokter Mizeaz berterima kasih kepadaku soal anak?' Mary Aram bertanya-tanya dalam hati.Hembusan napas hangat dan wangi, begitu dekat menyentuh wajah Mary Aram. Meredam rasa sakit yang mewarnai dirinya."Mary Aram, Aku sangat mencintaimu. Datanglah padaku, jika kau tidak memiliki tempat bernaung. Aku dan anak kita selalu menantimu," Dokter Mizeaz berbisik mencurahkan kelembutan cinta kasih.Kecupan dan pagutan dokter Mizeaz sangatlah lembut, menenangkan jiwa. Curahan cinta kasih itu menghidupkan kembali jiwa Mary Aram yang rapuh, seolah menarik dirinya keluar dari lumpur kelam kesedihan.Hati Mary Aram tergugah, ia berusaha untuk sadar sepenuhnya, 'Dokter Mizeaz? Apa sebenarnya yang terjadi?' "Mary Aram, aku menitipkan bayi kita dalam rahim dokter Esmeralda. Dialah yang akan berjuang untuk melahirkan bayi kita, kau harus menghormatinya seperti kau

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 55. Ketegasan Amar Mea

    Sekonyong-konyong kursi roda Mary Aram perlahan bergerak, menjauh dari ruangan tempat ia dirawat sebelumnya."Kau masih hidup? Aku berharap kau segera mati!"'Suara itu? Sepertinya tidak asing?' Mary Aram tersentak, perasaannya mengatakan bahwa ia sedang berada dalam ancaman. 'Apakah ia monster itu? Ah! Bukan! Bukan! Monster itu adalah pria, bukan wanita!'"Untuk apa kau di sini? Memeriksakan kehamilan? Hah! Anakmu sudah mati," suara itu tertawa sinis.Kursi roda terus bergerak berbelok menuju lift. "Siapa kau? Apa maumu?""Ha ha… Kau tidak kenal padaku? Sangat keterlaluan!" Wanita itu mencubit pipi Mary Aram."Aku senang anakmu mati! Semoga kau mandul, dan kakakku menikah dengan orang yang sepantasnya!""Jahat sekali kau bersuka cita atas kematian anak kakakmu?" Mary Aram berusaha untuk tenang. "Andai kakakmu tahu, pasti ia akan sakit hati dan marah.""Lebih baik ia sakit hati daripada ia menikah denganmu!" Wanita itu menampar pipi Mary Aram tiga kali.Sesampai di lift, dengan kasar

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 56. Ulah Mary Aram

    Amar Mea Malawi menghentikan langkahnya, "Meina Aram, kau sayang padaku ataukah uangku?""Maksudmu Amar Mea?" Meina Aram balik bertanya.Amar Mea Malawi membalikkan badan, ia tersenyum sekilas, "Meina Aram, aku paham benar akan kebiasaanmu. Ketika kau menginginkan sesuatu, kau memanggilku Kakak. Namun ketika kau kesal padaku, kau memanggilku Amar Mea.""Sama seperti kau membuang ayahmu, tentu saja kau pasti membuangku jika aku tidak memiliki uang," Amar Mea Malawi tertawa."Amar Mea, hal itu tidak mungkin," kilah Meina Aram.Amar Mea Malawi hanya tertawa mendengarnya, benar-benar sedih mendapati kenyataan culas adiknya."Kakak, maafkan aku!" Meina Aram berusaha membujuk Amar Mea Malawi. "Aku benar-benar sayang kepadamu, aku mengharapkan kau mendapat istri yang sepadan denganmu.""Mary Aram lah istri sepadan!" Sergah Amar Mea Malawi cepat. "Mata Patrice lebih tajam dari mu. Adik yang ku abaikan itu justru yang mendukungku mendapatkan Mary Aram bahkan sangat menyayangi Mary Aram.""Patr

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 57. Adik Bungsu

    Lampu penerangan taman menjadikan Mary Aram gugup, seolah-olah sesuatu merampas paksa jiwanya. Kobaran api menyala-nyala membakar habis seluruh perasaan serta semangat hidupnya. 'Pilu dan menyakitkan!'Mary Aram segera meraih cemeti yang ada di atas dashboard mobil, sikapnya sangat waspada mengamati sekelilingnya.Melihat sikap anaknya, tuan besar Felix Aram menggengam telapak erat tangan Mary Aram, "Nak, jangan takut! Tidak ada monster di sini.""Mary Aram simpan saja cemeti itu. Di kediaman ini kau tidak perlu cemeti, ada banyak pria yang akan mengalahkan monster," Boa Moza membesarkan hati keponakannya."Tapi Paman...," berat hati Mary Aram mengembalikan cemeti ke atas dashboard mobil."Ayo turun, ayah angkatmu tidak sabar ingin berjumpa," Boa Moza mematikan mesin mobil. Pria itu menamati sekelilingnya mencari Amar Mea Malawi."Tuan Besar Aram selamat datang," paman Sanif membuka lebar pintu mobil. "Nona Muda selamat datang, senang menyambut anda pulang."Sesaat Mary Aram ragu-ragu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 58. Kegundahan Amar Mea Malawi

    Kegundahan Amar Mea Malawi merajai hati, wanita yang sangat dicintai tidak mengenali dirinya.Amar Mea malawi meletakkan bunga mawar di pangkuan Mary Aram lalu mengecup pipinya dekat pada bibir. Hangat napas wanita yang sangat di cintainya itu, memancing hasrat rindu yang terbelenggu."Senang kau telah pulang, Mary Aram," bisik Amar Mea Malawi."Terima kasih Kakak Besar," Mary Aram tersenyum. Senyuman yang sangat manis menyejukkan hati bagi Amar Mea Malawi. "Kakak Besar?" Amar Mea tersenyum pahit mendapati bahwa Mary Aram masih tidak mengenali dirinya sebagai suami.'Telak benar kau membalas kesalahanku?' Amar Mea malawi menertawakan dirinya sendiri."Bunga yang sangat cantik! Akan menemani perjalanan Mary Aram ke St John," Mary Aram mengagumi bunga pemberian Amar Mea Malawi."Ke St John? Kau akan ke St John?" Amar Mea Malawi terkejut mendengarnya."Ya, Mary Aram akan pindah kuliah di St John. Sebab di St Martin, kerja Mary Aram hanya tidur. Kuliah Mary Aram kacau," Mary Aram menjawa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 59. Semakin Bingung

    "Mary Aram, apakah kau benar melupakanku? Hatiku sangat sakit," bisikan penuh kekecewaan singgah di telinga Mary Aram."Kakak Besar...kau membuatku takut," gumam Mary Aram hatinya berdebar-debar diliputi kecemasan. Ia mencoba tenang, diam tidak bergerak."Kau takut padaku? Apakah aku begitu mengerikan, hingga membuatmu takut?" pria itu menyembuyikan tangis pada tengkuk Mary Aram."Entahlah? Hanya saja mendapati Kakak Besar tiba-tiba ada di dalam kamar Mary Aram, membuat Mary Aram terkejut.""Ini adalah kamarku juga," menghirup kembali aroma tubuh Mary Aram, hati Amar Mea Malawi meluap melepas kerinduan."Mary Aram tidak mengerti? Bagaimana bisa kita berbagi kamar?" bulu kuduk Mary Aram meremang merasakan tangan melingkar pada pinggang dan bahunya.Mary Aram menebarkan pandangan ke seluruh ruangan kamar yang luas. Di bagian lain dari kamar itu bernuasa kuning gading, ada sebuah tempat tidur lagi dengan dua boneka beruang besar di atasnya."Tidurku tidak nyenyak jika seorang diri. Dan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 60. Suara Yang Dirindukan

    Bibi Dolores terdiam sejenak, jauh di dalam benaknya, juru masak setia itu kebingungan memutar otak untuk memberi penjelasan bijaksana pada Mary Aram."Nona Muda, itu adalah cincin pernikahan milik Nyonya Muda," bibi Dolores tersenyum lembut."Cincin pernikahan Nyonya Muda? Mengapa ada di dalam laciku?""Nona Muda sangat teliti dalam menyimpan barang. Maka dari itu, tuan muda Amar Mea Malawi menitipkan cincin pernikahan istrinya pada Nona Muda agar tidak hilang.""Begitukah?" Mary Aram termangu. "Kemana istri kakak besarku? Ada apa dengan mereka? Mengapa aku sama sekali tidak tahu mengenai kehidupan pernikahan kakak besar?""Dan mengapa kamarku disatukan dengan kamar kakak besar? Aku bukan anak kecil, yang harus ditemani ketika tidur! Aku tidak suka dengan dua boneka beruang ini!""Banyak sekali pertanyaan dan protes Nona Muda," bibi Dolores menyuapkan makan malam ke mulut Mary Aram."Tentu saja banyak pertanyaan dalam benakku," Mary Aram menatap mata bibi Dolores mencari kebenaran. "A

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18

Bab terbaru

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 99. Teka-Teki

    "Mary Aram?" Boa Moza terkejut menatap ambang pintu utama rumah persemayaman jenazah. "Bukan kah yang di sana tadi, Mary Aram?"Boa Moza menoleh menatap perawat Patsy, dengan tatapan tidak mengerti. Perawat Patsy juga masih tertegun bingung, dengan apa yang dilihatnya. "Ya, benar! Yang barusan kita lihat adalah Nona Besar!" Perawat Patsy segera berlari menuju pintu utama rumah persemayaman. "Cepat sekali menghilang? Tidak ada siapa-siapa di luar?"Sejenak ia menjelajahi taman kecil di depan rumah persemayaman jenazah. Tidak ada siapa pun di sekitar taman. Tanpa banyak bicara Boa Moza kembali ke ruangan Mary Aram di rawat. "Mary Aram, kau membuatku ikut terkena serangan jantung!"Langkah lebarnya, mempersingkat waktu. Sesampai di ruang perawatan Mary Aram, tirai merah telah disingkirkan. Sebab jenazah tuan besar Felix Aram telah dipindahkan ke gedung persemayaman jenazah."Mary Aram? Kau telah bangun?" Boa Moza menggeser pintu dan menyibak tirai pemisah ruangan.Seorang perawat me

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 98. Duka Yang Mencekik

    "Tuan Besar Boa Moza! Dokter Felix Aram telah berpulang kepada SANG PENCIPTA, tiga puluh menit yang lalu," seorang dokter senior menandatangani selembar kertas. "Maafkan kami, Tuan Besar Boa Moza," dokter senior membungkuk memberi hormat, tanda berduka."Tidak mungkin!" Boa Moza sangat terkejut. Sebab tidak ada tanda-tanda atau firasat jika kakaknya itu akan berpulang kepada Yang Maha Agung SANG PENCIPTA."Kakakku tidak mungkin meninggal! Semalam kami berbincang santai, bahkan kakakku bercanda dengan cucu-cucunya," Boa Moza tidak percaya apa yang dilihat dan didengarnya. "Kakakku itu tertawa bahagia saat menidurkan anak dokter Miseaz di pangkuannya.""Kesedihan mendalam akan nona besar Aram dan tuan muda Mea Malawi putra adatnya, merupakan tekanan berat bagi dokter Felix Aram. Hal itu memicu terjadinya serangan jantung.""Sekali lagi! Ini tidak mungkin!" Boa Moza sangat terpukul, mendapati Dokter Felix Aram berbaring memeluk Mary Aram putri tunggalnya yang koma hampir empat bulan.P

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 97. Tirai Merah Di Ambang Pintu

    "Adam Miseaz? Bagaimana bisa, kau ada di sini?" Desis Boa Moza menahan sakit yang mulai menguasai tubuh. Samar-samar wajah Adam Mizeaz tersenyum ada di depan mata. Senyuman itu terasa aneh, mengandung banyak makna. 'Bagaimana bisa dokter itu berada di St. John? Bukankah seharusnya berada di St. Martin?'Bau anyir darah bercampur obat menguasai ruangan, denting peralatan medis saling beradu.Di tengah setengah kesadarannya, Boa Moza merasakan jika dokter Adam Mizeaz mulai melakukan operasi."Kau heran Boa Moza, mengapa aku bisa di sini?" Suara tenang Adam Mizeaz memecah keheningan, dengan santai ia menangani operasi pengambilan peluru di bahu Boa Moza. "Tentu saja aku harus berada di sini, sebab orang yang sangat aku cintai sedang melangsungkan pernikahan.""Apa maksudmu Adam Mizeaz?" Gumam Boa Moza, hatinya sangat tidak nyaman dengan sikap Adam Mizeaz. "Ya! Aku sangat mencintai Mary Aram! Ia adalah obsesiku! Karena Mary Aram lah, aku berniat menjadi dokter. Agar derajatku sepadan

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 96. Hati Seorang Ibu

    Sangat sakit! Kaku! Sakit yang luar biasa pada punggung itu begitu dominan, membuat sekujur tubuh yang lain mati rasa. Perlahan tubuh menjadi basah oleh cairan hangat! Mary Aram pun tumbang ke lantai.'Keterlaluan! Sungguh keterlaluan! Apa salahku? Mengapa orang-orang begitu kejam padaku?''Tidak cukupkah ayahku, berbuat kebaikan kepada mereka? Mengapa mereka menginginkan nyawaku?'Di tengah perasaan sakit dan malu, Mary Aram berusaha untuk bangkit. Seulas senyum tersungging di sudut bibirnya. 'Ya SANG PENCIPTA Yang Maha Agung, ampunilah orang-orang ini! Aku serahkan perbuatan mereka ke dalam tanganMU SANG PENCIPTAku Yang Maha Agung. '"Istriku!" Boa Moza segera mengangkat Mary Aram, bersamaan dengan Abee Bong Moja."Mary Aram!" Abee Bong Moja berusaha mengambil alih tubuh Mary Aram."Menyingkir! Kau tidak ada hak atas istriku!" Boa Moza mendesak tubuh Abee Bong Moja agar menjauh dari istrinya."Boa Moza! Ia tunanganku!" Abee Bong Moja bersikeras merebut tubuh Mary Aram."Hah! Lihatl

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 95. Perseteruan Sengit

    Dari tangga ruang lonceng dapat terlihat jelas ritual pernikahan suaminya dengan Alda Bong Moja.Tangis pilu Mary Aram semakin tidak terbendung, melihat Alda Bong Moja menerima dupa wangi dari biksu kepala lalu berjalan mengitari Boa Moza. Dari balik cadar pengantin yang transparan, dapat terlihat jelas senyum manis mengembang di wajah wanita itu."Suamiku apapun yang terjadi, aku percaya kepadamu. Namun hatiku tidak bisa menerima wanita itu, dia akan menjadi duri dalam rumah tangga kita.""Ini rumah tangga kita, keluarga kita! Sangat keterlaluan berbagi tempat tidur bersama wanita lain."Dupa wangi telah mengitari pengantin pria, saatnya berganti dengan nyala api mengitari pengantin wanita.Hati Mary Aram semakin tersayat kepedihan, melihat suaminya membawa api dalam bokor tembaga berjalan mengitari pengantin wanita. "Mary Aram, kau harus percaya pada suamimu!" Wanita itu menangis seorang diri, sambil memukul-mukul bahunya. "Aku harus percaya! Aku harus percaya suamiku!"Doa-doa ri

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 94. Hati Yang Terbelah. 

    "Kalian bawa anakku ke menara Timur.""Baik Nyonya besar."Perawat Ellen membawa Hegan Boa keluar, sesampai di ambang pintu ia menoleh. Perawat itu mencemaskan Mary Aram, hatinya tidak tega mendapati suami majikannya direbut paksa tepat pada hari pernikahan. "Namun, apakah Nyonya besar tidak masalah jika kami tinggal?""Kalian jangan cemas, aku baik-baik saja," Mary Aram tersenyum, wajahnya tampak tenang, namun tampak jika sedang mengendalikan perasaan luka. Berlalunya kedua perawat, Mary Aram membuka kotak kayu di hadapan di atas meja. Ia mengeluarkan seuntai kalung dan sebuah cincin perak. Pada liontin kalung serta cincin itu berlambang burung Cendrawasih.Selain itu masih ada sebuah cincin emas berlambang kepala singa. Kedua cincin itu adalah cincin pria, yang longgar di jari Mari Aram. Ia menyematkan kedua cincin itu pada kalung perak, lalu mengenakannya.Lonceng pernikahan kembali terdengar. Mary Aram menarik napas dalam, lalu beranjak meninggalkan kediamannya melalui balkon.

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 93. Penghinaan Tiada Batas

    ["Ibunda Besar! Ibunda Besar! Tuan muda Hegan Boa tidak boleh sering menangis, matanya dapat kembali terinfeksi oleh air mata," perawat Ellen berusaha mengambil alih Hegan Boa.]["Diam! Aku seorang tabib, aku bisa mengobati cucuku sendiri."]["Tidak bisa Ibunda Besar! Pengobatan mata tuan muda tidak boleh berganti metode di tengah jalan! Sangat berbahaya bagi kornea mata tuan muda."]Kegaduhan di luar menjadi jelas terdengar ketika tiba-tiba pintu terbuka lebar."Kurang ajar kalian! Tidak tahu malu!"Seruan penuh kegusaran memutus suasana kasih sayang. Mary Aram tersentak, mendapati kehadiran neneknya menggendong Hegan Boa. Anak itu menangis ketakutan."Nenek! Hegan Boa trauma dengan suara keras. Jangan lah marah atau bersuara keras bila menggendong anakku Hegan Boa."Wanita tua itu datang menghampiri Mary Aram, tanpa diduga langsung menamparnya. Membuat Boa Moza terkejut, tangis Hegan Boa pun semakin keras. "Anak? Anak siapa? Kau ini bukan ibu kandungnya. Hah! Tidak tahu diri benar

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 92. Suatu Dilema

    Senyuman Boa Moza kembali mengembang, sekali lagi ia mengecup kening ibunya. "Tentu saja perawat itu benar! Hegan Boa akan menangis dengan orang asing. Jika anak itu menangis, matanya tidak akan kunjung sembuh tentunya.""Dan juga Ibu, bukankah ada kediaman khusus untuk tamu? Ibu tidak boleh membawa sembarang orang tinggal di kediamanku. Aku tidak nyaman orang lain melihat barang-barang pribadiku.""Joseph Boa, aku bukan orang asing! Akulah ibu Hegan Boa, tentu saja aku berhak menggendong anakku!" Protes keras wanita berjubah pengantin memecah suasana."Benar Nak, Esmeralda Bong bukan orang asing. Ia ibu Hegan Boa, kalian sekeluarga harus kembali bersatu."'Ibu, itu tidak bisa!' Boa Moza menghela napas, perintah ibunya itu sungguh tidak masuk akal. Ia menundukkan kepala mengacuhkan wanita bernama Esmeralda Bong. "Tidak Ibu! Mary Aram adalah ibu Hegan Boa. Mary Aram merawat Hegan Boa dengan welas asih, dokumen kelahiran Hegan Boa pun tertulis Mary Felix Aram sebagai ibu kandungnya."

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 91. Nyonya Besar Boa Moza

    Pagi itu, pukul 08.00 sekretaris pribadi Boa Moza datang bersama empat orang karyawan, untuk mempersiapkan keperluan pernikahan. Mereka menggunakan ruang keluarga sebagai tempat berlangsungnya pengesahan pernikahan.Selang tiga puluh menit, pengacara Boa Moza tiba bersama petugas pencatat pernikahan negara. Mereka akan segera mengesahkan pernikahan Mary Aram dengan Boa Moza secara hukum negara."Tuan Boa Moza, mari kita legalkan pernikahan anda. Sah, secara hukum negara," Petugas pencatat pernikahan menjabat tangan Boa Moza.Sekretaris pribadi mengajak mereka menuju ruang keluarga. Dengan ramah, kedua petugas pemerintahan itu menyiapkan dokumen pernikahan yang akan ditandatangani oleh Mary Aram dan Boa Moza."Apa saja yang menjadi jaminan masa depan istri anda?""Seluruh perusahaan, bisnis, serta seluruh aset dan properti milikku, aku berikan kepada Mary Aram dan Hegan Boa anakku sebagai jaminan masa depan mereka."Pengacara Boa Moza meletakkan daftar kekayaan Boa Moza di tengah mej

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status