"Kamu yakin informasi ini benar?" ulang Gara mengangkat kepalanya bertanya pada laki-laki bertubuh kekar tersebut.
"Itu yang Saya dapatkan Tuan," jelas laki-laki itu membuat Gara sedikit memejamkan matanya yang terasa pusing itu.
Bagaimana mungkin Delia adalah anak dari pria tersebut. Tidak. Itu tidak mungkin tapi, berkas yang ada ditangannya itu adalah kenyataannya.
Seseorang yang sedang dicari Gara itu informasinya sama jelas dengan gadis itu, dua informasi yang dicari sekaligus oleh Edo dengan perintah yang berbeda itu mengubah raut wajah Gara.
Dia tidak pernah seresah ini, ada sesuatu yang mengganjal tapi Gara tidak tau apa itu.
"Ya sudah coba Kamu awasi lagi Delia. Dia tinggal bersama siapa atau siapa yang sering keluar masuk apartemennya," perintah Gara lalu dengan siap laki-laki itu memberi hormat kemudian berlalu keluar kembali.
Happy readingGara ambruk di meja bartender setelah menghabiskan lima botol bir sekaligus, Edo dan juga beberapa bodyguard-nya dengan cepat membawa Gara.Laki-laki itu tidak habis pikir dengan bosnya yang sering sekali meminum alkohol tersebut. Arah mobil yang Edo bawak sekarang tidak mengarah ke jalan rumah Gara melainkan menuju sebuah hotel.Kalau dalam kondisi seperti ini cowok itu membawa bosnya bisa dipastikan jika Gara keesokan harinya akan diamarahi oleh kedua orangtuanya."Edo dapatkan Saya mengenai informasi Delia secepat mungkin," racau CEO Walton itu dalam kondisi setengah sadar."Baik Tuan," jawabnya singkat mempercepat lagi laju mobilnya.Setelah sampai di hotel itu Edo langsung memboking sebuah kamar sedangkan yang lain membawa Gara menuju ruangannya."Awasi dengan ketat, jangan sampai paparazzi mengetahuinya," perintah Edo pada dua orang bawahannya.Setelah itu Dia bergegas pergi dan langsung
Happy readingGara terkejut saat melihat siapa cowok yang sedang berdiri di ambang pintu itu, Diapun lantas menjauhkan tubuhnya dari Delia."Lo?" tanya Gara menaikkan sebelah alisnya."Lo kenapa bisa mabuk kayak gini?" tanya Dion melangkah menghampiri Gara sementara Delia sudah kembali berdiri."Nggak usah banyak tanya, Gue tambah pusing dengar Lo ngomong," ketus Gara dengan mulut kejamnya itu.Dion melangkahkan kaki kembali duduk di samping Gara baru ingin Delia kembali ke dapur, suara Gara sudah menginterupsinya kembali."Delia ... bisa pinjamkan Saya kamar mandi sebentar?" tanya Gara menunggu jawaban dari gadis itu.Mengabaikan wajah cowok yang disampingnya itu sudah merengut, Delia yang masih menimang-nimang jawabannya itu antara membiarkan Gara masuk ke kamarnya atau menyuruh laki-laki itu ke kamar mandi yang ada di dapur mengganggu aktivitas mereka."Emm pakai aja yang di kamar ya," ucap Delia ragu-ragu namun, langs
Happy readingLalu bibir Gara jatuh di tengkuk Delia, menghisap tengkuk gadis itu dan meninggalkan bekasnya.Delia tidak bisa lagi menahan desahannya agar tidak keluar, gadis itu juga mengalungkan tangannya pada leher Gara. Mata mereka bertemu dan memancarkan gairah yang tertahan.Gara pun lantas mendekatkan bibirnya merapatkan kaki gadis itu dipinggangnya lalu memegang tengkuk Delia, memperdalam ciuman mereka.Rasa manis di bibir Delia membuat Gara tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menjelajahi mulut gadis itu membelitkan lidah mereka dan hingga suara napas memburu keduanya keluar.Delia mendorong pelan tubuh Gara agar melepaskan bibirnya sebentar, gadis itu menarik napas dalam-dalam mengisi kembali oksigen di paru-parunya yang hampir terkuras habis.Lalu setelah dirasa Delia sudah mengisi kembali oksigen Gara meluncurkan kembali aktivitasnya tak hanya bibir saja pria itu mengelus punggung Delia menyebabkan gadis itu mendesah pela
Happy readingGara sudah meninggalkan apartemenDelia sekitar tiga puluh menit yang lalu kini gadis itu kembali dengan aktivitasnya, seraya menyeruput capuccino yang setengah panas itu Delia kembali mengetik tugas akhirnya.Menjadi mahasiswa semester akhir membuatnya merasakan rasa lelah yang sebenar-benarnya letih, jika Tania bisa dengan santai mengerjakan tugasnya lain hal dengan Delia gadis itu tidak suka menunda-nunda.Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore gadis itu harus segera bergegas ke minimarket, belanja bulanan untuk mengisi keperluan dapurnya. Tinggal sendiri membuat Delia terbiasa melakukan hal-hal dengan sendirian dan tak bergantung oleh siapapun.Delia keluar dari apartemennya tak lupa menggunakan payung, sore ini cuaca sedikit gerimis. Lalu lalang mobil terus saja bergantian melewati jalanan depan apartemennya membuat Delia menahan langkah kaki agar dapat menunggu keadaan sedikit lengang.Tanpa Dia sadari sebuah mob
Happy reading"Aku berjanji, percayalah Aku hanya mencintainu Tania," ujar Dion memegang tangan Tania yang ada di wajahnya itu."Ahh ... Bang Dion ...," desah Tania pelan saat Dion menggesekkan penisnya itu."Kau yang menggodaku tadi," kekeh Dion yang suka melihat wajah Tania yang tersiksa itu.Gadis itupun mengerucutkan bibirnya jengkel, Dia sangat tidak suka pada Dion yang mempermainkan adik kecilnya pada bagian bawahnya. Laki-laki itu sudah lihai sekali mengatur hormonnya agar Tania lebih dulu yang meminta dimasuki.Dion lalu kembali mendekatkan wajahnya pada Tania, menyatukan hidung mereka berdua seraya bertatapan dalam.Dion heran sendiri mengapa dirinya sangat candu pada gadis itu, seminggu tidak melakukan hal ini pada Tania Dia merasa tubuhnya lemah kekurangan nutrisi begitu pula dengan Tania."I Love you baby," ucap Dion tepat di wajah Tania membuat gadis itu tersenyum dan bersemu.Lalu dengan pelan Dion men
Happy readingDelia melempar barang belanjaannya itu dengan asal pada meja dapur setelah itu Ia lalu beranjak pergi ke dalam kamar. Hari ini dia tidak akan ke kampus ataupun ke perusahaan Walton corp tapi, bukan berarti hari ini dia mengosong justru ini akan menjadi hari yang cukup melelahkan untuk mahasiswa tingkat akhir."Ponselku di mana?" tanya Delia pada dirinya sendiri mencari ponsel yang tidak ada di atas kasur ataupun meja belajarnya.Hanya ada sebuah laptop biasa di atas mejanya tidak ada benda pipih yang sedang Ia cari.Delia kemudian kembali beranjak keluar kamar untuk mencari ponselnya mungkin saja tertinggal di dapur."Untung saja," keluhnya setelah mendapatkan benda yang dicarinya itu lalu kembali lagi ke kamar.Belum juga diceknya hingga Ia sampai di meja belajarnya untuk membuka aplikasi line."Hah ...." Delia menganga melihat banyak sekal
Happy reading"Lo yakin ingin keluar?" tanya seorang gadis bersandar pada dinding di dekat dapur."Yah ... Gue lelah di sana Nya, Lo tau 'kan pria dewasa nggak mudah diatasi," balas gadis satunya lagi dengan gelas berisi air putih."Come on Delia ... nggak ada waktu untuk baperan. Kita udah mahasiswa akhir dan di sinilah Kita lebih mudah menyelesaikan skripsi," ceramah temannya yang tidak tau diri itu mengambil minum dari sahabatnya yang hendak melangkah menuju ruang tamu.Dengan wajah masam Delia melihat ke arah Tania sebelum melangkahkan kaki kembali dan mengubah ekspresi mengeluh"Gue lelah Tania, Gara itu jauh di atas Kita Gue nggak mau berhubungan dengan Dia huhf." dengan menghelakan napas Delia menyandarkan tubuhnya pada sofa."Setidaknya hidup Lo akan lebih mudah," ujar Tania mengeluarkan senyumnya yang manis tak lupa tangannya yang memega
Happy reading"Dion please ....""Come on baby.""I'm pms." lagi-lagi Tania menggerutu pada Dion yang terus saja memaksanya untuk bercinta.Ntahlah mengapa hubungan mereka berputar pada intim, Tania juga harus merevisi tugas akhirnya yang hampir terbengkalai itu. Menjadi mahasiswa sekaligus calon penerus perusahaan membuatnya linglung sebelum dinobatkan sebagai sarjana.Juga apalagi harus meladeni birahi Dion yang tidak kunjung selesai, Tania juga tidak ingin Dion bermain di luar sana dengan gadis lain. Ingat Tania paling tidak suka mendapatkan hal-hal bekas apalagi sebuah hubungan percintaan."Aku main di luar aja ya baby," keluh Dion yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Tania.Terpaut usia yang terbilang jauh tidak membuat Tania segan dengan Dion atau sebaliknya Dion yang dewasa, hanya otak tentang hubungan saja yang 21++ tapi sikapnya tetap saja seperti bocah jika dihadapan Tania."Mau Aku bunuh?" ujar Tania melepaskan tangan Dion dari pinggangnya.Mereka memang sedang bera
Happy ReadingSetelah beberapa bulan berlalu, keluarga Delia dan Gara memutuskan untuk merencanakan liburan keluarga yang istimewa. Destinasi yang mereka pilih adalah kota yang penuh keajaiban, kekayaan budaya, dan kemegahan arsitektur modern—Dubai.Pesawat mereka mendarat dengan nyaman di Bandara Internasional Dubai, mengawali petualangan yang tak terlupakan. Delia, Gara, Daniel, Tania, Dion, dan tentu saja, Chiya, mengeksplorasi setiap sudut kota dengan penuh semangat.Pertama-tama, mereka mengunjungi Burj Khalifa, menara tertinggi di dunia. Melihat keindahan kota Dubai dari ketinggian, mereka merasa terpana oleh keajaiban arsitektur modern. Chiya memandangi gemerlap lampu kota dengan mata yang berbinar-binar."Dubai benar-benar luar biasa, Tante Delia! Semuanya begitu indah," ujar Chiya penuh kagum.Delia tersenyum, "Iya, sayang. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, dan aku senang kita bisa berbagi momen ini bersama-sama."Mereka juga menjelajahi kawasan The Palm Jumeirah, pulau
Happy ReadingBulan itu, keluarga Delia dan Gara bersiap untuk merayakan momen yang luar biasa. Daniel, sang anak yang pernah bandel, kini akan melangkah di atas panggung untuk menerima gelar lulusan suma cum laude di Amerika. Keberhasilannya ini tak hanya menjadi kado istimewa untuk Daniel, tetapi juga menjadi buah dari perjalanan panjang keluarga ini.Seiring berjalannya waktu, Daniel telah menemukan arah hidupnya. Setiap tugas dan ujian yang dihadapinya membentuknya menjadi seorang mahasiswa yang berdedikasi dan berprestasi. Meskipun pernah melewati masa-masa sulit, tetapi kegigihan dan dukungan dari keluarganya, terutama Delia dan Gara, membantu Daniel tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berprestasi.Pada pagi hari kelulusannya, keluarga ini berkumpul dengan penuh semangat. Delia dan Gara, dengan penuh kebanggaan, memandang putra mereka yang telah melewati serangkaian ujian akademis. Mereka tahu bahwa momen ini tidak hanya tentang prestasi Daniel, tetapi juga tentang perjalan
Happy ReadingGara, seorang CEO perusahaan ternama, menjalani kehidupannya di puncak kesuksesan bersama Delia, istrinya yang cantik dan cerdas. Mereka adalah pasangan yang tak hanya memiliki kecintaan satu sama lain, tetapi juga saling mendukung dalam mencapai ambisi dan tujuan hidup mereka.Pagi itu, Gara dan Delia tiba di kantor dengan senyuman yang memancar keberhasilan. Kedua pasangan ini tidak hanya memiliki karier cemerlang, tetapi juga membangun fondasi pernikahan yang kokoh. Kehadiran Delia selalu menarik perhatian, bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga kepintarannya dan karismanya yang menghiasi setiap langkahnya.Ketika mereka melangkah masuk ke kantor, para pegawai tidak bisa menyembunyikan keterpesonaan mereka melihat kehadiran Delia. Sebagai seorang wanita yang tangguh dan inspiratif, Delia telah menjadi panutan banyak orang di kantor. Beliau tidak hanya menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam karier dan bisnis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjaga keseimba
Happy ReadingSuatu pagi, Gara datang dengan senyum cerah di wajahnya. Dia duduk di ruang keluarga, bersama Delia yang sedang menikmati secangkir kopi."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, sayang," ujar Gara dengan suara lembut.Delia menoleh, merasa penasaran, "Apa itu, Gara?"Gara tersenyum penuh kebahagiaan, "Aku telah memutuskan untuk pindah ke Indonesia."Delia terkejut dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba?"Gara menjelaskan, "Aku merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjalani petualangan baru. Aku ingin merasakan pengalaman hidup di Indonesia, dan aku ingin membangun rumah kita di sana."Delia, meski awalnya kaget, melihat kebahagiaan di mata Gara. Ia merasakan kehangatan dalam keputusan tersebut dan merasa senang bahwa Gara merencanakan sesuatu yang akan memperkaya hidup mereka."Benarkah? Aku senang mendengarnya," kata Delia dengan senyuman.Gara melanjutkan, "Dan, aku telah menemukan sebuah rumah yang sangat bagus di samping rumah Tania. Aku pikir ini akan menjadi temp
Happy ReadingDalam kepadatan rutinitas dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga, Chiya, yang masih berstatus sebagai seorang pelajar SMP, dititipkan pada Daniel yang sudah dewasa. Daniel dengan senang hati mengakomodasi keberadaan Chiya di tengah-tengah kesibukannya. Sebagai kakak yang bertanggung jawab, ia berjanji untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada Chiya selama waktu mereka bersama.Suasana di rumah menjadi lebih hidup dengan kehadiran Chiya. Daniel menyadari bahwa sementara ia memiliki tanggung jawab sebagai kakak, ia juga memiliki kesempatan untuk membangun ikatan yang lebih erat dengan adiknya. Chiya, dengan semangat dan keceriaannya, membawa energi positif yang menyenangkan ke dalam rumah.Dalam sebuah malam yang hangat, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Daniel sibuk menyelesaikan tugas akhirnya, sementara Chiya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Meskipun mereka tengah terlibat dalam kesibukan masing-masing, namun tetap ada kehangatan dan rasa saling peduli di
Happy ReadingKabar dari Tania yang ingin memiliki anak lagi membuat Delia merasa begitu bahagia. Senyum merekah di wajahnya, dan matanya bersinar ketika ia memikirkan kebahagiaan yang bisa datang bagi keluarga mereka. Delia sangat mendukung keputusan Tania dan Dion untuk melanjutkan perjalanan cinta mereka dengan membawa anak kedua ke dalam keluarga.Namun, kegembiraan Delia berubah menjadi kekhawatiran dan kesedihan ketika ia mendengar bahwa Tania memiliki benjolan di rahimnya. Mereka berkumpul di ruang keluarga, suasana hati yang cerah mulai berubah menjadi hening dan penuh kekhawatiran."Benjolan di rahim?" Delia berkata dengan suara lembut, tetapi penuh dengan kecemasan. Pandangan matanya menuju Tania, yang duduk di samping Dion, dan keinginan untuk memberi dukungan bersinar di matanya.Tania mengangguk dengan berat hati, "Iya, Delia. Itu adalah berita yang mengejutkan bagiku juga."Delia duduk di samping Tania, meraih tangan temannya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tahu kamu ti
Happy ReadingDion dan Tania duduk di ruang tunggu klinik kesuburan, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Setelah perjalanan panjang dan perjuangan untuk memiliki anak pertama, kini mereka sedang dalam tahap konsultasi untuk memberikan adik untuk anak mereka yang tercinta.Dokter memanggil mereka ke ruangannya, dan Dion memberikan senyuman yang mencoba untuk menyiratkan keberanian pada istrinya. Di dalam ruangan, suasana hangat dari cahaya lampu sorot dan dinding berwarna lembut menciptakan lingkungan yang bersahabat. Dokter, seorang wanita berpenampilan ramah, duduk di balik meja dan mengajak mereka untuk duduk."Selamat datang kembali, Dion dan Tania. Bagaimana kita bisa membantu kalian hari ini?" tanya dokter dengan penuh kelembutan.Dion memberi isyarat pada Tania untuk mulai berbicara. Tania menelan ludahnya sejenak sebelum mengungkapkan, "Dokter, kami ingin memiliki anak lagi. Kami sangat mencintai anak kami yang pertama, dan kami ingin memberikan adik
Happy ReadingSementara Delia dan Gara mengeksplorasi keindahan pulau tropis, Daniel menemukan kebebasan yang baru di tengah kesehariannya di kota. Beberapa malam setelah kedua orangtuanya pergi, Daniel dan teman-temannya memutuskan untuk mengunjungi sebuah klub malam yang sedang populer di kota.Berpakaian rapi dengan sentuhan modern, Daniel dan teman-temannya tiba di klub dengan semangat penuh. Musik berdenyut di lantai dansa, cahaya berwarna-warni memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan. Daniel, yang biasanya lebih suka suasana yang tenang, merasa sedikit canggung pada awalnya. Namun, seiring berjalannya malam, ia menemukan cara untuk menikmati dan merayakan kebebasannya.Sambil menikmati malam di klub, Daniel tetap sadar akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya. Ia memutuskan untuk tetap setia pada komitmennya untuk belajar, bahkan di tengah hiruk-pikuk kesenangan malam. Beberapa kali, ia menyusup ke sudut klub dengan
Happy ReadingHari itu, matahari bersinar cerah di langit biru, menandakan awal dari petualangan baru bagi Delia dan Gara. Setelah sekian lama, mereka memutuskan untuk merencanakan liburan berdua, tanpa bayangan kecil yang biasanya selalu ikut serta dalam setiap petualangan mereka. Kali ini, Daniel, anak mereka yang sekarang telah tumbuh dewasa, memilih untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebaya daripada bergabung dengan orang tuanya.Delia dan Gara tiba-tiba merasa seperti kembali pada masa-masa awal pernikahan mereka, ketika dunia terasa begitu luas dan penuh kemungkinan. Rencana liburan ini menjadi jembatan yang membawa mereka kembali pada momen-momen romantis yang pernah terjadi di masa lalu.Dengan tas penuh dengan semangat petualangan, mereka berdua berangkat ke destinasi yang telah lama mereka impikan: sebuah pulau tropis yang jauh dari keramaian kota. Perjalanan menuju pulau tersebut pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Mereka tertawa, bercanda,