Share

5. Shambara Global

Author: BEEHAPPY
last update Last Updated: 2023-05-17 23:00:25

"Hubungi Saya jika Nona memerlukan bantuan, rumah sakit ini pasti akan membantu!" Ucap Dokter Bahar yang mengantar Karen. Setelah yakin Karen dapat pulang hari ini, dia juga berniat mengantar pasiennya sampai ke depan lobby.

Karen tersenyum tipis. "Tentu. Terima kasih banyak untuk semuanya. "

Dokter tua itu mengangguk sambil melambai-lampai kecil sampai mobil hitam itu menghilang di balik tembok rumah sakit.

Dia mengambil HP nya dan memanggil seseorang. "Nona itu sudah pulang," jelasnya singkat.

Di sebuah rumah putih bertingkat dua, dengan desain minimalis dan sederhana. Karen masuk dan menaruh kopernya di samping sofa.

Ruang tamu sederhana yang berdekatan dengan dapur tampak didominasi warna putih dan sage. Dia tampak senang karena rumah yang dibeli sudah rapi dan sesuai dengan keinginannya.

"Hah… aku tidak menyesal, sepertinya aku hanya tinggal menaruh baju dan melihat halaman luar."

Karen mengangkat tas dan kopernya ke lantai dua melalui tangga di belakang dapur, dia membuka pintu Kamar dan melihat tempat tidur besar dengan lemari putih yang senada dengan dinding.

Tidak perlu waktu lama sampai dia memindahkan semua pakaiannya dari tas ke lemari. Sebelum keluar dia membuka tirai dan jendela serta pintu ke balkon kamar.

"Ini benar-benar kamarku, tidak sia-sia aku membeli ini," ucapnya senang. Dia membeli rumah itu dengan harga yang cukup, tidak lupa setengah uangnya disumbangkan, lalu sisanya ditabung untuk dana darurat.

"Aku harus memeriksa ruang lainnya."

Dia mendapati kamar kosong di samping kamarnya, tidak masalah karena dia tidak meminta untuk memiliki kamar tamu. “Aku sudah memesan perlengkapan supaya kamar ini bisa jadi ruang santai.”

Sorenya lemari dan meja yang dia pesan sudah sampai dan pemasangannya baru selesai sampai malam jam 7. Saat pemasangan dia keluar untuk membeli bahan makanan dan peralatan dapur secukupnya.

Saat sampai para tukang sudah selesai dan mengembalikan kunci rumahnya. Karen sendiri merasa sunyi dan mengunci rumah dengan tenang.

"Waktunya makan…."

Sambil makan, Karen duduk nyaman di ruang santai sebelah kamarnya, Karen membuka laptop dan mencari beberapa pekerjaan yang dia inginkan di beberapa media sosial.

"Bean Buzz caffe!" Gumamnya setelah lama membiarkan makananya dingin. Dia segera menandai postingan itu dan melamar besoknya. Dulu dia pernah bekerja di kafe kopi, jadi dia cukup percaya diri untuk melamar di sana.

***

Pagi ini, Karen beberapa kali mengecek email di hpnya, karena seharusnya hari ini adalah pengumuman apakah dia diterima atau tidak. Berbeda dengan tempatnya bekerja dulu yang harus langsung datang ke kafe, Kali ini dia hanya harus menunggu email setelah interview singkat kemarin.

Suatu notifikasi membuatnya segera duduk dan membuka emailnya. "Selamat bergabung di Bean Buzz Caffe."

"Yes… yes… yes…." Karen berdiri dan melompat-lompat kegirangan. Dia pergi ke kamarnya dan langsung membaringkan badannya yang kurus.

"Sepertinya aku harus menaikkan berat badan, aku harus terlihat sehat dan ceria di hadapan pelanggan!" ucapnya menanamkan pikiran jika tidak perlu memikirkan diet.

Karen membaca ulang email itu dengan senyum lebar di bibirnya. "Apa? Hari ini jam sembilan?"

Karen membaca bagian jika dia harus datang ke kafe jam 9, karena dia sudah bisa mulai bekerja.

"Aku harus cepat," ucapnya sembari terburu-buru berlari ke kamar mandi.

Hanya perlu 30 menit sampai dia siap. 15 menit sebelum jam 9, dia sudah sampai di depan kafe yang ternyata lebih besar dari kelihatannya. Saat dia berbalik dia dapat melihat gedung perusahaan besar bernama Shambara Global, melihat ke atas gedung itu saja sudah membuatnya takut tertimpa.

"Karen?" tanya seseorang yang membuka pintu cafe dari dalam.

"Iya. Saya Karen," jawabnya sopan.

“Masuklah!” Rambut lurusnya diikat rendah ke belakang, senyum ramahnya membuat Karen tambah bersemangat saat memasuki kafe tersebut.

Saat masuk matanya sudah kagum dengan langit-langit tinggi kafe, pencahayaan alami yang baik sangat pas dan menghemat energi listrik, tempat duduk dari kayu berjejer rapi di dekat jendela dengan meja dihadapannya.

“Karen, ini pemilik kafe namanya Jessica,” ucap pegawai itu ramah.

“Selamat pagi,” sapanya ramah, Karen kagum saat melihat betapa cantiknya pemilik kafe ini. Badan tinggi, langsing, rambut panjang dengan poni belah dua menampilkan wajah tirusnya dengan baik, ujung bibirnya yang melengkung ke atas membuat wajah cantik itu tampak tersenyum setiap saat.

“Tidak usah terlalu formal.” Jessica menggerak-gerakan tangannya seolah malu dengan sifat Karen yang terlalu formal.

“Ah… Baik.”

“Pfft… jadi bagaimana menurutmu kafe ini, suka?”

“Suka sekali, sangat luas dan terang, saya tidak sabar bekerja di sini.” Dia benar-benar menjawab dengan antusias.

“Bagus. Sonia, lanjutkan kerjamu! Jangan memarahi pelanggan!” perintahnya sambil tertawa.

Karen melihat Sonia mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Jessica.

“Ayo… Aku akan menunjukan beberapa ruangan khusus.”

Karen langsung mengikuti dengan baik.

“Kafe ini punya dua lantai, lantai dasar dan lantai atas yang sebenarnya tidak bisa disebut lantai dua, karena lantainya hanya mengambil 3,5 meter dari setiap sisi ruangan, dari sini kau bahkan bisa melihat pengunjung di atas.”

“Wahhh.. keren.”

“Dan sebenarnya kita mempunyai ruangan bisnis, yang ada di dalam sini!”

Karen mengikuti Jessica masuk keruangan yang sedikit kebelakang, di sana dia melihat beberapa ruangan tertutup dengan luas yang berbeda-beda.

“Ruangan ini biasanya dipesan untuk pertemuan orang-orang penting, mereka akan memesan ruangan terlebih dahulu, jika kau melayani mereka kau tidak perlu takut, layani saja sama seperti kau melayani pelanggan biasa.”

“Baik!”

“Hehe… jangan kaku. Di belakang ada tempat outdoor, lalu di atas juga ada tiga ruangan bisnis yang pemandangannya langsung ke taman belakang. Jadi tamu di sana bisa melihat keadaan di outdoor. Bagaimana? masih tertarik bekerja di sini?”

“Tentu, saya suka kesibukan.”

“Tidak usah pakai saya jika berbicara denganku!”

“Oke!”

“Untuk hari ini kau bisa mulai dengan mengantarkan minuman ke Shambara Global.”

“Shambara Global?”

Jessica menyipitkan matanya tidak percaya. “Kau tidak tahu? kupikir kau sudah melihat gedung raksasa mereka saat kesini.”

“Ah. Gedung yang ada di depan sana?” lanjut Karen cepat. Bagaimana dia bisa melupakan gedung tinggi itu.

“Iya… Kami menerima banyak pesanan dari kantor itu, jadi kau bisa membantu di mengantar minuman dulu.”

15 menit kemudian Karen sudah mengenakan seragam putih, celana coklat yang pas di badannya, serta celemek coklat dengan logo kafe di dada kirinya. Tidak lupa dia menaruh tas dan bajunya di loker.

Karen menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan. “Baiklah…, semangat.” Setelah mengatakan itu Karen keluar dan memasang senyum di wajahny a, dia mendekati Sonia dan menanyakan kemana kopi itu akan dikirim.

“Ah… Tolong antar Kopi ini ke perusahaan depan, pesanannya atas nama Ian Shambara.”

Related chapters

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   6. Depression

    "Baik... " Karen menerima box yang berisi satu espresso dingin.Saat keluar dari kafe Karen lagi-lagi membuka sedikit mulutnya. Melihat gedung raksasa itu membuat badannya merinding. Beralih ke lampu zebracroos yang berubah hijau dia berjalan mendekati pintu masuk gedung Shambara."Selamat pagi! Ada yang bisa Saya bantu?" Satpam berwajah ramah itu sedikit mengagetkan Karen. Meski begitu Karen tetap tersenyum manis seperti biasanya."Pagi. Saya mau mengantarkan kopi pesanan Tuan Ian Shambara," jawabnya lembut meski dia sedikit takut karena badan tinggi si Satpam."Direktur Yan ada di atas, Nona bisa langsung naik lift yang ada di tengah."Karen mengangguk dan berterima kasih. "Direktur Yan? Ian? Haruskah aku memanggilnya seperti itu juga?" batinnya.Sepanjang perjalanan ke atas, Karen terus bergelayutan dalam pikirannya sendiri. Sementara orang-orang di sana sesekali melihat ke arahnya.Saat sampai di atas, pintu lift terbuka lebar memperlihatkan ruangan dengan dinding berwarna coklat m

    Last Updated : 2023-06-18
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   7. Kedatangan Wanita Licik

    Pertanyaan itu membuat Karen menjauhkan HP-nya. Membaca nama pemilik nomor. Nama Jessica termampang jelas di layarnya, dia segera menjawab, ["I- Iya maaf aku terlambat."] Meski menjawab cepat Karen tidak bisa menyembunyikan suara seraknya.["Kau yakin?"]["Iya...."]Suara serak dan tarikan napas yang tersumbat-sumbat, membuat Jessica memerlukan waktu untuk berkata, ["Kau sedang sakit. Kau boleh izin selama seminggu. Pastikan kau minum obat dan istirahat yang cukup."]["Ta-tapi ak-"]Kata 'aku baru saja bekerja' terpotong segera.["Tidak usah memikirkan itu, bagaimanapun kesehatan karyawan kami lebih penting. Istirahat lah dan jangan sungkan menghubungi kami kalau kau perlu bantuan."]Setelah sambungan telepon itu terputus, Karen menerima pesan dari Jessica.[Ini nomor-nomor karyawan Buzz Bean Caffe, jangan sungkan meminta bantuan. Aku beri tahu satu rahasia karyawan kita, mereka suka libur:)]Membaca i

    Last Updated : 2023-06-20
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   8. Apa itu Pacarmu?

    Wanita licik itu terkejut dan kesal, tetapi akhirnya mengalah dan pergi dengan wajah yang merah padam, sementara situasi kembali berubah seperti semua."Maaf sudah menyebabkan kekacauan," kata Ian sambil berdiri tegap namun tetap sopan."Tidak apa-apa. Apa itu pacarmu?" tanya Jessica tanpa basa basi. Mendengar itu Sonia dan Karen segera pamit undur diri. Mereka sama sekali tidak tertarik mendengar percakapan itu. "Tidak, dia rekan kerja." Matanya masih menempel pada Karen yang masuk ke Coffee station.Bagaimana dia bisa kencan. Ibunya saja sering marah karena dia lebih mementingkan pekerjaannya. Ibunya pernah mengomeli dan menyuruhnya menikahi pekerjaannya karena tidak mau kencan buta."Hah... Kau ini, lain kali jangan diam saja!" Jessica berbicara santai setelah mengehembuskan napas kasar. "Sudahlah," lanjutnya pergi menyusul Karen dan Sonia. Jessica terlalu lelah untuk mencampuri urusan teman lamanya itu.Ian bangkit dan pergi keluar dengan tangan yang di masukan ke dalam Saku. "Lag

    Last Updated : 2023-06-22
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   9. Damian Valo

    Senyum itu memang menawan, tetapi di mata Karen itu hanyalah sebuah seringai yang di palsukan menjadi senyuman cerah, secerah mentari pagi. Mengerikan dan membuatnya tidak nyaman."Ini pesanan Anda," ucapnya memasang senyum terpaksa. Tangan putihnya menjulurkan dua kopi yang dipesan Ian.Pria itu tidak mengambil minumannya, dia malah menatap Karen dengan sudut mata yang menyempit dan mengintimidasi.Mendapat tekanan itu Karen mengepalkan satu tangannya di belakang, berusaha menguasai diri agar tetap terlihat santai."Siapa namamu?" tanyanya kembali tersenyum, namun mata itu menatap lurus dan dalam ke arahnya."Karen.""Damian Valo, panggil saja Damian!"Damian merupakan pengusaha muda yang terkenal memiliki citra luar yang baik. Keluarga Valo menjadi bagian dari bisnis Shambara Global. Mereka sudah menjalin kerja sama selama dua tahun."Em... Baik tuan Damian."Karen kemudian mendapati Damian yang bergerak mundur memberikan ruang untuk Karen. Dengan tangan mengepal kuat Karen masuk ked

    Last Updated : 2023-06-24
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   10. Foto Masa Kecil

    'Copat?' Mata jelinya segera memantau dan menilai situasi. Jauh di belakangnya ada seorang ibu yang berlari mengejar pria bermasker.Wajah Karen memucat. Jantungnya berdetak cepat menimbulkan rasa tidak pasti di hatinya. Tangannya yang kecil menggenggam kuat-kuat tas di tangannya. Hatinya dapat merasakan bagaimana Ibu itu berusaha keras mengambil tasnya, saat pencuri itu semakin dekat dengan segenap keberanian dia menyandung kaki pencuri itu."WANITA SIALAN!" maki Pria itu setelah tersungkur jauh, terlihat jelas bagaimana sikunya terkikis oleh aspal trotoar yang kasar.Bergulat dengan ketakutannya sendiri Karen mengambil tas itu dengan cepat. Tetapi ternyata tidak segampang yang dia kira. Hanya perlu beberapa detik sebelum penjahat itu menarik kembali tas merah itu dari tangannya.Orang-orang yang berusaha membantu terlambat membantu Karen. Pencuri itu tampak lihai mencari tempat untuk kabur. Karen melihat kukunya yang patah karena berusaha mempertahankan tas itu.Rasa sakit yang begi

    Last Updated : 2023-06-26
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   11. Aku Tidak Boleh Seperti Ini!

    Aliran dingin dan gelap terasa merembes dari kepala ke pipinya. Kesadarannya menurun drastis, meski begitu tangannya yang kurus tetap memeluk erat tas merah itu sekuat tenaga.Badannya tergeletak tak berdaya di tembok. Matanya tertutup tepat saat darah dingin di kepalanya masuk ke matanya. Hal yang terakhir dia dengar adalah suara ramai dari sebelah kanannya. Orang-orang yang datang segera menghubungi ambulance. Pencuri berhasil diserahkan ke pihak berwajib tanpa ada cedera--akibat main hakim sendiri.15 menit kemudian Karen berhasil di bawa ke rumah sakit terdekat. Sekantong darah dimasukan ke pembuluh darahnya secara perlahan melalui infus."Apa dia terluka parah?" tanya Wanita tua pemilik tas merah itu. Matanya memandang gadis malang yang terluka karenanya."Hasil tesnya baik. Tidak ada luka dalam. Hanya perlu 3 jahitan di kepalanya."Setengah jam berlalu. Wanita tua masih tengah memegang tas merahnya sambil duduk menunggu gadis kurus itu bangun. Mata wanita itu kemudian beralih ke

    Last Updated : 2023-06-28
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   12. Angsa Putih atau Kelelawar Malam?

    Karen kembali ke caffe station dengan cepat. Matanya yang tidak seceria saat dia pergi membuat Sonia menyilangkan tangan dan lanjut memarahinya."Sudah ku katakan tadi, jangan pergi ke seberang." Sonia mengeleng dua kali sebelum akhirnya berjalan pergi dengan kesal.Karen hanya membalas dengan senyuman tipis. Mengingat berita pernikahan Jones dan Celina yang baru muncul setelah sekian lama, membuat Karen yang mengingat kembali hari di mana keluarga Elvano tanpa ampun memojokannya untuk berpisah dengan Jones.Di kota ini akhirnya dia sedikit demi sedikit menyembuhkan pikirannya. Berusaha menanamkan sugesti jika dia perempuan yang layak mencintai dan dicintai meski tidak dapat mengandung bayi kecil sebagaimana mestinya.Tetapi saat dia mulai merasakan kembali kepercayaan dirinya dan menemukan kehangatan baru di hatinya, dengan kejam alam bawah sadarnya memberi ribuan rasa yang menjatuhkan kepercayaan itu.'Apa aku pantas mencintai orang lain?'***Ian membaca beberapa berkas yang menump

    Last Updated : 2023-06-30
  • CEO Tampan itu Suami Baruku   13. Kepercayaan yang Runtuh

    30 Menit Sebelumnya.Di villa pribadi yang megah dan nyaman, seorang Pria dengan mata tajam dan dingin keluar dari kamar mandi. Handuk yang terlilit di pinggang sempitnya terlihat basah oleh aliran air yang membasahi kedelapan roti sobeknya.Setelah berolahraga dan mandi. Dia membaca pesan dari ibu yang memaksanya untuk ikut makan malam.'Lagi?' Ian melempar telponnya ke kasur dengan sangat gusar. Sudah berapa kali ibunya mengajak makan malam dan berakhir menjodohkannya. Wanita-wanita yang mekiriknya dengan pandangan kagum dan mata penuh nafsu membuatnya ingin memuntahkan muka kedua mereka.Demi uangnya mereka bahkan bersikap seperti serigala lapar yang hendak kawin, setelah memberikan uang dan membuat mereka untuk diam pergi jauh, wanita-wanita kelelawar itu segera pergi dengan penuh kebahagian seperti penjilat handal.Bahkan jika mereka kembali mengemis dan memperlakukannya seperti pengusaha mesum, dia tidak segan-segan menyelidiki semua keburukan mereka dan mengancam akan menyebark

    Last Updated : 2023-07-02

Latest chapter

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   52. EPILOG 2

    Suatu hari di saat matahari sudah mulai menghilangkan keganasan suhunya, Ian dan seorang anak kecil tengah berjalan santai di tepi laut.Pasir putih dan lembab kadang menempel di telapak kaki mungil anak kecil tersebut. Ian yang melihat itu segera tersenyum dan berjongkok."Kyle. Kemari!" panggilnya pada Anak laki-laki tersebut.Kyle yang awalnya asik berlarian segera berbalik dan berlari cepat ke arah Ian."Papa ada kerang di sana!" teriak Anak umur 5 tahun tersebut.Ian menggosok-gosokkan rambut Kyle lembut. "Mau ambil dan berikan ke mama?" tanyanya sembari melipat celana Kyle agar tidak basah."AMBIL...." Kyle segera mengambil kerang putih di pantai dengan cepat.Wajah tembem dan putihnya terlihat menyatu dengan warna pasir. Matanya yang hitam pekat menatap kerang yang tidak berawak tersebut dengan rasa penasaran. Tetapi dia segera kembali dan memegang tangan ayahnya."Kyle rindu mama!"Ian tertawa. "Kau yang menangis minta keluar dan sekarang sudah rindu mama.""Kyle tidak akan kel

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   51. EPILOG 1

    Karen merasakan telapak tangannya dibanjiri oleh keringat, bukan karena takut tetapi karena malam ini adalah malam pertama pernikahan mereka. Bahkan saat berjalan menuju kamar hotel kakinya tidak berhenti bergetar.Sementara itu Ian masih menggenggam tangannya dengan erat, membimbing jalan menuju ruangan besar yang sudah ada di depan matanya saat ini.Saat melihat ruangan yang cantik itu sungguh membuatnya merasa akan segera meledak dan jatuh ke lantai, tetapi saat dia tidak fokus Ian segera mengangkat seluruh badanya di depan dada kokoh tersebut."Kau sangat gugup ha?" Ian melihat ke atas di mana dia mengangkat Karen lebih tinggi dari biasanya.Wajah Karen sepenuhnya memerah, wajah tampan Ian yang tengah mengangkat badannya saat ini benar-benar diluar nalar. Sangat-sangat tampan bak pangeran dari kerajaan fantasy."Ian... kita lakukan lain kali saja en. Aku pikir aku akan gila-- Aaa?" Karen merosot sampai ke pinggang Ian."Aku akan berhati-hati!" Ian menatap mata Karen dalam. Menungg

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   50. Terima Kasih Takdir [END]

    Sore hari di rumah Ian yang sunyi. Ruang besarnya terasa kosong bahkan saat dua manusia berlawanan jenis tengah duduk berseberangan. Sementara seorang pria duduk di kamarnya sambil menghadap cctv yang menyoroti kedua lawan jenis tersebut.Dia melihat kedua orang tersebut berbicara meski dia tidak bisa mendengarnya. Hatinya tidak bisa tenang, dia benar-benar fokus untuk siap mengirim kematian jika pria di ruangan sana berani maju selangkah.Dia sangat menghormati keputusan Karen. Senyum di wajah gadis itu saat ini membuatnya sadar jika gadis itu membuatnya semakin terinspirasi untuk lebih kuat dan kuat.Di ruang lain. Karen dan Jones duduk berseberangan. Sebuah meja kaca hitam memisahkan mereka.Karen merasakan jantungnya berdetak kencang, bukan karena dia masih mencintai Jones ataupun takut padanya, tetapi karena keberaniannya saat ini membuatnya seolah-olah bisa menyeberangi lautan seorang diri.Jones mengamati tampilan Karen yang hangat, tetapi mata gadis itu tampak layu, syal yang t

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   49. Akhirnya Tersenyum Lagi

    Ian dan Karen sama-sama mempersiapkan beberapa keperluan untuk pindah ke Negara tempat perusahaan cabang Shambara berada. Jadwal penerbangan tinggal 2 hari lagi, tidak terlalu mendadak sehingga Karen masih dapat meyakinkan diri untuk pergi."Karen, Ibuku sebentar lagi sampai. Aku pergi dulu ya!" ucap Ian segera mengecup dahi Karen dan pergi.Karen hanya melambai di depan pintu mengantarkan Ian. Tepat saat Ian pergi sebuah mobil putih yang Karen tau masuk ke halaman rumahnya.Dia menaikkan bibirnya beberapa kali, memastikan senyumnya lebih baik dan terlihat tulus."Karen! Ayo masuk." Nyonya Abel dengan cepat membawa Karen ke meja makan. Dia mengeluarkan semua makanan yang dia bawa dari rumah."Berat badanmu turun lagi! Ck ck ck, kau harus banyak makan!" Nyonya Abel memberikan semangkuk nasi ke hadapan Karen.Karen melihat nasi putih dan hangat itu dengan tatapan tidak berselera. Tetapi setelah beberapa menit dia akhirnya mengambil sendok dan nasi."Karen. Ayo keluar!" Tanpa persetujuan

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   48. Berlari Sejauh Mungkin

    Karen merasa badannya akan remuk jika Ian tidak melonggarkan pelukannya. Dia mengambil napas dalam agar badannya dapat membesar untuk menciptakan sedikit ruang.Matanya memerah, namun air matanya tampak kering dan tertahan, hidungnya memancarkan asam yang membuat Karen mengigit bibir lebih kuat."Ian...." Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi hatinya semakin berat dan berat, hanya nama Ian yang akhirnya keluar dari bibir kecilnya."Apa ini perbuatan Jones?" Ian bertanya dengan suara rendah, setenang apapun dia berusaha mengontrol suaranya agar tidak menyakiti Karen, dia pasti akan membuat Karen mengeluarkan reaksi jujur dari tubuhnya.Mendengar nama itu. Tubuh Karen yang awalnya lemah kembali bergetar, kesadarannya menipis sementara tangannya menggenggam baju Ian dengan sangat kuat.Di balik pikirannya yang kacau, dia masih memperhatikan perilaku Ian. Tidak ingin pria ini pergi dan melakukan sesuatu yang tidak diharapkan.Ian merasakan rahangnya menjadi keras, bahkan tanpa Karen mengadu

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   47. Di balik syal putih Karen

    "Karen! Aku akan pergi, jangan lakukan oke?"Karen membuka mata dan melihat jelas jika Jones sedang menangis. Melihat pria itu menangis dan pergi membuat Karen merasa dapat sedikit bernapas lega. Dia segera turun dan mengunci pintu kamar, masuk ke bathubnya dan memendam seluruh badannya.'Aku memang seharusnya tidak dilahirkan, maaf Ibu... seharusnya aku tidak mengatakan ini, seharusnya bukan aku yang jadi anakmu, dengan begitu aku tidak perlu membuat janji yang tidak bisa aku tepati!'***Ian memutar balik arah mobilnya tepat saat Karen menutup telpon, dia tidak tahu kenapa, yang pasti dia harus memastikan jika Karen baik-baik saja.Kewaspadaannya meningkat tepat saat matanya dengan jelas melihat gerbang dan pintu depan rumah Karen yang terbuka lebar. Dia segera masuk ke halamam dan memarkir mobil.Dia masuk ke rumah dengan harapan tidak ada hal buruk yang terjadi. Rumah itu tampak sunyi dan sofanya sedikit berantakan, Ian menggelngkan kepalanya sembari berjalan cepat menuju kamar Ka

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   46. Kembali padaku sekarang!

    Karen mematung kehabisan bahasa. Bibirnya tampak bergetar, bukan karena rasa sakit di bahunya tetapi karena kenyataan bahwa Jones membuangnya dengan kejam beberapa bulan lalu.Dia bahkan tidak mendengarkan penjelasannya, tidak sedikitpun membelanya saat di cemooh oleh ibunya. Bahkan mengatakan cerai tepat di depan selingkuhannya.Menawarkan kontrak untuk dimadu saja sudah membuatnya menyesali kehidupannya 24 tahun ini. Namun kini dengan mudah dia menawarkan neraka kembali padanya. Apakah dia tidak memikirkan perasaannya selama ini."Lepaskan!" Karen berkata dengan dingin.Jones menatap mata Karen yang kosong seolah tidak memiliki jiwa di tubuhnya. Dia ingat sekeretarisnya mengatakan Karen menjalani operasi yang memungkinkan dia untuk hamil.Mengetahui itu tentu saja dia sangat terkejut sekaligus menyesal. Karena dulu dia bahkan tidak membawa Karen melakukan pemeriksaan dengan benar, alih-alih langsung percaya pada ibunya yang mengatakan Karen mandul."Tidak! Karen kembali padaku!""Ak

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   45. Kembali dan Menikahlah Denganku

    "Karen!" panggil Ian yang baru saja keluar dari lift.Matanya memancarkan tatapan tajam ketika melihat karyawan pria di perusahaannya tengah mengerumuni Karen dengan wajah bersemu.Hari ini mereka berencana pulang ke rumah Karen bersama-sama. Jadi dia segera turun karena tidak ingin membuat Karen menunggu lama, sebearnya dia akan menjemput Karen di kafe tetapi dia malah melihat tunangannya itu di lobi."Ian?" Karen memperlihatkan senyuman yang lebih terang."Direktur Yan!" Para Karyawan itu segera mundur dan pamit. Mereka terlihat sedih Karena tidak bisa berbicara lebih banyak dengan Karen. Pasalnya tatapan tajam Ian benar-benar menusuk keberanian mereka."Aku baru saja akan ke atas." Karen menghadap penuh ke arah Ian yang sedang kesal.Ian tidak membalas dan langsung merangkul Karen. Membawanya keluar dan masuk ke dalam mobil dalam keheniangan.Karen tampak berpikir. "Apa kau sakit?"Ian membuang napas dan menjawab, "Tidak.""Apa aku melakukan kesalahan?"Ian melajukan mobilnya denga

  • CEO Tampan itu Suami Baruku   44. Dia yang tidak pernah kembali

    Karen menatap Ian. "Bisakah aku membaca berita lainnya?" tanyanya. Dia merasa takut, tetapi ingin tahu lebih jelas tentang berita tersebut."Lakukan apa yang kamu mau!" Ian bersandar di kepala Karen yang bersandar di bahumu. Matanya mengikuti pandangan Karen yang fokus pada layar HP.[Kisah Kontroversial CEO J: Cerai dari Istri untuk Memperoleh Hak Warisan][Skandal CEO J: Memutuskan Cerai dan Menikahi Wanita Lain demi Warisan Keluarga]Karen terus menggerakkan jarinya, membaca setiap headline dengan jantung yang berdegup kencang.Dia mencoba membuka beberapa komentar di situs web dengan tangan yang berkeringat. Ian yang menyadari itu segera mengambil tisu dan mengeringkan tangan Karen."Tarik napas, Karen. Kamu tidak salah apa-apa!" ucap Ian sambil menarik Karen untuk duduk menghadap samping sofa. Kedua kakinya berada di atas sofa, dan tangan kanannya dapat bersandar ke punggung sofa.Ian menyisir rambut Karen dengan hati-hati, lalu mengikat rambut Karen yang tadinya terlihat menggang

DMCA.com Protection Status