Home / Romansa / CEO Tampan Itu Ayah Putraku / 98. Dasar Tidak Tahu Malu!

Share

98. Dasar Tidak Tahu Malu!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Mikael Alexander pun kemudian segera menceritakan tentang bagaimana dia dulunya pernah bertemu dengan Ananta di suatu klub malam secara tidak sengaja.

Setelah itu dia melanjutkan ceritanya tentang bagaimana Ananta akhirnya terusir dari keluarga besar itu sampai akhirnya harus hidup hanya berdua dengan putra mereka hingga kemudian bertemu dengan Mikael setelah bertahun-tahun lamanya.

Saat mendengar cerita itu, Helen sontak membungkam mulutnya sendiri karena terlalu terkejut. Rasa tak percaya langsung menguasai dirinya.

"Mike, kau ini sedang tidak mengarang sebuah cerita kan? Bukan kisah dalam novel kan yang sedang kamu katakan ini?" ucap Helen rasanya masih terlihat sulit untuk mempercayainya.

Mikael berkata setelah menghela napas, "Helen, tentu saja itu nyata. Untuk apa aku mau repot-repot mengarang cerita? Apa menurutmu aku memiliki waktu luang yang begitu sangat banyak untuk membaca novel lalu menceritakannya kepadamu?"

Sungguh dia tak berpikir bila kakaknya akan berpikir konyol sep
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    99. Syarat

    Rasa takutpun segera menyergap Liana. Terlihat sangat jelas tak begitu jauh di depan matanya ada sebuah pemandangan di mana sebuah keluarga begitu saling menyayangi. Jelas dia bahkan sudah kalah jauh sebelum dia bertarung untuk mendapatkan hati Mikael Alexander. Dia kalah telak. Sudah sangat mustahil baginya merebut hati Mikael.Wanita itu bahkan tak sanggup untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya karena saking terkejutnya."Astaga, mengapa aku bisa sebodoh ini? Kenapa aku tidak mengetahui apapun padahal semuanya sudah terpampang dengan begitu sangat jelasnya?" Wanita itu menggumam sendirian tetapi karena tak mau terlihat berada di sana oleh Ananta, dia segera memilih untuk pergi dari tempat itu dengan tergesa-gesa."Eh, kenapa dia?" tanya seorang calon karyawan.Salah seorang temannya menanggapi, "Dia pasti sangat kaget sekali. Terlalu malu mungkin, jadi sampai memilih untuk pergi.""Ya lagian dia itu tadi somnbong banget, sampai heran sendiri aku. Kok bisa ada oran

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    100. The Ending

    Mendengar pernyataan dari Ananta, tentu saja seketika membuat semua orang yang ada di tempat itu terkejut bukan main.Vina menjadi orang pertama yang berani membuka mulut. "Apa kata Mbak Nanta? Mbak Nanta istri Mikael? Bagaimana bisa?""Dan apa kata Mbak tadi? Direktur utama? Apa maksudnya lagi itu?" tanya Vina.Ananta sungguh tak menyangka akan berhadapan dengan adiknya seperti ini lagi. Sungguh, tak sekali pun dia pernah berpikir untuk menyakiti keluarganya.Akan tetapi, dia harus melakukannya. "Apa kamu tadi tidak dengar apa yang aku katakan, Vin? Aku ... istri Mikael Alexander. Masa kurang jelas?" tanya Ananta.Vina ternganga. Masih kesulitan menerima kenyataan tapi sebelum dia sempat membalas ucapan sang kakak, Ananta dengan cepat berkata, "Aku direktur utama yang akan menggantikan papa."Wanita itu segera menoleh ke arah sang papa dan terlihat sedih karena harus mengatakan hal itu, tapi Ananta memilih untuk meneguhkan hati dan mengabaikan rasa empatinya sedikit dalam hal ini.J

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    Season 2

    Hi, pembaca Zila yang baik. Terima kasih sudah mengikuti kisah ini hingga di chapter 100. Sekarang kita lanjut ke season 2 yah. Season 2 ini kita pindah ke London, di mana Mikael, Ananta dan Sean menjalani hidup baru di sana. Jadi, jangan heran ketika banyak sekali tokoh baru yang muncul dan bahkan tidak ditemukan di season 1. 90 persen memang baru. Namun, itu semua demi keperluan cerita ya Readers, tidak diada-ada. Disesuaikan dengan konteks cerita kok. Semoga suka ya dan tetap tungguin selalu update-nya yah. Buku ini update setiap hari. Namun, jika libur, diusahakan hanya libur satu kali dalam satu minggu. Salam hangat dari Zila Aicha

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    1. London, Inggris

    London, 3 tahun kemudian"Ma, apakah papa akan mengantarkan aku ke sekolah?" tanya Sean di suatu pagi.Ananta mencoba untuk tetap tersenyum pada sang putra, "Maaf, Sayang. Papa masih tidur. Hari ini tak bisa mengantar Sean ke sekolah. Sean sama Mama saja ya?"Sean terlihat begitu sangat kecewa atas ucapan sang mama, tapi bocah kecil yang saat ini sudah berusia delapan tahun itu mengangguk paham ke arah sang ibunda."Oh iya apa kita akan mampir ke rumah Bibi Helen saat pulang nanti?" tanya Sean yang sudah sangat merindukan adik sepupunya."Belum bisa, Sayangku. Mama ada janji dengan teman Mama, besok saja ya, Nak?" balas Ananta terlihat tidak enak.Akan tetapi, sekali lagi Sean mengangguk paham. Bocah itu seakan tak ingin membuat sang mama kerepotan sehingga memilih untuk menerima semuanya."Anak pintar," puji Ananta sambil mengelus rambut putranya.Setelah selesai sarapan, Ananta segera meminta pelayan untuk membawa tas milik sang putra ke mobil, sementara dirinya mengambil tasnya di

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    2. Kelopak Bunga Mawar

    Mengapa ada bunga ini di sini, Mike? Bunga itu ... untuk siapa?Segala pikiran buruk mulai menguasai otak di dalam kepala cantik Ananta. Wanita yang sedang tidak bisa tenang itu kemudian keluar dari dalam mobil dengan sedikit linglung.Daniel dan Rodrigo sampai saling lempar tatap, terlihat cemas dengan keadaan sang nyonya. Tetapi dua orang pengawal yang sama-sama merangkap menjadi sopir itu tak berani membuka mulut mereka untuk bertanya."Rodrigo, apa Sir Mikael masih di dalam?" tanya Ananta."Masih, Madam." Rodrigo menjawab.Ananta mengangguk dan kemudian dia memerintah, "Tutup mobilnya!"Setelah memberi perintah pada Rodrigo, dia beralih pada Daniel, "Daniel, kembalilah ke pos, aku akan masuk ke dalam.""Baik, Madam," sahut Daniel.Ananta pun berjalan sembari masih menggenggam satu kelopak mawar di tangan kanan. Jantungnya sudah berdetak tidak karuan. Sungguh, dia takut menghadapi kenyataan yang mungkin berakhir menyakitkan.Dia belum sanggup. Astaga, dia mulai teringat akan masa

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    3. Rencana

    Wanita yang semula sudah tenang itu kini kembali gelisah."Mike, kau tidak sedang berbuat gila kan?" gumam Ananta yang saat itu sudah tidak bisa berpikir secara positif lagi.Akan tetapi, dia memilih untuk tidak gegabah dan berpura-pura seakan tidak terjadi apapun di depan sang suami maupun putranya ketika mereka berdua menikmati makan malam di rumah mereka."Papa, Sean senang akhirnya Papa punya waktu lagi buat Sean," ucap bocah yang semakin hari semakin terlihat begitu mirip Mikael itu.Mikael tersenyum pada sang putra, "Setelah ini Papa janji akan lebih sering menghabiskan waktu dengan kalian. Jangan khawatir, jagoan Papa."Sean melebarkan senyumnya. Bocah itu kemudian menoleh ke arah ibunya yang tampak diam sehingga dia bertanya, "Ma, apa Mama lagi enggak enak badan?"Ananta sontak menjawab, "Mama enggak apa-apa, Sayang. Kenapa Sean ngomong begitu?"Mikael terlihat memperhatikan istrinya sembari mengunyah makanannya."Habisnya Mama diam aja dari tadi," balas Sean sambil mengangkat

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    4. Selingkuh?

    Melihat istrinya hanya terdiam saja, Mikael kembali memanggil, "Sayang."Ananta tersadar dari lamunannya, "Oh, iya. Aku ... tadi hanya ingin memindahkannya saja."Wanita itu lalu bangkit dari tempat tidurnya, lalu segera memberikan ponsel yang milik Mikael kepada sang pemilik."Terima kasih," ucap Mikael sembari tersenyum menggenggam ponselnya dengan tangan terlihat agak basah.Ponsel itu ponsel dengan teknologi canggih sehingga tak mungkin rusak meskipun terkena air.Namun, ketika Mikael hendak menutup pintu kamar mandi Ananta langsung bertanya, "Apa kau akan menggunakan ponselmu di dalam kamar mandi, Mike?"Mikael memutar badan, "Iya, Sayang. Aku sedang menunggu panggilan dari kolegaku.""Kolega? Tapi ini masih terlalu pagi, Mike. Mana mungkin kolegamu meneleponmu di jam luar kantor? Dan lagi ... bukankah biasanya semua urusan harus melewati sekretaris atau asistenmu dulu?" tanya Ananta.Mikael mengulas sebuah senyum aneh pada istrinya, "Sayang, tidak semua klien atau kolegaku melak

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    5. Rahasia

    Baru kali ini Ananta melihat raut Mikael yang tampak terganggu dengan nama kota yang merupakan ibukota negara Perancis itu.Mikael Alexander bahkan tak mau membalas ucapan istrinya sehingga Ananta terpaksa harus kembali mengulang, "Ada apa dengan Paris? Apa kamu memiliki kenangan buruk di sana atau bagaimana, Mike?"Mikael memejamkan matanya sejenak. Sean pun terlihat menatap aneh ke arah ayahnya yang bersikap tidak seperti biasanya.Anak kecil yang baru saja berusia 8 tahun itu kemudian ikut berkata, "Kalau Papa memang nggak suka kota Paris, kita bisa pergi ke tempat lain."Ananta menatap putranya dengan penuh rasa bersalah dan kini dia memilih untuk menurunkan egonya."Ah, ya sudah. Tidak ke Paris juga tidak masalah," kata Ananta.Mikael yang melihat istrinya menyerah dengan begitu mudah itu sedikit agak terkejut tetapi dia segera membalas ucapannya, "Baiklah, kalau begitu kita ke Roma atau Berlin saja. Bagaimana?"Tanpa ragu Ananta menganggukkan kepalanya, "Berlin juga bagus dan ke

Latest chapter

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    53. The Ending

    Justin pun segera menjelaskan lebih lanjut perihal cara menelepon Alan Samudera. Keesokan harinya, di hadapan sama orang, kecuali putranya, Sean, Ananta melakukan sebuah panggilan pada Alan. Terlihat Mikael awalnya tidak suka melihat istrinya menelepon mantan pacarnya dulu tetapi dia tidak bisa memprotesnya. "Alan, ini aku ... maaf, aku harus melakukan ini," kata Ananta mengawali panggilan itu. Tentu saja dalam layar itu Alan terlihat begitu sangat terkejut. Tetapi, laki-laki itu malah langsung bertanya, "Vina. Bagaimana keadaan Vina, Nanta?" Anehnya wajah laki-laki itu terlihat begitu sangat sedih sehingga Ananta cepat-cepat menceritakan masalah tentang Vina. Betapa terkejutnya pria itu kalau mendengar kondisi mantan istrinya itu, tanpa menunda-nunda lagi dia berkata, "Aku akan segera pergi ke Indonesia dan menjenguk dia." Tak disangka-sangka oleh keluarga Wiriyo, Alan Samudera tampak tak menghindar dari mereka dan bahkan telah memutuskan untuk membantu mereka. "Aku tidak meny

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    52. Dua Pribadi?

    Ananta memejamkan matanya seolah mencoba untuk tetap kuat. Dia tak boleh terlihat lemah di depan suaminya itu, meskipun kenyataannya dia saat ini memang sedang melemah.Wanita itu tak membalas sepatah kata pun perkataan suaminya hingga kemudian Mikael Alexander menghentikan ucapannya sendiri. Dia tak lagi melanjutkan perkataan kejamnya.Ketika dia melihat istrinya sedang menutup matanya dan bahkan dia bisa melihat bagaimana tubuh Ananta sedikit bergetar karena mendengarkan perkataannya itu, Mikael segera mundur ke belakang dan memegang kepalanya dengan rasa frustrasi yang sangat mengganggunya."Astaga, apa yang sudah aku lakukan?" gumam Mikael yang kini menatap istrinya dengan penuh penyesalan.Ananta bahkan belum berani membuka mata sehingga Mikael kini kembali melangkah ke depan lalu mendekati istrinya dengan perlahan. Dia ingin merengkuh istri tercintanya itu dan menenangkannya."Sayang, maafkan aku. Aku-""Tidak apa-apa," ucap Ananta yang langsung mundur ke belakang setelah dia ta

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    51. Cara Justin

    "Begini, Madam. Kami bisa membantu Anda dengan membuat sebuah tawaran kerjasama dengan perusahaan beliau," kata Justin.Ananta segera mengerutkan keningnya, "Maksud Anda? Anda berniat untuk menawarkan sebuah kerjasama palsu pada Alan?"Justin berdeham kecil saat idenya itu dikatakan demikian, tetapi dia tidak memiliki hak untuk tersinggung karena memang sebutan itu memang tepat."Ini demi menjaga kerahasiaan tujuan Anda, Madam," ucap Justin dengan nada yang terdengar sedikit agak malu.Sebagai seorang detektif, sudah menggunakan berbagai cara dan bahkan dengan cara yang kotor sekalipun untuk menuntaskan kasus-kasusnya.Tidak sekali hanya dua kali dia kerap melakukan sebuah tipu daya agar dia bisa menjebak orang yang dia incar. Akan tetapi, baru sekarang ini dia merasa begitu sangat malu dan tidak nyaman setelah mendengar ucapan dari Ananta Alexander.Dia tidak mengerti. Yang dia ketahui pendapat wanita itu seakan langsung mudah membuatnya goyah.Ada apa denganmu sebenarnya, Justin? Ka

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    50. Informasi

    "Luar negeri. Aku yakin dia tidak mungkin berada di Indonesia. Jadi, memang satu-satunya tebakan yang mungkin paling benar adalah dia berada di luar negeri selama ini," kata Alma. "Itu masuk akal. Kalau hanya di dalam negeri tak mungkin informan kita sampai tak berhasil melacak keberadaannya walaupun hanya sedikit," kata Johan. Belinda menganggukkan kepalanya setelah dia memahami semua itu. "Kalau begitu detektif swasta yang disewa oleh Ananta sangatlah bagus karena mereka bisa menemukan keberadaan Alan hanya dalam waktu yang cukup singkat." Sementara itu Ananta yang masih di tengah jalan mengemudikan mobilnya dengan tidak sabar. Dia ingin segera mengetahui informasi tentang Alan dan ingin melakukan apa yang dia inginkan. Begitu sampai di kantor detektif swasta tersebut yang tak terlalu jauh dari rumahnya atau hanya sekitar 15 menit perjalanan menggunakan mobil tanpa kemacetan, Ananta melihat Vincent yang sedang duduk di depan seolah sedang bersantai. Vincent segera berdiri ketik

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    49. Kecurigaan

    Dari panggilan itu Mikael menjelaskan, "Maafkan aku, Sayang. Aku sedang begitu sangat sibuk.""Sampai kamu lupa mengabari istri dan anakmu? Yang padahal sedang jauh dari jangkauanmu?" ucap Ananta sinis.Mikael terdiam selama beberapa saat hingga kemudian pria itu kembali berkata, "Maaf, Nanta. Aku benar-benar sedang tidak bisa menghubungi kamu kemarin dan baru sekarang aku bisa menghubungimu."Ananta menghela napas panjang. Kali ini dia benar-benar tidak bisa memahami apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya itu.Dia pun juga tak bisa mencari tahu lebih banyak karena keterbatasan yang dia miliki. Dia sudah tidak memiliki Helen dan juga dia pun tak memiliki orang lain yang bisa dia tanyai mengenai sang suami.Menurutnya sangat percuma untuk mendesak Mikael berkata yang sebenarnya."Hm, lalu apa kau akan pergi ke Indonesia atau tidak?" tanya Ananta."Aku tentu saja akan pergi. Bagaimana mungkin aku membiarkan kamu dan Sean sendirian di sana?" ucap Mikael.Nyatanya kamu bahkan lepas kami

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    48. Keyakinan

    Haruka menatap sahabatnya itu dengan seksama, "Boleh. Kamu boleh melakukan apa saja jika itu bisa membantumu, asalkan jangan lupakan satu hal, Nanta."Wanita itu tentu saja tak mau jika sahabatnya itu sampai salah melangkah sehingga dia mencoba untuk memberikan beberapa saran agar masalah yang dihadapi oleh sahabatnya itu bisa terselesaikan tanpa adanya penyesalan ataupun kesalahan lain yang mungkin dia perbuat.Ananta cepat-cepat membalas, "Apa, Haruka?"Haruka menahan napas dan kemudian menghembuskannya secara perlahan, "Ketika kamu sudah mendapatkan bukti yang kamu inginkan itu, kamu tidak boleh goyah. Jangan pernah sekalipun kamu berpikir untuk mundur jika semuanya sudah tersaji di depan mata."Haruka mengamati perubahan ekspresi Ananta dan kini dia yakin bila kali ini sarannya sudah tepat sasaran.Ananta menelan ludahnya dengan gugup ketika dia teringat bagaimana dia membatalkan penyelidikannya kala itu.Padahal hanya satu langkah saja dia pasti sudah tahu apakah suaminya itu mem

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    47. Aku Salah

    Namun, Alan tahu percuma saja dia berpikir karena nyatanya semua yang ada di dalam kepalanya itu tak pernah bisa dia lakukan.Dia lalu memutuskan untuk lanjut berjalan melihat-lihat pemandangan sekitar dan larut dalam dunia yang menurutnya tak sedikitpun bisa menyembuhkan hatinya itu.Sementara itu, Ananta masih menunggu kabar dari sang detektif muda untuk informasi selanjutnya. Pagi itu, Ananta memilih untuk berkunjung ke kediaman Haruka bersama dengan Sean serta seorang sopir keluarga besarnya."Kamu yakin hanya pergi dengan sopir saja, Nanta? Nggak apa-apa, Nanta?" tanya Johan dengan wajah terlihat tidak tenang.Ananta tersenyum pada sang ayah, "Papa nggak perlu khawatir. Ananta bisa sendiri kok. Sama sopir udah cukup. Lagipula, sekarang jarak ke kota itu bisa ditempuh lebih cepat kan?"Johan pun akhirnya melepaskan putri sulungnya itu untuk pergi ke kota di mana Haruka tinggal.Perjalanan itu tak memakan waktu lama dan hanya ditempuh sekitar satu jam lebih saja."Tante," seru Sea

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    46. Takdir Apa?

    Justin mendengus keras sebelum kemudian menanggapi perkataan Vincent, "Takdir? Takdir yang bagaimana maksudmu?"Tatapannya penuh dengan kebingungan sehingga Vincent pun tak tahan untuk segera menjelaskan."Hm, takdir di antara sepasang muda mudi yang bertemu karena ketidaksengajaan dan-""Jangan gila! Dia sudah memiliki seorang suami dan bahkan anak," sambar Justin cepat agar temannya itu tak lagi berpikir macam-macam.Dia tak mau bila Vincent membayangkan hal yang bukan-bukan.Vincent terlihat terkejut dengan ucapan Justin dan langsung saja dia melihat file yang diisi oleh Ananta tadi."Ah, kau benar. Dia memang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hm, sungguh aku pikir dia itu masih single," kata Vincent masih terlihat sulit percaya.Justin menaikkan alis kanannya lalu menatap Vincent dengan tatapan aneh.Vincent terkikik geli lalu berkata, "Ayolah, dia memang terlihat masih begitu sangat muda kan? Sangat cantik dan tidak terlihat seperti seorang wanita yang telah memiliki seora

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    45. Kebetulan Lain

    "Iya, Pa. Bagaimana menurut Papa?" tanya Ananta tanpa sedikitpun ragu.Johan menggelengkan kepalanya, "Entahlah. Papa belum pernah menggunakan detektif swasta. Jadi, Papa tidak bisa memberikan kamu pendapat."Ananta mengangguk mengerti, "Nanta pernah menyewa detektif swasta di London dan mereka sangat membantu Ananta."Tetapi, Johan terlihat sanksi. "Nanta, kamu tidak bisa membandingkan negara yang pernah kamu tinggali itu dengan Indonesia. Kamu tahu juga kan kalau di sini masih sangat jarang orang yang menggunakan jasa detektif swasta?" Ananta bukannya tidak tahu tetapi justru karena itulah dia sangat ingin menggunakan jasa detektif swasta."Tidak masalah, kita bisa mencobanya walaupun kita masih belum tahu bagaimana cara kerja detektif swasta di sini," kata Ananta.Johan pun hanya bisa mendesah dan berkata, "Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, Papa hanya bisa memberikanmu informasi mengenai beberapa kantor detektif swasta yang mungkin bisa kamu pilih."Ananta mengangguk s

DMCA.com Protection Status