Share

72. Milik Kamu?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mikael dikenal sebagai seorang pebisnis kejam, tapi tak pernah menghancurkan orang hanya karena masalah pribadi. Namun, dia telah berubah. Terhitung mulai dari niatnya yang ingin menghancurkan keluarga Wiriyo yang telah membuat hidup Ananta dan putranya menjadi menyedihkan.

"Entahlah, saya belum tahu," jawab Mikael masih dengan ekspresi tenang yang menakutkan.

Desta bukannya tidak tahu Mikael sedang berusaha mengancamnya, hanya saja dia belum bisa menganalisis apa yang mungkin akan dilakukan oleh Mikael.

Dia pun juga masih menatapnya dengan aura permusuhan yang sangat jelas seakan Desta sendiri sudah memantapkan diri untuk bersaing dengan orang itu.

"Namun, ada satu hal yang pasti yang harus kamu ketahui. Saya tidak suka milik saya didekati oleh orang lain," ucap Mikael.

Desta tertawa sinis menanggapinya.

"Milik kamu? Ananta bukan milik siapa-siapa."

Mikael tidak sempat membalas karena ia sudah mendengar suara kaki Ananta yang menuju ke ruang tamu.

Ketika wanita itu tiba dengan membaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    73. Perubahan Desta

    Desta terdiam selama beberapa saat. Kedua matanya bertemu tatap dengan mata Haruka, sepasang mata indah yang dulunya membuatnya sangat jatuh hati.Tapi, kini perasaannya benar-benar sudah hilang pada gadis itu sehingga tatapannya dulu yang begitu menggetarkan hatinya itu kini tak lagi berefek sama kepada dirinya.Pria muda itu pun tersenyum pada Haruka, "Menatap Nanta seperti apa yang kamu maksud, Haruka?"Haruka balas tersenyum sinis, "Jangan pura-pura nggak tahu, Desta! Aku yakin kamu pun tahu apa yang aku maksud."Suara sinisnya itu terlihat begitu sangat jelas sehingga Desta pun dengan cepat memahami bila Haruka tidak suka dengan tindakannya.Desta menghela napas panjang, "Lalu, jika memang kamu tahu, mengapa kamu malah membahas soal itu?"Haruka semakin tidak mengerti dengan tujuan Desta. "Des, aku nggak tahu apa yang sedang kamu pikirkan saat ini. Tapi, jika kamu masih bisa berpikir dengan benar, kamu tidak akan melakukan hal itu."Haruka pun bangkit dari kursinya dan hendak men

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    74. Pertanyaan Haruka

    Haruka menatap sahabatnya itu dengan tatapan penuh serius.Setelah dia melihat bagaimana kecemasan yang sedang melanda Ananta, ia pun kini begitu mengerti bahwa Ananta hanya memikirkan bagaimana putranya.Segala yang dia lakukan tak lepas dari pada melindungi putranya yang sangat dia cintai itu.Haruka pun memegang kedua tangan sahabatnya itu lalu berujar dengan nada yang begitu pelan dan lembut, "Nanta, aku tahu apa yang kamu sedang cemaskan. Aku tahu banget kalau kamu juga pasti inginnya Sean mendapatkan yang terbaik. Tapi, Nan. Kamu juga harus tahu satu hal bila semua itu hanyalah bentuk kekhawatiranmu sendiri.""Hanya ada di dalam kepalamu sendiri."Haruka menjeda sesaat dan melihat reaksi sang sahabat yang kini tengah memikirkan ucapannya.Setelah yakin Ananta mengerti apa yang dia maksud, Haruka pun kembali melanjutkan, "Dan kamu tidak seharusnya terlalu memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Kita tidak pernah tahu apa yang mungkin bisa terjadi karena masa depan itu misterius, N

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    75. Balas Dendam?

    "Saya dukung seseorang yang bisa membahagiakan Ananta sekaligus Sean," jawab Haruka yang tentu saja terdengar diplomatis.Hal itu membuat Mikael terdiam selama beberapa detik sehingga Haruka pun menegaskan kembali ucapannya, "Dan yang aku pikir yang bisa membuat Ananta dan Sean bahagia adalah kamu.""Aku mungkin memang belum mengenal kamu lebih jauh tetapi aku sudah mengenal Desta lebih lama sehingga aku tahu bukan dia yang dibutuhkan oleh Ananta dan juga Sean."Gadis itu menatap lurus-lurus dengan penuh keyakinan. "Ya, meskipun aku tahu kamu pernah membuatnya harus menanggung semua hal itu sendirian, tapi ya aku tahu juga itu karena ketidaktahuanmu dan aku tidak akan menyalahkan kamu atas semua itu."Mikael sungguh begitu terkejut tetapi dia kembali tersenyum pada gadis muda yang membuatnya senang itu sehingga dia pun menanggapi, "Saya mengagumi cara berpikir kamu dan terima kasih sudah mau berada di pihak saya."Haruka balas tersenyum dan kemudian mengangkat tangan seakan dia memang

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    76. Rumah Baru Mikael

    Desta sontak melepaskan tangannya dari lengan Haruka."Apa kamu menilai aku serendah itu?" Pria itu bertanya dengan nada pelan."Dan apa kamu juga menilaiku sepicik itu, Des?" balas Haruka tidak kalah sengit. Gadis muda yang cantik itu mulai kesal karena sepertinya dia pun merasa Desta sudah benar-benar tidak seperti orang yang dia kenal.Desta menggelengkan kepala, "Aku sama sekali tidak pernah berusaha untuk balas dendam kepadamu, Haruka. Aku hanya merasa bisa membuat Ananta dan Sean bahagia. Aku ... sungguh menyukainya dan aku pun juga tidak tahu bagaimana bisa aku menyukainya dalam waktu secepat ini."Haruka sama sekali tidak cemburu mendengar pengakuan itu. Dia pun sebenarnya juga tahu cara Desta mengungkapkan perasaannya itu memanglah tulus.Hanya saja, dia yang belum bisa menerima dan takut jika Desta malah membuat Ananta kebingungan dan tidak nyaman.Lagi pula, Sean memerlukan Ayah kandungnya daripada orang lain.Dan lagi, Mikael juga terlihat sudah lebih akrab dengan Sean. M

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    77. Kebenaran

    Ananta terpana selama sekian detik, sampai-sampai dirinya juga tak bisa mengeluarkan sebuah jawaban untuk Mikael.Pertanyaan itu sudah keluar dari mulut Mikael beberapa kali tapi Ananta masih saja belum bisa mengatakan 'iya' meski sudah berdiskusi dengan Haruka sekali pun.Mikael sendiri juga tidak mengerti mengapa dirinya sampai begitu ingin memaksakan diri untuk membuat Ananta menerima ajakan nikahnya itu.Yang dia ketahui saat ini dia sangat menyukai kebersamaannya bersama dengan Ananta dan juga Sean seolah dirinya tak ingin terlepas dari dua orang itu."Kita tidak bisa menikah.""Kenapa tidak bisa?" Mikael bertanya seakan memang tak pernah menyerah dengan alasan yang mungkin dilontarkan oleh Ananta.Ananta menghela napas panjang, "Sebab, pernikahan itu harus didasari oleh landasan yang kuat dan bukan hanya karena tanggung jawab semata."Mikael sangatlah bosan mendengar jawaban yang masih sama dari Ananta itu. Jelas dia ingin menikahi wanita itu bukan hanya karena satu hal itu saja

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    78. Seorang Pemaksa

    "Berhenti meniduri gadis lain dan itu sudah sangat lama, Nanta. Sangat, sangat lama," ujar Mikael sambil menatap Ananta yang juga sedang menatapnya dengan tatapan super lembut.Ananta bisa melihat kejujuran dari dalam mata Mikael tetapi dia masih belum bisa menanggapinya sehingga Mikael berujar lagi, "Aku tahu aku bukan pria lurus-lurus dan sudah melakukan begitu banyak hal yang bahkan mungkin tidak bisa kamu bayangkan. Tapi, pertemuanku denganmu itu sudah mengubah segalanya."Ananta masih bergeming tetapi dia bukannya tidak percaya dengan perkataan Mikael. Dia hanya masih terlalu terkejut dengan semua perkataan pria itu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.Seorang Mikael Alexander yang sebelumnya dingin dan menyebalkan telah berubah drastis. Siapa yang bisa menerimanya dengan mudah?Mikael pun kembali menambahkan, "Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya, tapi aku yakin kalau sebenarnya aku mulai menyukaimu atau bahkan sudah sangat menyukaimu sampai tidak bisa meliha

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    79. Berita Buruk

    Dokter itu terlihat terdiam selama beberapa saat sebelum kemudian menjawab, "Maaf, Bu. Ibu sedang tidak hamil.""Dan ya, ada sebuah masalah di dalam rahim Ibu," lanjutnya.Mata indah Vina kontan melebar seketika, "Mak-sud Dokter apa? Saya sudah terlambat beberapa hari. Bagaimana mungkin saya tidak hamil? Dan masalah apa yang Dokter maksud?"Sang dokter kandungan itu menghela napas panjang lalu meminta Vina untuk duduk dan mendengarkan penjelasan darinya.Jantung Vina berdebar dengan tidak karuan dan terlihat sekali wanita itu tidak sabar menunggu sang dokter untuk menjawab pertanyaannya.Dokter wanita berusia 40 tahunan itu memperlihatkan sebuah kertas dan mulai menjelaskan, "Begini, Bu. Saya menemukan sebuah ... kista di rahim Ibu."Ketika mendengar pernyataan dokter itu, Vina merasa dunianya seketika runtuh. Seakan ada sebuah sambaran kilat yang menghantamnya begitu sangat keras hingga dia kesulitan untuk memproses informasi itu.Wanita itu hampir saja menangis tetapi dia berusaha u

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    80. Perasaan yang Sebenarnya

    Sayangnya Alan Samudera tidak akan pernah bisa menemukan jawaban itu jika dia tidak langsung bertanya kepada Vina Wiriyo.Dia telah mengenal dengan sangat baik istrinya itu tetapi Vina yang dia kenal yang sekarang ini sudah jauh sangat berbeda daripada yang dia kenal dahulu.Vina yang sekarang memiliki trik yang sangat banyak dan juga amat licik serta ditambah dengan ambisius. Sementara Vina yang dulu meskipun akhirnya dia tahu sudah menyukai sejak lama tetapi tak pernah mengatakan hal yang sejujurnya dan malah menahan diri demi hubungannya dengan Ananta. Vina yang dulu juga tak pernah memaksa dirinya melakukan sesuatu yang dia suka, tapi Vina yang sekarang menjadi istrinya itu pemaksa. Bahkan, wanita itu tidak segan-segan mengancam dirinya demi mendapatkan keinginannya.Sehingga dia pun berpikir bila dia hanya bisa menemukan jawaban itu jikalau Vina sendirilah yang mengatakan kepadanya.Laki-laki itu menghela napas panjang, "Kamu membuatnya menjadi semakin rumit, Vin."Sedangkan di

Bab terbaru

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    53. The Ending

    Justin pun segera menjelaskan lebih lanjut perihal cara menelepon Alan Samudera. Keesokan harinya, di hadapan sama orang, kecuali putranya, Sean, Ananta melakukan sebuah panggilan pada Alan. Terlihat Mikael awalnya tidak suka melihat istrinya menelepon mantan pacarnya dulu tetapi dia tidak bisa memprotesnya. "Alan, ini aku ... maaf, aku harus melakukan ini," kata Ananta mengawali panggilan itu. Tentu saja dalam layar itu Alan terlihat begitu sangat terkejut. Tetapi, laki-laki itu malah langsung bertanya, "Vina. Bagaimana keadaan Vina, Nanta?" Anehnya wajah laki-laki itu terlihat begitu sangat sedih sehingga Ananta cepat-cepat menceritakan masalah tentang Vina. Betapa terkejutnya pria itu kalau mendengar kondisi mantan istrinya itu, tanpa menunda-nunda lagi dia berkata, "Aku akan segera pergi ke Indonesia dan menjenguk dia." Tak disangka-sangka oleh keluarga Wiriyo, Alan Samudera tampak tak menghindar dari mereka dan bahkan telah memutuskan untuk membantu mereka. "Aku tidak meny

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    52. Dua Pribadi?

    Ananta memejamkan matanya seolah mencoba untuk tetap kuat. Dia tak boleh terlihat lemah di depan suaminya itu, meskipun kenyataannya dia saat ini memang sedang melemah.Wanita itu tak membalas sepatah kata pun perkataan suaminya hingga kemudian Mikael Alexander menghentikan ucapannya sendiri. Dia tak lagi melanjutkan perkataan kejamnya.Ketika dia melihat istrinya sedang menutup matanya dan bahkan dia bisa melihat bagaimana tubuh Ananta sedikit bergetar karena mendengarkan perkataannya itu, Mikael segera mundur ke belakang dan memegang kepalanya dengan rasa frustrasi yang sangat mengganggunya."Astaga, apa yang sudah aku lakukan?" gumam Mikael yang kini menatap istrinya dengan penuh penyesalan.Ananta bahkan belum berani membuka mata sehingga Mikael kini kembali melangkah ke depan lalu mendekati istrinya dengan perlahan. Dia ingin merengkuh istri tercintanya itu dan menenangkannya."Sayang, maafkan aku. Aku-""Tidak apa-apa," ucap Ananta yang langsung mundur ke belakang setelah dia ta

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    51. Cara Justin

    "Begini, Madam. Kami bisa membantu Anda dengan membuat sebuah tawaran kerjasama dengan perusahaan beliau," kata Justin.Ananta segera mengerutkan keningnya, "Maksud Anda? Anda berniat untuk menawarkan sebuah kerjasama palsu pada Alan?"Justin berdeham kecil saat idenya itu dikatakan demikian, tetapi dia tidak memiliki hak untuk tersinggung karena memang sebutan itu memang tepat."Ini demi menjaga kerahasiaan tujuan Anda, Madam," ucap Justin dengan nada yang terdengar sedikit agak malu.Sebagai seorang detektif, sudah menggunakan berbagai cara dan bahkan dengan cara yang kotor sekalipun untuk menuntaskan kasus-kasusnya.Tidak sekali hanya dua kali dia kerap melakukan sebuah tipu daya agar dia bisa menjebak orang yang dia incar. Akan tetapi, baru sekarang ini dia merasa begitu sangat malu dan tidak nyaman setelah mendengar ucapan dari Ananta Alexander.Dia tidak mengerti. Yang dia ketahui pendapat wanita itu seakan langsung mudah membuatnya goyah.Ada apa denganmu sebenarnya, Justin? Ka

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    50. Informasi

    "Luar negeri. Aku yakin dia tidak mungkin berada di Indonesia. Jadi, memang satu-satunya tebakan yang mungkin paling benar adalah dia berada di luar negeri selama ini," kata Alma. "Itu masuk akal. Kalau hanya di dalam negeri tak mungkin informan kita sampai tak berhasil melacak keberadaannya walaupun hanya sedikit," kata Johan. Belinda menganggukkan kepalanya setelah dia memahami semua itu. "Kalau begitu detektif swasta yang disewa oleh Ananta sangatlah bagus karena mereka bisa menemukan keberadaan Alan hanya dalam waktu yang cukup singkat." Sementara itu Ananta yang masih di tengah jalan mengemudikan mobilnya dengan tidak sabar. Dia ingin segera mengetahui informasi tentang Alan dan ingin melakukan apa yang dia inginkan. Begitu sampai di kantor detektif swasta tersebut yang tak terlalu jauh dari rumahnya atau hanya sekitar 15 menit perjalanan menggunakan mobil tanpa kemacetan, Ananta melihat Vincent yang sedang duduk di depan seolah sedang bersantai. Vincent segera berdiri ketik

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    49. Kecurigaan

    Dari panggilan itu Mikael menjelaskan, "Maafkan aku, Sayang. Aku sedang begitu sangat sibuk.""Sampai kamu lupa mengabari istri dan anakmu? Yang padahal sedang jauh dari jangkauanmu?" ucap Ananta sinis.Mikael terdiam selama beberapa saat hingga kemudian pria itu kembali berkata, "Maaf, Nanta. Aku benar-benar sedang tidak bisa menghubungi kamu kemarin dan baru sekarang aku bisa menghubungimu."Ananta menghela napas panjang. Kali ini dia benar-benar tidak bisa memahami apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya itu.Dia pun juga tak bisa mencari tahu lebih banyak karena keterbatasan yang dia miliki. Dia sudah tidak memiliki Helen dan juga dia pun tak memiliki orang lain yang bisa dia tanyai mengenai sang suami.Menurutnya sangat percuma untuk mendesak Mikael berkata yang sebenarnya."Hm, lalu apa kau akan pergi ke Indonesia atau tidak?" tanya Ananta."Aku tentu saja akan pergi. Bagaimana mungkin aku membiarkan kamu dan Sean sendirian di sana?" ucap Mikael.Nyatanya kamu bahkan lepas kami

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    48. Keyakinan

    Haruka menatap sahabatnya itu dengan seksama, "Boleh. Kamu boleh melakukan apa saja jika itu bisa membantumu, asalkan jangan lupakan satu hal, Nanta."Wanita itu tentu saja tak mau jika sahabatnya itu sampai salah melangkah sehingga dia mencoba untuk memberikan beberapa saran agar masalah yang dihadapi oleh sahabatnya itu bisa terselesaikan tanpa adanya penyesalan ataupun kesalahan lain yang mungkin dia perbuat.Ananta cepat-cepat membalas, "Apa, Haruka?"Haruka menahan napas dan kemudian menghembuskannya secara perlahan, "Ketika kamu sudah mendapatkan bukti yang kamu inginkan itu, kamu tidak boleh goyah. Jangan pernah sekalipun kamu berpikir untuk mundur jika semuanya sudah tersaji di depan mata."Haruka mengamati perubahan ekspresi Ananta dan kini dia yakin bila kali ini sarannya sudah tepat sasaran.Ananta menelan ludahnya dengan gugup ketika dia teringat bagaimana dia membatalkan penyelidikannya kala itu.Padahal hanya satu langkah saja dia pasti sudah tahu apakah suaminya itu mem

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    47. Aku Salah

    Namun, Alan tahu percuma saja dia berpikir karena nyatanya semua yang ada di dalam kepalanya itu tak pernah bisa dia lakukan.Dia lalu memutuskan untuk lanjut berjalan melihat-lihat pemandangan sekitar dan larut dalam dunia yang menurutnya tak sedikitpun bisa menyembuhkan hatinya itu.Sementara itu, Ananta masih menunggu kabar dari sang detektif muda untuk informasi selanjutnya. Pagi itu, Ananta memilih untuk berkunjung ke kediaman Haruka bersama dengan Sean serta seorang sopir keluarga besarnya."Kamu yakin hanya pergi dengan sopir saja, Nanta? Nggak apa-apa, Nanta?" tanya Johan dengan wajah terlihat tidak tenang.Ananta tersenyum pada sang ayah, "Papa nggak perlu khawatir. Ananta bisa sendiri kok. Sama sopir udah cukup. Lagipula, sekarang jarak ke kota itu bisa ditempuh lebih cepat kan?"Johan pun akhirnya melepaskan putri sulungnya itu untuk pergi ke kota di mana Haruka tinggal.Perjalanan itu tak memakan waktu lama dan hanya ditempuh sekitar satu jam lebih saja."Tante," seru Sea

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    46. Takdir Apa?

    Justin mendengus keras sebelum kemudian menanggapi perkataan Vincent, "Takdir? Takdir yang bagaimana maksudmu?"Tatapannya penuh dengan kebingungan sehingga Vincent pun tak tahan untuk segera menjelaskan."Hm, takdir di antara sepasang muda mudi yang bertemu karena ketidaksengajaan dan-""Jangan gila! Dia sudah memiliki seorang suami dan bahkan anak," sambar Justin cepat agar temannya itu tak lagi berpikir macam-macam.Dia tak mau bila Vincent membayangkan hal yang bukan-bukan.Vincent terlihat terkejut dengan ucapan Justin dan langsung saja dia melihat file yang diisi oleh Ananta tadi."Ah, kau benar. Dia memang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hm, sungguh aku pikir dia itu masih single," kata Vincent masih terlihat sulit percaya.Justin menaikkan alis kanannya lalu menatap Vincent dengan tatapan aneh.Vincent terkikik geli lalu berkata, "Ayolah, dia memang terlihat masih begitu sangat muda kan? Sangat cantik dan tidak terlihat seperti seorang wanita yang telah memiliki seora

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    45. Kebetulan Lain

    "Iya, Pa. Bagaimana menurut Papa?" tanya Ananta tanpa sedikitpun ragu.Johan menggelengkan kepalanya, "Entahlah. Papa belum pernah menggunakan detektif swasta. Jadi, Papa tidak bisa memberikan kamu pendapat."Ananta mengangguk mengerti, "Nanta pernah menyewa detektif swasta di London dan mereka sangat membantu Ananta."Tetapi, Johan terlihat sanksi. "Nanta, kamu tidak bisa membandingkan negara yang pernah kamu tinggali itu dengan Indonesia. Kamu tahu juga kan kalau di sini masih sangat jarang orang yang menggunakan jasa detektif swasta?" Ananta bukannya tidak tahu tetapi justru karena itulah dia sangat ingin menggunakan jasa detektif swasta."Tidak masalah, kita bisa mencobanya walaupun kita masih belum tahu bagaimana cara kerja detektif swasta di sini," kata Ananta.Johan pun hanya bisa mendesah dan berkata, "Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, Papa hanya bisa memberikanmu informasi mengenai beberapa kantor detektif swasta yang mungkin bisa kamu pilih."Ananta mengangguk s

DMCA.com Protection Status