Hati Mikael yang kelewat tidak karuan itu pun semakin menjadi-jadi. Terlebih lagi ketika Sean kembali berkata, "Kata Mama, Sean memiliki seorang papa. Tapi papa hidup jauh dari kami dan bekerja jauh juga."Dia mengatakannya dengan ekspresi wajah tanpa dosa dan Mikael tak sanggup berpaling dari tatapan itu."Mama bilang kalau Sean boleh berkata pada teman-teman kalau Sean benar-benar memiliki papa tapi ... Sean bingung saat Kakak cantik itu bertanya tentang pekerjaan papa. Sean enggak tahu."Perkataan polos itu buat Mikael menjadi orang bodoh seketika. Dia memejamkan matanya selama beberapa detik guna mengontrol emosi yang mulai bangkit dari dalam dirinya. Dikarenakan tidak sanggup menahannnya, Mikael pun dengan cepat langsung memeluk putranya itu untuk pertama kalinya. Dia harap pelukan itu bisa membunuh rasa tidak nyaman yang mulai menggeroti hatinya.Maafin Papa, Sean. Maafkan Papa. Ini semua salah Papa. Mikael membatin.Pria itu kini tahu betapa dirinya telah berbuat hal brengsek
"Tidak penting hubungan saya dengan Sean itu apa, tapi yang pasti ... Anda telah melakukan sebuah kesalahan besar dengan tidak memberitahu pihak penyelenggara atas apa yang terjadi di hari ulang tahun temannya," ucap Mikael dengan nada dingin.Kepala day care yang bernama Liana itu tentu saja terkejut dengan perkataan yang diucapkan dengan begitu datar dan penuh tuduhan itu.Terlebih lagi orang yang mengucapkannya itu menatapnya dengan tatapan menusuk seakan ingin mencabik-cabik dirinya. Ini pertama kali dirinya menghadapi orang yang begitu dominan tapi terlihat luar biasa sangat menawan seperti pria berwajah bule itu.Dia bahkan menjadi sangat gugup ketika pandangannya bertemu dengan pria yang menurutnya begitu sangat tampan seperti yang digambarkan oleh satpamnya itu.Bodohnya dia, dia tidak bertanya terlebih dahulu pada sang satpam tentang keperluan tamunya sehingga dia tidak bisa mengantisipasi apapun. "Ah, saya mengerti," ucap wanita itu pada akhirnya. "Apa yang Anda mengerti?"
Liana awalnya berpikir untuk menolak ide itu.Bagaimana mungkin dirinya yang memiliki citra yang sangat baik di depan semua orang tua dari anak yang dirawat di day care itu diminta untuk meminta maaf di depan publik?Jelas ini akan langsuk merusak reputasinya. Bisa jadi mereka tidak akan mempercayai dirinya lagi dan itu pasti akan sangat berimbas pada kelangsungan kegiatan day care.Dia tidak sanggup membayangkan apabila para orangtua menarik anak-anak mereka lagi untuk dititipkan di tempat itu. Sudah tentu hal ini akan berdampak pada ekonomi tempat itu.Oh, tetapi itu adalah pikiran yang beberapa detik yang lalu dia pikirkan. Saat dia telah berubah pikiran.Namun, begitu dia mengingat kata-kata pria asing itu yang mengatakan akan membiayai seluruh biaya yang akan digunakan saat acara itu maka pikirannya pun berubah drastis.Dia sangat tampan dan kaya, apakah mungkin aku bisa menggodanya?Sebuah pikiran itu terbersit begitu saja di dalam kepalanya.Ah, kurasa aku bisa menggodanya deng
"Tidak."Andrew tentu saja masih tidak yakin dikarenakan tindakan yang dilakukan oleh sang tuan itu sama saja dengan memberikan sebuah harapan palsu bagi Liana.Tak ada yang menyukai sebuah tipuan dan dia pun takut jika hal ini malah akan berakibat fatal ke depannya."Kalau aku tidak mengajaknya makan malam, dia tidak akan terlalu mengurusi masalah ini dan aku tidak mau Sean menderita lebih banyak hanya karena pihak day care yang tidak bertanggung jawab itu."Andrew yang masih berkonsentrasi dalam mengemudi itu pun menanggapi, "Mengapa Anda tidak membawa dia untuk tinggal bersama dengan Anda saja, Sir?" Mikael mendesah, "Kau tahu betul kalau aku masih belum bisa melakukannya. Belum banyak yang aku tahu tentang Ananta dan akan sangat aneh jika aku langsung meminta putraku.""Apa Anda nantinya akan menikahi Nona Ananta?" tanya Andrew dengan ada yang begitu sangat tenang sehingga dia pun membuat Mikael tidak terlalu terkejut.Namun, tetap saja pria asing itu seolah tidak menyangka akan
"Saya bisa menyarankan untuk mempertimbangkan menikahi Bu Ananta secara legal karena dengan cara itu Anda bisa mendekati putra Anda, Sir," jelas Andrew dengan hati-hati tanpa berniat menyinggung Mikael.Perkataan Andrew semakin membuat Mikael menjadi berpikir lebih serius lagi.Jelas orang kepercayaannya itu sudah tahu bila dia saat ini begitu menginginkan Sean lebih dekat dengannya sehingga dia menyarankan hal seperti itu.Tapi memang tidak ada yang salah dengan hal itu. Hanya saja dia sama sekali tidak yakin menjalani sebuah pernikahan. Pernikahan bukanlah sesuatu yang diputuskan dengan sangat mudah. Bukan berarti dia tidak percaya ada sebuah pernikahan yang bisa berhasil sebab orang tuanya pun juga berhasil melakukan hubungan itu. Kakaknya pun juga tidak memiliki masalah dengan hal itu."Baiklah, akan aku pertimbangkan. Mungkin menikah juga tidak terlalu buruk," ucap Mikael sembari menganggukkan kepala.Dia tiba-tiba saja membayangkan bagaimana dia bisa melakukan kegiatan panasnya
"Ya memang itu yang paling benar, Ananta. Itu yang paling tepat."Ananta terdiam. Haruka melanjutkan, "Untuk apa bertahan di tempat yang tidak membuat anakmu nyaman?"Ananta membuang napasnya dengan kasar. "Sean memiliki banyak teman di sana dan dia juga cocok dengan mereka."Haruka mendengus saat mendengarkan ucapan itu, "Yakin kamu? Memang Sean pernah bercerita tentang teman-temannya dari day care itu?"Ananta terlihat mengingat-ingat dan kemudian dia pun tersadar bila putranya sama sekali tidak pernah bercerita tentang apa saja yang dia lakukan bersama dengan teman-temannya di day care itu."Tapi saat ulang tahun kemarin itu, Sean terlihat akrab dengan mereka.""Itu kan hanya di hari itu aja. Siapa yang tahu jika di hari-hari biasa ternyata mereka malah tidak akur."Haruka benar. Dia pun merasa Sean bisa jadi memang memiliki sedikit masalah dengan teman-temannya tetapi tak mau menceritakannya kepada dirinya.Hal ini langsung membuat Ananta merasa tidak nyaman.Sebab, dirinyalah yan
"Ya, jika itu memang bisa mengendalikan dia maka akan aku lakukan," ucap Mikael.Seringaian aneh terbit di bibir Mikael. Andrew tidak terlalu terkejut dengan jawaban Mikael sebab dia pun juga percaya tidak mungkin majikan tampannya itu berubah sikap dan sifat dengan begitu cepatnya.Sudah pasti, dia masih memerlukan waktu yang sangat banyak untuk bisa menjadi orang yang lebih baik. Namun, bukan berarti jika pria itu tidak akan bisa berubah. Andrew anehnya yakin bila Ananta dan Sean adalah salah satu jalan bagi Mikael untuk bisa berubah.Hal itu sudah mulai dia rasakan ketika Mikael terlihat begitu terikat dengan Ananta. Bahkan, bisa dibilang Ananta merupakan wanita pertama yang bisa membuat Mikael melakukan hal-hal yang tidak pernah terduga sebelumnya.Seperti contoh Mikael yang sampai rela pindah ke Indonesia dan beradaptasi hidup di negara itu. Pasalnya Mikael melakukannya demi alasan hasratnya yang tidak bisa terkendali. Bahkan, Ananta telah membuat Mikael tidak menyentuh wanita
Sejak mengetahui betapa kayanya seorang Mikael Alexander, Liana pun mulai menyiapkan diri lebih matang untuk menggaet sang pria kaya itu. Tetapi kali ini dia akan melakukannya dengan sangat hati-hati dan tidak terburu-buru sehingga Mikael bahkan tidak akan mengerti maksudnya.Sementara itu, Mikael sendiri terlihat mulai mendekati Ananta dengan begitu sangat halus sampai-sampai Ananta sendiri tak menyadarinya.Pada awalnya, Mikael berencana untuk menaruh sebuah obat yang akan membuat Ananta bergairah kepadanya.Sayangnya, tiba-tiba saja dia tak menghendaki cara kotor dan licik itu. Baginya, cara itu sama saja dengan meruntuhkan harga dirinya yang tak pernah sekalipun memaksa seorang wanita untuk tidur bersamanya.Karena jika dirinya menipu Ananta dengan cara itu maka sudah tentu kebanggaannya sebagai seorang laki-laki penakluk wanita akan kandas dan akan hilang begitu saja.Dia akan merasa menang mendapatkan Ananta dengan cara yang benar sehingga dia mengubah strateginya.Berulang kali
Justin pun segera menjelaskan lebih lanjut perihal cara menelepon Alan Samudera. Keesokan harinya, di hadapan sama orang, kecuali putranya, Sean, Ananta melakukan sebuah panggilan pada Alan. Terlihat Mikael awalnya tidak suka melihat istrinya menelepon mantan pacarnya dulu tetapi dia tidak bisa memprotesnya. "Alan, ini aku ... maaf, aku harus melakukan ini," kata Ananta mengawali panggilan itu. Tentu saja dalam layar itu Alan terlihat begitu sangat terkejut. Tetapi, laki-laki itu malah langsung bertanya, "Vina. Bagaimana keadaan Vina, Nanta?" Anehnya wajah laki-laki itu terlihat begitu sangat sedih sehingga Ananta cepat-cepat menceritakan masalah tentang Vina. Betapa terkejutnya pria itu kalau mendengar kondisi mantan istrinya itu, tanpa menunda-nunda lagi dia berkata, "Aku akan segera pergi ke Indonesia dan menjenguk dia." Tak disangka-sangka oleh keluarga Wiriyo, Alan Samudera tampak tak menghindar dari mereka dan bahkan telah memutuskan untuk membantu mereka. "Aku tidak meny
Ananta memejamkan matanya seolah mencoba untuk tetap kuat. Dia tak boleh terlihat lemah di depan suaminya itu, meskipun kenyataannya dia saat ini memang sedang melemah.Wanita itu tak membalas sepatah kata pun perkataan suaminya hingga kemudian Mikael Alexander menghentikan ucapannya sendiri. Dia tak lagi melanjutkan perkataan kejamnya.Ketika dia melihat istrinya sedang menutup matanya dan bahkan dia bisa melihat bagaimana tubuh Ananta sedikit bergetar karena mendengarkan perkataannya itu, Mikael segera mundur ke belakang dan memegang kepalanya dengan rasa frustrasi yang sangat mengganggunya."Astaga, apa yang sudah aku lakukan?" gumam Mikael yang kini menatap istrinya dengan penuh penyesalan.Ananta bahkan belum berani membuka mata sehingga Mikael kini kembali melangkah ke depan lalu mendekati istrinya dengan perlahan. Dia ingin merengkuh istri tercintanya itu dan menenangkannya."Sayang, maafkan aku. Aku-""Tidak apa-apa," ucap Ananta yang langsung mundur ke belakang setelah dia ta
"Begini, Madam. Kami bisa membantu Anda dengan membuat sebuah tawaran kerjasama dengan perusahaan beliau," kata Justin.Ananta segera mengerutkan keningnya, "Maksud Anda? Anda berniat untuk menawarkan sebuah kerjasama palsu pada Alan?"Justin berdeham kecil saat idenya itu dikatakan demikian, tetapi dia tidak memiliki hak untuk tersinggung karena memang sebutan itu memang tepat."Ini demi menjaga kerahasiaan tujuan Anda, Madam," ucap Justin dengan nada yang terdengar sedikit agak malu.Sebagai seorang detektif, sudah menggunakan berbagai cara dan bahkan dengan cara yang kotor sekalipun untuk menuntaskan kasus-kasusnya.Tidak sekali hanya dua kali dia kerap melakukan sebuah tipu daya agar dia bisa menjebak orang yang dia incar. Akan tetapi, baru sekarang ini dia merasa begitu sangat malu dan tidak nyaman setelah mendengar ucapan dari Ananta Alexander.Dia tidak mengerti. Yang dia ketahui pendapat wanita itu seakan langsung mudah membuatnya goyah.Ada apa denganmu sebenarnya, Justin? Ka
"Luar negeri. Aku yakin dia tidak mungkin berada di Indonesia. Jadi, memang satu-satunya tebakan yang mungkin paling benar adalah dia berada di luar negeri selama ini," kata Alma. "Itu masuk akal. Kalau hanya di dalam negeri tak mungkin informan kita sampai tak berhasil melacak keberadaannya walaupun hanya sedikit," kata Johan. Belinda menganggukkan kepalanya setelah dia memahami semua itu. "Kalau begitu detektif swasta yang disewa oleh Ananta sangatlah bagus karena mereka bisa menemukan keberadaan Alan hanya dalam waktu yang cukup singkat." Sementara itu Ananta yang masih di tengah jalan mengemudikan mobilnya dengan tidak sabar. Dia ingin segera mengetahui informasi tentang Alan dan ingin melakukan apa yang dia inginkan. Begitu sampai di kantor detektif swasta tersebut yang tak terlalu jauh dari rumahnya atau hanya sekitar 15 menit perjalanan menggunakan mobil tanpa kemacetan, Ananta melihat Vincent yang sedang duduk di depan seolah sedang bersantai. Vincent segera berdiri ketik
Dari panggilan itu Mikael menjelaskan, "Maafkan aku, Sayang. Aku sedang begitu sangat sibuk.""Sampai kamu lupa mengabari istri dan anakmu? Yang padahal sedang jauh dari jangkauanmu?" ucap Ananta sinis.Mikael terdiam selama beberapa saat hingga kemudian pria itu kembali berkata, "Maaf, Nanta. Aku benar-benar sedang tidak bisa menghubungi kamu kemarin dan baru sekarang aku bisa menghubungimu."Ananta menghela napas panjang. Kali ini dia benar-benar tidak bisa memahami apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya itu.Dia pun juga tak bisa mencari tahu lebih banyak karena keterbatasan yang dia miliki. Dia sudah tidak memiliki Helen dan juga dia pun tak memiliki orang lain yang bisa dia tanyai mengenai sang suami.Menurutnya sangat percuma untuk mendesak Mikael berkata yang sebenarnya."Hm, lalu apa kau akan pergi ke Indonesia atau tidak?" tanya Ananta."Aku tentu saja akan pergi. Bagaimana mungkin aku membiarkan kamu dan Sean sendirian di sana?" ucap Mikael.Nyatanya kamu bahkan lepas kami
Haruka menatap sahabatnya itu dengan seksama, "Boleh. Kamu boleh melakukan apa saja jika itu bisa membantumu, asalkan jangan lupakan satu hal, Nanta."Wanita itu tentu saja tak mau jika sahabatnya itu sampai salah melangkah sehingga dia mencoba untuk memberikan beberapa saran agar masalah yang dihadapi oleh sahabatnya itu bisa terselesaikan tanpa adanya penyesalan ataupun kesalahan lain yang mungkin dia perbuat.Ananta cepat-cepat membalas, "Apa, Haruka?"Haruka menahan napas dan kemudian menghembuskannya secara perlahan, "Ketika kamu sudah mendapatkan bukti yang kamu inginkan itu, kamu tidak boleh goyah. Jangan pernah sekalipun kamu berpikir untuk mundur jika semuanya sudah tersaji di depan mata."Haruka mengamati perubahan ekspresi Ananta dan kini dia yakin bila kali ini sarannya sudah tepat sasaran.Ananta menelan ludahnya dengan gugup ketika dia teringat bagaimana dia membatalkan penyelidikannya kala itu.Padahal hanya satu langkah saja dia pasti sudah tahu apakah suaminya itu mem
Namun, Alan tahu percuma saja dia berpikir karena nyatanya semua yang ada di dalam kepalanya itu tak pernah bisa dia lakukan.Dia lalu memutuskan untuk lanjut berjalan melihat-lihat pemandangan sekitar dan larut dalam dunia yang menurutnya tak sedikitpun bisa menyembuhkan hatinya itu.Sementara itu, Ananta masih menunggu kabar dari sang detektif muda untuk informasi selanjutnya. Pagi itu, Ananta memilih untuk berkunjung ke kediaman Haruka bersama dengan Sean serta seorang sopir keluarga besarnya."Kamu yakin hanya pergi dengan sopir saja, Nanta? Nggak apa-apa, Nanta?" tanya Johan dengan wajah terlihat tidak tenang.Ananta tersenyum pada sang ayah, "Papa nggak perlu khawatir. Ananta bisa sendiri kok. Sama sopir udah cukup. Lagipula, sekarang jarak ke kota itu bisa ditempuh lebih cepat kan?"Johan pun akhirnya melepaskan putri sulungnya itu untuk pergi ke kota di mana Haruka tinggal.Perjalanan itu tak memakan waktu lama dan hanya ditempuh sekitar satu jam lebih saja."Tante," seru Sea
Justin mendengus keras sebelum kemudian menanggapi perkataan Vincent, "Takdir? Takdir yang bagaimana maksudmu?"Tatapannya penuh dengan kebingungan sehingga Vincent pun tak tahan untuk segera menjelaskan."Hm, takdir di antara sepasang muda mudi yang bertemu karena ketidaksengajaan dan-""Jangan gila! Dia sudah memiliki seorang suami dan bahkan anak," sambar Justin cepat agar temannya itu tak lagi berpikir macam-macam.Dia tak mau bila Vincent membayangkan hal yang bukan-bukan.Vincent terlihat terkejut dengan ucapan Justin dan langsung saja dia melihat file yang diisi oleh Ananta tadi."Ah, kau benar. Dia memang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hm, sungguh aku pikir dia itu masih single," kata Vincent masih terlihat sulit percaya.Justin menaikkan alis kanannya lalu menatap Vincent dengan tatapan aneh.Vincent terkikik geli lalu berkata, "Ayolah, dia memang terlihat masih begitu sangat muda kan? Sangat cantik dan tidak terlihat seperti seorang wanita yang telah memiliki seora
"Iya, Pa. Bagaimana menurut Papa?" tanya Ananta tanpa sedikitpun ragu.Johan menggelengkan kepalanya, "Entahlah. Papa belum pernah menggunakan detektif swasta. Jadi, Papa tidak bisa memberikan kamu pendapat."Ananta mengangguk mengerti, "Nanta pernah menyewa detektif swasta di London dan mereka sangat membantu Ananta."Tetapi, Johan terlihat sanksi. "Nanta, kamu tidak bisa membandingkan negara yang pernah kamu tinggali itu dengan Indonesia. Kamu tahu juga kan kalau di sini masih sangat jarang orang yang menggunakan jasa detektif swasta?" Ananta bukannya tidak tahu tetapi justru karena itulah dia sangat ingin menggunakan jasa detektif swasta."Tidak masalah, kita bisa mencobanya walaupun kita masih belum tahu bagaimana cara kerja detektif swasta di sini," kata Ananta.Johan pun hanya bisa mendesah dan berkata, "Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, Papa hanya bisa memberikanmu informasi mengenai beberapa kantor detektif swasta yang mungkin bisa kamu pilih."Ananta mengangguk s