Share

21. Rasa Tak Tega

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Halo, Nanta. Apa kau masih di sana?" tanya Helen.

Ananta pun tersadar, "I-iya. Aku masih di sini. Tapi, kau tutup saja panggilan ini. Aku ... sudah tahu apa yang harus aku lakukan."

"Kau yakin baik-baik saja, Nanta?" tanya Helen, tak mau bila sang adik ipar sampai terluka gara-gara adik kandungnya yang menurutnya sudah sangat bodoh itu.

Ketika Ananta menutup panggilan dari sang kakak ipar, wanita itu tertegun selama beberapa saat hingga kemudian dia malah tertawa miris. Menertawakan situasinya sekarang.

Dia rasanya tak bisa mempercayai apa yang dilakukan oleh suaminya itu.

"Oh, Mikael Alexander. Jadi, sekarang kau sudah berbohong lagi kepadaku," kata Ananta.

Wanita itu memijat pelipisnya karena pusing dan mulai tidak mengerti tentang arah apa yang akan dilakukan oleh Mikael.

Namun, dia hanya terdiam sebentar karena dia tahu bila dia harus melakukan sesuatu pada suaminya itu.

Wanita itu mencoba untuk mengontrol dirinya sampai akhirnya dia merasa tenang setelah beberapa kali melakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    22. Kejadian Tak terduga

    Perlahan mulut gadis yang mengatup karena sebal itu pun akhirnya membentuk sebuah senyuman yang manis."Kamu berjanji kan, Justin?" ucap Kelly masih mencoba untuk meminta kepastian dari kekasihnya.Justin menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, "Iya, Honey. Pernahkah aku mengingkari apa yang aku katakan?"Kelly terlihat berpikir tetapi kemudian dia pun langsung membalas, "Hm, baiklah. Aku tahu kamu memang tidak pernah ingkar janji. Baiklah, kalau begitu pergilah sekarang."Justin pun segera memeriksa barang-barangnya lagi sebelum akhirnya meninggalkan apartemen yang dia sewa itu.Pria itu lalu pergi ke kantornya dengan menggunakan mobil miliknya yang sudah berusia tua.Mobil itu adalah satu-satunya warisan yang ditinggalkan oleh kedua orang tua Justin yang telah meninggal kira-kira 6 tahun yang lalu di saat pria muda itu masih berkuliah di sebuah universitas.Orangtua Justin tidak memiliki rumah dan hanya memiliki satu kendaraan yakni mobil tua yang begitu sangat dijaga oleh Jus

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    23. Lanjut?

    Sungguh Justin sulit sekali untuk menerima kenyataan yang baru saja terlempar di depannya.Berulang kali dia melihat foto itu tetapi tetap saja tak ada yang berubah.Padahal dia berharap semuanya itu hanyalah sebuah mimpi buruk yang menjadi bunga tidurnya. Tetapi sayangnya harapannya itu tidak terkabul. Kejadian itu bukanlah mimpi belaka.Saat dia masih terdiam di dalam taksi yang membawanya menuju ke sebuah restoran yang menjadi tujuannya, seseorang meneleponnya."Justin, maafkan aku."Justin segera menjawab, "Kenapa kau yang malah meminta maaf?" Larry, orang yang sudah mengirimkan foto Kelly dan Dofman itu berkata dengan terbata-bata, "Karena aku merasa bersalah karena sudah menyimpan rahasia itu cukup lama."Justin pun tersadar akan sesuatu. Sedari tadi dia tidak pernah berpikir seberapa lama kekasihnya itu mengkhianati dirinya dengan rekan kerjanya sendiri.Yang dia pusatkan perhatiannya pada perselingkuhan yang terjadi saja bukan pada waktu.Namun, begitu mendengar perkataan Lar

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    24. Kepekaan Sean

    Larry pun akhirnya tahu keputusan apa yang akan diambil oleh Justin."Baiklah, aku harus segera melakukan tugasku," kata Justin mengakhiri panggilan itu.Pria muda itu kemudian turun di sebuah hotel yang terletak tak jauh dari restoran tempat dia harus mengintai Mikael Alexander atas permintaan Ananta Alexandet.Seperti yang telah dikatakan oleh Ananta Alexander dirinya harus segera melakukan penyelidikan itu karena perkiraan waktu Ananta di mana Mikael akan datang ke restoran tersebut sudah hampir dimulai. "Fokuslah -pada pekerjaanmu dulu, Justin. Masalah Kelly dan Dofman kau pikirkan saja nanti," tekad Justin.Pria itu pun kemudian memantapkan diri dan segera melakukan tugasnya.Sementara itu, Ananta sedang begitu sangat gugup ketika dia sedang menunggu. Wanita itu berulang kali mondar mandir di dalam kamarnya.Dia sudah mengantarkan putranya berapa jam lalu tetapi dia merasa waktu berlangsung begitu sangat lambat.Dia menunggu-nunggu waktu kembalinya sang putra ke rumah karena tan

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    25. Rencana Lain?

    "Kenapa Papa terlihat merasa aneh ketika mendengar mama sedang membeli baju?" Akhirnya pertanyaan itu diungkapkan oleh Sean pada papanya.Mikael sontak berkata, "Maksud Papa, mamamu kan jarang keluar rumah. Kalau pun dia keluar rumah, selalu dengan Papa, Nak.""Oh, begitu. Anggap saja mama ingin menghibur diri, Pa," jawab Sean.Mikael semakin terlihat heran. Tidak pernah putranya bersikap seperti itu kepadanya.Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa putranya sedikit berbeda?"Papa, kapan Papa pulang?" tanya Sean."Lusa, Nak," jawab Mikael.Sean mengerutkan kening, "Mengapa Papa membutuhkan waktu berhari-hari di Glasgow?"Pertanyaan itu normal ditanyakan tapi Mikael segera menjawab, "Ada banyak yang harus Papa kerjakan. Ya sudah kalau begitu, Papa tutup dulu teleponnya, ada teman Papa."Sayangnya Sean sempat mendengar suara teman yang dimaksud oleh papanya.Sebuah suara perempuan, Sean sangat yakin.Namun, Sean tidak bertanya lebih lanjut mengenai hal itu dan hanya berkata, "Baik, Pa. Ma

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    26. Penyelidikan

    Ananta meragu. Tapi, seketika dia teringat akan bukti-bukti yang dia temukan. Keyakinannya untuk menyelidiki sang suami pun kembali muncul. "Baiklah, lakukan saja apa yang menurut Detektif Justin tepat," kata Ananta.Justin pun segera mengangguk napas lega.Malam itu juga dia mulai menelusuri tempat-tempat lain dan menanyakan kepada setiap orang yang dia temui tentang Mikael.Ibarat kata, dia masih bertanya pada orang-orang secara acak, tapi saat dini hari tiba, sebuah titik terang pun muncul. Dia telah mendapatkan sebuah informasi mengenai tempat Mikael menginap.Pria muda yang sebenarnya sedang patah hati itu pun segera pergi menuju hotel yang disebutkan oleh seorang sopir taksi yang ternyata ditumpangi oleh Mikael."Sebenarnya agak aneh dia menggunakan kendaraan umum. Dia ini kan sangat kaya. Bukankah dia bisa menyewa orang? Rasanya tidak mungkin bila dia tidak bisa membayar kan? Hm, sangat mencurigakan!" gumam Justin ketika pria muda itu tiba di sebuah hotel yang berbintang tuju

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    27. Sang Sahabat

    Tidak bisa begini. Dia tidak bisa menerima uang yang jumlahnya begitu sangat besar itu tanpa dia ketahui untuk apa kegunaannya.Segera saja Justin melakukan sebuah panggilan pada Ananta Alexander."Madam, mohon maaf saya harus menelepon di malam hari seperti ini tetapi saya harus segera bertanya," ucap Justin begitu panggilannya diangkat oleh istri Mikael Alexander itu.Di seberang sana Ananta bisa menebak tentang kira-kira apa yang ingin disampaikan oleh Justin.Tetapi wanita itu tetap tenang dengan bertanya, "Iya, silakan, Detektif!"Justin pun tak membuang waktu lagi dan bertanya, "Begini, Madam. Ini tentang uang yang baru saja Anda kirim ke rekening saya. Untuk apa uang sebanyak itu, Madam?"Justin menunggu jawaban dari sang klien dan dia pun merasa begitu senang ketika Ananta dengan cepat menjawab, "Uang itu bisa Anda gunakan untuk menyewa kamar hotel di hotel yang sama dengan suami saya, detektif." Justin tentu saja terkejut dengan jawaban Ananta sehingga dia pun bertanya lagi,

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    28. Salah Paham?

    Ananta terdiam selama beberapa saat dan dia pun juga paham bila apa yang dikatakan oleh Haruka memang benar. Jenniver memang tak pernah sekalipun mendengarkan percakapan antara Mikael dan wanita itu. Dia hanya pernah melihat keduanya bertemu dan kemudian makan bersama. Hanya sebatas itu karena dia pun juga hanya melayani dua orang itu ketika mereka akan memesan menu yang mereka inginkan. Haruka yang tak mendapatkan jawaban dari Ananta pun kembali berkata, "Bagaimana? Aku benar kan? Kamu tak pernah satu kali pun mendengar pengakuan saksi kamu itu jika dia telah menyaksikan percakapan-percakapan antara keduanya yang berkaitan dengan sesuatu yang menjurus." "Nanta, aku memang tidak tahu kejadian sebenarnya tetapi bolehkah aku menyampaikan suatu pendapatku berkaitan dengan Mikael?" tanya Haruka. Ananta merasa tidak berkutik dan akhirnya pun dia menjawab, "Hm, silakan, Ka." Haruka pun kemudian tak lagi menyembunyikan apa yang ada di dalam kepalanya. "Begini, Nan. Aku masih ingat baga

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    29. Tidak Mendasar?

    Ananta pun kembali bimbang.Dia saat ini memiliki dua pilihan yakni melanjutkan penyelidikan itu atau membatalkannya.Namun, kata-kata Haruka terus-menerus berputar di dalam otak cantiknya.Dan biasanya pendapat Haruka adalah benar. Dia pun juga lebih condong untuk mempercayai sahabatnya itu dibandingkan dengan kecurigaannya sendiri yang tidak mendasar.Tidak mendasar?Tapi dia telah menemukan beberapa bukti yang kuat walaupun menurut Haruka semua bukti itu tidaklah cukup untuk membuktikan bahwa Mikael benar-benar berselingkuh darinya.Namun, apa yang dikatakan oleh Justin itu begitu sangat benar. Dia akan kehilangan kesempatan ketika sebuah kesempatan telah di depan matanya.Tetapi, dia tidak mungkin mengabaikan pendapat Haruka.Bagaimana ini?Bukankah akan sangat percuma bila dia tidak menyuruh Justin untuk merekam apa yang Mikael bicarakan dengan wanita itu?Tetapi, bagaimana jadinya bila ternyata setelah Justin mereka percakapan itu dia malah menyesal karena tak menemukan bukti pe

Bab terbaru

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    53. The Ending

    Justin pun segera menjelaskan lebih lanjut perihal cara menelepon Alan Samudera. Keesokan harinya, di hadapan sama orang, kecuali putranya, Sean, Ananta melakukan sebuah panggilan pada Alan. Terlihat Mikael awalnya tidak suka melihat istrinya menelepon mantan pacarnya dulu tetapi dia tidak bisa memprotesnya. "Alan, ini aku ... maaf, aku harus melakukan ini," kata Ananta mengawali panggilan itu. Tentu saja dalam layar itu Alan terlihat begitu sangat terkejut. Tetapi, laki-laki itu malah langsung bertanya, "Vina. Bagaimana keadaan Vina, Nanta?" Anehnya wajah laki-laki itu terlihat begitu sangat sedih sehingga Ananta cepat-cepat menceritakan masalah tentang Vina. Betapa terkejutnya pria itu kalau mendengar kondisi mantan istrinya itu, tanpa menunda-nunda lagi dia berkata, "Aku akan segera pergi ke Indonesia dan menjenguk dia." Tak disangka-sangka oleh keluarga Wiriyo, Alan Samudera tampak tak menghindar dari mereka dan bahkan telah memutuskan untuk membantu mereka. "Aku tidak meny

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    52. Dua Pribadi?

    Ananta memejamkan matanya seolah mencoba untuk tetap kuat. Dia tak boleh terlihat lemah di depan suaminya itu, meskipun kenyataannya dia saat ini memang sedang melemah.Wanita itu tak membalas sepatah kata pun perkataan suaminya hingga kemudian Mikael Alexander menghentikan ucapannya sendiri. Dia tak lagi melanjutkan perkataan kejamnya.Ketika dia melihat istrinya sedang menutup matanya dan bahkan dia bisa melihat bagaimana tubuh Ananta sedikit bergetar karena mendengarkan perkataannya itu, Mikael segera mundur ke belakang dan memegang kepalanya dengan rasa frustrasi yang sangat mengganggunya."Astaga, apa yang sudah aku lakukan?" gumam Mikael yang kini menatap istrinya dengan penuh penyesalan.Ananta bahkan belum berani membuka mata sehingga Mikael kini kembali melangkah ke depan lalu mendekati istrinya dengan perlahan. Dia ingin merengkuh istri tercintanya itu dan menenangkannya."Sayang, maafkan aku. Aku-""Tidak apa-apa," ucap Ananta yang langsung mundur ke belakang setelah dia ta

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    51. Cara Justin

    "Begini, Madam. Kami bisa membantu Anda dengan membuat sebuah tawaran kerjasama dengan perusahaan beliau," kata Justin.Ananta segera mengerutkan keningnya, "Maksud Anda? Anda berniat untuk menawarkan sebuah kerjasama palsu pada Alan?"Justin berdeham kecil saat idenya itu dikatakan demikian, tetapi dia tidak memiliki hak untuk tersinggung karena memang sebutan itu memang tepat."Ini demi menjaga kerahasiaan tujuan Anda, Madam," ucap Justin dengan nada yang terdengar sedikit agak malu.Sebagai seorang detektif, sudah menggunakan berbagai cara dan bahkan dengan cara yang kotor sekalipun untuk menuntaskan kasus-kasusnya.Tidak sekali hanya dua kali dia kerap melakukan sebuah tipu daya agar dia bisa menjebak orang yang dia incar. Akan tetapi, baru sekarang ini dia merasa begitu sangat malu dan tidak nyaman setelah mendengar ucapan dari Ananta Alexander.Dia tidak mengerti. Yang dia ketahui pendapat wanita itu seakan langsung mudah membuatnya goyah.Ada apa denganmu sebenarnya, Justin? Ka

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    50. Informasi

    "Luar negeri. Aku yakin dia tidak mungkin berada di Indonesia. Jadi, memang satu-satunya tebakan yang mungkin paling benar adalah dia berada di luar negeri selama ini," kata Alma. "Itu masuk akal. Kalau hanya di dalam negeri tak mungkin informan kita sampai tak berhasil melacak keberadaannya walaupun hanya sedikit," kata Johan. Belinda menganggukkan kepalanya setelah dia memahami semua itu. "Kalau begitu detektif swasta yang disewa oleh Ananta sangatlah bagus karena mereka bisa menemukan keberadaan Alan hanya dalam waktu yang cukup singkat." Sementara itu Ananta yang masih di tengah jalan mengemudikan mobilnya dengan tidak sabar. Dia ingin segera mengetahui informasi tentang Alan dan ingin melakukan apa yang dia inginkan. Begitu sampai di kantor detektif swasta tersebut yang tak terlalu jauh dari rumahnya atau hanya sekitar 15 menit perjalanan menggunakan mobil tanpa kemacetan, Ananta melihat Vincent yang sedang duduk di depan seolah sedang bersantai. Vincent segera berdiri ketik

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    49. Kecurigaan

    Dari panggilan itu Mikael menjelaskan, "Maafkan aku, Sayang. Aku sedang begitu sangat sibuk.""Sampai kamu lupa mengabari istri dan anakmu? Yang padahal sedang jauh dari jangkauanmu?" ucap Ananta sinis.Mikael terdiam selama beberapa saat hingga kemudian pria itu kembali berkata, "Maaf, Nanta. Aku benar-benar sedang tidak bisa menghubungi kamu kemarin dan baru sekarang aku bisa menghubungimu."Ananta menghela napas panjang. Kali ini dia benar-benar tidak bisa memahami apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya itu.Dia pun juga tak bisa mencari tahu lebih banyak karena keterbatasan yang dia miliki. Dia sudah tidak memiliki Helen dan juga dia pun tak memiliki orang lain yang bisa dia tanyai mengenai sang suami.Menurutnya sangat percuma untuk mendesak Mikael berkata yang sebenarnya."Hm, lalu apa kau akan pergi ke Indonesia atau tidak?" tanya Ananta."Aku tentu saja akan pergi. Bagaimana mungkin aku membiarkan kamu dan Sean sendirian di sana?" ucap Mikael.Nyatanya kamu bahkan lepas kami

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    48. Keyakinan

    Haruka menatap sahabatnya itu dengan seksama, "Boleh. Kamu boleh melakukan apa saja jika itu bisa membantumu, asalkan jangan lupakan satu hal, Nanta."Wanita itu tentu saja tak mau jika sahabatnya itu sampai salah melangkah sehingga dia mencoba untuk memberikan beberapa saran agar masalah yang dihadapi oleh sahabatnya itu bisa terselesaikan tanpa adanya penyesalan ataupun kesalahan lain yang mungkin dia perbuat.Ananta cepat-cepat membalas, "Apa, Haruka?"Haruka menahan napas dan kemudian menghembuskannya secara perlahan, "Ketika kamu sudah mendapatkan bukti yang kamu inginkan itu, kamu tidak boleh goyah. Jangan pernah sekalipun kamu berpikir untuk mundur jika semuanya sudah tersaji di depan mata."Haruka mengamati perubahan ekspresi Ananta dan kini dia yakin bila kali ini sarannya sudah tepat sasaran.Ananta menelan ludahnya dengan gugup ketika dia teringat bagaimana dia membatalkan penyelidikannya kala itu.Padahal hanya satu langkah saja dia pasti sudah tahu apakah suaminya itu mem

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    47. Aku Salah

    Namun, Alan tahu percuma saja dia berpikir karena nyatanya semua yang ada di dalam kepalanya itu tak pernah bisa dia lakukan.Dia lalu memutuskan untuk lanjut berjalan melihat-lihat pemandangan sekitar dan larut dalam dunia yang menurutnya tak sedikitpun bisa menyembuhkan hatinya itu.Sementara itu, Ananta masih menunggu kabar dari sang detektif muda untuk informasi selanjutnya. Pagi itu, Ananta memilih untuk berkunjung ke kediaman Haruka bersama dengan Sean serta seorang sopir keluarga besarnya."Kamu yakin hanya pergi dengan sopir saja, Nanta? Nggak apa-apa, Nanta?" tanya Johan dengan wajah terlihat tidak tenang.Ananta tersenyum pada sang ayah, "Papa nggak perlu khawatir. Ananta bisa sendiri kok. Sama sopir udah cukup. Lagipula, sekarang jarak ke kota itu bisa ditempuh lebih cepat kan?"Johan pun akhirnya melepaskan putri sulungnya itu untuk pergi ke kota di mana Haruka tinggal.Perjalanan itu tak memakan waktu lama dan hanya ditempuh sekitar satu jam lebih saja."Tante," seru Sea

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    46. Takdir Apa?

    Justin mendengus keras sebelum kemudian menanggapi perkataan Vincent, "Takdir? Takdir yang bagaimana maksudmu?"Tatapannya penuh dengan kebingungan sehingga Vincent pun tak tahan untuk segera menjelaskan."Hm, takdir di antara sepasang muda mudi yang bertemu karena ketidaksengajaan dan-""Jangan gila! Dia sudah memiliki seorang suami dan bahkan anak," sambar Justin cepat agar temannya itu tak lagi berpikir macam-macam.Dia tak mau bila Vincent membayangkan hal yang bukan-bukan.Vincent terlihat terkejut dengan ucapan Justin dan langsung saja dia melihat file yang diisi oleh Ananta tadi."Ah, kau benar. Dia memang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hm, sungguh aku pikir dia itu masih single," kata Vincent masih terlihat sulit percaya.Justin menaikkan alis kanannya lalu menatap Vincent dengan tatapan aneh.Vincent terkikik geli lalu berkata, "Ayolah, dia memang terlihat masih begitu sangat muda kan? Sangat cantik dan tidak terlihat seperti seorang wanita yang telah memiliki seora

  • CEO Tampan Itu Ayah Putraku    45. Kebetulan Lain

    "Iya, Pa. Bagaimana menurut Papa?" tanya Ananta tanpa sedikitpun ragu.Johan menggelengkan kepalanya, "Entahlah. Papa belum pernah menggunakan detektif swasta. Jadi, Papa tidak bisa memberikan kamu pendapat."Ananta mengangguk mengerti, "Nanta pernah menyewa detektif swasta di London dan mereka sangat membantu Ananta."Tetapi, Johan terlihat sanksi. "Nanta, kamu tidak bisa membandingkan negara yang pernah kamu tinggali itu dengan Indonesia. Kamu tahu juga kan kalau di sini masih sangat jarang orang yang menggunakan jasa detektif swasta?" Ananta bukannya tidak tahu tetapi justru karena itulah dia sangat ingin menggunakan jasa detektif swasta."Tidak masalah, kita bisa mencobanya walaupun kita masih belum tahu bagaimana cara kerja detektif swasta di sini," kata Ananta.Johan pun hanya bisa mendesah dan berkata, "Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, Papa hanya bisa memberikanmu informasi mengenai beberapa kantor detektif swasta yang mungkin bisa kamu pilih."Ananta mengangguk s

DMCA.com Protection Status