Zahwa tidak percaya bahwa tangan Damian bergerak, menggenggam tangannya setelah tiga bulan dia tertidur. Saat ini dia perlahan membuka mata. Zahwa membelalakan matanya saat suaminya sudah membuka matanya sempurna.
“Tidak, tidak boleh ada orang lain yang tahu kalau Damian sudah membuka mata.” Zahwa berkata dalam hatinya.
“Ra ... Ra ... Ra-Ra.” Kata itu yang pertama kali diucapkan oleh Damian dengan terbata-bata. Dia menoleh ke arah Zahwa namun yang dilihatnya bukanlah Rara. Damian menarik tangannya yang digenggam oleh Zahwa dengan lemah.
“Kau bukan Rara, walau genggamanmu sama hangatnya dengan dia.”
Damian memicingkan matanya untuk meneliti siapa yang ada di sampingnya. Namun sekalilagi, dia hanya melihat orang asing yang dia sendiri tidak mengenali.
“Dia pasti hanya pekerja yang dipekrjakan untuk menjagaku. &
Zahwa meneteskan air matanya, sehingga Damian tidak tega. Dengan tangannya yang masih lemah, dia menghapus air mata istrinya tersebut.“Aku minta maaf. Karena aku kamu menderita.” Kata itu yang pertama diucapkan “Tidak perlu ada yang dimaafkan. Terima kasih kamu masih mengingatku. Bantu aku untuk berjuang kita akan berjuang bersama-sama. Kita akan menyeret semuanya ke dalam penjara. Aku janji padamu.” Zahwa mencium kening Damian. Damian merasakan cinta itu tulus untuknya. Hatinya sejuk menerima ketulusan hati Zahwa.“Terima kasih kau tidak meninggalkanku saat mereka semua meninggalkanku. Damian tergugu, sehingga Zahwa memeluknya sangat erat.“Jangan menangis. Bantu aku untuk berjuang. Maka kita akan mencapai puncak bahagia bersama. Dengarkan aku, Sayang. Teruslah pura-puralah masih koma. Maka kau akan tahu siapa saja yang terlibat di dalamnya.” Damian meng
“Siapa dia sebenarnya?” tanya Zahwa. Ketika tahu seorang dokter tersebut terlihat dendam kepada Damian.Damian menoleh ka arah istrinya tersebut. Mereka memang mengunci pintu saat malam hari. Zahwa beralasan agar dia dapat tidur tenang. Arsan dan Andra mengijinkannya.“Ada satu cerita yang mungkin harus aku bagi kepadamu, tentang lelaki itu. sepuluh tahun yang lalu dia masih remaja. Dia adalah Aska,” ucap Damian. Dia meminta Zahwa memperbaiki duduknya. Dan Zahwa membantunya.“Aska adalah putra seseorang yang tinggal di daerah yang sekarang di gunakan untuk pabrik itu. Sebenarnya, mereka sudah mendapatkan ganti rugi terkait dengan penggusuran itu. Namun karena pembongkaran itu, Ayah Aska masuk rumah sakit karena serangan jantung. Dia tidak ingin rumahnya dibongkar.” Tangan Damian menunjuk ke arah air, sehingga Zahwa memberikan air putih etrsebut.&
“Kamu beneran mau tahu?” Zahwa memutarkan rekaman saat Andra mengungkapkan betapa bencinya dia dengan Damian.“Ini tidak mungkin!” Sudut mata Damian sudah berembun.“Itulah, Suamiku Sayang, kamu polosnya. Andra mendukungmu Karena dia mempunyai maksud tertentu. Dia ingin membuatmu lemah. Aku istrimu, aku tidak mungkin berkata bohong padamu. Kau lihat buktinya. Apa perlu bukti pendukung?” Zahwa menarik selimut Damian.“Tidak, aku cukup percaya dengan ucapanmu, Rara. Aku percaya. Baiklah sepertinya pihak kita hanya kita berdua. Aku akan mendukung setiap rencana yang kau lakukan.” Damian memandnag wajah sang istri.“Terima kasih, Suamiku. Selangkah lagi kita akan bongkar kedok mereka. Sepertinya yang ada di pihak kita adalah Nathan dan Carles. Mereka masih setia dengan kita.” Dmaian tertidur pulas ketika Zahwa mengelus puncak k
“Terserah kamu! Tapi satu yang pasti aku akan membunuh Damian hari ini juga.” Azka berbalik dan akan pergi dari tempat itu.“Berani kau menyentuhnya, maka akan aku patahkan tanganmu!” bentak Arsan.“Coba kalau kamu bisa!” Azka melenggang pergi.“Arghhh ....” Arsan mengacak rambutnya. Dia terlihat frustasi, begitu sulitkah untuk mendapatkan seorang Zahwa? Dia pernah dekat dengannya selama 10 tahun tetapi terasa sangat jauh hatinya, walau Zahwa disampingnya. Zahwa sangat jauh untuk dia rengkuh. “Arsan aku sahabatmu. Aku tahu kau orang baik. Please kali ini dengarkan aku. Lupakan wanita itu yang telah membuat kau sangat menderita. Lupakan Arsan. Bukankah sudah ada Cassandra?” Azka kembali lagi. Dia belum puas mengingatkan sahabatnya itu.“Apa kau bilang? Cassandra? Jalang itu dia h
“Zahwa kembali padaku. Aku tidak pernah bisa hidup tanpamu” Arsen memijit kepalanya yang sangat berdenyut-denyut tidak ada yang pernah membuatnya bingung kecuali kehilangan Zahwa.“Aku sangat merindukanmu, Zahwa.” Arsan memijit pelipisnya. Rasa nyeri berdenyut menyusup ke dalam dadanya. Dia pernah percaya dan masih percaya bahwa Zahwa masih sangat mencintainya. Hujan semakin deras mengguyur bumi. Rintiknya sepilu hati Arsan yang sunyi. Aroma tanah dan debu bercampur dengan air hujan yang menyeruakkan menusuk hidung. Angin yang berhembus demikian kencang mengombang-ambingkan segala yang ada di depan mata Arsan.Arsen masih setia duduk di balkon tersebut. Dia memandang rintik hujan yang semakin lama semakin deras. Malam pun semakin larut angin dingin semakin menyusup ke tulang-tulang. tapi Arsan masih betah duduk di situ. Kakinya diangkat ke teralis, dengan batang rokok yang diapit di jemar
Biarkan waktu yang akan mengatakan bahwa dia adalah Zahwa Almira istri dari Damian. “Baiklah, satu hal yang harus kamu perhatikan Damian. Kita harus lebih hati-hati mereka sudah curiga sepertinya dengan kita.” Damian mengerutkan keningnya.“Maksud Anda? Bahwa mereka sudah tahu, jika Tuan Damian sudah siuman?” Nathan menghentikan menulis resep.“Sepertinya belum, hanya saja, mungkin Azka mulai curiga. Sebab memang keadaan orang yang koma dengan yang sudah sadar berbeda.” Tapi untunglah Alma selalu punya trik untuk membuatmu tidak terdeteksi.” Lelaki bermata sipit itu membereskan peralatannya.“Oke, kenapakamu bisa bilang bahwa mereka sudah curiga?” Damian bertanya dengan seksama. Sedangkan Carles seperti biasa menjadi patung saja. Lelaki itu memang jarang bicara.“Karena kemarin mereka menghentikanku dan bertanya macam-macam saat aku praktek
“Biarkan saja, Aku tidak menyangka dia juga begitu jahat dan nekat. Untung nggak jadi nikah ma dia.” Zahwa duduk di dekat ranjang.“Satu hal lagi yang perlu kamu tahu. Bahwa sebenarnya perusahaan ini bukan milik Papa Dawson. Tapi milik Papa Michael. Papa Dawson dan Papa Michael adalah kakak beradik lain ibu.” Damian memandang lekat ke arah lain. Dia seakan menerawang menembus masa lalau saat usianya masih sangat kecil dan belum mengetahui artinya keluarga, anak kandung dan anak tiri. Baginya mereka adalah keluarga.“Perusahaan ini dibangun oleh papa Michael sedangkan Papa Dawson sebagai pekerja, karena menurut cerita kakek, Papa Dawson kurang cakap. Apakah kamu tahu? Papa meninggal secara misterius. Aku juga tidak tahu apakah beneran meninggal atau sebenarnya masih hidup. Karena sampai hari ini jasadnya tidak ditemukan.” Zahwa memandang lekat ke arah suaminya. Kemudian
Pagi ini Zahwa sudah merencanakan akan membawa kabur Damian dari rumah itu. Dia sudah mempelajari bagaimana seluk-beluk rumah itu? Dia juga mempelajari pola dari Arsan dan Andra keluar masuk dari rumah itu, terutama saat berkunjung masuk ke kamar Damian. Baru kemarin kedua laki-laki itu mengunjungi Damian. Tentu saja tidak untuk hari ini.Maka dari itu, Zahwa akan dengan sangat mudah merencanakan kaburnya Damian dari rumah itu. Sebelumnya dia sudah memesan wajah karet yang nantinya akan dipasang di wajah Damian sebagai Arsan dan juga wajahnya diganti dengan wajah wanita lain yang belum pernah ada di rumah itu. Atau setidaknya belum pernah ditemui, agar mereka tidak curiga. Tentunya tetap saja dia akan memilih jalur aman yaitu rumah sebelah timur yang tidak dijaga begitu ketat. Dia juga telah menghubungi Carles untuk menunggu mereka di gerbang bagian timur.“Kamu pakai ini, tahan sedikit, Sayang mungkin akan sedikit panas. Tapi aku yaki
“Kamu yakin dengan keputusanmu? Brenda, tolong jangan memutuskan sambungan. Tetap hubungi aku,” tutur Keano.“Dari dulu, kamu memang baik. Aku tidak janji, tapi akan kuusahakan.” Brenda pergi dari ruangan Keano setelah pamit. Keano masih tidak menyangka, jika saudaranya berubah sedrastis itu.***Meyyis***Hafiza masuk ke ruangan suaminya, mendengar Brenda sudah meminta maaf dan akan melepaskan semua tentang perusahaan. Mendengar hal itu, Hafiza memeluk sang suami karena merasakan senang yang teramat. Kali ini, tujuan yang dilakukan suaminya untuk membawa Brenda kembali ke jalan yang benar, sudah tercapai. Memang seharusnya begitu sebagai seorang kakak memperlakukan adiknya.“Baiklah, karena aku sedang bahagia, dedek bayi mau minta apa dari papa?” tanya Keano sambil memeluk sang istri dari belakang.“Aku pingin nasi megono,” ucap Hafiza.“Nasi megono? Siap!” Keano bangkit, mencari se
“Aku akan mandi dulu.” Brenda meninggalkan ruangan itu, kemudian mandi di kamarnya. Air matanya luruh bersama air yang mengalir. Belum pernah ada, seseorang yang memperhatikannya seperti itu. Kehadiran Andy malam ini membuatnya menyadari bahwa jalan selalu akan terbuka lebar. Bahwa Tuahan masih ada untuknya.Brenda keluar dari kamar untuk berganti baju. Wanita itu keluar kembali untuk mencari Andy. Lelaki itu tidur di kursi yang dihimpitkan, dijajar. Brenda membangunkannya.“Ada kamar tamu di sana. Kamu bisa menggunakannya.” Bagaimana lelaki itu bisa meluluhkan hati Brenda, bahkan membuatnya percaya pada lelaki itu. padahal, baru saja mengenalnya. Wanita itu tidak lagi berprasangka buruk pada orang asing, ada apa dengan Brenda? Mungkinkah … ah, tidak mungkin jatuh cinta dengan pria asing yang baru setengah jam dikenalnya.***Meyyis***Brenda sudah bisa tidru, wanita itu bahkan tidur sudah beberapa jam
“Kenapa menolongku?” tanya Brenda.“Karena melihatmu.” Brenda memejamkan mata. Untuk sesaat wanita itu merasakan ketenangan batin. lelaki itu membuka matanya untuk mempercayai hidup.***Meyyis***Lelaki itu menuntun Brenda masuk ke dalam rumah. Di sebuah meja, ada air putih juga gelas. Lelaki dengan jaket jeans itu menuangkan air tersebut. “Minumlah agar lebih tenang.” Brenda menenggak air putih itu hingga tandas. Keringatnya membanjiri kening hingga ke leher. Wanita itu duduk lemas di kursi tersebut.“Masih banyak yang membutuhkan kita,” ucap lelaki itu.“Kamu bukan aku, bagaimana bisa berkomentar?” ketus Brenda.“Baiklah, kamu tahu kaki ini?” Lelaki itu menunjukkan kaki kanannya yang sudah tersambung dengan … mungkinkah kaki robot? Brenda menoleh ke arah lain setelah melihatnya.“Aku putus ada karenanya. Namun, kaki ini yang menuntunku ke arah kesuk
Mereka kembali memberikan kenyamanan pada masing-masing di kamar mandi itu. Aura romantic semakin terasa ketika membilas di bawah pancuran shower. Keduanya saling melepaskan lagi rasa cinta.***Meyyis***Brenda duduk termenung di balkonnya. Jika tidak diselamatkan, mungkin saja perusahaan kali ini jadi benar-benar hancur. Tidak ada lagi yang dapat dimintai tolong. Semua kenalannya sudah tidak ada lagi yang dapat dihubungi. Brenda menjadi frustasi. Wanita itu belum pernah mengalami krisis seperti ini.“Brenda, gunakan otakmu seperti biasa,” ucap Cassandra datang dengan minuman di tangannya.“Tidak ada yang bisa kulakukan, Ma. Semuanya tidak bisa melawan Keano. Masih sama, semua perusahaan yang aku hubungi di bawahnya,” tutur Brenda.“Kamu tidak bisa memikat Keano? Tidak ada pria yang menolak kesenangan,” tutur Cassandra.“Ma, apakah mama baru mengenal Keano? Bahkan seluruh dunia sudah berada di sampin
“Kamu benar, tapi anak kita lelaki yang kuat seperti sang papa. Dirinya tetap ingin membantu orang tuanya, bukankah itu seksi?” Keano tidak lagi berdebat dengan sang istri, karena semuanya akan percuma jika wanita itu sudah berkeinginan.***Meyyis***Langkah kecil Keano membuat perusahan Arsan kalang kabut. Keputusannya untuk menarik dana suplay perusahaan miliknya tersebut, terbukti ampuh. Arsan sudah lupa, bahwa dibalik berdirinya perusahaan miliknya tersebut, ada andil Damian, pastilah lelaki itu tidak bersih melepaskan. Hal itu diketahui Keano juga lewat arus bank dan finansial papanya, tidak butuh penjelasan dari lelaki yang berjuluk macan bisnis tersebut.“Tenang, Sayang. Kita akan melihat pertunjukan sebentar lagi. Jika mama dan papa berhati lembut selama ini, tidak dengan Keano. Aku bisa jadi singa daratan yang menyeramkan. Bukankah begitu?” Keano menarik tangan sang istri agar berada di depannya. Kedua pahanya mengapit kaki
Brenda duduk termenung ketika sang papa sudah pulang. Hatinya bingung harus menerima tugas tersebut. Papanya memang berkata benar, akan tetapi membujuk Direktur berhati batu macam direktur DAC sangat membuatnya sakit kepala. Tangannya menjambak rambut sendiri.***Meyyis***Mendengar kesulitan yang dihadapi oleh sang istri, Keano tidak bisa tinggal diam, hari ini, ellaki itu akan datang ke kantor dan sibuk menyelesaikan beberapa kesepakatan. Keano menjadi sangat marah, kali ini akan bertarung bahkan menghabisi Brenda dan Arsan. Sudah cukup, selam ini diam dan tidak melakukan hal yang semestinya.Dirinya bukan sang ibu yang memiliki hati selembut sutra. Keano akan menjadi seorang singa ganas jika sudah diusik. Lelaki bermata colakat itu masih dengan bantuan tongkatnya, siang ini menemui Arsan dan akan mengintimidasinya.“Siang, Om. Masih ingat saya.” Keano sudah sampai di perusahaan milik Arsan.“Maaf, Tuan. Bapak ini menerobos masu
Keano tersenyum mendengarnya. Mereka melanjutkan makan dengan lahap. Sesekali, Keano mengusap bibir sang istri yang terkena saos barbeque. Mereka tersenyum bersama, hingga makanan tandas tidak tersisa. Malam ini, rasa tidak nyaman yang sudah dipendam beberapa saat lepas sudah.***Meyyis***Brenda tiba di kantor dengan wajah yang sudah dipenuhi dengan amarah. Sampai mejanya, wanita itu mengamuk dan menyisir mejanya hingga bersih, akan tetapi benda yang ada di mejanya berantakan ke lantai. Wanita itu sangat marah bahwa dirinya dikalahkan oleh Hafiza yang notabennya hanya pimpinan pengganti.“Bodoh kalian semua! Untuk apa aku bayar mahal kalau berakhir gagal. Enyah kalian! Enyah! Perbaiki semuanya. Jangan muncul di hadapanku kalau belum benar.” Brenda melempar barang yang tersisa ke arah beberapa pegawainya.“Aku sungguh tidak tahan lagi.” Pegawainya berbisik pada temannya, setelah keluar dari ruangan Brenda.“Sama,
“Mari makan,” ajak Keano.“Aku sudah makan dengan klien dan Rani. Aku akan menemanimu makan,” ucap Hafiza.“Lupakan.” Keano berbalik dan meninggalkan ruang makan itu. Perutnya tidak lagi lapar. Hafiza merasa sangat bersalah, karena suaminya mempersiapkan semuanya.***Meyyis***Hafiza masuk ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju. Sedangkan Keano masih berdiri di depan jendela kamar mereka. Lelaki itu memandang ke arah luar jendela itu. sedangkan Hafiza baru saja selesai mandi, bahkan masih mengenakan handuk kimononya.“Kita makan sekarang?” Hafiza memeluknya dari belakang.“Aku sudah tidak lapar.” Keano hanya diam memandang ke arah luar jendela.“Tidak bisa, harus makan. Aku ganti baju dulu. Nanti kusuapi. Maafkan aku.” Hafiza mencium puncak kepala sang suami. Wanita itu berganti pakaian untuk menemani suaminya makan malam. Meskipun sekarang sudah tengah malam,
“Malam ini, mau makan mi bareng? Kita makan mi ayam sepuasnya, begadang dan makan sosis.” Hafiza tertawa mendengarnya.“Aku ingin, tapi Keano masih membutuhkanku. Oke, aku pamit. Besok kutunggu. Aku akan segera revisi kalau ada yang Kurang pas.” Rani mengacungkan jempolnya dan memeluk sang sahabatn***Meyyis***Hafiza mengembuskan napas berat, wanita itu harus presentasi menyampaikan proposalnya di depan banyak orang untuk memenangkan tender ini. Gilang sebenranya sudah menawarkan diri, akan tetapi wanita itu menolak sebab, menurutnya jika presentasinya berhasil kali ini berarti dirinya memiliki nilai lebih karena CEO pengganti sementara saminya sedang memulihkan diri di rumah. Sebagai pemimpin, tentu para dewan direksi akan percaya padanya, meskipun Keano tidak ada.Sorot lampu mulai hanya fokus kepada dirinya. Hafiza mengembuskan napas panjang. Setelah salam dan mengatakan pembuka, wanita itu mulai presentasi dengan peralat