Share

Mak Mak Rempong

Penulis: Thaza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-28 12:25:37

Kurniawan Herlambang

Seorang pemuda yang berhasil mendirikan perusahaan namun berkembang pesat hanya dalam waktu empat tahun. Ya, dia adalah Awan nya Raya. Sejak kepergian Raya tujuh tahun yang lalu Awan merubah dirinya menjadi sosok lelaki yang pekerja keras dan ambisius.

Nasehat bunda Raya selalu terngiang di telinganya setiap saat.

"Mungkin ini cara Tuhan agar kalian fokus pada masa depan. Kejar mimpi kalian masing-masing. Hingga tiba saatnya nanti waktu kembali memepertemukan kalian dalam kondisi yang jauh lebih baik dari pada sekarang."

Demi bisa fokus Menata masa depannya, Awan meminta izin pada papa dan mamanya untuk kuliah dan hidup mandiri di Bandung. Awalnya papanya menolak, tapi berkat bantuan mamanya akhirnya Awan pun diizinkan untuk pindah dan melanjutkan studi nya di Bandung.

Dari sinilah hidup Awan berubah seratus delapan puluh derajat. Dia yang terbiasa dengan segala fasilitas dari sang ayah, dia harus menanggalkan semuanya. Memulai segalanya dari nol. Bertemu dengan seorang yang baik hati, belajar menjahit dan ilmu marketing secara langsung.

Kemudian dia memulai usaha sendiri di saat dia sedang menjalankan studinya. Dengan kegigihan dan kerja kerasnya yang tiada henti. Hanya dalam waktu tiga tahun dia sudah menyelesaikan S-1 nya dan mendapatkan gelar S Mb dibelakang namanya.

Bersamaan dengan itu usaha nya pun semakin berkembang pesat, dan dia mencoba untuk mendirikan sebuah perusahaan konveksi di Bandung. Yang diberi nama RK Company. Nama ini akan selalu mengingatkannya pada tujuan hidupnya yang sesungguhnya. Raya.

Dan berkat keahlian nya di bidang bisnis, usahanya langsung berkembang persat hanya dalam kurun waktu setengah tahun. Hingga kemudian dia memikirkan untuk membuka kembali cabang dari RK Company di Kota Bali.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, begitulah pepatahnya. Siapa sangka ketika perekrutan karyawan, tanpa sengaja Awan mendapati map berwarna coklat itu dengan nama Raya Humairah. Jantungnya seakan berhenti berdetak kala itu. Namun respon wajahnya tidak bisa dibohongi. Dia yang dijuluki CEO Galak, tersenyum lebar tanpa bisa ditahan kala dia membuka map itu dan mendapati foto Raya didalamnya. Gadis yang dia rindukan selama empat tahun terakhir. Gadis yang menjadi alasan dia bekerja begitu keras hingga mencapai ini semua.

"Permisi, Pak!" Ucap Albert begitu memasuki kantor Awan.

"Satu jam lagi ada jadwal rapat dengan departemen desain membahas rancangan baju olahraga terbaru untuk pekan olahraga tiga bulan yang akan datang."

"Baik! Siapkan ruangan dan segala keperluannya." Ucap lelaki itu, sebelum kemudian dia tertegun seperti memikirkan sesuatu.

"Tunggu!" Panggil Awan menghentikan langkah Albert yang sudah sampai didepan pintu ruangannya.

"Departemen desain?" Tanya Awan memastikan.

"Ya, pak! Apa ada yang salah?" Tanya Albert kembali.

"Tolong kamu saja yang mewakili saya disana."

"Tapi, pak ... "

"Kamu mau menggantikan saya mengisi rapat atau mau saja jadikan OB sekarang juga?" Ancam Awan pada Albert asisten pribadinya.

"Siap, pak. Saya akan menggantikan bapak untuk mengisi rapat nanti." Ucap Albert sambil menunduk dan segera keluar dari ruangan.

"Selalu saja mengancam mau jadikan gue OB. Ini bos makin aneh aja kelakuan sekarang." Gerutu Albert yang masih berdiri didepan pintu ruangan CEO.

"Saya bisa mendengarkan mu, Albert!" Teriak Awan dari dalam ruanganya. Membuat Albert terkejut dan segera menutup pintu kemudian berlalu pergi.

"Huft...! Hampir saja." Ucap Awan bernafas dengan lega. Dia masih berusaha menyembunyikan identitas yang sebenarnya dari Raya meski hari ini dia sudah mendapatkan kebenaran, bahwa Raya juga masih menyimpan dia dihatinya.

Namun entah kenapa Awan masih merasa gugup jika bertemu dengan Raya dan bertatap mata dengannya. Dia lebih nyaman jika Raya masih menganggapnya sebagai Herlambang.

"Kenapa malam sekali pulangnya? Ingat anak gadis orang jangan di apa-apain. Kalo udah kebelet besok mama nikahin kalian." Suara mama nya mengagetkan Awan. Hampir saja Awan melemparkan ponselnya ke sumber suara, jika mamanya tidak segera menghidupkan lampu.

"Astaghfirullah, mama! Ngagetin aja." Keluh Awan pada mama nya.

"Dari mana saja kalian?" Awan menoleh kebelakang, mencari sosok yang di maksud mamanya. Namun dia tidak menemukan siapapun.

"Kalian?" Tanya Awan bingung dengan pertanyaan mamanya.

"Kamu sama Raya." Jawab mamanya sambil berlalu dan duduk di sofa.

"Gak ada, ma. Aku lembur, berdua sama Albert di kantor. Gak ada Raya. Apaan sih mama." Jawab Awan mengikuti mamanya dan duduk di sampingnya.

"Ngapain lagi sih ini ibu-ibu." Awan berusaha menjauh kan dirinya dari mama nya yang sedang mencari jejak aroma wanita di tubuh Awan.

"Nge cek aja." Jawab mama nya.

"Aku gak pernah pergi berdua sama Raya, ma." Jelas Awas jujur pada mama nya.

"Awas aja kalo kalian macam-macam. Mama nikahin secepatnya." Bukannya takut, Awan malah tertawa kecil mendengar ancaman mamanya.

"Hi" Sapa Awan melalui aplikasi chat kepada Raya. Setelah percakapan mereka siang tadi di kantin. Awan memiliki keberanian untuk mengiriminya pesan sekarang.

Satu jam menunggu tak juga ada balasan dari Raya, hingga akhirnya Awan tertidur sambil memegang erat ponselnya itu.

"Ma, tolong banget mama jangan kekantor." Awan memohon sambil mengikuti kemana pun mama pergi.

"Mama gak gangguin pekerjaan kamu, mama cuma mau cari Raya. Mama itu kangen banget sama dia, tau gak?" Ucap mama nya tak mau kalah.

"Tolong, ma. Jangan kacaukan rencana Awan."

"Kamu kebanyakan rencana. Tiga tahun Awan, bisa-bisa nya kamu diam ditempat. Bagaimana kalau Raya disamber orang." Ucap mama nya lantang sambil memukul kepala anaknya dengan kipas lipat yang sedang dipegangnya. Membuat Awan meringis mengusap kepalanya yang menjadi bulan-bulanan mamanya.

"Ok! Mama boleh temui Raya. Tapi jangan di kantor. Nanti Awan atur agar Raya pergi keluar, mama pura-pura ketemu tanoa sengaja disana. Yang penting jangan samlai Raya tau kalau Awan CEO di kantornya."

Awan mencoba bernegosiasi dengan mama nya. Mamanya tampak berfikir sebentar sebelum menjawab.

"Ok. Sekalian buatkan izinnya untuk gak ngantor hari ini. Mama mau bawa dia arisan. Mau mama kenalin sama teman-teman arisan mama. Iii... Pasti seru banget." Ucap mama Awan kegirangan.

"Terserah mama, yang penting jaga rahasia Awan."

"Tenang, mama bisa dipercaya. Ok. See you sayang. Muahh!"

"Huftt... Dasar mak mak rempong!" Awan menarik napas nya kasar. Pasalnya sejak bangun tidur mamanya terus saja ngotot ingin menemui Raya. Membawa gadis itu pergi kemana pun yang dia mau. Mama Awan memang sangat menyayangi Raya. Dia adalah orang kedua setelah Awan yang merasa terpukul dengan kepergian Raya tujuh tahun yang lalu.

"Albert, saya terlambat. Tolong kamu atur schedule yang baru buat saya. Satu jam lagi saya akan tiba di kantor." Ucap Awan begitu panggilan terhubung dengan Albert.

"Siap, Pak!" Jawab Albert sigap.

"Ehmm..." Albert ragu-ragu mengeluarkan suaranya.

"Kenapa?"

"Bu Raya masuk rumah sakit, pak!" Jawab Albert perlahan.

"Apa?"

Bab terkait

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Cepat Sembuh

    Awan menyusuri lorong Rumah Sakit Peduli Kasih dengan tergesa-tega, setelah perawat menyebutkan nomor kamar yang di tempati Raya. Tanpa berfikir panjang dia langsung menghampiri Meisya yang sedang sibuk dengan ponselnya di depan ruang rawat Raya. "Bagaimana keadaan Raya?" Tanya Awan tergesa-gesa. Hampir saja dia menerobos pintu ruang rawat Raya jika Meisya tidak segera menghadangnya. "Dia sedang tidur. Kau siapa nya Raya? Aku gak pernah lihat kau sebelumnya." Tanya Meisya sambil mengerutkan keningnya. Seingatnya Raya tidak punya saudara atau bahkan teman pria diluar kantor. Jika teman-teman kantor dia sudah pasti mengenalnya. Awan tersadar seketika, dia membuang nafas kasar sebelum menjawab pertanyaan Meisya. "Herlambang, dari departemen keuangan." Jawab Awan. "Bagaimana dengan Raya? Kenapa dia bisa pingsan?" Tanya Awan kembali, dia benar-benar merasa khawatir sekarang. Jika tidak mengingat ada Meisya disini, mungkin dia akan langsung masuk kedalam. "Asam lambung." Jawab Meisya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Diusir

    Raya termangu melihat seorang wanita setengah baya yang tujuh tahun terakhir tak pernah ditemuinya. Seorang wanita yang selalu menganggap nya sebagai putri kandungnya. Kini wanita itu berdiri tepat di depan pintu ruang rawat nya. "Ma... mama?" Panggil Raya sambil menitikkan setetes cairan bening di matanya. Seluruh kerinduannya seakan ikut tumpah bersama titikan air yang kian menderas di pelupuk matanya. Wanita yang di panggilnya mama itu langsung mendekati Raya dan memeluk erat tubuh gadis itu. Menghujani wajah gadis mungil itu dengan kecupan-kecupan yang sedikit agresif membuat Raya kewalahan menahan kepalanya agar tak kesana-kemari seperti bola pingpong. Kemudian dia berhenti setelah melihat Raya yang sudah berantakan akibat ulahnya sedang menatapnya bingung. "Mama dikabari sama Bunda, kalau kamu masuk rumah sakit. Kebetulan mama ada acara arisan disini. Jadi mama langsung nyamperin kamu." Jelas mama Awan yang menyadari arti tatapan dari Raya. Tadi pagi setelah dia mendapat izin

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Wanita Nakal

    Mama Awan menunggu kalimat selanjutnya dari Raya dengan penuh harap. "Dia apa kabar, ma?" Tanya Raya ragu-ragu. Dia penasaran, malu, juga ada rasa takut jika menanyakan kabar Awan sekarang. Dia penasaran, seperti apa rupanya seorang lelaki yang selalu dia rindukan itu. Dia malu, karena harus bertanya langsung kepada mama yang bersangkutan yang notaben nya mengetahui masa lalu mereka. Dia takut, jika dia mendapati kenyataan bahwa sudah ada orang lain yang menggantikan posisinya di hati Awan. "....." Mama Awan kehabisan kata-kata. Dia pikir Raya akan sedikit menyadari keberadaan Awan dalam sosok Herlambang. Ternyata dia berharap terlalu tinggi. Di gedung RK CompanyTampak mama Awan baru saja tiba dan langsung berjalan menuju ke lift setelah disambut oleh Albert di depan pintu utama atas perintah Awan. "Halo, tante. Apa kabar?" Sapa seorang wanita muda dengan mengenakan pakaian kursng bahan. Lelaki hidung belang pasti akan langsung meneteskan liurnya jika melihat wanita itu. "Ngapai

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Dia Sudah Menikah

    "Papa!" Teriak seorang gadis kecil berusia enam tahun, begitu melihat Awan memasuki pintu utama gedung RK. Sejak pukul tujuh anak itu sudah berada disana, duduk manis di sofa sambil memainkan gadget nya. Sesekali dia melirik ke arah pintu utama menantikan kehadiran Awan disana. Teriakan gadis itu tak dihiraukan oleh Awan, dia terus saja melangkahkan kaki nya hingga akhirnya gadis kecil itu berlari mendekatinya dan memeluk erat sebelah kaki nya. Membuat langkah nya terhenti. "Papa! Kenapa papa tidak mendengarkan ku?" Tanya gadis itu sambil memanyunkan bibirnya dan melepas pelukannya di kaki Awan kemudian menyilangkan kedua tangannya di dada. Awan yang tidak merasa itu adalah dirinya, hanya diam tanpa bereaksi apapun. Kemudian Albert maju ke depan, dan berbicara dengan lembut kepada gadis itu. "Dimana ibu mu?""Disana!" Seru anak itu sambil menunjuk ke arah wanita yang sedang berdiri di depan receptionis. "Ada apa sayang?" Tanya wanita itu mendekat, dan memeluk tubuh mungil putriny

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Karena Kopi

    Hari ini adalah pertama Raya masuk kerja setelah cuti tiga hari karena dirinya harus dirawat dirumah sakit. Selama tiga hari itu pula, mama nya Awan selalu menemani dan menjaganya. Hingga menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi dalam diri Raya bahwa Awan akan menerima nya lagi jika saja mereka bertemu. Namun sepertinya Raya harus mengubur dalam-dalam segenap fikirannya itu. Sebab hari ini dia kembali di hadapkan kepada kenyataan yang sangat mengejutkan bathinnya. Herlambang yang perlahan mulai masuk ke dalam hatinya dan diterima dengan baik didalam sana sebagai seorang teman, ternyata adalah Awan. Orang yang selalu dia rindukan dalam tujuh tahun terakhir. Betapa bodohnya dia tidak menyadari ini sejak awal. Memang tampak sedikit perbedaan, Awan yang ada dalam ingatannya adalah seorang anak SMA dengan tubuh sedikit berisi, namun tidak terlalu gemuk, berkulit putih, bentuk wajah oval, dan potongan rambut cepak yang di sisir ke atas gaya khas anak SMA. Sedangkan lelaki yang mengaku b

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Jaga Jarak

    "Kak!" Panggil Raya saat dia dan Meisya sedang menyantap makan siang mereka di kantin. "Hmm..." "Kira-kira kalo laki-laki udah beristri terus masih care sama kita, itu kenapa ya?" Tanya Raya dengan polosnya. Jelas saja pertanyaannya itu mengusik pendengaran teman-teman sejawatnya yang juga sedang makan di sekitarnya. Meisya buru-buru menghabiskan makanan yang baru saja di masukkannya ke dalam mulut, sebelum dia menjawab pertanyaan dari Raya."Paok kau lah, Ray! Makanya ku bilang dari dulu, mencewek kau. Biar gak bodoh kali jadi orang. Biar ada pengalamanmu sikit menghadapi buaya." Oceh Meisya panjang kali lebar, membuat mereka semua yang ada disitu menertawakan kebodohan dalam pertanyaan Raya. Raya yang tak terima di tertawakan hanya bersungut sambil memajukan bibirnya lima senti meter. Dan kembali melahap makanannya. "Aku kan nanyak loh we. Kalian ini sensi kali sama ku." Jawab Raya dengan menggunakan logat Meisya. Membuat teman-temannya kembali tergelak karena ulahnya. "Makany

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Sedikit Tekanan

    Degg!! Tiba-tiba saja jantung Raya seperti mendadak berhenti setelah mendengar pertanyaan Meisya. Sejujurnya dia menginginkan itu adalah berita palsu. Namun mau bagaimana lagi, yang menyampaikan informasi itu adalah orangnya sendiri. Bahkan Awan mengatakan kalau dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Raya sekarang. Raya tertawa kecil. dalam hatinya setelah memikirkan ini. Dia sempat merasa diatas angin setelah menghabiskan tiga hari dirumah sakit bersama mama Awan. Dengan segala cerita dan ocehan mama nya seolah mendatangkan kembali kenangannya tujuh tahun yang lalu. Dia pikir semua akan baik-baik saja. Dan dia tinggal menunggu waktu untuk kembali menjalin kasih dengan Awan. Ternyata dia salah. Kenyataan yang dia terima pagi ini benar-benar menghempaskan dia dari udara dengan ketinggian yang mungkin mencapai puncak gunung himalaya diatas permukaan laut hingga kedasar bumi. Namun bukan Raya namanya jika dia tidak bisa menyembunyikan segala kekacauan didalam hatinya dari orang lain

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Sepatu Terbang

    "Ayah?" Panggil Raya heran. Bagaimana ayahnya bisa terdampar di gedung ini. Ayah pun maju dan mendekati putri nya kemudian memasukkan Raya kedalam rangkulannya sambil tangan kanannya mengusap lembut kepala Raya. "Ternyata ini yang buat kamu betah dan jarang sekali mau pulang kerumah?" Goda Ayah sambil mengecup kecil pucuk kepala Raya. "Ishh... Apaan sih, Yah. Mana ada. Aku juga baru ketemu dia disini." Jawab Raya jujur pada ayahnya. "Masak?" Tanya ayah sambil menaikkan kedua alisnya seolah tak percaya dengan jawaban Raya. Raya hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. "Eh, ayah kok bisa ada disini? Ayah kok gak ngabari Raya ayah lagi di Bali. Terus ayah nginap dimana tadi malam?" Tanya Raya beruntun membuat Awan dan Ayah terkekeh geli melihatnya. Ayah semakin mengeratkan rangkulannya pada anak gadisnya ini, sebab selain gemas dengan kelakuannya dia juga sangat merindukannya. Jika saja Awan tidak mengabari mereka kalau dia bersama Raya dan berjanji akan selalu mengawasinya. Mungki

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11

Bab terbaru

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Awan Kecil

    Rencana mama Awan untuk melihat acara bridal shower calon mantu kesayangannua itu pun gagal. Begitupun rencana Awan yang menemui Raya disana. Sebab mamanya tidak mengizinkan dia untuk keluar dari rumah apapun yanh terjadi. "Ma, plis!" rengek pria itu. "Salah sendiri gangguin mama vc sama Raya." ucap wanita paruh baya yang kini sedang merajuk pada anaknya. Awan akhirnya menyerah dan membaringkan tubuhnya disamping ibunya dengan kepala berbantalkan paha ibunya. "Ma ..." panggil Awan. "Hmm?" sahut ibunya dengan tangan kanan mengutak atik handphone dan tangan kirinya mengelus rambut Awan. Wanita itu mengalihkan pandangannya saat Awan tak kunjung bicara. Dia kemudian tersenyum melihat betapa putra ini sudah tumbuh menjadi kelaki dewasa. Dengan sifat yang hampir keseluruhan adalah warisan dari papanya. Kecuali cuek dan galak dengan bawahan. Karena seringat mamanya, papanya adalah atas yang paling ramah dan loyal dengan bawahan. Kenangan masa lalu ketika Awan berusia 5 tahun sedang be

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Dipingit

    "Sayang, aku kangen." ucap Awan bermonolog sambil memandangi wajah Raya yang tercetak jelas memenuhi layar ponselnya. Sepuluh hari sudah berlalu sejak kepulangan mereka ke Jakarta. Dan selama itu pula. mereka tidak bertemu. Menahan segala kerinduan yang bergejolak didalam dada. Yang membuat pria itu semakin frustasi, sudah 3 hari ini calon istrinya itu bahkan tidak bisa dihubungi. Sungguh keadaan seperti ini tidak pernah dia harapkan. Ingin rasanya dia melihat wajah kekasihnya itu, namun video call nya selalu ditolak oleh gadis itu. Terpaksa dia harus pasrah dengan hanya berkirim pesan. Itupun dia mengirim dipagi hari, tapi dibalas siang hari. Bahkan pernah dibalas malam hari. Ternyata ucapan mamanya tidak main-main, mereka berdua beneran dipingit selama dua minggu. Peraturan yang aneh menurut pemuda itu, apa bagusnya pake acara dipingit-pingit segala. Yang ada malah membuat calon pengantin kehilangan semangat. Fikir pemuda itu sambil terus memandangi foto wajah calon istrinya yang

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Gara-gara Anu

    Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali tampak ramai sore ini. Pengunjung yang baru saja tiba juga yang akan berangkat tampak hilir mudik disekitarnya. Awan, Raya beserta mama Awan kini juga sudah berada disana sejak satu jam yang lalu. Ya, begitu pria itu menyelesaikan segala urusannya dengan RK Company di cabang Bali. Dia dan Raya langsung pergi menjemput mamanya yang menunggu di rumah Awan. Hari sebelumnya Raya dan mama Awan tidur dirumah Awan, sebab masih ada beberapa pakaian mamanya yang harus dikemas dan dibawa kembali ke Jakarta. Tampak ketiga orang itu kini sudah berada diruang tunggu pesawat, dan menantikan panggilan bagi para penumpang untuk memasuki pesawat mereka. "Sayang, fotoin." ucao Raya meminta Awan untuk mengambilkan foto dirinya dan calon mertua kesayangannya itu. "Oke." ucap pria itu santai. Berbagai pose dilakukan oleh kedua wanita tersayangnya, mulai dari pose kalem hingga pose random serta absurd, ahh, entah apalah namanya itu. Raya meminta ponsel A

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Milikmu

    "Kenapa?" tanya Awan heran melihat reaksi Raya. "Aku gak minta kamu buatkan restoran. Aku hanya ingin menikmati sunset di tepi pantai, sayang." ucap Raya. Dia tak habis fikir dengan pria di hadapannya itu. Bisa-bisa nya segala omongan lelucon masa SMA benar-benar dia wujudkan dengan cara yang diluar bayangan Raya. Seperti acara pertunangan mereka. Raya juga tidak menyangka bahwa impian asal yang dia sebutkan di masa lalu benar-benar di rekam oleh Awan dan di realisasikannya saat ini. Awan yang tadinya sangat menggemaskan di mata Raya bagaikan oppa-oppa korea, bahkan lebih tampan. Kini ketampanannya naik beribu-ribu kali lipat. Tampak senyum di bibir Raya semakin melebar tak mampu di tahan, pipinya pun tampak merona. Tiba-tiba saja Raya menjadi salah tingkah dihadapan pria yang saat ini sudah menjadi tunangannya itu. "Aku udah berjanji pada diriku sendiri. Apapun akan lakukan asal kamu bisa kembali denganku. Berjanjah, untuk tidak pernah pergi lagi. Aku tidak yakin akan mampu ber

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   R. House Cafe

    Setelah memastikan bahwa martabak pesanan calon mertuanya sudah tiba dengan selamat, barulah Raya merasa lega. Dia pun meminta izin untuk pulang terlambat, sebab akan mengajaknya untuk dinner diluar. Sesuai dengan rencana sebelumnya, Awan akan mengajak Raya ke cafe kecil miliknya itu malam ini. Awan sudah menghubungi manager cafe bahwa dia akan makan malam disana. Sepuluh menit kemudian mereka pun tiba.Mereka kembali kebuah desa dimana kecelakaan tadi pagi terjadi. Desa kecil dengan tingkat ekonomi rendah, sebab hampir semua penduduk bermata pencarian sebagai nelayan. Awan terkenang akan 3 tahun yang lalu. Hari itu, hujan cukup deras. Awan menemukan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun kedinginan sedang berteduh di halte sendirian saat dia akan kembali kerumah dari arah Denpasar. Dia kemudian berhenti dan berjalan menggunakan payung menghampiri anak laki-laki itu. Setelah berbincang sedikit. Akhirnya dia mau diantarkan pulang oleh Awan. Dan Awan pun sampailah pada desa ini. Te

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Menemani Bu Eva

    "Kalian dimana?" tanya mama nya di seberang sana. "Lagi dirumah sakit, Ma." jawab Awan sambil menoleh kepada Raya yang sedang nerangkul ibu Eva yang menjadi korban kecelakaan tadi. "Apa Raya baik-baik saja?" tanya mamanya dengan tergesa-gesa. "Mama segera kesana, katakan kalian berada dirumah sakit mana." tanya mama Awan lagi sambil bergegas mengambil tas nya dan berjalan menuju pintu. "Ma! Ma! Sabar! Tarik nafas mama dulu, lalu buang. Lakukan berulang-ulang sampai mama tenang." Awan berusaha menenangkan mama nya yang sudah terlanjur panik. Sebab wanita setengah baya itu mendapat laporan dari orang-orangnya bahwa Awan dan Raya mendapatkan sedikit masalah diperjalanan. Mereka dikerumuni oleh warga desa karena terjadi sebuah kecelakaan kecil yang mana mereka terlibat didalamnya. Dia tau bahwa Raya tidak terluka ketika insiden itu, tapi yang dia khawatirkan adalah Raya akan terluka karena warga desa. Sebab dia sering melihat beberapa video yang sempat berseliweran di beranda sosia

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Insiden

    "Kamu lupa calon suami mu ini siapa?" tanya Awan. "Hmm... yayaya... Seorang CEO muda berbakat yang punya banyak saham dan investasi dimana-mana." jawab Raya sambil memutar bola matanya malas. Awan merasa gemas melihatnya, dan mencoba untuk menarik hidungnya kembali. Namun Raya dengan sigap menutup hidungnya. Awan tersenyum manis dan kembali fokus melajukan mobilnya. Brakkk!! Awan dan Raya terkejut lalu menghentikan laju mobilnya. "Kamu tunggu disini, jangan kemana-kemana. Ok?" ucap Awan. Raya hanya mengangguk pasrah dan menggenggam erat seatbelt nya dengan perasaan cemas. Awan pun turun untuk memeriksa keadaan di belakang. Warga sekitar yang nelihat kejadian juga berjalan mendekati mereka. Ternyata ada seorang pengendara sepeda motor bersama anak dan istrinya menabrak bagian belakang mobil Awan. Awan segera berusaha membantu si bapak untuk bangun, sementara ibu dan anak dibantu oleh warga yang berdatangan. "Maaf ya, pak!" ucap Awan. "Tidak, bli! Saya yang salah. Saya bawa k

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Calon Mertua

    "Ma, pulang yuk!" ajak Awan. "Kamu pulang aja sendiri." Wanita paruh baya itu tak memperdulikan rengekan putranya, dia terus saja sibuk dengan handphone nya. "Udah seminggu, ma, mama disini. Ayo dong kita pulang!" Rengek Awan lagi pada mamanya. Ya, sejak kejadian terakhir di Bandara kemarin mama nya memutuskan untuk tinggal di kostan Raya. Dia tidak mau tinggal bersama dengan Awan. "Mulai sekarang pokoknya anak mama cuma Raya. Udah sana kamu pulang. Mama mau nemani Raya aja disini." usir mamanya. "Nanti malam papa nelpon, aku harus bilang apa. Ayo dong, ma!" ajak Awan sekali lagi. "Udah sih, Wan. Biar aja mama disini. Nanti kami yang hubungi papa." sela Raya untuk mengehentikan perdebatan kedua ibu dan anak itu. "Masih aja pangil, Wan Wan." Awan memutar bola matanya malas. Sekarang gantian dia yang ngambek sama Raya. Sebab dia meminta Raya untuk memanggil nya sayang. Namun gadis itu masih saja menolak. "Ishh, apasih. Udah ah pergi sana. Udah malem, kami mau istirahat." usir Raya

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Aku Merindukanmu

    Matahari sudah hampir mencapai tepat diatas kepala, barulah Raya mengerjapkan matanya. Melihat kesekitar, Bunda sudah tidak ada disampingnya. Dia pun mengarahkan pandangannya kepada jam dinding yang terpasang rapi di dinding kamar. Jarum jam menunjukkan pukul 11.25 WIB. Dia pun tersentak, dan langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. "Bunda, kenapa gak banguni Raya?" keluh Raya setelah turun dari tangga, dan mendapati kedua ibu yang dia sayangi itu sedang becengkrama mesra di ruang keluarga. "Gimana mau dibanguni, kamu aja baru tidur jam lima." lalu Bunda merangkul Raya yang kini sudah duduk disampingnya. Raya jadi teringat perbincangannya dengan sang Bunda tadi malam perkara pertanyaannya yang memancing tawa Bundanya. Hingga muncullah segala nasihat dan petuah dari seorang ibu yang penuh dengan kasih dan sayang itu. "Hahaa..." gelak tawa Mama Awan memancing perhatian kedua ibu dan anak yang sedang saling berpelukan dalam duduknya itu. "Raya, tidak perlu takut

DMCA.com Protection Status