Share

BAB 4

Author: Bluside
last update Last Updated: 2023-08-09 19:23:24

Langit yang tadinya gelap kini telah berubah warna menjadi biru terang. Begitupun dengan sang surya yang telah kembali menjalankan tugasnya untuk menerangi bumi. Sama halnya dengan wanita berambut panjang yang telah bangun dari tidurnya untuk memulai aktivitas.

Dia menatap pantulan dirinya pada cermin itu. Kini dia telah menggunakan kemeja putih yang dia gulung hingga sebatas siku dengan rok merah selutut, menjadi pilihan pakaiannya hari ini.

KREK...

Dia berjalan keluar dari kamar miliknya. Lalu berjalan ke arah dapur, di meja makan itu tersaji sarapan yang telah dia siapkan sejak beberapa menit yang lalu. Membuat sarapan adalah salah satu hal yang harus dia lakukan setiap harinya.

Wajib!

Setelah memastikan semuanya telah siap. Kedua kaki telanjangnya berjalan ke arah sebuah pintu yang tidak jauh berbeda dari dapur. Dia terdiam di depan pintu itu, tangan kanannya terangkat untuk mengetuk pintu itu.

Namun, tangannya tiba-tiba terhenti. Terlihat raut wajah yang sulit di jelaskan pada wajah cantik itu. Hingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan niatnya yang sempat tertunda.

Tokk... Tokk... Tokk...

Setelah mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali, dia berjalan mundur beberapa langkah dari pintu itu. Beberapa detik kemudian pintu itu terbuka.

KLEK!

Seorang pria paruh baya pun terlihat dari balik pintu itu. Dia menggaruk belakang kepalanya dengan kedua matanya yang belum sepenuhnya terbuka.

"Ayah..." ucap Keira.

"Ada apa?! Kau mengganggu tidurku!"

"S-Sarapannya sudah siap."

Benar, pria bernama Dylan Asher itu adalah ayah Keira. Selama ini dia tinggal bersama ayahnya di rumah yang sudah berdiri dari sejak dia kecil. Yah, hanya mereka berdua.

BRAK!

Tanpa berkata-kata Dylan menutup pintu itu dengan keras hingga membuat Keira terlonjak. Melihat respon ayahnya, Keira memutuskan untuk kembali ke dapur. Dia duduk di meja makan untuk menunggu ayahnya di sana.

Sekarang kalian sudah tahu bukan, alasan mengapa dia wajib menyediakan sarapan setiap paginya? Itu karena perintah ayahnya, Dylan.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah dapur. Berbeda dari penampilan yang sebelumnya, kini pria paruh baya itu terlihat jauh lebih rapi dari sebelumnya. Dia menarik salah satu kursi dan duduk di meja makan itu bersama putrinya.

Kedua mata hazel yang sama persis dengan milik Keira menatap roti panggang yang ada di hadapannya saat ini. "Hanya ini?"

"M-Maafkan aku ayah, aku belum sempat pergi berbelanja," ucap Keira. Terdengar dengan jelas ketakutan dari suara Keira.

Tanpa berkata-kata, Dylan memakan roti panggang itu. Melihat itu Keira tersenyum tipis dan ikut memakan sarapan miliknya seperti yang ayahnya lalukan.

Selalu seperti ini setiap paginya, dimana hanya keheningan yang menjadi teman sarapan di antara ayah dan anak itu. Keira sesekali melihat ke arah ayahnya.

Wajah yang sudah tidak muda lagi itu begitu mirip dengannya. Khususnya mata hazel itu yang di wariskan oleh Dylan kepadanya. Bahkan beberapa tetangganya mengatakan betapa miripnya mata mereka. Lalu, apakah dia merasa senang akan pujian itu?

Entahlah.

Keira segera menyelesaikan sarapannya, melihat jarum pendek pada jam tangannya yang sudah menunjuk pada angka tujuh. Dia beranjak dari kursi itu dan menghampiri Dylan. "Ayah, aku akan berangkat kerja."

GREB!

Namun tiba-tiba, Dylan memegang tangannya dengan cukup kuat. "Darimana kau malam itu?" tanya Dylan.

Kalian tentunya mengerti maksud dari pertanyaan Dylan saat ini.

Keira tertegun mendengar pertanyaan dari ayahnya. Malam itu, dia pulang cukup larut karena dia harus menunggu bus cukup lama. "A-Aku pergi bersama teman-teman kerjaku ayah."

Kalian tahu saat ini dia sedang berbohong kepada ayahnya, mengingat malam itu dia pergi makan malam bersama Navier. Hingga...

"Aaahhh! Sakit ayah!" teriak Keira. "Kau menyakitiku!" Keira memegang tangannya yang sedang di remas dengan kuat oleh Dylan.

"Kau pikir kau bisa keluar dan pulang sesuka hatimu di rumah ini?!" marah Dylan.

BRUK!

"Awww!" Keira jatuh terduduk di atas lantai sambil meringis kesakitan, sebab Dylan yang telah mendorongnya. "A-Ayah..."

Yah, inilah sifat ayahnya yang tidak di ketahui oleh siapapun. Dylan begitu kasar kepadanya bahkan tidak jarang memakinya dengan kata-kata yang begitu menohok hati. Bahkan Dylan pernah mengurungnya di dalam kamar dua hari lamanya.

"Seharusnya kau bersyukur karena aku telah membesarkanmu dan aku terima di rumah ini!" teriak Dylan. "Kau sama saja dengan wanita sialan itu!"

BRAK!

Dylan beranjak dari meja makan itu, tidak memperdulikan kaki putrinya yang baru saja dia tendang ataupun ringisan dari putrinya. Dia pergi meninggalkan Keira yang hanya bisa tertunduk dan menggigit bibirnya dengan kuat.

Kemana ayahnya yang selalu tersenyum?

Kemana ayahnya yang selalu tertawa?

Dan kemana ayahnya yang selalu menyayanginya?

"Hiks... a-aku merindukanmu yang dulu ayah... hiks..." tangis Keira dengan pilu.

...

Di dalam ruangan itu terlihat beberapa orang yang sedang duduk bersampingan, dengan sebuah meja kaca berukuran besar yang berada di hadapan mereka. Di atas meja itu terlihat beberapa kertas juga laptop.

Semua pasang mata yang ada di dalam ruangan itu tertuju pada sebuah layar proyektor yang berada di depan sana. Khususnya pria bermata biru itu, dia memperhatikan setiap angka yang di tampilkan di depan sana.

"Dan itulah penjualan akhir kita tahun ini Tuan Walsh, dimana kita mengalami peningkatan sebanyak tiga puluh persen dari sebelumnya," jelas wanita itu.

Tukk... Tukk... Tukk...

Navier mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja itu. Terlihat ketegangan pada wajah seluruh pegawai yang berada di dalam ruang rapat itu. "Hanya tiga puluh persen saja? Apa tidak bisa menjadi lima puluh?"

Navier merasa kecewa dengan hasil penjualan yang baru saja disampaikan kepadanya. Karena angka tiga puluh bukan lah angka yang dia ingin dengar.

"T-Tuan Walsh, kita baru saja meluncurkan smartphone terbaru kita tiga bulan yang lalu. Kami yakin penjualan kita kedepannya akan semakin meningkat!" ucap wanita itu dengan penuh keyakinan, yang di berikan anggukkan kepala dari yang lainnya.

Benar, Lyon Corp adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi khususnya smartphone. Perusahaan ini dapat di katakan sebagai perusahaan baru yang belum lama berdiri dibandingkan dengan perusahaan smartphone yang lainnya.

Namun hal itu tidak membuat Lyon Corp menjadi perusahaan yang tidak dapat di pandang rendah. Karena kenyataannya, Lyon Corp merupakan salah satu perusahaan tersukses dan terbesar saat ini.

Hening.

Tidak ada satu suara pun yang terdengar di dalam ruangan itu. Sebab Navier yang sama sekali tidak memberikan tanggapan. Matanya lalu melihat ke satu arah. "Bagaimana menurutmu Nyonya Keira?"

DEG!

Keira gelagapan. "M-Maaf?"

Navier menghela nafas. "Bagaimana menurutmu? Apa penjualan kita bisa meningkat?"

Keira tiba-tiba berdiri dari kursinya. "A-Ah... m-menurut saya... itu..."

Yeeun yang duduk di samping Keira membulatkan matanya. Dia segera menarik tangan Keira agar kembali duduk. "Apa yang kau lakukan Keira?!" bisik Yeeun.

Habislah sudah, dia sudah dapat menebak apa yang akan selanjutnya terjadi. Teman kerjanya itu telah membuat kesalahan.

"Nyonya Keira, apa kau sama sekali tidak memperhatikan rapat ini?" tanya Navier memijat dahinya dengan pelan.

"M-Maafkan saya karena sudah tidak memperhatikan rapat ini dengan baik Tuan Navier," ucap Keira meminta maaf dengan menundukkan kepalanya beberapa kali.

Detik itu juga semua mata pegawai di dalam ruangan itu melotot begitupun dengan Yeeun yang bahkan sampai di buat ternganga. Mereka benar-benar di buat terkejut mendengar ucapan Keira.

"Navier?" Navier mengerutkan alisnya. "Berani sekali kau memanggilku seperti itu!" marah Navier.

DEG!

Keira mengangkat kepalanya yang tertunduk saat itu juga. Terlihat kebingungan yang begitu jelas pada wajahnya. "Huh? Tapi anda sendiri yan--"

"Keluar," tegas Navier.

"T-Tapi... tapi..." gagap Keira.

Navier menunjuk ke arah pintu. "AKU BILANG KELUAR NYONYA KEIRA!" teriak Navier memenuhi ruang rapat itu.

...

Keira memukul dan menendang pintu toilet itu berulang-ulang kali. Dia tidak peduli jika pintu toilet itu rusak karenanya. "Aahhh! Sialan!" teriak Keira.

Keira tidak ambil pusing jika saja ada yang mendengar suara teriakannya. "Dia benar-benar sangat menjengkelkan!" Keira menjadikan pintu toilet itu sebagai pelampiasan amarahnya.

Dia benar-benar merasa kesal saat ini, perasaannya campur aduk. Dan tentunya kalian tahu alasan dari rasa kesal Keira saat ini.

Yah, Navier.

Pria itu benar-benar aneh. Bukankah Navier sendiri yang mengatakan kepadanya untuk memanggilnya dengan nama depan saja malam itu? Lalu kenapa Navier malah memarahinya?

Kenapa?!

Selain itu, memang dia akui selama rapat berlangsung dia sama sekali tidak memperhatikan rapat itu. Tapi, apakah perlu sampai Navier mempermalukannya seperti ini di hadapan pegawai yang lainnya?

Tes... Tes... Tes...

Tanpa Keira sadari air mata menetes dari matanya, mengalir membasahi kedua pipinya. "Hiks... i-ini sangat keterlaluan... hiks..." tangis Keira.

Buruk.

Hanya satu kata itu saja yang dapat mendeskripsikan hari ini. Benar-benar hari terburuk baginya. Dimana harinya dimulai dengan perlakuan kasar ayahnya dan sekarang dia telah di permalukan oleh atasannya.

Menyedihkan, benar-benar menyedihkan.

"Hiks... h-harusnya aku menolak tawaran darinya... hiks..." isak Keira.

Jika tahu Navier akan bersikap seperti ini kepadanya, semalam dia pasti akan menolak tawaran Navier. Sepertinya dia sudah terlalu cepat merubah penilaiannya tentang Navier, karena pria itu memang tidak sebaik yang dia kira.

Keira melihat pantulan wajahnya pada kaca itu, lalu mengusap air matanya dengan cukup kasar. Dia sudah cukup lama menangis dan berada di dalam toilet. Kini saatnya dia untuk kembali karena rapat pasti sudah selesai lima menit yang lalu.

"Hufftt..." Keira menarik nafas dalam-dalam. Berusaha untuk menenangkan dirinya. "Okay, let's smile Keira. It's fine."

Setelah merasa jauh lebih tenang Keira pun keluar dari toilet. Dan benar saja, dia melihat ruang rapat yang sudah kosong, tidak ada siapapun di dalam sana. Dia berjalan menuju meja kerjanya. Namun ada yang aneh, yaitu beberapa pasang mata yang melihat secara bersamaan ke arahnya.

"Keira! Kau dari mana saja?" khawatir Yeeun yang langsung menghampiri Keira. Sedari tadi dia sudah menunggu Keira.

"Aku habis dari toilet," jawab Keira. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Memangnya ada apa?

Yeeun terlihat gelisah, sesekali menggaruk belakang lehernya. "I-Itu... kau..." gagap Minji.

Keira mengerutkan alisnya. "Ada apa denganmu?" bingung Keira yang lalu berbalik untuk duduk di meja kerjanya. "Kosong?!"

Betapa terkejutnya Keira saat melihat meja kerjanya yang telah kosong. Semua barang-barang miliknya hilang tak tersisa. Meja itu benar-benar bersih seperti baru.

"Y-Yeeun! Kemana semua barang-barangku?! Kenapa semuanya hilang?!" panik Keira.

Yeeun memegang bahu Keira. Dia menatap Keira. "Tenang kan dirimu Keira, dengarkan aku baik-baik," Yeeun terdiam sejenak. "Mulai hari ini kau akan menjadi sekertaris Tuan Walsh."

Dan detik itu juga Keira melotot dengan sempurna. "APA?! SEKERTARIS?!"

Related chapters

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 5

    Disinilah aku berada saat ini, di dalam ruangan yang cukup besar. Di dalam sini terdapat satu meja kayu jati yang cukup panjang. Terdapat barang-barang milik ku yang sempat hilang beberapa menit yang lalu di atas meja jati itu.Aku berjalan ke arah meja itu, kemudian duduk dengan perlahan. Kursi ini sangat rupanya sangat nyaman dari yang kukira. Jauh berbeda dengan kursi milikku yang sebelumnya. Mataku kembali melihat sekeliling ruangan yang di dominasi oleh warna coklat gelap ini.Terdapat beberapa vas bunga yang di tata dengan sediam rupa di dalam ruangan ini. Sementara di belakangku terdapat sebuah rak buku yang di isi oleh map dengan berbagai macam warna. Semuanya di tata dengan sangat rapi.Aku lalu mengambil benda yang terbuat dari plastik di atas meja ini. Dan beberapa detik kemudian kedua mataku membulat dengan sempurna, setelah membaca tulisan yang ada di papan nama itu.'Keira Asher, Personal Secretary.' Benar, namaku tertulis dengan jelas pada papan nama itu. Membuatku mem

    Last Updated : 2023-10-11
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 6

    Manik hazel itu menatap kendaraan yang sedang berlalu lalang di hadapannya, juga gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Entahlah, semua pemandangan itu selalu terlihat menarik baginya.Dia begitu menyukai suasana langit sore yang begitu menenangkan, di matanya semuanya terlihat begitu indah. Ternyata benar kata pepatah, dimana pun kau berada kau pasti akan menemukan sebuah keindahan. Meskipun hanya kau seorang diri yang menyadarinya.Namun saat sedang terhanyut, pikirannya yang tenang tiba-tiba menjadi buyar. Sebab mengingat ucapan Navier kala itu. "Hah... sebenarnya apa yang salah dengannya?" gumam Keira.Keira benar-benar di buat bingung juga gelisah dengan sikap Navier yang begitu ajaib. Sikap Navier bahkan lebih sulit untuk di mengerti dari soal matematika yang pernah ia kerjakan sebelumnya.Keira menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Ahhhh! Aku bisa gila!" teriaknya tertahan.PUK! "Hey! Kau baik-baik saja?"Mendengar suara itu Serena perlahan-lahan meno

    Last Updated : 2023-12-30
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 7

    “Selamat pagi Keira!”“Selamat pagi Keira!”Sang pemilik nama yang mendengar semua sapaan itu merasa terkejut. Pasalnya ini hal yang belum pernah terjadi sepanjang karirnya bekerja di Lyon Corp, terlebih lagi sebelumnya ia selalu mendapatkan tatapan sinis dari beberapa rekan kerjanya. Namun sekarang? Mereka menyapa dan tersenyum kepadanya.Baik, ini adalah hal yang sangat baik.Perasaan senang pun menyelimuti hati Keira, sebuah senyuman terukir pada wajah cantiknya. “Selamat pagi!” balas Keira dengan semangat dan ramah.KIni Keira telah berada di ruangan miliknya dan hal pertama yang ia lakukan adalah mengambil beberapa map berisikan berkas yang berada di meja miliknya. Ia kemudian keluar dari ruangan miliknya dengan mebawa map-map tersebut. Kedua kaki dengan sepasang high heels hitam berjalan melewati beberapa ruangan, membuatnya sesekali berpapasan dengan pegawai lainnya.Hingga langkahnya berhenti di depan sebuah pintu berukuran besar di antara pintu yang lainnya. Ia menganggkat ta

    Last Updated : 2024-01-02
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 8

    Keira menatap dirinya pada pantulan cermin itu, mengeluarkan sebuah lipstick merah dari dalam tas miliknya. Ia memoleskan dengan perlahan lipstick itu pada bibir seksinya, membuat penampilannya semakin mempesona dengan rambutnya yang ia biarkan tergerai dengan indahnya. Tidak perlu khawatir, perusahaan tempat ia bekerja tidak memiliki peraturan yang mengharuskan pegawai wanita untuk mengikat rambut.Setelah merasa puas dengan penampilannya ia kembali memasukkan lipstick dengan harga yang cukup mahal itu ke dalam tas miliknya. Ia kemudian mengeringkan tangannya yang sedikt basah dengan menggunakan tissue yang selalu di sediakan di dalam toilet itu.Keira melihat layar ponsel miliknya. “Hah… sepertinya aku datang terlalu cepat.”Bukankah ia terlalu rajin? Bahkan waktu di ponsel miliknya masih memperlihatkan angka tujuh. Well, ini memang bukan yang pertama kalinya ia datang lebih cepat dari pegawai lainnya hal seperti ini sering terjadi.Dan karena itu, bukankah ia seharusnya mendapatkan

    Last Updated : 2024-01-03
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 9

    Tetes air terlihat berjatuhan dari langit membasahi bumi. Membuat beberapa orang berlarian dengan menggunakan jaket ataupun tas mereka, sementara sebagian dari mereka lebih memilih untuk berlindung dari setiap tetesan air itu, seperti yang di lakukan oleh Keira saat ini.Wanita berambut panjang itu sedang berlindung di samping pintu masuk gedung pencakar langit itu. Ia berdiri di sana sambil memegang tas miliknya yang cukup berat, ia terpaksa menuggu hingga hujan reda sebab tidak membawa payung sepert yang lainnya. Dan juga tidak ingin jatuh sakit jika ia memaksakan diri untuk menerobos hujan yang cukup lebat itu.Mata hazel-nya menatap setiap tetes hujan itu sambil melamun, mengabaikan keadaan di sekitarnya. Ia memang sangat menyukai hujan karena dapat membuatnya merasakan sebuah ketenangan dari suara setiap tetes hujan yang membasahi aspal itu. Namun kali ini untuk yang pertama kalinya hujan tidak dapat menenangkan pikirannya.Dia memegang dadanya dan ia dapat merasakan jantungnya y

    Last Updated : 2024-01-03
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 10

    Baiklah, sepertinya sekarang Keira benar-benar akan melompat keluar dari mobil sialan ini! Ia sungguh ingin menghilang dari pria yang saat ini berada di sampingnya, yang sedang menatapnya dan menunggu jawaban darinya. Seketika ia langsung menyesali keputusannya menaiki mobil ini, seharusnya sejak awal ia tetap menolak dan pulang dengan bus.Kali ini ia benar-benar mati kutu.Keira menggaruk belakang lehernya dengan canggung. “S-Saya hanya khawatir saya mengganggu anda yang sedang tidur, Tuan Navier,” jawab Keira.Navier menegakkan tubuhnya. “Anda telah mengkhawatirkan hal yang tidak penting.”Sudah, cukup sudah.Pria bermarga Walsh itu sungguh telah berhasil membuatnya tidak dapat mengatakan apapun lagi. Hingga detik ini Keira masih bertanya-tanya, apa yang membuat pria itu begitu di gilai oleh rekan-rekan kerjanya?Baiklah… baiklah, ia tahu kalian pasti akan mengatakan hal itu.Wajah.Itu bukan yang kalian ingin katakan kepadanya untuk yang kesekian kalinya? Meskipun ia akui wajah Na

    Last Updated : 2024-01-05
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 11

    Keheningan langsung menyelimuti mereka saat itu juga. Keira dan Navier saling bertukar pandangan antar satu sama lain, hingga Keira segera tersadar dan menggelengkan kepalanya. “A-Ah, bukan Tuan. Sebelumnya perkenalkan, saya Keira sekertaris pribadi Tuan Walsh,” ucap Keira dengan sopan.Benar, Keira lah wanita yang di maksud oleh Peter, yang juga telah berhasil menarik perhatian dari beberapa pegawai yang sedang berada di lobby perusahaan.Peter tertawa kecil. “Ah, maafkan saya karena telah mengira anda kekasih Tuan Walsh,” ucapnya merasa tidak enak karena telah salah sangka.Keira melirik Navier, membuat mata mereka saling bertemu. Keira menunjukkan rasa kesalnya kepada Navier yang hanya diam saja, bukannya menanggapi pertanyaan Peter beberapa detik yang lalu. Sungguh sangat menjengkelkan.“Tidak apa-apa Tuan. Anda tidak perlu minta maaf,” ucap Keira dengan ramah.Peter menoleh, melihat pria tampan yang masih berada di sampingnya. “Tapi bukankah anda memiliki sekertaris yang sangat c

    Last Updated : 2024-01-06
  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 12

    Pintu mansion itu terbuka dengan lebar, mempersilahkan sang pemilik mansion untuk memasuki kediamannya. “Selamat datang Tuan...” sambut pembantu itu membungkukkan badannya dengan sopan.“Sudah aku bilang, tidak perlu menyambutku seperti ini bibi,” ucap Navier melepas dasi yang seharian telah menggantung pada lehernya, juga tidak lupa untuk membuka dua kancing atas kemeja miliknya.Yah, sudah tidak terhitung berapa kali ia mengatakan kepada pembantunya agar tidak perlu menyambutnya setiap kali ia pulang, bahkan ia sama sekali tidak pernah memerintahkan pembantunya untuk melakukan hal itu. Jadi hal ini murni di lakukan atas inisiatif pembantunya sendiri.Entahlah, dia kurang menyukai dirinya yang di perlakukan selayaknya Tuan besar.“Tidak apa-apa Tuan, sudah menjadi kebiasan bagi saya,” senyum pembantu itu.Navier menghela nafas. “Hah... baiklah kalau begitu,” ia lalu berjalan ke arah tangga namun sebelum menaiki tangga itu, ia berbalik ke belakang. “Oh iya, aku lupa. Tidak perlu menyi

    Last Updated : 2024-01-08

Latest chapter

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 39

    Semuanya telah kembali seperti semula, begitupun dengan Keira yang kembali melakukan tugasnya sebagai sekertaris pribadi Navier. Seperti sebelumnya, ia mengatur semua jadwal Navier untuk beberapa bulan kedepan yang jauh lebih padat dari beberapa bulan yang lalu, yang mana merupakan akibat dari hilangnya Navier secara tiba-tiba.Tidak, bukan hanya Navier saja Keira pun harus mengerjakan beberapa laporan yang sudah terbengkalai selama beberapa hari. Mau bagaimana lagi, ia tidak memiliki pilihan lain selain mengerjakan semua hal tersebut karena sudah menjadi tugasnya sebagai sekertaris pribadi Navier. Namun ada yang aneh dan keanehan itu membuat Keira tidak dapat berkonsentrasi melakukan tugasnya.Keira menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Tidak… fokuskan dirimu Keira,” gumam Keira.Mata hazelnya perlahan melihat ke arah Navier hyang sedang duduk di seberang sana dari balik laptopnya. Ia memperhatikan kacamata yang bertengger pada hidung mancung itu, kedua mata biru di balik kacamata i

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 38

    Keira dan Navier saling menatap antar satu sama lain, kebingungan menyelimuti mereka melihat Yeeun saat ini yang sedang membungkukkan badan di hadapan Navier. Dan yang semakin membuat bingung hal tersebut ialah ucapan Yeeun beberapa detik yang lalu.“Nyonya Yeeun, tegakkan badan anda,” ucap Navier.Sesuai dengan ucapan Navier, Yeeun perlahan menegakkan badannya menjadi berdiri di hadapan Navier yang saat ini sedang menatapnya.“Yeeun, ada apa? Apa kau baik-baik saja?” tanya Yeeun sedikit merasa khawatir.Yeeun menatap Navier dan Keira secara bergantian, lalu menghela nafas. “Tuan Walsh, maafkan saya. Saya telah berbohong pada rekan-rekan kerja saya yang lainnya tentang anda dan Keira,” jelas Yeeun merasa tidak enak.Sudah ia katakan sebelumnya bukan? Kalau ia akan meminta maaf dan memberitahukan kepada Navier juga Keira atas kebohongan yang telah ia lakukan kepada rekan-rekan kerjanya. Dan itulah yang sedang ia lakukan saat ini.“Apa yang telah anda katakan pada mereka?” tanya Navier

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 37

    Heboh.Hanya satu kata itu saja yang dapat menggambarkan situasi di dalam gedung pencakar langit itu saat ini. Terdengar berbagai macam pembicaraan yang membuat orang-orang di dalam sana menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda. Dan yang menjadi penyebab kehebohan mereka saat ini adalah atasan mereka bersama sang sekertaris pribadi.“Hey! Hey! Apa kau lihat mereka?!”“God! Bukankah mereka terlihat begitu dekat?!”“Kenapa mereka datang bersama?”“Apa mereka melakukan perjalanan bisnis bersama?!”Yeeun membalikkan badannya. Ia bahkan berusaha untuk menutupi wajahnya dari balik komputer miliknya, ingin rasanya ia menghilang dari kerumunan rekan-rekannya yang sedang membicarakan Keira dan Navier. Bukan tanpa alasan, itu karena ia tidak ingin di serbu dengan berbagai macam pertanyaan oleh rekan-rekannya.Ia tahu kalau hari ini Keira dan Navier akan kembali masuk bekerja, namun ia sama sekali tidak tahu kalau keduanya akan datang bersama!Kacau, ini benar-benar kacau!Yeeun mengumpat dalam ha

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 36

    Hari telah berganti dengan sang surya yang kembali menyinari seluruh makhluk hidup di muka bumi. Hal itupun menjadi pertanda bagi manusia yang ada di bumi untuk kembali memulai hari dan aktivitas yang telah menunggu mereka. Begitupun dengan wanita dengan kemeja biru muda yang sedang melihat penatulan dirinya di depan cermin, ia sibuk mengatur rambut panjang selembut sutra miliknya.Ia sedikit berputar agar dapat melihat penampilannya secara keseluruhan, memastikan jika penampilannya telah sempurna. Dan sebagai sentuhan akhir ia memoleskan sebuah lipstick merah muda pada bibirnya. “Perfect!” senyum Keira.Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia duduk di pinggir ranjang itu. Kali ini ia akan menggunakan high heels hitam senada dengan tas yang akan ia gunakan untuk melengkapi penampilannya.Keira memegang dadanya. Ia dapat merasakan jantungnya yang berdetak dengan cukup kencang. “Gosh… aku sangat gugup,” gumam Keira.Yah, ia merasa gugup saat ini. Bukan tanpa alasan, melainkan karen

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 35

    Navier berjalan menuruni tangga itu dengan membawa ponsel miliknya. Kedua kakinya berjalan menyusuri mansion miliknya melewati ruang makan, ruang tamu, hingga akhirnya ia berada di taman belakang. Kaki telanjangnya menginjak lantai pinggir kolom renang yang basah itu dengan hati-hati, ia tidak ingin terpeleset apalagi sampai jatuh karena dirinya pasti akan terlihat konyol jika itu terjadi.Mata birunya lalu melihat seorang wanita yang duduk di salah satu kursi tamannya, sepertinya wanita itu sedang menikmati pemandangan taman pribadinya. Ia pun memutuskan untuk berjalan menghampiri wanita itu lalu duduk di samping sang wanita.“Apakah indah?” tanya Navier.Keira menoleh cukup terkejut mendapati Navier yang sedang duduk di sampingnya dengan jarak yang cukup dekat. “Sangat indah. Apa kau sendiri yang menanamnya?”Begitu banyak berbagai macam jenis bunga di taman ini yang di tanam dengan begitu rapi juga terawat dengan baik. Hampir seluruh bunga kesukaannya ada di taman ini, hal itu memb

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 34

    Mata hazel itu melihat setiap sisi kamar berukuran luas yang di dominasi oleh warna coklat itu, kamar itu bergaya klasik khas Eropa dengan perabotan yang sebagian besar terbuat dari kayu. Matanya tak dapat berpaling sedikitpun dari setiap sisi kamar yang menurutnya sangat luar biasa itu. ia benar-benar seperti sedang berada di dalam kamar seorang ratu yang selama ini selalu ia lihat di dalam film yang ia tonton.Indah.Hanya itu satu-satunya kata yang dapat ia gunakan untuk mendeskripsikan kamar yang telah menjadi miliknya itu. Saat ini Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya namun ia tak tahu harus merasa senang atau tidak, mengingat kebenaran yang baru saja ia ketahui kemarin malam, saat itu dunianya benar-benar akan runtuh.Keira menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Tidak… sekarang tenangkan pikiranmu Keira,” gumamnya.Ia hanya ingin melupakan sejenak kebenaran memalukan yang baru ia ketahui setelah sekian lama. Sebentar saja, ia ingin menjernihkan pikirannya dan menikmati kamar

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 33

    Wanita dengan rambut hitam yang tergerai itu terlihat gelisah, ia tidak dapat duduk dengan tenang sejak beberapa menit yang lalu atau mungkin lebih tepatnya sejak ia menaiki mobil dengan harga fantastis itu. Kegelisahan itu terlihat darinya yang sedang menggigit kukunya saat ini, yang mana merupakan salah satu kebiasan yang ia lakukan saat sedang merasa gelisah maupun gugup.Mata hazel-nye melirik ke arah pria yang sedang duduk di sampingnya dengan kedua mata yang terpejam. Pria itu terlihat begitu tenang sangat jauh berbeda dengannya yang terlihat seperti cacing kepanasan, sebab pria itulah penyebab dari kegelisahannya saat ini.Selain penyebab lain ialah karena dirinya yang di paksa untuk ikut masuk ke dalam mobil ini beberapa menit yang lalu hingga membuatnya tidak memiliki kekuatan untuk menolak. Untuk kesekian kalinya ia mengutuk dirinya karena tidak dapat menolak permintaan atasannya itu.“Aku benar-benar bodoh!” gumam Keira memukul kepalanya dengan pelan.Tidak lama kemudian mo

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 32

    Keira melihat jam yang tertera pada layar ponselnya. Entah sudah berapa lama ia duduk di halte itu, ia sedang menunggu bus yang ingin ia tumpangi sejak setengah jam yang lalu namun hingga detik ini bus yang ia tunggu tak kunjung datang. Ia melihat sisi kanan dan kirinya tidak ada siapapun di halte itu selain dirinya.Keira menghela nafas. “Hah… kenapa lama sekali?” gumam Keira merasa bosan.Karena tidak ingin rasa bosan membunuhnya ia memutuskan untuk pergi ke salah satu kedai kecil yang tidak jauh berada dari halte itu. Tangan kirinya terangkat mendorong pintu kaca itu sebab tangan kanannya saat ini sedang memegang tas miliknya yang cukup berat.“Selamat datang!” sapa seorang wanita paruh baya dengan ramah.Keira membalas sapaan tersebut dengan senyuman sebelum duduk pada salah satu meja yang ada di dalam sana. Sama saat ia berada di halte, di kedai ini juga tidak ada siapapun selain dirinya mungkin karena hari sudah malam.Ia meletakkan tas miliknya pada kursi kosong yang tepat bera

  • CEO Galak Itu Kekasihku   BAB 31

    Seorang wanita terlihat berdiri di depan sebuah rumah yang begitu gelap dengan garis kuning yang masih mengelilimgi rumah tersebut. Ia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini melihat rumah yang selama ini menjadi tempatnya berteduh menjadi sebuah tempat yang menyeramkan. Rumah itu terasa begitu asing baginya.Ia menelan ludahnya dengan susah payah dan dengan berat hati ia melangkahkan kedua kakinya berjalan masuk ke dalam rumah itu. Polisi yang berada di sana untuk menjaga rumah tersebut tidak sedikitpun menghambat langkahnya. Hingga kini ia sudah berada di depan pintu, tangan kanannya meraih gagang pintu itu dan membukanya dengan perlahan.Gelap.Tidak ada sedikitpun cahaya yang menjadi penerang. Dengan hati-hati ia berjalan menyusuri rumah itu berusaha agar tidak menyetuh apapun yang ada di dalam sana. Tangan kanannya ia gunakan untuk meraba tembok, hingga akhirnya menemukan sebuah saklar lampu.KLIK!Hanya dalam hitungan detik rumah yang sebelumnya gelap gulita menjad

DMCA.com Protection Status