Share

Superhero

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-08 20:50:00

Sudah dapat apa yang kamu cari Kirana?" Sebuah suara mengagetkannya saat perempuan berambut panjang itu menutup pintu mobil Darell.

"Louis, kenapa bisa di sini?" tanya Kirana juga dalam bahasa Perancis.

"Menemanimu, mungkin kau membutuhkan bantuan."

Kirana hanya tersenyum dan berkata, "Hanya mengambil blue print saja."

"Bagaimana dengan minimarket?"

"Kau mendengarnya?"

"Ya, itulah sebabnya aku mengikutimu."

"Terima kasih."

Louis memang sudah mengira ada kejanggalan pada Darell semenjak tadi. Semalam Darell bersikap acuh dan cenderung kasar pada Kirana, lalu pagi tadi ia sangat hangat dan romantis.

Lelaki Perancis ini tak tega melihat kepolosan Kirana yang dimanfaatkan oleh orang-orang sombong seperti Darell, juga Celline. Louis memang tak begitu paham dengan apa yang dibicarakan Celline pada Kirana, ia hanya mengerti minimarket, fre

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO Cassanova & Pelakor   Pengakuan Louis

    Louis mengelap tissue pada rambut Kirana yang basah. Sesekali Kirana mengangkat wajahnya dan memandang Louis yang duduk di sampingnya dalam mobil taxi online."Terima kasih," ucap Kirana berbahasa Perancis."Kapan saja," jawab Louis diiringi garis lengkung yang terbentuk dari bibir tipisnya.Kirana meletakkan kedua telapak tangannya di pangkuan dan memandang ke bawah lagi."Kau serius membatalkan kerjasama dengan Mas Darell?" tanya Kirana setelah mereka berdua terdiam cukup lama.Lois pun menghela napas panjang, dan menyandarkan tubuhnya yang lebih ramping dari Darell."Aku harus melakukannya," balas Louis.Kirana pun menunduk lagi sambil berkata perlahan, "Apa karena perlakuan buruk terhadapku?"Louis hanya tersenyum, sedikit melirik wajah polos Kirana. Kemudian tertawa pelan, merasa sedikit gemas dengan perempuan yang duduk di sampingnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-09
  • CEO Cassanova & Pelakor   Kekacauan Keluarga Maxwell

    Iswari menyentuh lengan James dan mengusapnya lembut. Apa yang baru didengarnya dari Louis sungguh menyulut emosinya."Dad! Kau pasti sudah mendengarnya dari bajingan ini ya! Bagus kalau begitu," seru Darell tanpa mengindahkan sopan santun."Berapa banyak kau minum?" tanya James pada putranya."Ha ha banyak sekali. Aku punya uang, dan aku bisa membeli semua minuman yang aku mau!" seru Darell.James kini beralih pada Celline yang sedari tadi diam saja. Diperhatikan tangan kanan keponakannya masih menggenggam kunci mobil dan wajahnya terlihat kesal namun menyimpan ketakutan."Kau tahu sesuatu Celline?"Perlaham Celline mengangkat dagunya dan mulai bicara, "Cukup banyak.""Hmm, kau yang mengemudi?""Benar Uncle Maxwell. Aku tak mengizinkan Darell melakukannya, minumnya sangat banyak dan kurasa itu membahayakan. Aku pun harus mengandalkan GPS karena tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-10
  • CEO Cassanova & Pelakor   Wedding Preparation

    Mobil Sports Lamborghini kebanggaan Darell segera melaju meninggalkan kantor Maxwell Group. Ia akan menuju cafe Red Mapple yang biasa dijadikan tempat hang out bersama teman-temannya.Sebenarnya di lobby kantornya sendiri sudah disediakan tempat untuk menjamu tamu yang datang. Dengan tata ruang berdesain minimalis dan modern serta fasilitas snack bar lengkap dengan kopi, teh dan air mineral. Sedangkan untuk tamu VIP tentu saja akan dijamu khusus oleh Darell sendiri, sesuai dengan kebutuhan tamunya.Karena pertemuannya kali ini bersifat pribadi dan rahasia, tentu saja Darell memutuskan untuk tidak melakukannya di kantor. Tak ingin ada yang mengetahui perihal rencananya, setidaknya sampai waktunya tiba.Sambil tersenyum, Darell memegang kemudi mobilnya dan bergumam, "Sebentar lagi tiba saatnya Kirana."Ia pun terus melaju sampai berhenti tepat di parkiran khusus VIP. Kunci mobilnya segera diserahkan pada petugas valle

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-11
  • CEO Cassanova & Pelakor   Wedding Day (Area 21+)

    Juwita terlihat sibuk saat Darell masuk ke dalam ruangannya. Sekretaris yang menggulung rambutnya itu hanya mengangguk menyapa saat melihat Darell, tanpa menyunggingkan senyum genit yang biasa ia sajikan.Sekilas Darell melirik apa yang dikerjakan oleh Juwita. Monitor computernya menunjukkan email yang harus diperiksa olehnya."Hmm, good girl," gumam Darell namun berhasil membuat Juwita menoleh dan berdiri menatapnya."Bapak perlu sesuatu?" tanyanya formal, sikap yang selalu ditunjukkan tiap kali berada di luar ruang kerja Darell."Tidak, ya sudah lanjutkan lagi pekerjaanmu. Oiya, tolong untuk jadwalku dua hari lagi kamu atur ulang. Aku baru bisa ditemui setelah jam makan siang ya!""Baik Pak!"Juwita pun kembali menekuni pekerjaannya sambil tersenyum begitu Darell masuk ke dalam ruangan. Seyuman yang sangat misterius.  

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-12
  • CEO Cassanova & Pelakor   The Bride

    "Huuh sial nasib gue, di hari pernikahan gue harus ngerasa kayak gini. Gini kali ya nasib cewek yang dikawin kontrak. Nggak ada harganya sama sekali," Jenny berjalan menyusuri apartemen sambil bergumam penuh kekesalan.Beruntung selasar apartemen sedang tak ada orang. Jadi Jenny tak perlu merasa malu berjalan tergesa-gesa dengan kebaya pengantin yang masih melekat erat di tubuhnya yang ramping."Huh awas kamu Darell, aku bakal bikim kamu benar-benar jatuh cinta padaku."Dengan kasar Jenny membuka pintu apartemennya dan melemparkan selop tingginya ke sembarang arah. Batinnya dipenuhi perasaan dongkol.Ia sangat mengerti kalau statusnya hanyalah istri kontrak Darell. Dia tahu kalau sewaktu-waktu CEO Playboy itu membutuhkan dirinya untuk menemani ia harus siap. Namun tak pernah ia menyangka kalau Darell akan mengusirnya dari kediamannya satu jam setelah mereka resmi menjadi pasangan suami istri.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-13
  • CEO Cassanova & Pelakor   Mau pamer Harta?

    Darell keluar dari kamar tidurnya. Ia akan melakukan olahraga ringan di mesin threadmill sebelum berangkat ke kantor.Sejenak ia melirik ke arah sofa tempat Jenny tertidur terbungkus selimut sebatas leher."Nekat juga anak ini," gumamnya dan mulai berlari di atas treadmill dan menimbulkan suara hentakan kaki yang membangunkan Jenny."Uuuh siapa sih berisik banget," keluh Jenny yang terpaksa bangun dari tidurnya.Perempuan yang baru menikah itu pun menoleh ke belakang, dan mendapati suaminya yang tengah berolahraga. Wajahnya yang mengantuk perlahan-lahan berubah cerah dan ia segera bangun mendekati Darell."Sayang," panggilnya namun tak digubris oleh Darell yang ternyata masih mengenakan headset.Merasa diabaikan, Jenny pun segera menekan tombol off pada mesin treadmill Darell."Apaan sih loe!" keluh Darell melepas headset."Kenapa sih kamu nyuruh ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-14
  • CEO Cassanova & Pelakor   Dipermalukan Di Pesta Kebun

    Pagi ini, kesibukan hadir di rumah keluarga Maxwell. Bukan hanya anggota keluarga dan pekerja tapi ada beberapa orang luar yang datang. Petugas catering, dekor dan juga teknisi yang akan mengatur perangkat elektrik.Di kamar Kirana sendiri tiga orang wanita tengah sibuk merias wajah dan menata rambutnya. Jelas Kirana yang tak terbiasa dengan perlakuan seperti ini merasa canggung. Kulit dan rambutnya terasa sedikit berat karena belum terbiasa.Hari ini adalah hari istimewa baginya. Keluarga besar Maxwell akan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri Darell di depan kerabat dan rekan bisnis mereka.Rasa gugup tak juga menjauh dari Kirana, meski semalam ia sudah belajar menyesuaikan diri dengan sepatu tumit tinggi pemberian Mom. Entahlah semenjak bangun tidur tadi ia merasa tidak tenang. Sepertinya takut kalau ia akan menjadi bahan tertawaan tamu-tamu orang tua Darell karena tak terbiasa dengan kemewahan yang melekat pada tubuhnya.Dengan bantuan perias, Kiran

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-15
  • CEO Cassanova & Pelakor   Tak Disangka, Audrey

    Kirana terus saja berlari masuk ke dalam dengan linangan air mata. Tak peduli langkahnya yang terseok karena sepatu tumit tingginya dan membuatnya tersungkur.Siapapun yang melihat kejadian itu pasti ingin beraksi entah itu tertawa, menahan tawa atau iba. Termasuk Jenny dan juga Darell yang tertawa melihatnya sambil mencibir dengan sebutan anak kampung. Sedangkan Audrey memalingkan wajah agar tidak tertawa."Tu vas bien (Kau baik-baik saja)?" tanya Louis yang sedari tadi pelan-pelan mengikuti Kirana.Kirana hanya memandang ke arah pria asing berambut pirang yang mengejutkannya itu."Louis," katanya perlahan.Louis pun mengusap bawah mata Kirana dengan punggung tangannya. Kemudian melepaskan sepatu pada kedua kaki Kirana secara perlahan."Ini bisa membuatmu berlari lebih baik," balas Louis setelah melepaskan kedua sepatu Kirana."Aku tidak tahu apa yang dibicarakan perempuan itu, tapi sepertinya itu tak bagus. Apa kau ingin bercerita pa

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-16

Bab terbaru

  • CEO Cassanova & Pelakor   The End and Spiloiler

    Lima minggu telah berlalu semenjak insiden pesta itu. Meski saat itu sempat heboh, tapi tak ada yang membahasnya di sosial media ataupun media lainnya.Darell berterima kasih pada Stefan Gunawan, tuan rumah pesta. Ia mengultimatum akan memperkarakan siapapun yang mempublikasikan insiden di pestanya pada publik, meskipun melalui sosial media.Biar saja sampai hari ini gadis bergaun hijau dan laki-laki yang bersamanya tetap menjadi misteri. Yang ada dalam pikirannya sekarang, ia bersiap-siap memberi kejutan untuk Kirana.Darell sudah berjanji untuk mengajaknya pergi melihat menara Eifell, sebagai bentuk perayaan perceraiannya dengan Jenny. Darell yang mengerti kalau sejak dulu Kirana mendambakan pergi ke Paris."Kita berangkat sekarang?" tanyanya pada Kirana yang baru saja keluar dari kamar tidurnya.Mereka menyewa hotel di sekitar menara eifell. Menyewa suite room dengan dua kamar tidur.

  • CEO Cassanova & Pelakor   Insiden di Pesta

    Seorang wanita bergaun hijau dengan lengan tali dan punggung yang terbuka tengah berdansa dengan apik. Kulitnya yang halus dan langsat serta tubuh yang cenderung mungil membuat kaum adam penasaran siapa yang berada di balik topeng.Sayang tak seorang pun dari mereka berhasil untuk mendekatinya. Seorang pria gagah dengan setelan resmi tak henti beranjak dari sisinya. Pria itu juga tak segan-segan untuk merangkul pinggangnya yang ramping bagai biola.Kehadirannya ternyata tak hanya mencuri perhatian kaum Adam, tapi juga Hawa. Para wanita banyak yang mengaguminya tapi ada pula yang mencibirnya. Mungkin mereka iri karena tak bisa menjadi primadona pesta."Siapa dia?" tanya Stefan Gunawan si Tuan rumah pada asistennya yang berdiri di sampingnya.Asistennya hanya mengangkat bahu karena tidak tahu. Namun sebagai asisten yang setia, ia pun menawarkan diri untuk mencari tahu, siapa wanita misterius itu.Asisten Stefan

  • CEO Cassanova & Pelakor   Learn How To Dance

    Kini Kirana pun mendekat ke arah Jenny dan menyalaminya."Selamat ya, kulihat hidupmu sudah lebih banyak berubah sekarang," kata Kirana.Jenny tak bisa membalas ucapan Kirana. Ia justru memeluk gadis itu erat dan mulai berkaca-kaca."Ini semua karena Mbak memberi kesempatan saya untuk jadi lebih baik. Mbak percaya kalau saya mampu. Terima kasih ya Mbak. Maafkan saya jika selama ini selalu menyakiti Mbak.""Yang sudah berlalu lupakan saja, sekarang yang penting hidupmu lebih baik.""Ya Mbak. Aku mengikuti saran Mbak, apartemen kusewakan dan kugunakan uangku untuk membeli pakaian sisa impor dan menjualnya secara daring.""Itu bagus sekali. Semoga kamu berhasil."Tiba-tiba saja Kirana melirik Darell dan terpikirkan sesuatu yang jahil. Ingin sekali mengetahui sampai dimana Darell bisa bertanggung jawab sebagai seorang pria."Hmm bicara soal pakaian, aku membutuhkan b

  • CEO Cassanova & Pelakor   Kedatangan Jenny

    Darell tak bisa berkata-kata lagi. Kepalanya sangat pening, ia sungguh menyesal pernah terlibat dengan perempuan iblis di depannya.Juwita terus saja terisak, tak peduli lagi seperti apa bentuk riasannya saat ini. Rembesan air menghias di pipinya dan berwarna hitam, maskaranya luntur. Dia sungguh berharap belas kasihan dari Darell.Kemudian ia menangkupkan tangan di depan dada dan menatap Kirana. Berharap calon istri Bos nya dapat memaafkannya."Bu Kirana," katanya lirih."Pak James Maxwell menyerahkan semua keputusan pada Pak Darell, jangan minta padaku," jawab Kirana acuh."Pak Darell, kumohon!" pintanya, sayang Darell bergeming dan malah mengajukan pertanyaan yang lain."Apa kamu juga yang meletakkan darah ayam pada kamar mandi apartemenku?" tanya Darell menatapnya tajam.Juwita pun mengangguk, ia meminta tolong pada petugas kebersihan apartemen dan melakukannya. Juwita pun membaya

  • CEO Cassanova & Pelakor   Reaksi Juwita

    Wajah pucat Juwita mulai dipenuhi keringat. Wanita yang tadi menantang Darell pun tak lagi berani mendongakkan wajah. Cuma bisa memilin-milin kedua tangan yang ada di pangkuan."Kenapa Juwita, apakah aku salah bicara?" tanya Kirana mulai menantang.Namun Juwita bergeming, tak sepatah kata pun keluar dari bibir merahnya. Kemudian mencoba untuk menutup mulutnya dan bersiap-siap muntah. Sayangnya Darell mengerti kalau ini sandiwara."Nih, biar nggak muntah!" kata Darell menyodorkan secangkir air soda padanya.Cepat-cepat Juwita menegaknya tanpa memperhatikan air apa yang diberikan Darell. Bahkan tak ada perubahan ekspresi saat ia meminumnya.Darell melirik Kirana yang duduk di lengan kursi kanannya. Mereka pun saling mengangguk saat beradu pandang. Sama-sama mengerti dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya."Bagaimana sekarang Juwita?" tanya Darell menyelidik."Sudah lega

  • CEO Cassanova & Pelakor   Jebakan Untuk Juwita

    Seketika pekik tawa tercipta oleh Juwita. Gadis itu mendongakkan kepala dan menantang Darell. Bibir penuh hasil rombakannya sedikit dimajukan, mencoba mencibir."Hmm, jadi Anda tidak mau mengakuinya Pak Darell? Atau Anda ingin seluruh Indonesia tahu seberapa bejat perbuatan Anda?" tantang Juwita mencoba untuk memutar balikkan fakta."Satu lagi Pak, aku masih menyimpan pakaian yang kukenakan saat pertama kali kita melakukannya. Jika Anda ngotot melakukan test DNA, maka itu akan mempermalukan diri Anda sendiri."Darell tampak sedikit memundurkan kursinya. Raut wajah yang tadinya garang perlahan mengendur. Melihat ini, Juwita pun semakin menjadi."Bapak kan tinggal nikahin saya, kalau Bapak nggak mau terus sama saya kan begitu anak ini lahir kita cerai kan beres. Anak ini bisa lahir dengan status yang jelas," tambah Juwita membuat kedua alis Darell semakin terangkat dan mata yang melebar. Ia semakit terkejut dengan permintaan Ju

  • CEO Cassanova & Pelakor   Kejutan Buat Juwita

    Sebuah undangan tergeletak di atas meja kerja Kirana. Undangan pesta topeng yang akan datang seminggu lagi. Undangan yang datang dari seoarang pengusaha muda Stefan Gunawan.Pelan-pelan ia mengamati undangan itu sambil membolak-balik. Jika ia datang, ia tak tahu bagaimana harus berada di pesta. Apalagi jika harus berdansa, rasanya susah baginya. Namun jika menolak, sepertinya tak sopan."Huh gimana ini," pikirnya sekejap kemudian meletakkan undangan itu kembali di atas meja dan menekuni pekerjaannya.Tok! Tok!"Masuk!"Pria bertubuh tegap itu pun mengintip kemudian melangkah ke arah mejanya."Ada apa, Mas," sapa Kirana."Hmm," jawabnya kemudian menyeret kursi dan duduk di depan Kirana. Sekilas, ia melirik ke arah undangan di meja Kirana dan mengambilnya."Kamu juga dapat undangan ini?" tanya Darell."Iya, Mas.""Ya sudah kalau gitunkamu datanh

  • CEO Cassanova & Pelakor   Holiday is Over

    Ini adalah malam terakhir bagi Darell berada di kampung Kirana. Kondisi Oom Ridwan juga sudah sangat membaik. Tekanan darahnya pun sudah mulai stabil.Esok pagi mereka akan kembali ke ibukota dan bersiap menghadapi kehidupan nyata. Masalah keuangan kantor yang menunggu untuk segera diselesaikan.Baru saja Dad mengabari kalau sudah ada titik terang. Kini tinggal selangkah lagi untuk bisa menyingkirkan para parasit itu.Perlahan pria itu pun terpejam dalam kamar tamu. Mempersiapkan hari esok yang telah menunggu gebrakannya. ***"Terima kasih ya kalian sudah datang kemari," kata Oom Ridwan begitu melepas kepergian Kirana dan Darell pagi itu."Sama-sama Oom, yang penting sekarang Oom lebih diatur lagi makannya. Jangan terlalu diforsir untuk beraktivitas," tegas Darell.Darell kembali memperhatikan ka

  • CEO Cassanova & Pelakor   Pengalaman Baru

    Selama beberapa detik, Darell merenungi apa yang diucapkan oleh Kirana. Kemudian ia membenarkan perkataan gadis itu, meski cuma dalam hati.Diraihnya lengan Kirana yang hendak mengikuti Bayu ke warung bakso."Ya sudah, Mas mau, tapi kita makan di rumah aja ya," pintanya sambil melirik ke arah warung tenda.Darell berbeda sekali dengan adiknya Audrey yang dengan santai makan di sembarang tempat. Asal menu yang disajikan cocok dengan lidahnya."Ya udah kalo gitu," jawab Kirana memimpin jalan untuk memesan makanan. Tak lupa membawa untuk Sekar dan keluarganya juga. ***"Aseeek bakso!" teriak keponakan Kirana saat mendapatkan oleh-oleh darinya.Gadis berkulit langsat itu segera mengambil mangkok dan memberikan pada Bayu dan Darell. Membuka plastik dan melayani calon suaminya.

DMCA.com Protection Status