Ketika jam menunjukan 06:34 WIB, Ardi telah sampai di perusahaan. Di sana, Lia juga sampai dan mengajak Ardi serta anaknya untuk ikut ke rumah sakit. Lia memberikan sebuah kejutan kepada Rehan.
"Adik, tutup mata dulu! Satu.. Dua.. Tiga.." saat Rehan membuka kedua matanya, dia tersenyum puas. Tanpa rasa malu, Rehan langsung memeluk tubuh Lia dengan tiba-tiba.
Ardi yang melihat itu panik, dia segera menasehati putranya.
"Nak.. Jangan kayak gitu.." belum selesai Ardi berkata Lia segera memotongnya.
"Udah, biarin aja. Rehan mau duduk di mana? Di depan sama kakak! Atau di belakang sama ayah?"
"Sama kakak." dengan antusias, Lia segera membukakan pintu. Rehan sudah merasa sangat akrab dengan Lia, dia sudah merasa bahwa Lia bukanlah orang asing baginya.
Rehan terus bertanya di setiap jalan, dengan riang. Namun, Lia justru merasa lebih senang dan nyaman dengan suasana ini. Beda dengn Ardi yang melihat dari belakang, dia justru merasa kurang nyaman. Dia merasa anaknya sudah bersikap jauh terhadap bossnya.
"Bu! Sebelumnya mohon maaf, apa ibu enggak keganggu dengan ini." ayahnya yang tiba-tiba berkata seperti itu membuat Rehan merengut. Dia takut, ayahnya nanti marah.
"Pak Ardi! Biarkan sikap Rehan bebas ber ekpresi kepada orang lain. Jangan malah anda membatasinya."
"Tapi bu! Saya... "
"Dik! Enggak papa, ayahmu enggak bakalan marah kok." menyadari wajah Rehan yang sedih, Lia mencoba menenangkanya sambil membelai lembut rambutnya.
Lia memasang wajah dinginya, ketika Ardi hendak berbicara lagi. Menyadari kode itu, Ardi mengurungkan niatnya untuk kembali berbicara.
Sesampainya di rumah sakit. Lia menggandeng tangan Rehan sambil berjalan, Rehan yang aktif membuat Lia sedikit kesusahan. Namun, karena ia senang melihat Rehan yang bahagia.
Dia hanya pasrah, sambil mengikuti langkah lari anak kecil itu. Orang-orang yang melihat keakraban mereka, rata-rata mengira mereka adalah sebuah keluarga kecil yang bahagia.
Ardi hanya mengekor di belakang tanpa bersuara, dia merasa aneh karena setiap orang memandai mereka. Hatinya berdebar-debar karena merasa tidak enak dengan bossnya.
'Apa bu Lia, enggak keberatan ya! Di liatin semua orang. Rehan-Rehan, enggak enak sekali ayah ini. Dia tuh! Boss ayah nak.' di dalam hatinya Ardi terus menyampaikan argumenya karena ketakutan.
Saat masuk ke ruangan pasien. Ilham segera bangkit dari tempat tidurnya. "Mas Ardi! Mas.. Saya mohon maaf karena sikap saya kemarin, mungkin kaki saya bisa patah seperti ini karena
kualat sama sampean."Ardi yang sedikit kebingungan harus bersikap apa setelah menerima permohonan maaf ini menjadi canggung. "Kenapa bingung?" tanya Lia tegas.
"Gimana mas! Mau terima maaf ku."
"Pak Ilham, saya bisa masuk perusahaan tersebut berkat anda. Mana mungkin saya menaruh dendam kepada Pak Ilham, saya malah bersyukur mas sampe sepetti ini kepada saya." mendengar maafnya di terima, wajah Ilham berubah haru. Dia begitu sedih karena menyesali akan kelakukanya kemarin.
"Saya benar-benar menyesal mas."
"Sudah-sudah Pak! Saya memaafkan bapak." Ilham kemudian menceritakan kenapa dia berbuat demikian. Ardi mencoba memaklumi, sambil melirik ke arah pimpinanya.
"Saya beritahukan ini kepada Pak Ilham. Saya hanya suka terhadap anak-anak, bukan karena hal aneh apa yang Pak Ilham pikirkan. Intinya, hubungan kami selamanya hanya sebatas Boss dan anak buah saja."
Dada Ardi merasakan sesak dan sakit ketika Lia berkata demikian.
'Kenapa dengan hatiku?! Apa aku berharap lebih dari bu Lia. Mungkin ini karena Kedekatan bu Lia dan Rehan saja.'Ardi menghela nafas panjang.
"Bener Pak! Kami selamanya sebatas pimpinan dan anak buah." Lia terkejut mendapati Ardi mengulangi kata-katanya tadi.Sampai mereka bertiga kembali ke perusahaan. Lia terus memasang wajah kesalnya, ketika Ardi menatapnya. Di tengah dia mengecek perkembangan bisnisnya, Lia berkali-kali merasa risih dan kesal.
Rasanya, dia mau memaki-maki Ardi saat ini. Saat Ardi tiba-tiba masuk ke ruanganya untuk membersihkan lantai.
"Jalannya lambat banget sih!? Ruangan ini sudah sangat kotor. Enggak sadar yah, masuk lewat orang dalem. Kalo punya kesadaran mikir seharusnya! Jangan malah santai-santai terus." Lia memelototi Ardi dengan tatapan kesalnya.
Dia begitu kesal dan marah terhadap Ardi. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini.
"Maaf bu! Lain kali saya akan bekerja lebih konsisten lagi." dengan wajah yang penuh penyesalan Ardi melanjutkan bersih-bersihnya sampai selesai.
Dengan hati-hati, Ardi menyapu dan mengepel sumua lantai ruangan besar itu dengan tanpa suara. Rasanya dia tidak mau membangunkan singa yang tengah tertidur.
'Bu Lia sangat sensitiv hari ini! Apa karena Rehan yah?'
"Saya ijin pamit bu."
"Tunggu dulu ..." Saat Lia hendak berbicara sebuah paggilan masuk ke ponselnya. Wajahnya tuba-tiba berubah lagi menjadi kesal.
"Aku tidak jadi, mungkin lain kali aku akan mengabarimu lagi nanti." Ardi yang ketakutan memilih segera keluar dari ruangan boss tersebut.
'Ada apa dengan sikap Bu Lia?! Aduh kenapa juga aku haru memikirkanya, sudahlah bentar lagi waktunya pulang.' Saat Ardi dan Rehan yang akan pergi dengan sepedanya untuk pulang. Dia terkejut dengan Lia yang mengobrol dengan seorang pria asing.
Wajahnya bukan wajah orang jogja. Apalagi kulitnya juga terlalu putih. "Ayah, itu siapa? Kenapa Kakak wajahnya kelihatan sangat marah?"
"Shhhtt.. Ini bukan urusan kita! Yuk pulang." saat Ardi mulai melaju dengan sepedanya. Dari belakang Lia memanggilnya dengan keras.
"Mas Ardi.. "
DEG.. Jantung Ardi seketika berdetak dengan kencang. 'Ada apa ini! Sejak kapan Bu Lia memanggil saya dengan sebutan mas.' Ardi bertanya-tanya dalam hati. Saat dia berbalik, Lia memberikan sebuah isyarat tangan untuk menghampirinya.
Dengan sigap, Ardi kemudian menuju ke arah Bossnya. Lia kemudian mengatakan sesuatu kepada pria tinggi di hadapanya itu.
"저의 딸입니다! 그리고 그는 내 아이의 아버지입니다."Jo'e Talimnida! Gerigo genen ne adele Aboji imnika?
"Ini anak saya! Dan dia adalah ayah dari anaku?""사실인가요? 언제부터 결혼 하셨나요 당신이 결혼하지 않았다고 엄마에게 말 했어요." Sasilingayo? Onjebuto Kyolon hasyotsnayo dangsini Gyolonhaji anhatdago ommaeke malhyotsoyo."
"Benarkah? sejak kapan kau menikah? Aku di beritahu ibumu bahwa kau belum menikah.""너 때문에 내가 임신 한 거 알아?" No temune nega imsin han go ala?
"Apa kamu tahu aku hamil karena kamu?" wajah pria korea itu tertegun, dia mengertakan giginya dengan kuat."Terima kasih! Kamu boleh pergi." setelah berterima kasih kepada Ardi, Lia memanggil satpam untuk mengusir pria tersebut. Pria itu nampak tidak terima dengan perlakuan kasar Lia.
Namun, setelah beberapa kali melawan. Akhirnya dia menyerah dan pergi.
"Sekali lagi aku berterima kasih. Rehan nanti kakak beliin hadiah lagi mau?"
"Mau kak!?" dengan antusias Rehan menerimanya. setelah berpamitan, Ardi memikirkan wajah pria asing tersebut. Ketika kedua mata mereka saling bertemu, nampaknya pria asing itu sangat membenci keberadaan Ardi.
'Apa yang mereka bicarakan tadi? Rasanya pria itu tiba-tiba menjadi sangat kesal melihatku.' Ardi terus memikirkan sikap pria asing itu sampai mereka tiba di rumah.
Ardi yang sekarang sudah memakai listrik untuk pencahayaan rumahnya. Dia lalu membeli sebuah Kulkas untuk menyimpan bahan masakanya agar lebih awet. Dia kemudian memasak dan menyantap masakanya itu dengan putranya.
Karena sudah terbiasa di dapur, masakan Ardi sangat nikmat. Rehan berulang-ulang kali minta nambah sampai lauk habis.
Lia terus memasang wajah kesal di dalam mobil. Setelah kedatangan Joong Won, Lia langsung pergi ke asal masalah kemarin. Dia mendatangi rumah ibunya yang kini menikah dengan lelaki selingkuhanya.Ayah Lia sangat ketat dengan agama. Dulu ibu Lia, sering di tampar oleh almarhum ayahnya. Lia yang dulu tidak memahami situasi, akhirnya sangat benci dengan ayahnya yang hanya memikirkan masjid dan yayasan Madrasah yang ayahnya kelola.Tapi setelah ibu Lia tiba-tiba kabur dari rumah, dan menikah dengan selingkuhanya. Lia akhirnya sadar jika yang selama ini ayahnya lakukan itu ternyata benar.Almarhum ayah Lia, sudah mengetahui istrinya yang sudah berbuat serong dengan laki-laki lain. Dia memarahi ibunya karena kasian dengan Lia yang masih kecil, sudah beberapa kali ayahnya, meminta ibu Lia untuk tidak melanjutkan hubungan terlarang itu dengan bahasa yang cukup baik.Bahkan almarhum ayahnya berjanji akan menceraikanya,
Lia tiba-tiba pingsan saat Ardi memanggilnya. Ardi yang panik segera berlari ke arahnya, dia langsung membawa Lia ke ruanganya di temani Rehan dan supir pribadi Lia.Dengan telaten, Ardi mengompres kenig Lia. "Pak.. Boleh aku meminta bantuamu?""Apa itu mas?""Toong belikan bubur untuk Bu Lia.""Baiklah."Supir pribadi Lia segera beranjak dan mencari bubur untuk atasanya. "Nak! Temani bu Lia dulu yah.. Ayah mau ngambil air." Rehan lalu duduk di samping Lia dan menggenggam telapak tangan Lia dengan perhatian."Kakak sakit yah kok badan kakak sangat panas!""Kakak enggak apa-apa. Adik jangan sedih ya." dengan suara lirih, setelah tersadar Lia membalas dekapan tangan Rehan."Nanti Lehan enggak nakal lagi." saat Ardi sakit, jika Rehan berjanji. Dia akan berubah, seketika besoknya Ardi pasti akan sembuh. Rehan, berpikir jika ia meminta maaf dan berjanj
Seperti biasa Ardi dan Rehan sudah siap untuk berangkat ke tempat kerja. Hari ini Ardi tidak membuat makanan untuk sarapan. Kali ini, dia mau makan di rumah makan saja. Sudah satu bulan Ardi bekerja dan pagi ini dia baru menerima gaji.Senang dan bahagia rasanya, Ardi sangat bersyukur dengan apa yang ia terima hari ini. Setelah selesai bekerja dia akan membeli banyak coklat dan balon untuk anak panti.Selesai makan, Ardi langsung mengajak Rehan untuk pergi, di tengah jalan saat dia menjawab puluhan permintaan dari Rehan. Dia melihat ada seseorang yang tengah bercengkrama di kafe yang sebenarnya baru di buka.Dia sedikit penasaran karena di sana ada orang yang sangat tidak asing baginya. Setelah beberapa menit melihat, dia sadar jika itu salah satu pegawai kantor di perusahaanya. Dia bercengkerama dengan orang yang juga Ardi kenali, dia adalah pria korea yang kenal dengan bossnya yaitu Joong Won."Ayah! Ada apa kok berhenti?""Tidak apa-apa, ayok jalan l
MASA LALU HANI.Dulu Hani tidak kenal Ardi dan Nayla. Dia sangat dingin dan acuh kepada orang lain, kepopuleranya membuat semua orang yang dekat denganya pasti memiliki niat lain yang tidak tulus kepadanya.Sehingga membuatnya, selalu memilih menyendiri di bangku sekolahnya sampai berada di banku kuliah. Hani lahir dari keluarga kaya, dan selalu menjadi anak yang tercantik di kelas. Para pria akan mengejar-ngejarnya, para perempuan pasti akan membencinya.Itulah keseharian yang di lewati Hani. Namun, saat dia kenal dengan Nayla. Sikapnya yang dulu tidak percaya dengan orang lain mulai berubah. Dia lalu berubah menjadi sosok yang periang dan selalu ramai.Suatu hari, Hani terserempet sebuah mobil. Sampai ia terjatuh di sebuah sungai tanpa ada orang lain yang menyadari. Karena dia tidak bisa berenang, dia hampir tenggelam ke dalam sungai tersebut.Dia terus berusaha agar tidak semakin tenggelam dan bisa naik dari air, meski semakin lama tenaganya semakin
MASA LALU HANI..Persahabatan ketiganya, semakin dekat. Hani yang tergolong keluarga kaya, sering mendonasikan harta miliknya kepada panti asuhan yang Ardi tempati dia juga sering mampir bahkan sampai akrab dengan Bu Idah.Tapi semakin hari, Nayla semakin lama semakin dingin sikapnya dengan Hani. Dia sering di dapati hanya berdua dengan Ardi, saat Hani melihat gelagat mereka. Perasaan marah dengan Nayla semakin muncul di dalam hatinya.Pernah, Hani mengikuti mereka berdua diam-diam dari belakang. Nayla kedapatan mengajak Ardi ke sebuah bioskop untuk menonton bersama. Hani tentu menjadi semakin kecewa dengan Nayla, karena sikapnya seperti itu.Demi membalas perbuatan Nayla, Hani juga diam-diam sering berdua dengan Ardi. Namun, saat dia mengajak Ardi untuk menonton di sebuah bioskop. Ardi malah mengatakan hal yang membuat hatinya sakit. "Kenapa Nayla tidak kita ajak?!" tanya Ardi penasaran.Karen
Keduanya terkekeh ketika mereka membahas masalalu, Ardi mulai mengiat masa-masa kuliahnya sekarang. "Mas kerjanya gimana?" tanya Hani penasaran."Aduh, tadinya aku enggak mau bahas ini! Aku baru di keluarkan Han! Aku enggak sengaja hapus semua data kantor.""Apa? Masa juara Information Technology, bisa enggak sengaja hapus semua data gitu.""Akupun kurang tau, ya mungkin! Karena aku udah lama enggak megang komputer kali. Kalo kamu Han! Sekarang sibuk apa?""Aku kebetulan, sudah punya yayasan. Ada TK sampai SMA.""Wah udah sukses ya sekarang. Kalo Nayla tau, dia akan senang mendengarnya." wajah Hani berubah pilu, dia sangat berduka mendengar kematian sahabat baiknya.Ardi merasa bersalah, dengan melihat raut wajah yang di tunjukan Hani. "Ini bukan salahmu! Semua ini memang sudah jalan hidup kita Han. Kamu jangan sekali-kali menyalahkan dirimu oke.""Makasih mas."
Di jalan sikap Rehan benar-benar aneh, tidak biasanya dia memaksa ayahnya lewat jalan yang hening yang jauh dengan orang-orang, Rehan semakin berteriak jika Ardi tidak menurutinya.Ardi dengan sabar terpaksa mengikuti semua kemauan putranya, saat tiba di jalanan yang lenggang itu. Dari kejauhan Ardi melihat sebuah mobil yang terparkir sembarang, awalnya dia tidak terlalu peduli. Namun saat dia tiba di samping mobil, sebuah teriakan yang lirih terdengar di telinganya.Dia meminta Rehan untuk bersembunyi di balik mobil, dia lalu diam-diam memeriksa Gang yang ia tahu itu adalah Gang buntu di sana, biasanya tempat tersebut di pakai anak-anak remaja nakal untuk pacaran. Perlahan-lahan Ardi bergerak tanpa suara, suara teriakan lirik seorang perempuan itu semakin jelas di dengarnya.Dia mengintip di balik dinding, dengan menopangkan punggungnya di sana. Wajah Ardi langsung berubah serius, tengah terjadi pemerkosaan di sana.
Lia menawarkan kembali untuk bekerja di perusahaanya, dan dia di janjikan libur khusus untuk Ardi. Namun, Ardi menolak karena ia beralasan jika ia sudah mendepatkan pekerjakan yang baru dari teman dekatnya.Lia menatap Ardi dengan rasa kecewa, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukan hal itu kepada Ardi. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas semua keputusanya yang salah, sudah lama dia tidak merasakan kehilangan seperti ini, Lia mengepalkan tanganya kesal.Saat Lia tengah di lema, Rehan terbangun dari tidurnya. Dia secara mengejutkan memanggil nama Lia setelah ia sadar dari operasinya."Kak Lia! Kaka baik-baik saja?" dengan wajah lesunya Rehan memandangi Lia dengan nanar."Kaka sehat kok, adik istirahat dulu aja. Kalo adik sudah sehat mau kaka beri hadiah loh!""Mau kak. Lehan sayang kak Lia.""Kaka juga sayang Rehan." perasaan Lia kembali tenang, Dia langsung memberikanya sebuah
Setelah kejadian itu, hubungan antara Lia dan Bu Dini semakin baik. Lia bahkan sudah mau untuk tinggal satu atap dengan orang tuanya, saat dia hendak berangkat ke tempat kerja. Lia selalu di titipi oleh orang tuanya beberapa makanan untuk di berikan kepada Ardi dan Rehan.Bu Dini sangat berterima kasih kepada Ardi, sampai-sampai kegiatan seperti itu di lakukanya setiap hari. Hati Lia yang juga mulai terbuka untuknya, tanpa kerepotan dia selalu mampir pagi untuk memberikan makanan yang di titipkan ibunya.Pagi ini, dia sudah berada di dapur rumah Rehan. Dia memotong-motong sayuran di hadapanya dengan rapih. 'Mas Ardi bangun pasti kaget,' dengan penuh antusias dia memotong semua bahan yang akan ia jadikan lauk sarapan pagi.Dia menyalakan kompor di hadapanya, satu demi satu Lia memasukan semua bahan yang harus ia masak ke dalam wajan. Setelah beberapa menit akhirnya masakanya jadi dengan sempurna, dia kembali mencicip sedikit masakanya.'Lumayan
Ardi tidak bisa berkata-kata lagi, pantas saja Lia pegitu dingin dan angkuh terhadap orang lain. Karena kurangnya kasih sayang yang ia rasakan selama ini, mungkin itulah penyebab yang membuatnya selalu berusaha untuk terlihat tetap kuat meski harus berdiri sendiri.Dia akan mengesampingkan perasaanya demi tujuan hidup untuk sebuah pembuktian. Ardi seakan mengerti perasaan kecewa yang di rasa oleh Lia selama ini. Karena nafsu, orang rela menjauh dari tuhanya dan melakukan semua hal, meski itu sudah di luar batas yang telah di tentukan kepada setiap manusianya.Ardi menghela napasnya cukup panjang, dia lalu berdiri dan memegang lembut pundak Ibu Dini dan Pak Alfred. "Saya yakin akan membuat keluarga kalian utuh kembali." Ardi menatap mata keduanya dengan penuh percaya diri. Sentuhan tanganya langsung di balas oleh kedua pasangan suami istri ini."Aku sangat berharap banyak padamu nak." Bu Dini yang sudah tidak kuasa menahan ras
"Dulu, aku pernah bertemu Nayla. Di rumah sakit! Dia menyuruhku untuk menjadi ibu sambung bagi Rehan."Lia kemudian menceritakan masa lalunya, saat dia di jebak oleh Joong Won sampai bertemu Nayla di Rumah sakit kepada Ardi. Ardi yang mendengar semua ceritanya langsung terenyuh, sampai dia bisa merasakan perasaan apa yang selama ini Lia rasakan.Sebelum Nayla meninggal, Nayla pernah menceritakan kisah seorang wanita yang bernasib sangat buruk dan sedih. Nayla ingin mengajak wanita itu untuk bertemu dengan keluarga kecilnya saat itu, namun meski Tuhan telah menemukan keduanya, Nayla justru telah pergi sangat jauh meninggalkan mereka."Ibu tau, Nayla juga saat itu ingin bertemu dengan ibu. Dia bercerita, dia bertemu seorang wanita cantik di rumah sakit! Dia berkeliling memberikan semangat kepada setiap ibu di sana. Yah, meski sekarang Nayla malah telah pergi jauh dari kita." Keduanya merasakan kesedihan serupa.Karena suasana hatinya yang tengah rapuh, Lia mend
Lia menawarkan kembali untuk bekerja di perusahaanya, dan dia di janjikan libur khusus untuk Ardi. Namun, Ardi menolak karena ia beralasan jika ia sudah mendepatkan pekerjakan yang baru dari teman dekatnya.Lia menatap Ardi dengan rasa kecewa, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukan hal itu kepada Ardi. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas semua keputusanya yang salah, sudah lama dia tidak merasakan kehilangan seperti ini, Lia mengepalkan tanganya kesal.Saat Lia tengah di lema, Rehan terbangun dari tidurnya. Dia secara mengejutkan memanggil nama Lia setelah ia sadar dari operasinya."Kak Lia! Kaka baik-baik saja?" dengan wajah lesunya Rehan memandangi Lia dengan nanar."Kaka sehat kok, adik istirahat dulu aja. Kalo adik sudah sehat mau kaka beri hadiah loh!""Mau kak. Lehan sayang kak Lia.""Kaka juga sayang Rehan." perasaan Lia kembali tenang, Dia langsung memberikanya sebuah
Di jalan sikap Rehan benar-benar aneh, tidak biasanya dia memaksa ayahnya lewat jalan yang hening yang jauh dengan orang-orang, Rehan semakin berteriak jika Ardi tidak menurutinya.Ardi dengan sabar terpaksa mengikuti semua kemauan putranya, saat tiba di jalanan yang lenggang itu. Dari kejauhan Ardi melihat sebuah mobil yang terparkir sembarang, awalnya dia tidak terlalu peduli. Namun saat dia tiba di samping mobil, sebuah teriakan yang lirih terdengar di telinganya.Dia meminta Rehan untuk bersembunyi di balik mobil, dia lalu diam-diam memeriksa Gang yang ia tahu itu adalah Gang buntu di sana, biasanya tempat tersebut di pakai anak-anak remaja nakal untuk pacaran. Perlahan-lahan Ardi bergerak tanpa suara, suara teriakan lirik seorang perempuan itu semakin jelas di dengarnya.Dia mengintip di balik dinding, dengan menopangkan punggungnya di sana. Wajah Ardi langsung berubah serius, tengah terjadi pemerkosaan di sana.
Keduanya terkekeh ketika mereka membahas masalalu, Ardi mulai mengiat masa-masa kuliahnya sekarang. "Mas kerjanya gimana?" tanya Hani penasaran."Aduh, tadinya aku enggak mau bahas ini! Aku baru di keluarkan Han! Aku enggak sengaja hapus semua data kantor.""Apa? Masa juara Information Technology, bisa enggak sengaja hapus semua data gitu.""Akupun kurang tau, ya mungkin! Karena aku udah lama enggak megang komputer kali. Kalo kamu Han! Sekarang sibuk apa?""Aku kebetulan, sudah punya yayasan. Ada TK sampai SMA.""Wah udah sukses ya sekarang. Kalo Nayla tau, dia akan senang mendengarnya." wajah Hani berubah pilu, dia sangat berduka mendengar kematian sahabat baiknya.Ardi merasa bersalah, dengan melihat raut wajah yang di tunjukan Hani. "Ini bukan salahmu! Semua ini memang sudah jalan hidup kita Han. Kamu jangan sekali-kali menyalahkan dirimu oke.""Makasih mas."
MASA LALU HANI..Persahabatan ketiganya, semakin dekat. Hani yang tergolong keluarga kaya, sering mendonasikan harta miliknya kepada panti asuhan yang Ardi tempati dia juga sering mampir bahkan sampai akrab dengan Bu Idah.Tapi semakin hari, Nayla semakin lama semakin dingin sikapnya dengan Hani. Dia sering di dapati hanya berdua dengan Ardi, saat Hani melihat gelagat mereka. Perasaan marah dengan Nayla semakin muncul di dalam hatinya.Pernah, Hani mengikuti mereka berdua diam-diam dari belakang. Nayla kedapatan mengajak Ardi ke sebuah bioskop untuk menonton bersama. Hani tentu menjadi semakin kecewa dengan Nayla, karena sikapnya seperti itu.Demi membalas perbuatan Nayla, Hani juga diam-diam sering berdua dengan Ardi. Namun, saat dia mengajak Ardi untuk menonton di sebuah bioskop. Ardi malah mengatakan hal yang membuat hatinya sakit. "Kenapa Nayla tidak kita ajak?!" tanya Ardi penasaran.Karen
MASA LALU HANI.Dulu Hani tidak kenal Ardi dan Nayla. Dia sangat dingin dan acuh kepada orang lain, kepopuleranya membuat semua orang yang dekat denganya pasti memiliki niat lain yang tidak tulus kepadanya.Sehingga membuatnya, selalu memilih menyendiri di bangku sekolahnya sampai berada di banku kuliah. Hani lahir dari keluarga kaya, dan selalu menjadi anak yang tercantik di kelas. Para pria akan mengejar-ngejarnya, para perempuan pasti akan membencinya.Itulah keseharian yang di lewati Hani. Namun, saat dia kenal dengan Nayla. Sikapnya yang dulu tidak percaya dengan orang lain mulai berubah. Dia lalu berubah menjadi sosok yang periang dan selalu ramai.Suatu hari, Hani terserempet sebuah mobil. Sampai ia terjatuh di sebuah sungai tanpa ada orang lain yang menyadari. Karena dia tidak bisa berenang, dia hampir tenggelam ke dalam sungai tersebut.Dia terus berusaha agar tidak semakin tenggelam dan bisa naik dari air, meski semakin lama tenaganya semakin
Seperti biasa Ardi dan Rehan sudah siap untuk berangkat ke tempat kerja. Hari ini Ardi tidak membuat makanan untuk sarapan. Kali ini, dia mau makan di rumah makan saja. Sudah satu bulan Ardi bekerja dan pagi ini dia baru menerima gaji.Senang dan bahagia rasanya, Ardi sangat bersyukur dengan apa yang ia terima hari ini. Setelah selesai bekerja dia akan membeli banyak coklat dan balon untuk anak panti.Selesai makan, Ardi langsung mengajak Rehan untuk pergi, di tengah jalan saat dia menjawab puluhan permintaan dari Rehan. Dia melihat ada seseorang yang tengah bercengkrama di kafe yang sebenarnya baru di buka.Dia sedikit penasaran karena di sana ada orang yang sangat tidak asing baginya. Setelah beberapa menit melihat, dia sadar jika itu salah satu pegawai kantor di perusahaanya. Dia bercengkerama dengan orang yang juga Ardi kenali, dia adalah pria korea yang kenal dengan bossnya yaitu Joong Won."Ayah! Ada apa kok berhenti?""Tidak apa-apa, ayok jalan l