Julia menelan saliva dengan susah payah. Saat ini, Jacob tengah menggagahi tubuhnya untuk yang kedua kalinya di malam itu. Napasnya memburu cepat, tubuhnya telah basah oleh keringat. Namun, tampilannya yang berantakan itu semakin membuatnya terlihat menggairahkan di mata sang kekasih.
Jacob menahan kedua tangan Julia ke belakang.
Hari itu ia begitu bersemangat. Entah karena nafsu, atau amarah. Jacob pun tak tahu. Yang ada hanyalah keinginan untuk menyelami gadis itu lebih dalam lagi.
Julia berteriak minta tolong, meminta kepada Jacob untuk dibebaskan karena sudah kelelahan dipaksa bercinta selama beberapa jam. Namun, Jacob justru semakin mempercepat penetrasinya.
Desahan Julia semakin menyulut birahi Jacob saat ini. Bayangan di mana ibunya dipaksa seperti ini pun kembali terlintas dalam benaknya. Di saat itu, pastilah ibunya merasakan rasa sakit yang menyedihkan. Betapa malangnya sang i
"Hik ... hiks...." Di sebuah kamar dengan suasana remang-remang, gadis itu berbaring sendirian. Menangis dan menutupi kedua dadanya yang polos. Tubuhnya bergetar hebat, bantal tempatnya menaruh kepala basah oleh air mata. Julia menangis terisak-isak. Dia sudah tak sanggup lagi menghadapi Jacob. Tiap malam, Jacob akan menyakitinya hingga ia tak bisa berkata-kata. Tak ada lagi perlawanan yang bisa ia lakukan. Sama sekali tak ada. Sudah setengah jam ia meringkuk seperti itu. Menangis sambil menggosok selangkangannya. Betapa hinanya dia, membiarkan tubuhnya dijamah tanpa henti oleh kekasihnya sendiri. Dia pikir Jacob seperti itu karena amarahnya yang sering datang, juga sedikit kurang stabil. Dan Julia memaklumi hal itu jika saja Jacob mau menceritakan padanya. Sebelum bermain dengannya, Jacob akan meminum sebutir obat dengan resep dokter di sampingnya. Lalu kemudian, s
Pagi Sabtu yang cerah, demi mengobati rasa rindunya terhadap sahabatnya—Emily, Javier kembali bertandang ke rumah gadis itu. Akan tetapi, dalam kunjungannya kali ini, dia hanya pergi sendiri, tak mengajak Mark untuk ikut serta bersama dengannya. Begitu tiba di rumah Emily, terasa sekali hawa yang berbeda di dalam rumah setelah pemuda bersurai cokelat ikal itu masuk ke dalamnya. Ia melihat kedua orang tua gadis itu tampak lebih kurus daripada sejak terakhir kali ia berkunjung ke sana, mungkin sekitar satu minggu yang lalu? Dengan terheran-heran, Javier pun dipersilakan masuk dan langsung melangkah menuju kamar Emily. Betapa terkejutnya Javier saat menemukan Emily sedang menangis sesenggukan di atas kasur, sambil mendekap sebuah figura foto yang terlihat asing. "Emily ... ada apa?" Javier bertanya dengan hati-hati. Ia tatapi wajah Emily yang basah oleh air mata, hidung sang gadis yang mancung pun tak lu
“Bahkan jika kamu hidup hanya satu hari, lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan dan pilihlah sendiri jalan yang ingin kamu lalui.” Mungkin, berdasarkan kalimat yang pernah dibaca dulu oleh Julia ketika ia masih berada di sekolah, ia kembali berusaha melarikan diri dari tempatnya dikurung, di saat Jacob tak berada di rumah. Entah apa yang gadis itu pikirkan saat mencoba kabur dari kamar sang kekasih. Memang, dirinya dan Jacob sudah saling berbaikan sejak hari itu, tetapi dia tetap ingin pergi dari sana dan menemui keluarga yang tengah menunggunya di rumah. Julia tak mungkin bisa keluar melalui jendela, sebab kamar Jacob itu ada di lantai dua dan tak ada tempat baginya untuk bergantungan di atas sana. Dengan tertatih-tatih, ia berhasil menemukan jalan keluar dari rumah itu dengan cara merangkak selama lebih dari sepuluh menit melalui sebuah pipa besar yang tak lagi digunakan.
Dokter Birendra benar-benar datang ke rumah setelah ditelepon oleh Jacob yang panik. Mulanya ia ingin bertanya apa yang terjadi, tetapi ketika melihat raut wajah penuh sesalnya Jacob, akhirnya pria paruh baya itu mengurungkan niatnya. Sembari diam tak berkata-kata, pria berjanggut itu mengeluarkan semua peralatan yang ia bawa dari rumah. Jacob sengaja menunggunya di luar sampai pria itu selesai memeriksa keadaan Julia. "Bagaimana keadaanmu, Nona?" tanya sang dokter dengan lembut. Ia keluarkan stetoskopnya dan juga kotak obat dari tas besarnya. "Kau terlihat tak begitu sehat. Apa Jacob merepotkanmu?" Julia yang menggigil seluruh tubuhnya mulai dari tangan sampai kaki menggelengkan kepalanya perlahan. Birendra tak berucap lagi setelah itu. Ia melakukan tugasnya sebagai dokter dengan cepat. Mulai memeriksa suhu tubuh Julia, dan kemudian mendiagnosis sakit yang diderita olehnya. Setelah sel
Dokter menepuk-nepuk punggung Jacob perlahan. "Nak, kejarlah impianmu dan lupakan masa lalu yang menyakitkan itu." "Tapi mereka telah ... menghalangi impianku, Dok," balas Jacob dengan suara serak. Air matanya mengalir deras dari kedua matanya yang sayu. Betapa sakit hatinya Birendra tatkala melihat Jacob yang sudah dianggapnya anaknya sendiri, sedang menangis sesenggukan seperti bayi sekarang ini. "Jacob, dengar...." Birendra mendekat, berusaha mengucap hal ini dengan cara berbisik di depan telinga Jacob. "Yang jahat itu bukan mereka yang menghalangi impianmu, Nak. Tapi mereka yang mengatakan bahwa kau tak bisa melewati berbagai rintangan dan mengatakan bahwa kau sama sekali tak bisa menggapainya." "Kamu tidak akan mengerti arti manis yang sesungguhnya, jika belum pernah merasakan pahit. Nak, ingat kata-kataku sebelumnya. Ikhlaskan dan lapangkanlah hatimu. Bebaskan dendam di hatimu itu." &nbs
Di saat-saat sibuk seperti itulah, seorang remaja laki-laki berparas tampan yang menjadi langganan tetap kafenya datang dan mengajak kedua anak laki-lakinya bermain bersama. Tentu Javier dan Jacob begitu senang dengan hal itu, sebab mereka sangat membutuhkan hiburan sampai ibu mereka selesai bekerja dan membawa keduanya pulang ke rumah.Mereka bermain dengan riang gembira setiap harinya, tetapi kadang kala ada masanya Louis tak ingin diganggu sama sekali oleh kedua anak-anak itu. Javier dan Jacob mengerti keadaan sang pemuda, dan tak ingin terlalu mengganggunya.Lalu, sebagai gantinya, remaja itu mengajak anak perempuan bernama Emily Stone untuk bermain ke kafe mereka. Karena sama-sama cocok, Javier dan gadis kecil itu pun menjadi akrab dan berteman baik hingga menjadi persahabatan yang abadi di masa mendatang.Suatu hari, Louis kembali membawa gadis kecil bersamanya, tetapi bukan Emily, melainkan gadis lain bernama Sylvia yang juga merupakan keponakan pemuda it
Gadis itu benar-benar memiliki sikap yang pantang menyerah, ia terus saja mengejar Jacob tanpa malu. Berbagai hal pun Sylvia lakukan. Mulai dari mengikuti klub pemandu sorak karena Jacob sering bertanding basket, sampai mengikuti kelas memasak yang hanya ada Jacob seorang sebagai anggota laki-laki di sana.Memang benar, Jacob risih kepada Sylvia yang selalu ada di dekatnya bagaikan ngengat yang mengitari bola lampu. Meskipun begitu, dirinya tak juga mengusir dan meminta sang gadis untuk menjauhinya secara terang-terangan."Jacob, kumohon ... katakan sedikit saja! Bahwa kau sebenarnya suka padaku!"Sylvia memang percaya diri, dan kalimat itu sebagai bukti sederhana dari kepercayaan dirinya. "Kalau kau tak mau bilang suka padaku, mulai hari ini kau harus jadi kekasihku! Titik! Tanpa pengecualian!"Sikapnya yang tak terduga dan selalu menempel setiap saat kepada Jacob di kelas, pada akhirnya mampu mengikis dinding batu pertahanan Jacob secara perlahan. Hingg
Sylvia menggeleng cepat. "Ini anakmu!" ucapnya bersikeras. "Aku tak pernah melakukannya dengan orang lain. Aku hanya melakukannya denganmu, Jackie."Jacob langsung menatapnya tajam. "Berengsek, jangan sebut nama panggilan itu di depanku," desisnya tertahan. Jackie adalah nama panggilan khusus. Hanya keluarga dan orang terdekatnya saja yang boleh memanggilnya seperti itu."Kumohon, bertanggung jawablah." Sylvia meraih tangan sang kekasih, tetapi dengan cepat Jacob menepis tangannya."Kau gila? Kita bahkan belum masuk menengah atas dan untuk apa aku tanggung jawab atas bayi yang kau kandung itu? Kau sendiri yang senang jika aku tak memakai pengaman setiap kali kita melakukannya."Sylvia menangis, terisak pelan ketika kekasihnya sendiri menolak dirinya dan anak di dalam rahimnya. "Bukankah kau merindukan keluarga?" tanyanya sendu. "Karena itu ... buatlah keluarga denganku. Bersama bayi ini kita hidup bahagia...."Jacob memijat keningnya perlahan. Kepa
Terkadang, dalam sebuah mimpi itu ada sebuah hal yang sangat indah yang tidak dapat ditemukan begitu saja di dunia nyata. Dalam lelapnya di sebuah sel sempit yang harus dibaginya bersama para tahanan penjara yang lain, Louis melihat sosok bidadari cantik yang selama ini selalu dirindukan olehnya. "Maria," panggil Louis penuh haru. Air matanya menetes ketika wanita itu tersenyum penuh kelembutan padanya. Senyum yang selalu bisa menentramkan dan menenangkan kondisi hatinya. Sosok bergaun putih itu melambai ke arah Louis yang langsung berlari menghambur kepada sang wanita. "Maria! Maria!" teriak Louis penuh semangat. Kerinduan di hatinya ini sangatlah menyesakkan dada. Dia rindu wanita ini. Sangat. "Louis," panggil Maria seraya mengangkat tangannya perlahan. Maria lalu mengelus rahang sang pria yang mendadak berubah menjadi seorang remaja berusia 17 tahun. Rupanya persis seperti dirinya 10
Sepekan setelah berkunjung ke rumah keluarga Peterson, Jacob bertandang sendirian ke penjara kota, untuk menjenguk adiknya maupun teman-temannya yang lain. Tanpa sepengetahuan kekasihnya, Jacob pergi menemui Javier. Meski dia memasang ekspresi seolah baik-baik saja di hadapan Julia, sebenarnya pria itu tengah berjuang melawan kepedihan di hatinya mengenai surat usang itu. Jacob menceritakan semua yang terjadi kepada Javier, tentang ibu mereka yang semasa hidupnya hanya berpura-pura gila demi menjaga tumbuh kembang mereka. Dia juga memperlihatkan surat yang selama ini disimpan dengan baik oleh orang yang seharusnya mereka benci, tetapi mendadak ada keraguan di hati keduanya, setelah mengetahui kebenaran yang tersimpan rapat. Javier menangis sesenggukan di balik kaca yang memisahkannya dengan pengunjung, ketika membaca surat yang dituliskan oleh ibunya yang telah tiada. Selama ini, dia hi
Jauh sebelum hari pernikahan Julia dan Jacob berlangsung, tepatnya masa-masa sebelum mereka berdua mendapatkan kerja di sebuah perusahaan, Julia pergi ke rumah orang tua angkatnya yang telah menjaga dan merawatnya dengan baik selama ini. Tentu dia tak pergi sendirian ke rumah keluarga Peterson, karena ada Jacob yang dengan setianya pergi mendampingi kekasihnya itu datang berkunjung ke sana. Setelah hari di mana Julia ditemukan oleh pihak kepolisian dan mendengar kenyataan bahwa dia bukanlah anak kandung dari keluarga yang selama ini mengasuhnya, membuat Julia syok berat. Julia sepenuhnya percaya dengan keluarga yang selama belasan tahun lamanya merawat dirinya dari kecil hingga tumbuh dewasa, mendadak kecewa karena tak pernah sekalipun mereka mengatakan kebenaran tentang keberadaannya di keluarga itu. Tentang dia yang bukan merupakan anak kandung dari keluarga Peterson yang selama hampir 19 tahun ini, nama
Pernikahan Julia dan Jacob yang dilangsungkan di sebuah gereja Katolik tak jauh dari tempat tinggal mereka berjalan lancar dan juga khidmat, sama seperti harapan kedua orang yang saling mencinta itu akan hari bahagia yang sudah keduanya tunggu-tunggu sejak lama. Awalnya Julia merasa sangat gugup saat dituntun oleh sang papa—Roger—menuju altar pernikahan untuk menemui kekasih hatinya, Jacob, yang saat itu mengenakan jas hitam yang terbuat dari sutra pilihan. Jika saja tak ada campur tangan dari kedua orang tuanya, mungkin saja pernikahan Julia tidak akan semeriah dan juga semewah ini. Memang, sebelumnya mereka berdua sudah mengatakan akan membiayai sendiri pernikahan mereka, tanpa menerima bantuan sedikit pun dari Roger dan Rissa. Namun, setelah menghitung biaya yang akan dikeluarkan saat lamaran dan pernikahan nanti, mereka pun syok karena tabungan mereka ternyata masih sangat tidak cukup untuk
Ada banyak orang pernah berkata, carilah seorang pemimpin, bukan seorang bos. Mengapa? Karena pemimpin itu akan peduli dengan orang yang bekerja dengannya. Mereka bekerja di tempat yang sama, dengan derajat yang berbeda, tetapi diperlakukan sama rata. Diperlakukan dengan baik. Sedangkan bos, hanya akan memberi perintah tanpa peduli kepada anak buahnya. Namun, tak semua pemimpin atau bos bersikap demikian. Ini hanya sebagian kecil saja, sikap-sikap yang bisa ditemukan di masyarakat sekitar. Tak ada seorang pun yang tak ingin memiliki satu atau dua orang atasan yang sangat baik di tempat kerja. Dua di antara pekerja yang merasa demikian adalah Jacob dan Julia. Sepasang kekasih yang berencana menikah di tahun 2020 pada bulan Agustus itu pun merasa beruntung, karena keduanya sama-sama bekerja di Brunner Corporation. Salah satu perusahaan yang cukup bagus untuk melatih kemampuan kerja mereka.  
Julia melirik kekasihnya, begitu pula yang dilakukan oleh Jacob. Keduanya saling tatap dalam diam. Keduanya sama sekali tak menyangka jika mereka akan makan siang bersama dua orang atasan mereka di kantor. Tak ada ekspektasi sebelumnya bahwa dua orang paling berpengaruh di tempat kerja mereka itu akan duduk tepat di hadapan mereka. Awalnya, kecanggungan ini bermula saat Jake dan Melvin tiba di kafetaria dekat kantor untuk makan siang bersama. Namun, setelah mengamati selama beberapa detik, mereka sadar kalau tempat itu sudah penuh dengan orang-orang yang juga sedang mencari makanan untuk mengganjal perut mereka. Mulanya Melvin hendak beranjak pergi ke tempat lain, tetapi Jake dengan cepat menarik jasnya dan membawa pria itu ke meja di mana ada dua orang yang pernah bertemu dengan mereka beberapa hari yang lalu. Dan inilah yang terjadi. Kecanggungan yang dirasakan oleh dua orang pekerja yang harus duduk deng
Tak ada usaha tanpa ada hasil yang diinginkan. Tak ada kerja keras tanpa ada tujuan yang besar di baliknya. Pun begitu dengan setiap kerja keras Jacob dan usaha Julia untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Restu memang telah mereka kantongi bersama. Dan mereka telah merencanakan akan seperti apa pesta pernikahan mereka. Namun, perjalanan keduanya masih sangat jauh. Meskipun Julia telah lulus dari sekolah dan Jacob tak lagi bekerja membuat konten Youtube, mereka berdua tetap dipusingkan dengan satu hal. Pasangan kekasih itu sibuk memikirkan konsep pernikahan, sampai tak menyadari dengan satu pondasi yang penting, yaitu berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk menyiapkan pesta. Walau Julia berasal dari keluarga kaya raya, tetapi hal itu tak membuatnya merasa harus memakai uang kedua orang tuanya untuk pernikahan yang akan dilakukannya bersama kekasihnya, Jacob.
Setiap orang memiliki masa terberat dalam hidupnya. Entah itu merupakan suatu hal yang dulu sangat digemari, tetapi kini apa yang sebelumnya disukai malah menjatuhkannya perlahan. Atau masalah hidup yang lainnya, seperti perekonomian yang menurun atau percintaan yang membuat hati seseorang menjadi patah. Ada banyak sekali hal yang menyebabkan mata ini menumpahkan cairan beningnya. Kesepian, ketakutan, rasa sakit, kebencian ... luka yang tak bisa terobati meski telah datang orang baru. Semua perasaan yang mungkin pernah dirasakan oleh orang-orang, adalah suatu perasaan yang tak bisa disalahkan. Seperti halnya cinta. Kita tak bisa menaruh hati kita kepada seseorang yang memang tak menarik perhatian kita sebelumnya. Sekeras apa pun, dia berusaha, jika hati kita telah menolaknya, tentu tak akan ada rasa bersambut untuknya. Namun, kita semua justru melambuhkan asa kepada seseorang yang tidak mungkin bisa menyamb
Jacob sempat mencuri pandang tatkala melihat interaksi yang terjadi antara adiknya dan juga kekasihnya, Julia. Suatu keadaan di mana sebelum-sebelumnya, dia tak pernah melihat keduanya berinteraksi dengan benar. Dan ini adalah yang pertama kalinya. Jacob pun kembali mengalihkan perhatiannya kepada hal lain, tetapi meskipun begitu, seulas senyum lebar terlukis jelas di wajah tampannya. Pria itu merasa sangat bahagia, ketika melihat adiknya Javier, yang dulu tak menyukai hubungan yang terjalin antara dirinya dan Julia, kini sudah mulai menunjukkan lampu hijau terhadap hubungannya dengan sang gadis bersurai cokelat itu. Bohong jika Jacob tak merasa bangga terhadap kemajuan yang ditunjukkan oleh adiknya, Javier. Dia tentu merasa bangga terhadap apa yang adiknya lakukan. Berdasarkan inisiatifnya sendiri, Javier pun mencoba menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan Julia. Gadis yang dulu pernah mereka culik dan mereka sekap d