Gadis itu benar-benar memiliki sikap yang pantang menyerah, ia terus saja mengejar Jacob tanpa malu. Berbagai hal pun Sylvia lakukan. Mulai dari mengikuti klub pemandu sorak karena Jacob sering bertanding basket, sampai mengikuti kelas memasak yang hanya ada Jacob seorang sebagai anggota laki-laki di sana.
Memang benar, Jacob risih kepada Sylvia yang selalu ada di dekatnya bagaikan ngengat yang mengitari bola lampu. Meskipun begitu, dirinya tak juga mengusir dan meminta sang gadis untuk menjauhinya secara terang-terangan.
"Jacob, kumohon ... katakan sedikit saja! Bahwa kau sebenarnya suka padaku!"
Sylvia memang percaya diri, dan kalimat itu sebagai bukti sederhana dari kepercayaan dirinya. "Kalau kau tak mau bilang suka padaku, mulai hari ini kau harus jadi kekasihku! Titik! Tanpa pengecualian!"
Sikapnya yang tak terduga dan selalu menempel setiap saat kepada Jacob di kelas, pada akhirnya mampu mengikis dinding batu pertahanan Jacob secara perlahan. Hingg
Sylvia menggeleng cepat. "Ini anakmu!" ucapnya bersikeras. "Aku tak pernah melakukannya dengan orang lain. Aku hanya melakukannya denganmu, Jackie."Jacob langsung menatapnya tajam. "Berengsek, jangan sebut nama panggilan itu di depanku," desisnya tertahan. Jackie adalah nama panggilan khusus. Hanya keluarga dan orang terdekatnya saja yang boleh memanggilnya seperti itu."Kumohon, bertanggung jawablah." Sylvia meraih tangan sang kekasih, tetapi dengan cepat Jacob menepis tangannya."Kau gila? Kita bahkan belum masuk menengah atas dan untuk apa aku tanggung jawab atas bayi yang kau kandung itu? Kau sendiri yang senang jika aku tak memakai pengaman setiap kali kita melakukannya."Sylvia menangis, terisak pelan ketika kekasihnya sendiri menolak dirinya dan anak di dalam rahimnya. "Bukankah kau merindukan keluarga?" tanyanya sendu. "Karena itu ... buatlah keluarga denganku. Bersama bayi ini kita hidup bahagia...."Jacob memijat keningnya perlahan. Kepa
"Begitulah akhir kisahku dengannya, berakhir seperti itu." Jacob telah berhasil menyelesaikan satu kisah hidupnya yang kelam. Tentang betapa berengseknya dia dahulu. Karena sudah menghilangkan dua nyawa sekaligus, sebab tak ingin bertanggung jawab untuk gadis malang yang pernah ia cintai.Air matanya turut mengalir, kembali merasakan kesedihan yang sama seperti hari itu. Di hari di mana keduanya berpisah untuk selamanya, Jacob terus saja merenungi perbuatannya yang telah menghilangkan nyawa Sylvia bersama janin dalam kandungannya. Darah dagingnya sendiri.Dan kini, ia pun bersedih dalam pelukan Julia yang ikut menangis bersama-sama dengannya."Aku tak tahu ... akhir hidup sepupuku yang menghilang ... selama ini ternyata ada padamu," bisik Julia dengan pilu. Matanya telah sembap karena sepanjang kisah, ia menangis tanpa henti. Bisa ia rasakan, besarnya cinta Sylvia kepada Jacob.Namun, lelaki ini malah membunuhnya.Haruskah Julia bersyukur sebab dia
Suatu hari, di awal bulan Januari yang terasa dingin hingga menusuk kulit, meski salju telah banyak mencair, Jacob mengajak kekasihnya—Emily—berkunjung ke rumah sakit jiwa, hanya untuk menjenguk ibunya yang sedang dirawat di sana.Mulanya, dia sempat ragu membawa gadis itu membesuk ibunya, dia takut Emily akan memandang hina ibunya yang menderita gangguan jiwa. Namun, dia tahu Emily bukanlah gadis seperti itu."Selamat pagi, Jacob," sapa salah seorang perawat kepada mereka ketika keduanya hendak menuju ruangan di mana Maria dirawat selama ini. Hanya seulas senyum tipis yang terukir di wajah Jacob. Para perawat di gedung itu hampir semuanya hafal dengan sosok Jacob, seorang kakak yang hidup berdua dengan adik laki-lakinya sedangkan sang ibu dirawat karena kondisi mental yang tidak stabil.Emily berjalan tak jauh dari kekasihnya. Langkahnya pendek-pendek dan tak secepat sang kekasih. Dia tampak kesulitan mengimbangi langkah Jacob yang berjalan dengan k
Pertikaian antara Emily dan Jacob semakin memanas. Sehari sebelum perpisahan mereka, Jacob marah besar kepada sang gadis."Kau berhubungan lagi dengan pria itu?!" bentak Jacob di hadapan Emily. Saat itu, Emily berkunjung ke rumahnya, tetapi ketika mengetahui gadis itu bertukar pesan dengan orang yang sudah menghancurkan hidupnya, ia naik pitam. "Sudah berulang kali kukatakan padami, berhentilah dekat dengan orang jahat itu!"Emily tak mau kalah. Ia merasa apa yang dilakukannya sudah benar. "Aku hanya berteman dengannya, dan Kak Louis dan keluarganya itu sangat baik, Jacob. Berhentilah menyebutnya jahat!" ucap Emily dengan nada tinggi. "Kau tak bisa memandang seseorang dari masa lalunya."Jacob mendengkus kasar, matanya memanas. Masa lalu, huh?"Masa lalu ya? Kau tak tahu apa yang dilakukan olehnya, bukan? Dia sudah menghancurkan kehidupanku!" seru Jacob sambil mencengkeram bantal. "Aku dan Javier! Karena perbuatannya, kami berdua menjadi yatim piatu!"
"Dan beberapa tahun setelah berpisah dengan Emily, aku pun bertemu denganmu," ucap Jacob mengakhiri kisahnya. Matanya tampak basah, setidaknya dia merenungi kesalahan yang dia lakukan di masa lalu. Betapa banyaknya dosa yang dia lakukan, banyaknya hal yang tak bisa dimaafkan."Dulu, aku pernah menceritakan perjalanan hubunganku dan Emily ini di akun Youtubeku—Badbuddy.""Be-benarkah?" Julia terlihat tidak percaya. "Tapi aku tak pernah melihatnya.""Waktu itu aku memang benar menceritakannya, tapi itu saat aku sedang melakukan siaran langsung dan begitu selesai bercerita, aku dengan cepat menghapus videonya."Jacob menerawang, mengingat kenangannya pada waktu itu. "Dan salah satu penontonku saat itu pernah menuliskan komentar yang benar-benar menyadarkanku, dia menyuruhku untuk segera membenahi diri.""Dia menuliskan sebuah kalimat yang menggugah hati, aku berterima kasih sekali lagi dengannya. Dia tak tahu siapa aku dan cerita yang kukisahkan
"Kalian ini siapa?" tanya sang jaksa dengan acuh. Nada suaranya terdengar tidak bersahabat, terutama saat sesi tanya jawabnya harus dihentikan karena kedatangan orang-orang tak dikenal.Pria itu kemudian merapikan kacamata yang bertengger di hidungnya. "Jika kalian ingin membebaskan pemuda ini, saya katakan pada kalian bahwa kalian hanya akan melakukan tindakan yang sia-sia. Saya harap kalian pergi sekarang juga. Tak ada gunanya berteman dengan penjahat sepertinya," ucap jaksa itu sambil kembali merapikan kacamata di wajahnya.Mark menepuk dadanya dengan keras. "Kata siapa kami ini tak ada hubungannya dengan anak itu?! Toh, kami juga komplotannya?!" teriaknya lantang. "Aku dan Daniel di sampingku inilah yang membantu Javier melakukan setiap kejahatannya! Kami bertiga adalah penjahat!""Ayo, tuntut kami sekarang juga!""MARK!" Javier berdiri dari kursi. "Hentikan omong kosongmu dan kalian pulanglah!" Javier tak ingin kedua sahabatnya yang tak berdosa ini i
Jacob tetap ditahan meskipun Julia telah memohon kepada pihak keluarganya. Baik keluarga Peterson dan keluarganya yang sebenarnya. Dia meminta kepada mereka semua untuk membebaskan kekasihnya, dia mengatakan kepada semua orang bahwa Jacob tidaklah bersalah.Namun, keputusan keluarganya sudah bulat. Jacob dan mereka semua yang terlibat akan dipenjara sesuai kejahatan mereka masing-masing.Sambil menunggu pria itu menerima keputusan dari pengadilan, Julia memulihkan kondisinya yang kembali turun. Ada banyak hal yang terjadi di masa-masa itu. Julia telah kembali ke keluarganya yang sebenarnya, dan tinggal bersama mereka.Juga sebuah berita tentang Louis Peterson, pria yang telah menyuruh Javier Leckner menculik dan menyiksanya, meski sebenarnya pemuda 17 tahun itu lebih sering bertindak di belakangnya layar dan tak ingin kedua tangannya kotor oleh kejahatan.Salah satu hal yang terjadi di kehidupan baru Julia yang sepi adalah kehadiran Emily yang sering seka
Sebuah kisah hidup tak akan pernah lengkap tanpa mengetahui kisah yang melatar belakangi semua tindakannya.Ada kalanya, pastilah ada alasan di balik sikap dan sifat seseorang yang mendadak berubah menjadi dirinya yang tak dikenali oleh siapa pun juga. Semua orang pada dasarnya memiliki rahasia, kelemahan, ketakutan di dalam hatinya.Tak ada yang bisa menyangkal dari semua itu, termasuk seorang anak kecil berusia lima tahun yang harus mendapat perlakuan yang tidak semestinya dari orang-orang yang mengaku sangat menyayanginya itu.Dirinya yang polos dan ceria, mendadak berubah menjadi dirinya yang sekarang terlihat oleh semua orang.Apa yang salah? Dunia yang tak pernah adik untuknya? Ataukah ... dia memang pantas menerima semua perlakuan itu?Yang jelas, Louis hanyalah seorang anak kecil yang membutuhkan perhatian lebih dari kedua orang tuanya.Dan bahkan, demi memperoleh perhatian dari mereka semua, Louis melakukan apa saja untuk menarik si
Terkadang, dalam sebuah mimpi itu ada sebuah hal yang sangat indah yang tidak dapat ditemukan begitu saja di dunia nyata. Dalam lelapnya di sebuah sel sempit yang harus dibaginya bersama para tahanan penjara yang lain, Louis melihat sosok bidadari cantik yang selama ini selalu dirindukan olehnya. "Maria," panggil Louis penuh haru. Air matanya menetes ketika wanita itu tersenyum penuh kelembutan padanya. Senyum yang selalu bisa menentramkan dan menenangkan kondisi hatinya. Sosok bergaun putih itu melambai ke arah Louis yang langsung berlari menghambur kepada sang wanita. "Maria! Maria!" teriak Louis penuh semangat. Kerinduan di hatinya ini sangatlah menyesakkan dada. Dia rindu wanita ini. Sangat. "Louis," panggil Maria seraya mengangkat tangannya perlahan. Maria lalu mengelus rahang sang pria yang mendadak berubah menjadi seorang remaja berusia 17 tahun. Rupanya persis seperti dirinya 10
Sepekan setelah berkunjung ke rumah keluarga Peterson, Jacob bertandang sendirian ke penjara kota, untuk menjenguk adiknya maupun teman-temannya yang lain. Tanpa sepengetahuan kekasihnya, Jacob pergi menemui Javier. Meski dia memasang ekspresi seolah baik-baik saja di hadapan Julia, sebenarnya pria itu tengah berjuang melawan kepedihan di hatinya mengenai surat usang itu. Jacob menceritakan semua yang terjadi kepada Javier, tentang ibu mereka yang semasa hidupnya hanya berpura-pura gila demi menjaga tumbuh kembang mereka. Dia juga memperlihatkan surat yang selama ini disimpan dengan baik oleh orang yang seharusnya mereka benci, tetapi mendadak ada keraguan di hati keduanya, setelah mengetahui kebenaran yang tersimpan rapat. Javier menangis sesenggukan di balik kaca yang memisahkannya dengan pengunjung, ketika membaca surat yang dituliskan oleh ibunya yang telah tiada. Selama ini, dia hi
Jauh sebelum hari pernikahan Julia dan Jacob berlangsung, tepatnya masa-masa sebelum mereka berdua mendapatkan kerja di sebuah perusahaan, Julia pergi ke rumah orang tua angkatnya yang telah menjaga dan merawatnya dengan baik selama ini. Tentu dia tak pergi sendirian ke rumah keluarga Peterson, karena ada Jacob yang dengan setianya pergi mendampingi kekasihnya itu datang berkunjung ke sana. Setelah hari di mana Julia ditemukan oleh pihak kepolisian dan mendengar kenyataan bahwa dia bukanlah anak kandung dari keluarga yang selama ini mengasuhnya, membuat Julia syok berat. Julia sepenuhnya percaya dengan keluarga yang selama belasan tahun lamanya merawat dirinya dari kecil hingga tumbuh dewasa, mendadak kecewa karena tak pernah sekalipun mereka mengatakan kebenaran tentang keberadaannya di keluarga itu. Tentang dia yang bukan merupakan anak kandung dari keluarga Peterson yang selama hampir 19 tahun ini, nama
Pernikahan Julia dan Jacob yang dilangsungkan di sebuah gereja Katolik tak jauh dari tempat tinggal mereka berjalan lancar dan juga khidmat, sama seperti harapan kedua orang yang saling mencinta itu akan hari bahagia yang sudah keduanya tunggu-tunggu sejak lama. Awalnya Julia merasa sangat gugup saat dituntun oleh sang papa—Roger—menuju altar pernikahan untuk menemui kekasih hatinya, Jacob, yang saat itu mengenakan jas hitam yang terbuat dari sutra pilihan. Jika saja tak ada campur tangan dari kedua orang tuanya, mungkin saja pernikahan Julia tidak akan semeriah dan juga semewah ini. Memang, sebelumnya mereka berdua sudah mengatakan akan membiayai sendiri pernikahan mereka, tanpa menerima bantuan sedikit pun dari Roger dan Rissa. Namun, setelah menghitung biaya yang akan dikeluarkan saat lamaran dan pernikahan nanti, mereka pun syok karena tabungan mereka ternyata masih sangat tidak cukup untuk
Ada banyak orang pernah berkata, carilah seorang pemimpin, bukan seorang bos. Mengapa? Karena pemimpin itu akan peduli dengan orang yang bekerja dengannya. Mereka bekerja di tempat yang sama, dengan derajat yang berbeda, tetapi diperlakukan sama rata. Diperlakukan dengan baik. Sedangkan bos, hanya akan memberi perintah tanpa peduli kepada anak buahnya. Namun, tak semua pemimpin atau bos bersikap demikian. Ini hanya sebagian kecil saja, sikap-sikap yang bisa ditemukan di masyarakat sekitar. Tak ada seorang pun yang tak ingin memiliki satu atau dua orang atasan yang sangat baik di tempat kerja. Dua di antara pekerja yang merasa demikian adalah Jacob dan Julia. Sepasang kekasih yang berencana menikah di tahun 2020 pada bulan Agustus itu pun merasa beruntung, karena keduanya sama-sama bekerja di Brunner Corporation. Salah satu perusahaan yang cukup bagus untuk melatih kemampuan kerja mereka.  
Julia melirik kekasihnya, begitu pula yang dilakukan oleh Jacob. Keduanya saling tatap dalam diam. Keduanya sama sekali tak menyangka jika mereka akan makan siang bersama dua orang atasan mereka di kantor. Tak ada ekspektasi sebelumnya bahwa dua orang paling berpengaruh di tempat kerja mereka itu akan duduk tepat di hadapan mereka. Awalnya, kecanggungan ini bermula saat Jake dan Melvin tiba di kafetaria dekat kantor untuk makan siang bersama. Namun, setelah mengamati selama beberapa detik, mereka sadar kalau tempat itu sudah penuh dengan orang-orang yang juga sedang mencari makanan untuk mengganjal perut mereka. Mulanya Melvin hendak beranjak pergi ke tempat lain, tetapi Jake dengan cepat menarik jasnya dan membawa pria itu ke meja di mana ada dua orang yang pernah bertemu dengan mereka beberapa hari yang lalu. Dan inilah yang terjadi. Kecanggungan yang dirasakan oleh dua orang pekerja yang harus duduk deng
Tak ada usaha tanpa ada hasil yang diinginkan. Tak ada kerja keras tanpa ada tujuan yang besar di baliknya. Pun begitu dengan setiap kerja keras Jacob dan usaha Julia untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Restu memang telah mereka kantongi bersama. Dan mereka telah merencanakan akan seperti apa pesta pernikahan mereka. Namun, perjalanan keduanya masih sangat jauh. Meskipun Julia telah lulus dari sekolah dan Jacob tak lagi bekerja membuat konten Youtube, mereka berdua tetap dipusingkan dengan satu hal. Pasangan kekasih itu sibuk memikirkan konsep pernikahan, sampai tak menyadari dengan satu pondasi yang penting, yaitu berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk menyiapkan pesta. Walau Julia berasal dari keluarga kaya raya, tetapi hal itu tak membuatnya merasa harus memakai uang kedua orang tuanya untuk pernikahan yang akan dilakukannya bersama kekasihnya, Jacob.
Setiap orang memiliki masa terberat dalam hidupnya. Entah itu merupakan suatu hal yang dulu sangat digemari, tetapi kini apa yang sebelumnya disukai malah menjatuhkannya perlahan. Atau masalah hidup yang lainnya, seperti perekonomian yang menurun atau percintaan yang membuat hati seseorang menjadi patah. Ada banyak sekali hal yang menyebabkan mata ini menumpahkan cairan beningnya. Kesepian, ketakutan, rasa sakit, kebencian ... luka yang tak bisa terobati meski telah datang orang baru. Semua perasaan yang mungkin pernah dirasakan oleh orang-orang, adalah suatu perasaan yang tak bisa disalahkan. Seperti halnya cinta. Kita tak bisa menaruh hati kita kepada seseorang yang memang tak menarik perhatian kita sebelumnya. Sekeras apa pun, dia berusaha, jika hati kita telah menolaknya, tentu tak akan ada rasa bersambut untuknya. Namun, kita semua justru melambuhkan asa kepada seseorang yang tidak mungkin bisa menyamb
Jacob sempat mencuri pandang tatkala melihat interaksi yang terjadi antara adiknya dan juga kekasihnya, Julia. Suatu keadaan di mana sebelum-sebelumnya, dia tak pernah melihat keduanya berinteraksi dengan benar. Dan ini adalah yang pertama kalinya. Jacob pun kembali mengalihkan perhatiannya kepada hal lain, tetapi meskipun begitu, seulas senyum lebar terlukis jelas di wajah tampannya. Pria itu merasa sangat bahagia, ketika melihat adiknya Javier, yang dulu tak menyukai hubungan yang terjalin antara dirinya dan Julia, kini sudah mulai menunjukkan lampu hijau terhadap hubungannya dengan sang gadis bersurai cokelat itu. Bohong jika Jacob tak merasa bangga terhadap kemajuan yang ditunjukkan oleh adiknya, Javier. Dia tentu merasa bangga terhadap apa yang adiknya lakukan. Berdasarkan inisiatifnya sendiri, Javier pun mencoba menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan Julia. Gadis yang dulu pernah mereka culik dan mereka sekap d