Beranda / CEO / C E O Dingin itu Mantan - Ku / BAB 71 : Telepon dari Meytha & Bulan

Share

BAB 71 : Telepon dari Meytha & Bulan

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Usai menyumbangkan darahnya ke Rumah Sakit, Reynaldi pun berpamitan pada Widyawati untuk ke kantor. Sementara Widyawati menunggu sahabatnya di Rumah Sakit. Hari ini adalah hari pertama Reynaldi aktif kembali ke kantor. Sekitar jam setengah sepuluh Reynaldi pun sampai di kantor.

“Pak Imam sekarang ke Rumah Sakit lagi aja. Nanti kalau sudah sampai rumah sakit, tolong Bapak hubungi mami saya,” perintah Reynaldi saat turun dari mobil. Lalu, lelaki tampan itu pun masuk ke dalam gedung dan melangkah panjang ke arah lift menuju kantornya yang berada di lantai tujuh.

Ting...!

Reynaldi keluar dari lift disambut oleh sekuriti yang memberikan hormat dengan berdiri sigap dari tempat duduknya dan berkata, “Selamat pagi Pak..”

“Selamat pagiii...,” jawab Reynaldi tersenyum kecil. Lalu, lelaki tampan itu mengayuhkan langkahnya berjalan menuju ruang kerjanya.

Dinda yang melihat Reynaldi berjalan menuju ruang kerjanya tergopoh-gopoh keluar menyambut kedatangan Reynaldi yang telah cukup lama digan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Makasih banyak Kak Ndari Mana udh hadirʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っLove You Sekebon(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)
goodnovel comment avatar
Ndari Mana
lanjuut thor makin seruu ceritanya,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 72 : Kejahatan Elmira

    Elmira yang terbangun dari tidurnya karena rasa lapar, memandang jam pada dinding kamar itu dan memicingkan matanya untuk melihat jam pada dinding tersebut.“Aduh..! Udah hampir jam sepuluh pagi.., apa ya alasannya sama tante Widya..,” ujarnya berseloroh dengan memegang kepalanya agar mampu berpikir untuk memberikan jawaban.“Oh iya, ngomong aja nggak bisa tidur karena keingat sama mami papi.., Ok laah, gue mau cuci muka dulu,” ucapnya lagi bermonolog.Dengan bermalas-malasan Elmira melangkahkan kaki menuju wastafel. Ia mencuci muka dan menyikat gigi lalu, kembali ke kamarnya untuk merapikan rambut panjangnya dan keluar dari kamarnya.Elmira keluar dari kamar dengan langkah panjangnya menuju tangga. Lalu, ia pun menuruni setiap anak tangga dengan perlahan hingga sampai di lantai bawah. Saat kakinya menyentuh lantai bagian bawah, dilihat Ina berjalan persis di depannya.“Bi Inah.., kok sepi rumahnya. Pada kemana semua penghuni rumah ini?” tanya Elmira memandang ke arah Inah pemban

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 73 : Meytha memblokir, Dinda membuka

    Tepat pukul lima sore kala Reynaldi telah selesai menandatangani berkas masuk dan keluar, ia menghubungi Dinda untuk mengambil berkas tersebut dengan menggunakan telepon direct.“Dinda.., ambil semua berkas yang sudah saya tanda tangani,” perintah Reynaldi.Kemudian, ia meraih ponselnya dan menghubungi Meytha untuk melepas rindu pada kedua anaknya. Terlebih, Bintang kini sudah mau berbicara dengannya walaupun tidak sebanyak obrolannya pada Bulan.Berulang kali Reynaldi menghubungi ponsel Meytha namun telepon yang dihubunginya tidak aktif. Sampai akhirnya Dinda masuk ke dalam ruang kerja Reynaldi dan mendengar sang CEO menggerutu tidak jelas.“Kenapa nggak bisa dihubungi sih..?!” ucapnya kesal pada diri sendiri yang berkali-kali menghubungi Meytha.“Uhm.., maaf Pak Rey.., bisa saya ambil berkasnya?” tanya Dinda dengan suara nyaris tak terdengar karena kuatir ia akan kena imbas atas kekesalan Reynaldi. “Tunggu..! Hmm.., kalau mau menghubungi nomor ponsel.., apa bisa pakai telepon

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 74 : Curahan hati Reynaldi

    Reynaldi yang yakin adanya kelicikan yang dilakukan oleh Elmira, membuat ia menghubungi Widyawati. Karena sebelum melaporkan hal ini pada Richard, ia terbiasa membicarakan semua hal dengan Widyawati.“Malam Maa.., apa udah akan makan malam?” tanya Reynaldi kala Widyawati menjawab panggilan teleponnya.“Rey.., sepertinya Mami nggak bisa makan malam, karena papinya Elmira baru saja meninggal,” tutur Widyawati dengan suara parau.Sejenak Reynaldi menelan ludahnya dan menarik napas panjang. Lalu, Reynaldi bertanya, “Jam berapa Mami pulang ke rumah?” “Mungkin dini hari.., karena selepas isya jenazah akan dikebumikan dan akan dilakukan tahlilan di rumah Elmira. Apa kamu sibuk? Kalau memang tidak sibuk berangkatlah bersama papimu,” pinta Widyawati pada putranya.“Lalu.., bagaimana dengan tante Imelda..? Apa dia sudah melewati masa kritis?” tanya Reynaldi tanpa mengiyakan keinginan Widyawati.“Alhamdulillah.., tante Imelda mampu melewati masa kritis. Tapi, sejauh ini dia nggak tau kala

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 75 : Membuka Tabir gelap Elmira

    Saat mengetahui kelicikan Elmira yang masuk ke kamar Reynaldi tanpa izin dini hari sewaktu menginap di rumahnya lewat CCTV yang mereka lihat bersama, membuat Widyawati sangat murka. Wajahnya menegang dan giginya bergemertak. Di pandangnya Reynaldi dan dipegang tangannya. Lalu, Widyawati memeluk putranya dan menangis sejadi-jadinya di malam itu.“Maafkan Mami.., Rey.., maafkan Mami.., hiks.. hiks.. hiks.., kasihan cucuku nggak bisa dengar suaramu. Kasihan Meytha hatinya juga terluka. Jahat sekali gadis itu.., hiks...hiks..,” tangis Widyawati dalam pelukan putranya.Widyawati punya alasan menyesali hal ini. Karena sebelumnya ia juga memberhentikan Meytha karena Elmira menghasutnya. Kini, Reynaldi kembali bermasalah dengan Meytha karena kesalahannya yang mengizinkan gadis yang pernah berbuat salah untuk melukai Meytha dan putranya secara licik.Richard yang melihat Widyawati begitu emosi, marah dan menyesal mengelus punggungnya dan berkata, “Sayang.., mungkin Allah kasih lihat pada ki

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 76 : Gagal & Next..

    Sekitar jam dua belas siang, Richard, Reynaldi dan Widyawati telah menunggu kedatangan Elmira dengan perasaan campur aduk. Mereka punya rencana untuk bisa melihat foto pada galeri ponsel Elmira. “Mii.., yakin Elmira bakal datang? Soalnya dua hari lagi kita akan berangkat ke rumah Meytha, kalau Rey nggak punya bukti bagaimana cara jelaskan ke...” “Maaf, Nyonya.., mobil yang mengantar Nona Mira baru masuk ke halaman,” potong Inah memberitahukan kedatangan Elmira. Hal itu dilakukan oleh Inah setelah Widyawati memberitahukan perihal kejahatan yang dilakukan oleh Elmira lewat CCTV. “Makasih.., Inah," jawab Widyawati menganggukkan kepalanya. Mendengar Elmira datang, terlihat ketiga penghuni rumah itu tegang. Terlebih raut wajah Reynaldi yang memancarkan kemarahan. Lalu, Richard berkata, “Rey.., tahan emosi atau kita tidak berhasil meyakinkan Meytha.” Reynaldi mengangguk lemah dan meraih air yang berada di meja makan. Diteguknya air dalam gelas itu hingga tandas. Lalu, Iyem yang ditugasi

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 77 : Akhirnya Terbongkar

    Dengan terus berharap dalam hatinya, Widyawati yang merasa bersalah atas putranya, terus memikirkan perihal ponsel lain yang mungkin saja tidak dipunyai Elmira. Pikirnya, bisa saja gadis cantik itu telah menghapus foto yang dikirim ke Meytha dari ponsel yang kemarin dinyatakan bersih oleh suaminya. Namun firasat Richard menyatakan kalau Elmira mempunyai dua ponsel dan menyimpan ponselnya di rumah.Tak lama kemudian, seketika pikiran Widyawati yang bercabang pada beberapa kemungkinan pun terhenti, kala taxi yang membawa Widyawati pun sampai pada sebuah rumah berwarna biru muda. Widyawati turun dari taxi dan menekan tombol bertuliskan ‘Bel’ persis disebelah gerbang rumah. Beberapa saat kemudian muncul seorang wanita berusia tiga puluh tahun membukakan pintu gerbang dan menyapa Widyawati.“Siang Ibu.., mencari siapa?” tanya seorang pembantu, memandang ke arah Widyawati.“Saya Widyawati.....”“Silakan masuk Nyonya..,” sapa pembantu itu dengan hormatnya, saat mendengar nama Widyawati.

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 78 : Elmira di depan rumah Rey

    Mobil yang membawa Reynaldi masuk ke dalam rumah bersamaan dengan mobil yang membawa Richard. Reynaldi yang lebih dulu keluar dari mobil pun menunggu Richard di halaman tersebut. Tampak lelaki tampan, putra kesayangannya tersenyum saat menyambutnya. Sebuah senyuman yang sudah dua hari tidak dilihatnya, sejak kejadian Elmira menginap di rumah itu.Mereka masuk ke dalam rumah dengan saling berangkulan hingga sampai ruang keluarga. Dan Widyawati yang mendengar kehadiran kedua lelaki yang paling dicintainya menyambut keduanya, membuka lebar kedua tangannya dan memeluk mereka dengan rasa bahagia.“Rey.., ini ponsel yang disembunyikan gadis jahat itu. Mami sudah blokir juga nomor teleponnya. Dia pasti hubungi Mami. Dan juga sudah minta sama sekuriti untuk nggak kasih dia masuk ke rumah kita,” ungkap Widyawati seraya menyerahkan ponsel pink milik Elmira pada Reynaldi.“Rey.., kita akan ke Bandara jam enam sore ini, karena kita akan naik pesawat jam delapan. Kalau gimana segera rapikan pak

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 79 : Bersama ke Sekolah si Kembar

    Setelah semalam, menginap di sebuah hotel di Surabaya, Reynaldi dan kedua orang tuanya melanjutkan perjalanan menggunakan jasa persewaan mobil untuk mengantar mereka ke Kediri. Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam. Oleh karena itu, usai mereka sarapan pagi di hotel mereka pun kini telah berada di jalan menuju kediri.Selama dalam perjalanan menuju kediri, mereka membicarakan tentang rencana yang akan mereka lakukan saat berada di rumah Meytha.“Mii.., jangan ngomong dulu sama Meytha, kalau Mami mau lamar dia. Dia itu perempuan yang beda. Rey aja jadi bingung sama sikapnya. Apalagi sekarang ada masalah sama Elmira. Udah pasti Meytha tambah ambil jarak,” tolak Reynaldi saat Widyawati akan melamar Meytha langsung kepada ibundanya.“Gimana Pii..?” tanya Widyawati menoleh ke arah suaminya.“Benar apa kata Rey.., biarkan dulu putra kita melakukan pendekatan. Masalah yang lalu aja belum di selesaikan Rey.., ditambah dengan masalah foto yang dikirim Elmira. Plus masalah pemecatan juga pastin

Bab terbaru

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 91 : SAH..! (THE END / TAMAT)

    Tepat pukul delapan pagi suasana rumah Meytha telah ramai. Tenda telah di pasang di depan rumah dan di depan rumah tetangganya. Suasana hari ini berbeda dengan suasana sepuluh tahun lalu, dimana semua serba mendadak. Bahkan beberapa kerabat Wulandari dan almarhum Bimantoro tidak ke Jakarta, karena acara pernikahan Meytha yang dianggap terlalu tergesa-gesa.Hiasan Janur kuning dipasang di depan pintu pagar kanan dan kiri yang dibuka lebar. Ruang tamu disulap dengan sentuhan permadani berwarna biru. Disediakan dua kursi untuk mempelai, dua kursi untuk saksi dan wali serta dua kursi untuk orang tua. Untuk kerabat dekat semua berkumpul di ruang keluarga, dimana seluruh sofa diletakan diluar rumah menyatu dengan kursi plastik yang di pinjam di kantor RW, tempat duduk beberapa tetangga kanan kiri dan samping kanan dan kiri pula. Hari ini, Meytha menggunakan pakaian kebaya putih dan kain batik berwarna coklat dengan rambut disanggul modern. Tampak wajah Meytha sangat cantik, sampai Bula

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 90 : Meytha menikah, Elmira melahirkan

    Satu hari sebelum hari bersejarah bagi Reynaldi dan Meytha akan dilakukan, tampak kesibukan terlihat di rumah Meytha Kasturi. Ibu-ibu pengajian dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka, datang ke rumah, melakukan doa bersama untuk kelancaran ijab kabul yang akan dilakukan esok hari dan atas permintaan Wulandari, pernikahan pun akan dilakukan di rumah itu, karena wanita itu merasa almarhum suaminya akan hadir dan melihat kalau putrinya menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara itu, Reynaldi yang mengikuti tradisi dan aturan yang diberlakukan oleh Widyawati, tidak diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita selama tujuh hari sebelum hari pernikahan. Maka, ia pun wajib mengikuti tradisi dari keluarga Widyawati. Bahkan, untuk menanyakan kabar Meytha lewat ponsel saja, dilarang oleh Widyawati dan itu membuat Reynaldi menjadi uring-uringan.“Mami.., boleh ya Rey hubungi Meytha.., juga besok kami udah bertemu.., yaa.., Mii,” rajuk Reynaldi layaknya seorang anak kecil.“Rey..

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 89 : Gerakan Bayi Elmira

    Kedua anak kembar mereka banyak bertanya tentang rumah yang akan mereka tempati dan Meytha pun menjelaskan hal yang tidak terlalu mendetail pada si kembar yang selalu bertanya banyak hal.Untuk rumah yang pernah ditempati sampai dua puluh lima tahun itu tidak mengalami perubahan, walaupun pada bagian dalamnya, telah banyak yang direnovasi mengikuti gaya dapur atau pun kamar mandi jaman sekarang, namun pada setiap bagian kamarnya tidak diubah oleh Reynaldi. Bulan menempati kamar yang dulu ditempati oleh Meytha, dan Bintang menempati kamar yang di tempati oleh almarhum adiknya Meytha. Kedua kamar itu berada di depan ruang keluarga. Untuk Wulandari menempati kamarnya yang dulu, sedangkan kamar khusua untuk tamu yang berada di depan ruang tamu, menjadi kamar Meytha. Untuk Siti, pembantu rumah tangga yang telah ada di rumah itu, rencananya akan tidur bersama Wulandari. “Buu.., rencananya saya mau buat satu kamar lagi di dekat halaman belakang untuk Siti, hanya saja saya mau minta pendapat

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 88 : Rumah Kenangan untuk Meytha

    Hubungan yang berlanjut antara Meytha dan Reynaldi lewat LDR selama dua bulan ini kian bertambah mesra, hingga akhirnya kenaikan kelas si kembar menjadi satu jalan menuju jarak antara keduanya kian mendekat. Seperti saat ini, Reynaldi datang pada hari kenaikan kelas si kembar. Meytha mengambil rapor Bintang Hutama Putra dan Reynaldi mengambil rapor Bulan Hutami Putri. Selama enam bulan berada dalam lingkungan pedesaan membuat si kembar sangat mengerti, arti sebuah kesederhanaan dari teman-teman sekelasnya yang mayoritas orang tuanya menjadi petani dan pedagang. Reynaldi mengabadikan perpisahan si kembar bersama temen sekelasnya dengan berfoto dan memvideokan kebersamaan mereka. Sementara, Reynaldi sendiri cukup dikenal oleh kepala sekolah dan semua guru, setelah melakukan perbaikan halaman sekolah anaknya, yang awalnya hanya berupa tanah berwarna merahan, kini berisi paving dan di tata juga bagian tamannya.Bukan hanya itu, Reynaldi pun memperbaiki ruang UKS dan tiga kamar mandi untu

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 87 : Cemburu tapi Malu

    Kehamilan Elmira membuat Widyawati dan Richard memiliki rasa kasihan pada gadis muda nan cantik jelita itu. Walaupun Elmira pernah melakukan sebuah kesalahan, namun bagi Richard kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang baik diberikan olehnya. Dan keputusan Reynaldi untuk mengambil bayi yang sedang dikandung oleh Elmira disetujui oleh kedua orang tuanya serta mendapat dukungan penuh dari Meytha. Bagi Meytha keadaan buruk yang dialaminya dulu, lebih buruk yang dialami Elmira, karena itu membuat hati Meytha tergerak untuk mengambil bayi yang dikandung Elmira saat bayi itu dilahirkannya. Dan atas permintaan Elmira, ia ingin Reynaldi bisa mengantarkannya ke dokter kandungan ketika akan memeriksa kehamilannya.Hingga jadwal seminggu sekali Reynaldi untuk menemui kedua anak kembarnya pun pastinya, akan menjadi berubah akibat kewajibannya mengantar Elmira ke dokter kandungan. Seperti pada hari ini, putrinya mengeluh saat Reynaldi membatalkan kepulangannya pada minggu pertama ke Surabaya, s

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 86 : Solusi untuk Elmira

    Widyawati yang mendengar ucapan Richard jelas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Richard pun tersenyum lebar melihat raut wajah Widyawati yang tampak tersenyum kecut. “Emang Papi punya niat untuk nikah lagi?” tanya Widyawati serius. “Sayang.., bukannya kamu ingin kita membantu Elmira untuk mencari ayah dari bayi yang dikandungnya?” tanya Richard masih tersenyum lebar. “Nggak lucu..! Kenapa Papi yang harus maju? Maksud Mami kan.., Rey bisa minta izin sama Meytha.., siapa tahu dia setuju,” ucap Widyawati tetap ada keinginannya karena kasihan pada Elmira. “Sayang.., sekarang coba kamu tempatkan dirimu menjadi Meytha.., kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apa lagi Elmira berperilaku tidak baik. Apa kamu pikir, Meytha akan mau terima usulan itu?” tanya Richard memandang Widyawati yang terlihat baru menyadari kesalahannya. “Hmm.., gimana dong Pii.., aku kasihan sama Elmira. Aku takut dia stress dan akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya,” tutur Widyawati dengan

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 85 : Elmira Hamil..?

    Widyawati dan Reynaldi pun menemui Imelda bersama putrinya di ruang tamu. Reynaldi langsung duduk di sofa panjang dan Richard duduk pada sofa tunggal di bagian tengah. Sedangkan Elmira dan Imelda duduk pada sofa tunggal yang berdampingan. Terlihat Widyawati berjalan menuju sofa yang di duduki Imelda dan wanita paruh baya itu mendekati Imelda dan membungkuk untuk melihat kaki palsu Imelda. “Mel.., apa terasa sakit waktu kamu pakai?” tanya Widyawati mengamati kaki palsu yang digunakan Imelda. “Yaa agak sakit. Tapi, hatiku ini lebih sakit.., Wid,” ucapnya dengan kelopak mata yang telah basah. Melihat sahabatnya menangis tanpa bersuara, Widyawati pun terkejut dan memegang tangannya dan berucap, “Ada apa Mel..? Apa ada masalah?” Mendengar pertanyaan sahabatnya, isak tangis Imelda pun semakin kuat. Dan Elmira yang melihat Imelda menangis tanpa mampu mengatakan tujuan mereka ke rumah itu, bersimpuh di hadapan Widyawati. Gadis cantik itu memegang kaki Widyawati dan menangis pula. “Hey..,

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 84 : Kedatangan Imelda & Elmira

    Kepergian Reynaldi kali ini berbeda dari biasanya. Hari ini kedua anaknya melepas kepergian Reynaldi dengan memeluk dan menyampaikan pesan untuk seorang papa yang kini hadir dalam kehidupan mereka. “Papa ingat ya, sampai Jakarta telepon kakak sama adek..,” pinta Bintang saat memeluk Reynaldi. “Iyaa.., nanti sampai di bandara Surabaya aja udah Papa telepon. Gitu juga waktu di Bandara Jakarta Papa akan telepon lagi,” janji Reynaldi dengan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. “Papa.., bisa setiap hari telepon Bulan? Kalau bisa Papa teleponnya pagi sebelum Papa kerja, kalau siangnya waktu Papa makan siang dan malamnya waktu Bulan lagi belajar. Biar Bulan bisa denger suara Papa tiap hari,” tutur putri cantik Reynaldi dengan manjanya. “Yaa, sayang Papa akan telepon setiap nggak sibuk. Papa juga pastinya kangen sama kalian semua,” ucap Reynaldi memandang putri kecilnya, mencium pipinya dan memandang mesra ke arah Meytha. Setelah itu, Meytha mencium punggung tangan Reynaldi. Lalu, tanp

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 83: Lamaran

    Satu hari sebelum acara seserahan, Widyawati yang meminta tolong kakak sepupunya untuk membawakan kebaya berwarna jingga berikut aksesoris serta lengkap dengan selop dan make up yang akan dipakai acara seserahan pun datang. “Widya.., apa cukup ukuran tubuhnya ‘L’? Katamu kan udah pernah punya anak, 2 pula,” tanya Pipit kakak sepupu Widyawati kala ia telah berada di kamar hotel. “Badannya masih bagus.., nggak melar kayak Mbak Pipit.., hehehehe,” canda Widyawati ada saudara sepupunya. Lalu, mereka mengobrol tentang Reynaldi dan kondisi perusahaannya di Jakarta. Kemudian, Pipit pun meminta pada Widyawati untuk memperkenalkan Meytha padanya. “Kenalkan aku sama calon menantumu, sekalian coba kebaya yang aku bawa ini..,” pinta pipit. Sesaat Widyawati melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ia pun berucap, “Sore aja sekalian liat kedua cucuku. Soalnya kalau gini hari kita kesana.., calon menantuku baru pulang dari pasar. Kasihan kalau kita ganggu. Apa lagi dia tiap ha

DMCA.com Protection Status