Home / CEO / C E O Dingin itu Mantan - Ku / BAB 19 : Turis Jerman Pembuka Takdir

Share

BAB 19 : Turis Jerman Pembuka Takdir

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#

Tato yang ada di belakang tubuh Utomo, membuat dirinya berikrar dalam hati untuk mengubur dalam nama Meytha Kasturi di dalam hatinya yang telah hancur berkeping-keping.

Entah mengapa saat ia merasakan jarum merajah belakang tubuh pada bagian bawah leher belakang dengan nama seorang wanita yang teramat spesial di patri, membuat dirinya mengenang kembali satu persatu momen bahagia dan berakhir kecewa.

Di teguknya minuman beralkohol untuk menutupi rasa sakit hatinya. Kini hatinya terasa kembali sakit bersamaan dengan jarum yang tengah merajah tubuhnya. Hingga tanpa bisa ditahan, gemeretak gerahamnya menahan sakit yang demikian sangat dirasa dan meluncur kata-kata dari bibir seorang lelaki dalam rasa sakit di hati dan tubuhnya.

“Meytha.., jika kita bertemu, aku pastikan kamu dan keluargamu akan jauh lebih sengsara dari padaku,” gumam Utomo di antara rasa sakitnya.

“Hahahaha.., Tomo jangan terlalu cinta sama wanita, karena kita masih bisa beli den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 20 : Kedua orang tua Utomo

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# Pada sebuah Rumah Sakit swasta di ruang perawatan VIP, selama tiga hari Richard di rawat. Hal itu dilakukan untuk memulihkan staminanya pasca tenggelam dan tanpa bisa di hindari, air laut terminum olehnya. Rencananya pada hari ini, Richard akan kembali ke hotel. Dan selama Richard dirawat pada Rumah Sakit tersebut, tugas Utomo hanya mengantar Widyawati bolak-balik ke hotel dan Rumah Sakit, juga mengantar pergi ke restoran ataupun membeli kebutuhan bagi keperluan suami dan dirinya. Seperti saat ini, kala Utomo sedang menunggu Widyawati untuk mengambil dan membawa pakaian kotor suaminya ke hotel, di ruang tamu pada kamar perawatan Richard di kamar VIP, Utomo dipanggil oleh Widyawati. “Utomo.., kami akan pulang ke hotel sore ini. Apa bisa kamu tanyakan bagian administrasi berapa yang harus dibayar. Setelah itu beritahu saya lewat pesan saja,” pinta Widyawati mencari Utomo yang sedang berdiam diri di ruang tamu pada ruang perawatan turis Jerman ter

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 21 : Bersama Meytha ke ruang Meeting

    Sesampai di sebuah restoran yang jadi tempat favorit Widyawati dan Richard untuk makan siang, Reynaldi berjalan memasuki restoran seafood tersebut dengan langkah panjang. Reynaldi menghampiri meja yang berada di sudut restoran di samping akuarium besar berisi ikan. Dan ia pun mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan mencium kedua pipi Richard dan Widyawati. “Mami.., Papi habis kemana..? Tumben kita bisa makan bareng. Ini kok ada dua kursi lagi..?” tanya Reynaldy pada kedua orang tua angkatnya. Dan ia pun melambaikan tangannya pada seorang pramusaji untuk memesan makan siangnya sembari mendengarkan ucapan dari Widyawati. “Barusan Mami bertemu teman lama Mami sewaktu kami terapi kaki dan tangan. Dan tadi itu, teman Mami cerita, kalau dia punya anak gadis yang baru saja lulus Sarjana. Tadi dia kasih lihat photo nya cantik dan lulusan terbaik di Universitasnya.” “Rencananya, dia akan kemari mengajak putrinya untuk makan siang bersama kita. Jadi kamu bisa tunggu yaa..,” imbuh Widya

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 22 : Usai Meeting

    Sekitar dua jam di dalam ruang meeting itu, akhirnya pembahasan yang menyangkut regulasi, kenaikan, dan penurunan ekspor beberapa komoditi yang sebagian besar telah dijawab oleh ketua dari PMI (Pengusaha Muda Indonesia) maka sesi Coffee Break pun dibuka selama satu jam dan meeting pun di tutup. Saat Coffee Break dibuka, Meytha langsung berjalan ke tempat duduk Reynaldi. Namun ketika dilihat Reynaldi dan kedua orang temannya sedang berbicara, maka Meytha pun berdiri sejauh satu meter dari tempat duduk Reynaldi. Reynaldi yang menyadari kehadiran Meytha berdiri sejajar dengan dua orang lelaki teman dari PMI tersenyum ke arah Meytha dan bertanya padanya. “Ya.., ada apa Mey..?” tanya Reynaldi lembut dan tersenyum pada Meytha. “Maaf Pak.., saya akan bawakan kopi hitam atau Cappucino?” tanya Meytha yang tak menyangka Reynaldi akan tersenyum. Dan senyumannya sama seperti dulu, yang membuat perasaannya sangat nyaman dan menyejukkan.“Kopi hitam saja. Apa kamu bisa mengambilkan kedua bapak y

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 23 : Emosi Meytha

    Seperti biasa, Meytha selalu datang lebih awal ke kantor, hal itu disebabkan karena ia harus mengantar kedua anaknya untuk ke sekolah. Terlebih hari ini, kedua anaknya sedang menghadapi ulangan umum.Meytha telah sampai di kantor sekitar pukul tujuh lewat lima belas menit. Seperti biasa, ia membuka ruang kerja Reynaldi, menyalakan pendingin dan meminta OB untuk membersihkan ruangan tersebut. Usai dibersihkan oleh OB, Meytha kembali menutup pintu ruangan tersebut, dan duduk di ruang kerjanya, serta membuka buku pertemuan antara Reynaldi dengan beberapa koleganya.Saat dilihat akan ada acara minggu depan di hari Jumat, yaitu pertemuan dengan perhimpunan pengusaha batu bara, maka Meytha pun berkeinginan mengambil cuti, karena hari itu bertepatan dengan hari pengambilan rapor kedua anaknya.Sekitar pukul tujuh lebih tiga puluh menit, Reynaldi pun sampai di kantor. Meytha yang melihat kedatangannya, langsung ke ruangannya dan bertanya, “Bapak saya buatkan kopi sekarang?” “Ya...”Me

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 24 : Elmira Calon istri Rey..?

    Tepat pukul sepuluh pagi, seorang gadis cantik kira- kira berusia dua puluh tiga tahun diantar oleh seorang sekuriti menghadap Dinda, sekretaris pertama Reynaldi. Tok.. Tok.. Seorang sekuriti mengetuk pintu yang setengah terbuka lalu berucap pada Dinda, “Selamat pagi, Bu Dinda.., ada tamu si Bos.” “Ya..,” jawab Dinda singkat seraya menganggukkan kepalanya. “Silakan Mbak..,” ucap sekuriti pada gadis cantik tersebut. “Permisi.., Buu..,” sapa gadis cantik nan muda belia saat dilihat Dinda masih berkutat dengan komputer di depannya. “Ya.., duduk..,” toleh Dinda melirik pada gadis cantik yang masih berdiri walau sudah dimintanya duduk. Dipandanginya gadis cantik dengan minidress sebatas dengkul berwarna biru tosca berbahan chiffon dengan potongan kerah V serta ikat pinggang berwarna hitam memperlihatkan kelangsingan tubuhnya. “Duduk dulu yaa.., Mbak..,” pinta Dinda dengan judes menatap tajam gadis cantik itu. “Maaf Buu.., aku itu janji ke kantor ini, jam sepuluh sama Kak Rey. Seka

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 25 : Widyawati Ke Kantor

    “Mamii..?!” pekik Reynaldi pada wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.Karena seumur-umur Widyawati tidak pernah sekali pun mau ke kantor dan itu dibuktikan saat Richard Gerald sang suami memimpin perusahaan itu hingga diserahkan pada putra angkatnya.“Hehehehehe..., Mami sengaja mau sidak kamu ke kantor..., sekalian mau ajak kamu sama Elmira, makan siang,” ujar Reynaldi.Widyawati yang melihat Meytha berdiri sejajar dengan Reynaldi dan tampak ada dua orang wanita di belakangnya yang menunggu lift terbuka, membuat Widyawati yang merasa menghalangi jalan mereka, memberikan jalan pada ketiga wanita tersebut. “Silakan, Sorry...,” ujar Widyawati yang melangkah maju.Kesempatan itu pun dipakai oleh Meytha untuk menganggukkan kepala pada Reynaldi dan berucap, “Saya duluan Pak.., permisi Buu...”Reynaldi hanya mengangguk kecil dan membiarkan Meytha berlalu dari hadapannya dengan sedikit rasa kecewa.Padahal telah terpikir olehnya supaya bisa berkenalan dengan kedua anak Mey

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 26 : Kecurigaan Widya

    Meytha sampai lebih dulu di kantor dibandingkan Reynaldi yang terjebak macet pada saat jam makan siang. Dengan wajah bahagia, Meytha berjalan menuju pintu ruang kerja Reynaldi. Dibukanya pintu kerja sang CEO, dicarinya OB untuk kembali membersihkan ruangan tersebut sebelum si empunya ruangan datang, pikir Meytha saat itu.Setelah itu, Ia bergabung mengobrol bersama kedua rekan kerjanya. Terlebih Cindy ikut duduk di depan ruang kerja Dinda."Wajahmu sekarang ceria.., ada berita bagus?" tanya Dinda saat Meytha duduk di depan ruangannya."Biasa.., si kembar tadi cerita soal ulangannya bisa di jawab semua. Dan semua yang mereka pelajari semuanya keluar. Jelaslah aku senang," ungkap Meytha atas perasaannya.“Mey.., tadi katanya mau cerita, kenapa muka, voltase ketegangannya tinggi waktu jalan bareng si Bos ke lift,” ujar Dinda melirik ke arah Cindy dan tersenyum penuh arti.“Kaget aja waktu dibilang dia mau ikut jemput kedua anakku. Apa kata kedua anak kembarku coba? Itu yang buat seket

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 27 : Cuti Meytha ditolak..?

    Pagi ini seperti biasa usai membuka pintu ruang kerja Reynaldi, Meytha meminta bagian OB untuk membersihkan ruangan tersebut dan mengganti bunga anggrek yang setiap satu minggu diganti oleh stand bunga, langganan perusahaan itu. Usai dilihat OB tersebut telah membersihkan ruangan sang Bos, Meytha pun menyalakan pendingin ruangan, menyalakan komputernya lalu keluar menunggu kehadiran Dinda di ruangan kerjanya. “Woi..! Pagi amat sih.., padahal ini baru jam tujuh lewat tiga puluh menit. Aku pikir.., diriku yang terlalu pagi,” tegur Dinda saat dilihat Meytha duduk di depan ruang kerja Dinda yang masih terkunci. “Aku mah biasa.., jam tujuh lewat sepuluh udah di kantor, beda dikit sama sekuriti.., hehehehe. Maklum jadi tukang ojek untuk antar anak ke sekolah. Justru kamu yang tumben udah di kantor. Biasanya jam delapan kurang satu menit baru nongol,” singgung Meytha seraya tertawa kecil. Sembari membuka pintu kerjanya, Dinda pun menceritakan Ikhwal dia lebih pagi sampai di kantornya. “T

Latest chapter

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 91 : SAH..! (THE END / TAMAT)

    Tepat pukul delapan pagi suasana rumah Meytha telah ramai. Tenda telah di pasang di depan rumah dan di depan rumah tetangganya. Suasana hari ini berbeda dengan suasana sepuluh tahun lalu, dimana semua serba mendadak. Bahkan beberapa kerabat Wulandari dan almarhum Bimantoro tidak ke Jakarta, karena acara pernikahan Meytha yang dianggap terlalu tergesa-gesa.Hiasan Janur kuning dipasang di depan pintu pagar kanan dan kiri yang dibuka lebar. Ruang tamu disulap dengan sentuhan permadani berwarna biru. Disediakan dua kursi untuk mempelai, dua kursi untuk saksi dan wali serta dua kursi untuk orang tua. Untuk kerabat dekat semua berkumpul di ruang keluarga, dimana seluruh sofa diletakan diluar rumah menyatu dengan kursi plastik yang di pinjam di kantor RW, tempat duduk beberapa tetangga kanan kiri dan samping kanan dan kiri pula. Hari ini, Meytha menggunakan pakaian kebaya putih dan kain batik berwarna coklat dengan rambut disanggul modern. Tampak wajah Meytha sangat cantik, sampai Bula

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 90 : Meytha menikah, Elmira melahirkan

    Satu hari sebelum hari bersejarah bagi Reynaldi dan Meytha akan dilakukan, tampak kesibukan terlihat di rumah Meytha Kasturi. Ibu-ibu pengajian dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka, datang ke rumah, melakukan doa bersama untuk kelancaran ijab kabul yang akan dilakukan esok hari dan atas permintaan Wulandari, pernikahan pun akan dilakukan di rumah itu, karena wanita itu merasa almarhum suaminya akan hadir dan melihat kalau putrinya menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara itu, Reynaldi yang mengikuti tradisi dan aturan yang diberlakukan oleh Widyawati, tidak diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita selama tujuh hari sebelum hari pernikahan. Maka, ia pun wajib mengikuti tradisi dari keluarga Widyawati. Bahkan, untuk menanyakan kabar Meytha lewat ponsel saja, dilarang oleh Widyawati dan itu membuat Reynaldi menjadi uring-uringan.“Mami.., boleh ya Rey hubungi Meytha.., juga besok kami udah bertemu.., yaa.., Mii,” rajuk Reynaldi layaknya seorang anak kecil.“Rey..

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 89 : Gerakan Bayi Elmira

    Kedua anak kembar mereka banyak bertanya tentang rumah yang akan mereka tempati dan Meytha pun menjelaskan hal yang tidak terlalu mendetail pada si kembar yang selalu bertanya banyak hal.Untuk rumah yang pernah ditempati sampai dua puluh lima tahun itu tidak mengalami perubahan, walaupun pada bagian dalamnya, telah banyak yang direnovasi mengikuti gaya dapur atau pun kamar mandi jaman sekarang, namun pada setiap bagian kamarnya tidak diubah oleh Reynaldi. Bulan menempati kamar yang dulu ditempati oleh Meytha, dan Bintang menempati kamar yang di tempati oleh almarhum adiknya Meytha. Kedua kamar itu berada di depan ruang keluarga. Untuk Wulandari menempati kamarnya yang dulu, sedangkan kamar khusua untuk tamu yang berada di depan ruang tamu, menjadi kamar Meytha. Untuk Siti, pembantu rumah tangga yang telah ada di rumah itu, rencananya akan tidur bersama Wulandari. “Buu.., rencananya saya mau buat satu kamar lagi di dekat halaman belakang untuk Siti, hanya saja saya mau minta pendapat

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 88 : Rumah Kenangan untuk Meytha

    Hubungan yang berlanjut antara Meytha dan Reynaldi lewat LDR selama dua bulan ini kian bertambah mesra, hingga akhirnya kenaikan kelas si kembar menjadi satu jalan menuju jarak antara keduanya kian mendekat. Seperti saat ini, Reynaldi datang pada hari kenaikan kelas si kembar. Meytha mengambil rapor Bintang Hutama Putra dan Reynaldi mengambil rapor Bulan Hutami Putri. Selama enam bulan berada dalam lingkungan pedesaan membuat si kembar sangat mengerti, arti sebuah kesederhanaan dari teman-teman sekelasnya yang mayoritas orang tuanya menjadi petani dan pedagang. Reynaldi mengabadikan perpisahan si kembar bersama temen sekelasnya dengan berfoto dan memvideokan kebersamaan mereka. Sementara, Reynaldi sendiri cukup dikenal oleh kepala sekolah dan semua guru, setelah melakukan perbaikan halaman sekolah anaknya, yang awalnya hanya berupa tanah berwarna merahan, kini berisi paving dan di tata juga bagian tamannya.Bukan hanya itu, Reynaldi pun memperbaiki ruang UKS dan tiga kamar mandi untu

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 87 : Cemburu tapi Malu

    Kehamilan Elmira membuat Widyawati dan Richard memiliki rasa kasihan pada gadis muda nan cantik jelita itu. Walaupun Elmira pernah melakukan sebuah kesalahan, namun bagi Richard kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang baik diberikan olehnya. Dan keputusan Reynaldi untuk mengambil bayi yang sedang dikandung oleh Elmira disetujui oleh kedua orang tuanya serta mendapat dukungan penuh dari Meytha. Bagi Meytha keadaan buruk yang dialaminya dulu, lebih buruk yang dialami Elmira, karena itu membuat hati Meytha tergerak untuk mengambil bayi yang dikandung Elmira saat bayi itu dilahirkannya. Dan atas permintaan Elmira, ia ingin Reynaldi bisa mengantarkannya ke dokter kandungan ketika akan memeriksa kehamilannya.Hingga jadwal seminggu sekali Reynaldi untuk menemui kedua anak kembarnya pun pastinya, akan menjadi berubah akibat kewajibannya mengantar Elmira ke dokter kandungan. Seperti pada hari ini, putrinya mengeluh saat Reynaldi membatalkan kepulangannya pada minggu pertama ke Surabaya, s

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 86 : Solusi untuk Elmira

    Widyawati yang mendengar ucapan Richard jelas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Richard pun tersenyum lebar melihat raut wajah Widyawati yang tampak tersenyum kecut. “Emang Papi punya niat untuk nikah lagi?” tanya Widyawati serius. “Sayang.., bukannya kamu ingin kita membantu Elmira untuk mencari ayah dari bayi yang dikandungnya?” tanya Richard masih tersenyum lebar. “Nggak lucu..! Kenapa Papi yang harus maju? Maksud Mami kan.., Rey bisa minta izin sama Meytha.., siapa tahu dia setuju,” ucap Widyawati tetap ada keinginannya karena kasihan pada Elmira. “Sayang.., sekarang coba kamu tempatkan dirimu menjadi Meytha.., kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apa lagi Elmira berperilaku tidak baik. Apa kamu pikir, Meytha akan mau terima usulan itu?” tanya Richard memandang Widyawati yang terlihat baru menyadari kesalahannya. “Hmm.., gimana dong Pii.., aku kasihan sama Elmira. Aku takut dia stress dan akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya,” tutur Widyawati dengan

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 85 : Elmira Hamil..?

    Widyawati dan Reynaldi pun menemui Imelda bersama putrinya di ruang tamu. Reynaldi langsung duduk di sofa panjang dan Richard duduk pada sofa tunggal di bagian tengah. Sedangkan Elmira dan Imelda duduk pada sofa tunggal yang berdampingan. Terlihat Widyawati berjalan menuju sofa yang di duduki Imelda dan wanita paruh baya itu mendekati Imelda dan membungkuk untuk melihat kaki palsu Imelda. “Mel.., apa terasa sakit waktu kamu pakai?” tanya Widyawati mengamati kaki palsu yang digunakan Imelda. “Yaa agak sakit. Tapi, hatiku ini lebih sakit.., Wid,” ucapnya dengan kelopak mata yang telah basah. Melihat sahabatnya menangis tanpa bersuara, Widyawati pun terkejut dan memegang tangannya dan berucap, “Ada apa Mel..? Apa ada masalah?” Mendengar pertanyaan sahabatnya, isak tangis Imelda pun semakin kuat. Dan Elmira yang melihat Imelda menangis tanpa mampu mengatakan tujuan mereka ke rumah itu, bersimpuh di hadapan Widyawati. Gadis cantik itu memegang kaki Widyawati dan menangis pula. “Hey..,

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 84 : Kedatangan Imelda & Elmira

    Kepergian Reynaldi kali ini berbeda dari biasanya. Hari ini kedua anaknya melepas kepergian Reynaldi dengan memeluk dan menyampaikan pesan untuk seorang papa yang kini hadir dalam kehidupan mereka. “Papa ingat ya, sampai Jakarta telepon kakak sama adek..,” pinta Bintang saat memeluk Reynaldi. “Iyaa.., nanti sampai di bandara Surabaya aja udah Papa telepon. Gitu juga waktu di Bandara Jakarta Papa akan telepon lagi,” janji Reynaldi dengan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. “Papa.., bisa setiap hari telepon Bulan? Kalau bisa Papa teleponnya pagi sebelum Papa kerja, kalau siangnya waktu Papa makan siang dan malamnya waktu Bulan lagi belajar. Biar Bulan bisa denger suara Papa tiap hari,” tutur putri cantik Reynaldi dengan manjanya. “Yaa, sayang Papa akan telepon setiap nggak sibuk. Papa juga pastinya kangen sama kalian semua,” ucap Reynaldi memandang putri kecilnya, mencium pipinya dan memandang mesra ke arah Meytha. Setelah itu, Meytha mencium punggung tangan Reynaldi. Lalu, tanp

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 83: Lamaran

    Satu hari sebelum acara seserahan, Widyawati yang meminta tolong kakak sepupunya untuk membawakan kebaya berwarna jingga berikut aksesoris serta lengkap dengan selop dan make up yang akan dipakai acara seserahan pun datang. “Widya.., apa cukup ukuran tubuhnya ‘L’? Katamu kan udah pernah punya anak, 2 pula,” tanya Pipit kakak sepupu Widyawati kala ia telah berada di kamar hotel. “Badannya masih bagus.., nggak melar kayak Mbak Pipit.., hehehehe,” canda Widyawati ada saudara sepupunya. Lalu, mereka mengobrol tentang Reynaldi dan kondisi perusahaannya di Jakarta. Kemudian, Pipit pun meminta pada Widyawati untuk memperkenalkan Meytha padanya. “Kenalkan aku sama calon menantumu, sekalian coba kebaya yang aku bawa ini..,” pinta pipit. Sesaat Widyawati melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ia pun berucap, “Sore aja sekalian liat kedua cucuku. Soalnya kalau gini hari kita kesana.., calon menantuku baru pulang dari pasar. Kasihan kalau kita ganggu. Apa lagi dia tiap ha

DMCA.com Protection Status