Sherla tidak bisa mengendalikan ekspresinya lagi. Dia menurunkan sendoknya dengan malu dan berkata, "Scarlett, aku tahu kalau aku sudah bersalah padamu. Kali ini, kalau masalah Samuel bisa terselesaikan, aku janji, aku nggak akan mengungkit tentang perceraian dengan ayahmu lagi."Scarlett seketika tersentak. Apakah Sherla bersedia untuk melakukan hal seperti ini demi Samuel?Dia selalu mengira bahwa meskipun Sherla menghargai putranya, sifatnya sangat egois. Tak disangka, Sherla bisa menyerahkan keuntungannya sendiri demi Samuel.Sherla memang tidak bisa disebut sebagai orang baik, tetapi setidaknya, dia adalah seorang ibu yang baik.Scarlett pun menganggukkan kepalanya. "Aku akan berusaha."Sherla membuang napas dengan lega. Menurutnya, jika Scarlett berjanji untuk berusaha yang terbaik, Scarlett pasti akan meminta bantuan Keluarga Carter dan masalah ini akan berakhir.Saat mereka sedang makan, suasananya sangat harmonis, tidak seperti sebelumnya.Pada pukul 2.30 siang, Scarlett sudah
Setelah meninggalkan tempat itu, Scarlett kembali ke perusahaan dan bekerja terus hingga jam sembilan malam.Begitu dia memasuki rumah, dia melihat Fabian yang sedang duduk di sofa dengan pakaian kasual. Sebuah laptop berwarna abu-abu terletak di atas pangkuannya. Dia sepertinya sedang melakukan pekerjaannya.Mendengar gerakan ini, dia mengangkat kepalanya dan menatap Scarlett dengan tatapan mendalam. "Sudah pulang, ya?""Ya," jawab Scarlett sambil melepas sepatunya. "Aku lembur."Fabian mengernyit. Dia tahu bahwa Scarlett bekerja sangat keras, tetapi dia tidak menyangka bahwa Scarlett segiat ini.Setelah terdiam sejenak, Fabian bertanya, "Sudah makan?""Belum," jawab Scarlett sambil membuka kulkas. Mi dan taoge yang dia beli masih ada, jadi dia mengeluarkan bahan-bahan itu dan berencana untuk memasak mi. Dia pun bertanya pada Fabian, "Kamu mau makan, nggak? Mi buatanku lumayan enak, lo."Tatapan Fabian tampak senang untuk sejenak. Kemudian, dia mengangguk sambil berkata, "Kalau begitu
Dari dalam ruangan, terdengar suara sombong seorang wanita. "Masuklah!"Scarlett seketika merasa terkejut. Suara ini ....Saat dia mendorong pintu dan berjalan memasuki ruangan, dia langsung melihat Rebecca!Selain Rebecca, Celine juga berada di dalam ruangan!Apa yang terjadi? Scarlett mengajak orang tua murid yang berkelahi dengan Samuel untuk bertemu. Mengapa kedua orang ini bisa berada di tempat ini?Scarlett benar-benar kebingungan. "Kalian ...."Seulas senyuman tersungging di bibirnya Celine. Seperti agak terkejut, dia berkata, "Kak Scarlett, ternyata kamu orang yang menghubungiku, ya?"Kemudian, dia berkata dengan rasa bersalah, "Kalau tahu begitu, aku pasti mengubah jadwalku dan menemuimu lebih awal. Maaf, ya, sudah membuatmu menunggu dengan percuma selama dua hari."Scarlett menatapnya dengan ragu-ragu dan berkata, "Kamu ...."Celine tersenyum sambil berkata dengan lembut, "Kent Simpson itu adikku."Hati Scarlett seketika menegang. 'Benar juga. Pantas saja, sebelumnya, saat ki
Dia terus mengingat bahwa dia berada di posisi lemah dan tidak berani, juga tidak bisa melawan.Melihat Scarlett begitu penurut, seperti saat di Kediaman Carter selama dua tahun terakhir, Rebecca seketika tertawa dengan bangga.Sesaat kemudian, dia menjambak rambut Scarlett dan menarik Scarlett ke belakang. "Kali ini, masalah kakakku harus diselesaikan. Malam ini, ikut aku ke pertemuan makan malam. Setelah itu, aku akan membiarkan Celine melepaskan adikmu," kata Rebecca dengan dingin.Scarlett merasa kesakitan, kulit kepalanya seperti akan robek. Dia hanya bisa berusaha untuk mengikuti kekuatan Rebecca sambil memaksakan dirinya untuk bertanya, "Makan ... malam?"Rebecca tersenyum dengan sinis dan berseru, "Tentu saja makan malam dengan para petinggi itu! Kenapa? Kamu takut dijebak, ya? Kamu kira para petinggi itu senang dengan barang bekas sepertimu? Kamu hanya perlu pergi untuk menemani mereka minum-minum. Jangan bilang kamu nggak berani pergi!"Di satu sisi, Celine berkata dengan pel
Saat Scarlett berjalan keluar dari ruangan itu, Julian yang berada tidak jauh dari tempat itu langsung melihatnya dan berjalan menghampirinya. Saat tatapan Julian tertuju ke bekas merah di pipi dan leher Scarlett, wajah tampan Julian seketika tampak murka. "Mereka main tangan?"Dia langsung menerjang ke arah ruangan itu dengan amarah yang menggebu-gebu. "Aku akan mencari mereka! Memangnya nggak ada yang namanya hukum, ya? Ini hanya perkelahian antara anak-anak! Kalaupun mereka menyayangi anak mereka, mereka nggak seharusnya menyentuh seorang gadis lemah sepertimu!"Scarlett langsung menahannya."Jangan ...."Julian mengernyit sambil menahan amarahnya dan bertanya, "Kamu takut pada mereka? Ada aku di sini, apa yang kamu takutkan? Aku paling-paling hanya perlu menunduk pada orang tuaku supaya bocah itu bisa bersekolah lagi. Tapi, aku nggak akan membiarkan mereka menindasmu seperti ini!"Scarlett menggelengkan kepalanya. Dia menahan air matanya dan berkata, "Aku tahu kamu memikirkan kebai
Rebecca berhenti di depan pintu sebuah ruangan di lantai dua. Dia menyilangkan tangannya sambil menatap Scarlett, lalu mengangkat dagunya dan berkata, "Masuklah."Scarlett pun bertanya dengan aneh, "Kamu nggak masuk?"Rebecca tertawa dengan sinis dan menatap Scarlett dengan tatapan jijik. "Scarlett, kamu kira kamu siapa? Berani sekali kamu mengaturku? Aku menyuruhmu datang ke sini untuk memberimu sebuah kesempatan. Jangan buat aku marah!"Seusai berbicara, dia langsung mendorong punggung Scarlett dengan kuat. Scarlett tidak berdiri dengan baik, sehingga dia menabrak pintu ruangan. Pintu ini sedikit terbuka, jadi tubuh Scarlett seketika terjatuh ke dalam ruangan.Rebecca pun menutup pintu ruangan dengan sigap.Saat Scarlett berdiri dan mencoba untuk membuka pintunya, pintu tersebut sudah terkunci!Scarlett seketika merasa gugup. Apa yang ingin dilakukan oleh Rebecca?Secara bersamaan, dia mendengar suara tawa yang ambigu dari ruangan ini. Dia berbalik dan melihat beberapa pria dan wanit
Mendengar ucapan itu, pria pendek dan gemuk itu tersenyum dan berkata, "Benar, aku harus berterima kasih padanya!"Kemudian, dia menarik Scarlett ke dalam ruangan!Scarlett berusaha untuk mundur. Dia meronta sambil berteriak, "Jangan sentuh aku! Aku bukan orang yang kalian cari. Jangan sentuh aku, lepaskan aku!"Pengetahuannya terhadap sisi gelap dunia ini terbatas, jadi dia tidak mengetahui bahwa perlawanannya hanya akan membuat orang-orang ini makin bersemangat!Kelvin Mark menatap Scarlett dengan tatapan rakus, seakan-akan dia adalah serigala lapar yang sedang melihat sepotong daging. "Gadis-gadis ini benar-benar cantik sekali! Kakak nggak tahan lagi ...."Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia langsung merangkul pinggang Scarlett dari belakang dan membenturkan bagian bawah tubuhnya dengan kuat ke atas!Scarlett bersandar di pintu dengan putus asa sambil berharap agar Julian bisa cepat datang ....Pada saat yang sama, di luar Mystic Eyes, Julian sedang mengernyit di dalam mobil Porsc
Di ruang pribadi, beberapa orang yang kesadarannya sudah melayang-layang sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi. Jackson memandangi tamu terhormat di dalam ruangan untuk sesaat, lalu membuang napas dan berkata pada pelayan di sebelahnya. "Lapor polisi."Pelayan itu tercengang. Mereka juga mengetahui produk terlarang apa yang berada di dalam tempat ini. Hanya saja, mereka harus mendapatkan uang dengan pekerjaan ini, mereka juga harus membangun relasi melalui pekerjaan ini. Jika kejadian ini dilaporkan ke polisi, bisakah Mystic Eyes terlepas dari sanksi?Begitu pihak kepolisian terlibat dalam hal ini, ke depannya, kepercayaan pelanggan terhadap toko ini pasti akan menurun. Hal ini sama saja dengan menyerahkan lingkaran orang-orang di posisi tertinggi di seluruh Kota Norta!Jackson tentu saja mengetahui kerugian ini, tetapi saat dia mengingat kembali ekspresi Fabian ketika meninggalkan tempat ini, dia tidak bisa menahan diri dari merinding ketakutan.Tatapannya terhadap orang di dal