“Sama seperti sebelumnya, permainannya sangat tidak masuk akal,” ketus Amanda dengan kedua tangan bersedekap di depan dada. Arah pandang wanita itu tertuju pada lokasi permainan yang masih sama di lokasi memanah.“Benar juga, jika dipikir-pikir, mengapa harus ada lomba balap karung? Panitiannya sungguh tidak kreatif,” sambung Marsha membenarkan. Keduanya berdiri di garis finish seperti yang diminta oleh panitia. Tentu saja tujuannya agar semua peserta bisa tertangkap dalam kamera.Amanda menutup mulutnya sendiri untuk menahan tawa yang siap dikeluarkan begitu mendapati Senja memakai karung goni dengan wajah netral. Pria itu tampak tidak keberatan, tetapi malah terlihat lucu. Dibanding tiga pria lainnya, Senja lah yang memiliki tubuh paling tinggi. Alhasil pria itu harus meluruskan tangan agar karung goni itu bisa bertahan.Senja menatap Amanda sebentar, ia menyadari jika gadis itu sedang menahan tawa karena melihatnya melakukan permainan lelucon ini. Oh ayolah, Senja langsung merasa t
Amanda mengambil alih botol di genggaman tangan Senja. Arah pandang gadis itu menengadah, lebih tepatnya tertuju pada Senja yang masih menatapnya dengan seulas senyuman."Aku boleh meminumnya?" tanya Amanda dengan kedua alis terangkat. Senja langsung menganggukkan kepala guna dijadikan respon balasan. Setelahnya, pria itu kembali mendudukkan diri di kursi samping Amanda. Yakni kursi yang beberapa jam lalu sempat ia singgahi.Melihat ekspresi kelewat tenang yang tengah Senja perlihatkan, Amanda mengerjapkan pandangan. Senja terlalu tenang, padahal secara tidak langsung pria itu memberikan akses penuh untuk Amanda, agar meminum air mineral bekas bibir pria itu secara langsung. Mungkin, bagi Senja ini adalah hal sepele yang tidak perlu dibesar-besarkan. Namun menurut Amanda, ini cukup membuatnya gugup. Mau bagaimanapun, ia pernah berdekatan dengan pria lain tapi tidak sampai minum dengan satu botol yang sama dengan mereka. Bisa dikatakan jika ini adalah pengalaman pertamanya.Sejak dulu
Makan siang berakhir lebih lama dibandingkan prediksi Amanda. Setelah membereskan bebas makanannya sendiri, gadis dengan rambut tergerai bebas itu mengedarkan pandangan. Ia mengerutkan dahinya saat tidak menemukan Senja di manapun. Kemana pria itu pergi? Padahal, mereka berdua makan bersama tadi. Namun Senja selesai lebih dulu dan pamit untuk pergi ke toilet. Namun hingga sepuluh menit berlalu, keberadaan Senja belum tertangkap dalam indra penglihatan gadis itu.“Kemana dia pergi?” tanya Amanda dengan dirinya sendiri. Sejenak, gadis itu kembali memutar tubuh. Namun bukannya menemukan Senja, Amanda malah melihat Dion berjalan mendekat dengan senyuman tulus.Ada bagian dari diri Amanda yang merasa was-was, ia takut Senja melihat Dion. Mau bagaimanapun, pertemuan terakhir kedua pria itu tidak bisa dikatakan baik. Jadi menurut Amanda, emosi Senja bisa saja keluar jika kembali melihat Dion mendekatinya.“Halo, Manda,” sapanya kelewat hangat. Senyuman pada wajah pria itu masih terbit denga
Sepeninggal Dion, Senja masih mempertahankan raut wajah masamnya. Amanda hanya menahan senyuman karena wajah tak biasa yang pria itu perlihatkan.“Senja,” panggilnya. Gadis itu menahan senyum saat pria di sampingnya kembali mengalihkan pandangan ke arah lain. “Apa yang sedang kamu lakukan? Menghindari tatapanku, heh?” sambung Amanda bertanya. Senja langsung mendengus kesal, lalu menatap ke arah Amanda dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan.“Memang menghindar, puas?” Senja kembali memalingkan wajahnya ke arah lain setelah memberikan respon. Sementara Amanda langsung terbahak. Demi neptunus, baru pertama kali ini ia melihat raut wajah masam milik Senja. Pria itu seolah-olah melepaskan cangkang dengan label ‘pria cool’ di mata Amanda. Mendengar tawa yang Amanda udarkan, Senja semakin merasa kesal.Persetan dengan keadaan sekitar, mungkin ada banyak orang yang merasa terkejut karena ikut ia pelototi saat ini. Bahkan ada beberapa gadis dari tim tata rias yang langsung mengurungka
Senja mendengus kesal, sudah berulang kali ia melihat Amanda membawa botol yogurt pemberian Dion sore tadi. Wanita itu tampak tidak berniat melepasnya barang sebentar saja. Dan ya, sebenarnya itu berhasil membuat Senja merasa kesal. Pria itu bahkan mengembuskan napas berulang kali setiap melihat Amanda memandang botol kecil itu dengan tatapan penuh binar.Langit mulai menggelap walau ini masih pukul enam sore. Begitu mendapati Amanda berjalan begitu saja, Senja langsung mencekal pergelangan sang gadis. Tatapannya yang terbilang netral berhasil membuat Amanda menghela napas panjang. Kedua alisnya terangkat, lalu menatap Senja dengan pandangan bertanya tanpa berniat mengudarakan suaranya.“Kamu mau pergi kemana?” tanya Senja. Pasalnya, gadis itu berniat berjalan menjauhi lokasi perkemahan. Amanda berdecak, mengapa ia tidak menyadari sejak dulu jika Senja adalah orang yang menyebalkan seperti ini? Benar-benar membuat kesal.“Apa pedulimu?” tanyanya ketus. Amanda berusaha melepaskan cen
Angin malam yang datang berhembus membuat perkemahan itu terasa begitu dingin. Amanda yang tengah berada di luar, langsung dihampiri oleh Dion yang tengah memakai jaket berwarna hitam miliknya. Sementara itu, Senja yang tengah memandang Amanda dari tenda satu regunya hanya bisa menahan kesal ketika Dion mendekati gadis itu.“Lagi-lagi dia benar-benar membuatku kesal!” batin Senja dalam hati. Bahkan ia beberapa kali memukul sebuah bambu yang digunakan sebagai penyangga tenda milik regunya. “Pakai ini.” Pria bernama Dion itu lalu melepas jaket yang dikenakannya untuk Amanda, ia merasa tidak tega melihat seorang gadis cantik kedinginan di tengah malam yang begitu ramai dengan para peserta kemah.“Ti- tidak perlu.” Amanda merasa sungkan ketika Dion meminjamkan jaket miliknya padanya, namun Dion tampak tidak mempermasalahkan itu.“Kamu hari ini begitu cantik, mau aku foto?” Dion menawarkan kepada gadis yang berada di sebelahnya saat ini, dengan senang hati Amanda menerima tawaran dari pri
Setelah berbincang dengan Dion sebelumnya, Amanda kembali bersama dengan Marsha yang telah menghampirinya menuju tenda regunya. “Amanda?” Gadis bernama Marsha itu memanggil nama sahabatnya sambil menggandeng tangannya. Amanda yang saat itu tengah memikirkan sesuatu lalu menatap sahabatnya, “Ada apa?” “Sebenarnya kamu pilih Dion atau Senja, sih? Aku perhatikan kamu juga suka pada mereka,” celetuk Marsha yang rupanya telah mengamati hubungan sahabatnya dengan kedua laki-laki bernama Senja dan Dion itu. Mendengar hal itu, Amanda tertegun, gadis itu tampak kebingungan ketika akan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu.“A-aku …” Amanda tak mampu mengatakan sesuatu di hadapan Marsha. “Aku apa?” tukas Marsha ketika sahabatnya itu tidak melanjutkan apa yang dikatakannya. Marsha menghela nafasnya sejenak.“Aku tahu perasaanmu, Amanda. Tapi … harusnya kamu pilih salah satu dari mereka,” tutur Marsha menasehati salah satu sahabatnya itu. Amanda tampak tertunduk lesu, meman
Amanda jatuh pingsan setelah mendapatkan hukuman dari pembina, Bianca yang tahu lalu tersenyum ketika gadis yang dibencinya itu mengalami suatu masalah. Marsha, selaku sahabatnya segera membantu agar Amanda lebih cepat siuman. Gadis itu membubuhi minyak kayu putih pada tubuh Amanda. "Astaga, Amanda." Marsha merasa iba dengan keadaan teman dekatnya. Senja yang berada di luar tenda, menunggu agar Amanda agar cepat siuman. Tak lama kemudian, Marsha menghampiri Senja yang berada di luar tenda. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Amanda? Kenapa dia sampai dihukum seperti itu?" Tak lama kemudian, Marsha pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Dia dituduh mendorong Bianca, makanya dia sampai dihukum dengan pembina." Mendengar hal ini, Senja benar-benar merasa geram atas sikap Bianca yang begitu keterlaluan.“Bianca! Bianca!” Senja berteriak memanggil nama gadis yang sudah menuduh Amanda. Pria itu tampak menghampiri salah satu tenda milik regu putri.“Bianca!” Senja teriak untuk kedu
Warning, adegan dewasa. Punten yang dibawah umur jangan ke sini!*“Senja geli, ih!” Manda merasa bulu kuduknya jadi berdiri semua dan kegelian saat embusan napas Senja mengenai ke ceruk lehernya. Pria itu mungkin sangat gemas dan sekaligus melepas rasa rindunya, mencumbu ceruk leher Manda berkali-kali tanpa henti.“Aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, Manda!” Siapa suruh Manda menggemaskan dan membuat Senja merindukannya, jadilah begini.“Aku juga!” Manda mencangkup wajah Senja dengan kedua tangannya agar pria itu berhenti menciumi ceruk lehernya.Senja malah menciumi pipi Amanda, entah kenapa setelah saling jujur dan mengakui perasaan mereka, Senja mendadak sangat gembira dan tidak mau jauh dari Amanda.“Awas ih, jangan dekat-dekat.” Amanda memperingati. Tidak biasanya Senja seperti ini.“Hmmm …. Aku kan calon suamimu. Kamu didekat-dekati oleh Jeremy tidak risih, giliran olehku malah risih.” Senja mengerutkan bibirnya, dia malah merajuk seperti ini kelihatannya lucu, mengge
“Manda kamu dimana?” tanya Jeremy saat teleponnya diangkat oleh Amanda. Handphone Manda berisik sekali saat dia baru pulang mancing, sengaja tadi ditinggal karena takut jatuh ke kali. Ada puluhan panggilan tidak terjawab dan puluhan pesan yang tidak dia balas. Panggilan tak terjawab tentu dari Jeremy, pesan tak terbalas tentu dari keluarga, Jeremy dan sekretarisnya di kantor. Manda ke sini tidak diketahui oleh siapapun. Ayahnya tentu sangat khawatir karena sang putri tiba-tiba menghilang, takut diculik atau tiba-tiba kabur tanpa sebab. Manda tadi mengangkat telepon dari Gustav dulu, Manda jujur kalau dia sedang ikut glamping bersama Senja. Gustav memakluminya dan memberikan izin.Pria itu sangat percaya pada Senja, pasti akan bisa menjaga putrinya. Dia saja dulu dipatuk ular diselamatkan oleh Senja, masa jagain Manda enggak bisa.Setelah mematikan telepon dari Gustav, dia langsung dapat panggilan dari Jeremy, tanpa dilihat siapa orang yang menghubunginya, Manda langsung mengangkatnya
More information: Cerita ini bakal dicetak menjadi buku, untuk informasi pemesanan bisa wa nomor aku 081-9723-0196 atau hubungi meddsosss aku faceboookk dan insstaggramm @lianaadrawi makasih! *Berhari-hari Manda sibuk, berhari-hari juga dia menghindari Jeremy. Malas rasanya melayani pria yang so so perhatian dan romantis, kemana saja dulu, sekarang baru mengejar Manda. Mana Jeremy seperti biasa, ngatur-ngatur, posesif giliran sendirinya tidak mau diatur.Manda cuek bukan berarti tidak peduli, dia menyewa mata-mata kok untuk mengawasi Jeremy, ternyata pria itu masih saja main perempuan, tidak takut kena HIV atau AIDS gitu? Dasar laki-laki brengsek. Bilang mau setia, nyatanya masih jajan.Yang sekarang membuat Manda kesal bukan Jeremy yang masih selingkuh sih, tapi Senja yang hilang bagaikan ditelan bumi. Kemana pria itu? Manda sedih Senja handphonenya tidak aktif, dikirim pesan satu kali tidak dibalas, tidak datang ke acara ulang tahun Manda juga. “Ngeselin deh si Senja, ngilang ent
Dengan perasaan percaya diri yang amat menggebu Jeremy sangat percaya diri jika lamaran ini diterima oleh gadis yang ia cintai. Bukankah dari dulu Manda sangat ingin menikah dengannya, sekarang keinginan itu bakal terkabul, Manda pasti tidak akan menolaknya.Gustav setia menunggu jawaban dari sang putri, dia ingin tahu apakah Manda menerima lamaran Jeremy atau tidak, semua keputusan Manda bakal dia dukung meski dia sangat ingin Manda menikah dengan Senja.Senja adalah pria yang baik di mata Gustav, pria mandiri itu pertama kali bertemu dengannya saat acara liburan setahun yang lalu. Gustav ikut menginap di tempat vila keluarga Senja, saat sedang memancing bersama Martin– ayahnya Senja, dia dipatuk ular dan Senjalah yang memberikan pertolongan pertama sehingga Gustav masih hidup sampai saat ini berkat Senja. Rasa kagum akan tindakan Senja yang baik dan sikapnya yang dewasa membuat dia ingin menjadikan Senja menantunya.Amanda diam seribu bahasa selama beberapa detik, dia tidak terprovo
Gara-gara Jeremy hampir ngajak Manda nganu waktu di kamarnya, Amanda mendiamkan Jeremy selama beberapa hari. Entah kenapa Manda sama sekali tidak tergoda dengan tubuh Jeremy yang dulu dia dambakan. Sensasi bercinta yang dulu sering menggebu bersama Jeremy kini telah hilang, entah diterjang apa, mungkin diterjang angin puting beliung hingga tidak napsu lagi.Tibalah sekarang hari di mana hari yang Amanda tunggu-tunggu, hari ulang tahunnya yang bakal disiarkan secara langsung di acara My Roommate season Manda B’day.Acara ulang tahun ini diselenggarakan di sebuah hotel mewah di kawasan jakarta pusat. Kru MND TV sudah sibuk wara-wiri kesana kemari untuk mempersiapkan acara, pegawai hotel juga sedang sibuk mempersiapkan jamuan tamu dan EO juga sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun yang sangat meriah ini.Amanda sudah cantik dirias oleh Bubah Alfian dan sudah anggun mengenakan pakaian gaun dari Diana Putri– desainer asal indonesia yang baru-baru ini viral karena sudah merancang paka
“Kita mau kemana lagi? Ini bukan ke arah rumahku, My!” ujar Amanda saat mobil Jeremy malah tidak mengarah ke rumahnya, dia kira habis beli kue mau ke rumah untuk pulang, ternyata tidak, mau dibawa kemana lagi nih?“Ke rumahku!” Jeremy menjawabnya enteng, berarti anak gadis dibawa ke rumahnya itu sebagai tanda keseriusan. Manda kan belum pernah ke sana dan bertemu keluarga Jeremy.“Hah … rumahmu?” Jujur Manda jelas kaget, dari yang tadinya berharap dikenalkan tapi tak kunjung dikenalkan tiba-tiba sekarang Jeremy ada niatan itu. Kemarin kemana aja Jem, baru sekarang bawa anak gadis orang ke rumahnya. Saat Manda sudah menyerah pada Jeremy pria itu mahal punya niatan serius, saat Manda yang serius malah Jeremy terus main-main. Senang sih, tapi Manda seakan tidak siap untuk melangkah bersama Jeremy ke jenjang yang lebih serius.“Iya. Kamu mau aku kenalin ke keluarga aku.” Dia menjelaskan ulang agar Manda tahu kalau hari ini anggota keluarga Jeremy lengkap. Semua orang bilang tidak akan ke
“Selamat siang Om dan Tante!” sapa Jeremy sangat sopan pada calon mertuanya. Cie calon mertua!“Siang juga. Anda siapa ya?” sapa Prilly pada Jeremy, sia tidak pernah melihat ada seorang pria muda yang datang ke sini, rata-rata sudah tua dan itu pun bertamu pada suaminya.“Saya kekasihnya Amanda Tante!” Sungguh mengejutkan, dia terang-terangan mengakui sebagai kekasihnya Amanda. Bi Ijah dan Prilly kaget. Jeremy sungguh mengagetkan banyak orang, sejagat raya pokoknya karena ciuman mereka telah masuk ke siaran langsung dalam acara My Roommate. Banyak akun-akun gosip yang ternyata mencari tahu siapa Jeremy, kesehariannya dan media sosialnya yang mana. Banyak akun-akun yang membandingkan Jeremy dan Senja, ada dua kubu, tim pendukung Manda Jeremy dan tim pendukung Senja Manda.Jeremy bikin semua orang jantungan, keviralan Manda jadi bertambah dan siaran tentang gosip semakin merajalela.“Wah Manda gak suka cerita, ternyata pacarnya cakep sekali!” Prilly sampai terpana melihat wajah Jeremy
“Sini aku bantu!” ujar Senja saat Amanda tengah mengeluarkan koper besar. Mereka saat ini akan pulang ke rumah masing-masing. Kenapa mendadak berat sekali kaki Amanda untuk digerakkan, dia enggan pergi dari sini.Bahkan saking lemas dan tak mau pergi, Manda jadi tidak kuat menarik koper ukuran no 20 ini ke luar dari vila. Senja yang melihatnya langsung ingin membantu, padahal dia juga bawa kopernya sendiri. Pria gentle.“Tidak usah, biar aku saja.” Amanda menolaknya, takut merepotkan Senja, dari awal di sini merepotkan kan, masa sampe balik tetep merepotkan.“Aku saja Manda! Kamu lemas begitu.” Senja peka juga tidak usah dikodein.“Sakit?” tanya Senja sambil menempelkan punggung tangannya di kening Amanda. Dia mengecek suhu tubuh gadis ini takut sedang panas.“Enggak panas kok. Laper?” tanya Pria ini lagi.“Hemm …. Tadi kan kenyang makan nasi goreng buatanku.” Jadi lemasnya Manda bukan dari sakit dan lapar.“Lalu kenapa?” tanya pria ini heran, mau pulang bukannya senang. Senja jadi he
“Ada orang yang ingin bicara denganmu, Tuan!” ujar seorang pria sambil tertunduk memberikan hormat pada tuannya. Pria yang duduk di bangku besar yang bisa diputar itu menoleh dan melepaskan rokok yang semula dia hisap. “Siapa?”“Tuan Jeremy, katanya dia kekasih Nona Amanda!” Ternyata orang yang dia tunggu datang juga.“Suruh dia masuk!” ujar Gustav yang menunggu kedatangan Jeremy, si perusak acara My Roommate. Pintu pun dibuka lebar dan pria yang langsung jadi tren topik FYP di aplikasi mana-mana karena mencium Amanda di acara My Roommate itu kini masuk ke ruangan Gustav, ayahnya Amanda.“Halo selamat siang!” sapa Jeremy. Kemarin dia telah membuat kekacauan, hari ini dia sudah ada di ruangan Gustav untuk mengobrolkan tentang Amanda dan tentang acara My Roommate.“Siang juga!” jawab Gustav sambil membalas jabatan tangan Jeremy.“Boleh saya tahu kamu siapa?” tanya Gustav pura-pura tidak tahu, padahal dia sudah menyelidiki siapa pria ini dan memiliki hubungan apa dengan putrinya. “Sa