Beranda / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / 75. Ingatan Luka yang T'lah dikunci

Share

75. Ingatan Luka yang T'lah dikunci

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 08:52:01

***

Mas Raka!" seru Kanaya senang. Raka mengecup puncak kepala istrinya, ditatap dengan lembut.

Melihat keduanya yang begitu saling mencinta satu sama lainnya membuat Veronica terpaku. Ia tak menyangka, jika keduanya begitu menatap penuh kasih, ada rasa cemburu yang menjalar di dadanya. Kenapa ia tak juga mendapatkan tatapan seperti itu dari suaminya.

Raka melihat ke arah Veronica, ia mengangguk sopan. "Selamat siang, Tante," sapanya.

"Siang. Kamu suaminya Kanaya?" tanya Veronica.

"Iya, Tante. Maaf, Tante temannya Kanaya?" Raka balik bertanya, ia bertanya senatural mungkin.

"Iya, Tante dulu kenal sama Kanaya saat di Bandung. Sudah belasan tahun tidak bertemu, jadi saat tahu Kanaya ada di Jakarta Tante ingin bertemu dengannya," sahut Veronica.

"Tapi, sepertinya saya seperti pernah melihat Tante. Tapi di mana yah," ucap Raka.

Veronica tersenyum. "Wajah Tante pasaran mungkin, jadi kamu seperti pernah melihat Tante," tukasnya. "Oh, iya. Tante lupa mengenalkan diri. Nama Tante itu Veronic
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Suami Sempurna    76. Bersama untuk Saling Melengkapi

    ***Veronica langsung lega melihat anaknya sudah sadar. "Kamu haus?" tanyanya.Bara menggelengkan kepalanya, ia langsung memegang kepalanya yang masih terasa pusing. "Mana dia?" tanyanya."Dia siapa?" Veronica malah balik bertanya."Lelaki yang kalian suruh untuk memata-mataiku," sahut Bara sinis."Mami tidak pernah menyuruh siapapun untuk memata-mataimu," timpal Veronica."Aku ingin sendiri, kamu bisa pergi," pinta Bara dingin.Veronica menghela napas. "Kamu harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran. Kamu tidak mau kan kalau dosis obatmu ditambah?""Kalian yang menyebabkan semuanya itu!""Itu dari diri kamu. Bukan dari Mami ataupun papi. Kamu yang tidak bisa berdamai dengan diri sendiri dan menerima semuanyaKamu harus mencoba melupakannya," ujar Veronica."Hidupku cukup aku yang mengatur. Kalian jangan ikut campur lagi, apalagi merusaknya.""Mami janji kalau kamu sudah menikah nanti, Mami tidak akan pernah mencampuri urusanmu lagi. Kalau pun kamu tidak mau berada di perusahaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Bukan Suami Sempurna    77. Jika Aku tanpamu

    ***Raka tak tahu harus memulai dari mana bicara dengan Kanaya. Setelah Gibran menjelaskan secara rinci permasalahan yang dialami oleh Asep, ia langsung berinisiatif ingin mengunjungi mertuanya di Bandung. Raka harus mengambil cuti beberapa hari. Ia ingin menemani istrinya untuk pulang ke orang tuanya.Raka melihat Kanaya sedang bersiap-siap untuk pergi tidur. Ia ingin bicara, tapi bingung memulainya.Melihat suaminya yang terus melihatnya dengan tatapan bingung, membuat Kanaya langsung menghampiri dan duduk di sebelah Raka. "Ada hal yang ingin Mas sampaikan sama aku?" tanyanya."Anak-anak sekolahnya gimana?" "Alhamdulillah... lancar, Mas.""Mereka lagi ada ujian?""Enggak, kan baru masuk juga," sahut Kanaya. "Memangnya ada apa, Mas? Tumben nanya hal begitu.""Kangen enggak sama papa–mama?""Kangen dong, Mas. Apalagi akhir-akhir ini, aku terus saja kepikiran sama mereka.""Mau enggak Minggu ini kita liburan ke Bandung?" tanya Raka."Minggu ini?" Kanaya menatap suaminya tak percaya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Bukan Suami Sempurna    78. Rahasia dan Luka

    ***"Mami, aku mau bertanya pada Mami perihal masa lalu kak Bara," kata Cherry. Pertanyaan Cherry memecahkan kebisuan diantara mereka berdua.Veronica menghela napas pendek. "Kamu mau memutuskan untuk tidak menikah dengannya, kan? Karena Mami tidak jujur dari awal dan mengatakan padamu mengenai bipolar yang dialami oleh dia. Maafkan Mami... Mami pun baru mengetahui tentang bipolar yang diidap Bara kemarin. Mamih juga syok dan merasa gagal menjadi orang tua yang baik untuknya."Cherry terpaku mendengarnya, ia pun merasa terkejut dengan fakta yang baru saja ia ketahui. Lelaki yang terlihat nyaris sempurna itu ternyata menyimpan banyak luka dan rahasia. "Mami jangan berkata seperti itu, Mami adalah ibu yang hebat."Veronica tersenyum. "Jika kamu ingin membatalkannya, Mami tidak akan marah. Kamu berhak memilih yang lebih baik dari Bara. Asal Mami mohon sama kamu, jangan mengatakan pada siapapun kalau Bara mengidap bipolar, kamu mau janji sama Mami?"Cherry menggenggam tangan calon ibu mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Bukan Suami Sempurna    79. Mengemis Harapan

    *** Kanaya tidak bisa tidur karena menunggu Raka pulang. Ia melihat jam dinding dan waktu sudah menunjukan jam satu dini hari. Ia sudah menelepon ponsel Raka, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Kanaya gelisah, kenapa jam segini suaminya belum juga pulang. Padahal tadi jam sembilan malam, suaminya itu mengatakan akan pulang. Kanaya langsung ke luar dari kamarnya, ia akan menunggu Raka di ruang tamu saja.Di ruang tamu, Kanaya terus saja mengecek ponselnya. Berharap Raka membalas pesan atau menghubungi dirinya. “Semoga kamu baik-baik saja, Mas,” gumamnya berdoa.“Nay!” Rieke terkejut melihat iparnya sedang duduk di ruang tamu, ia duduk di depan Kanaya. “Kenapa jam segini malah duduk di sini?”“Aku nunggu mas Raka, jam segini belum juga pulang,” jawab Kanaya.“Memangnya mas Raka enggak bilang lagi lembur?”“Bilang, tapi tadi jam sembilan bilang lagi siap-siap mau pulang. Aku chat ataupun telepon tidak dibalas,” balas Kanaya khawatir.“Mungkin ada pekerjaan yang mendadak dan mas Raka la

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Bukan Suami Sempurna    80. Tak Tergantikan

    *** “Lalu, apa bedanya aku dan Kak Bara? Bukankah Kak Bara juga mengemis harapan pada seseorang?” tanya Cherry.Bara menatap gadis itu tak mengerti. “Aku mengemis harapan?”tanyanya. “Yang ada orang-orang yang mengemis padaku, termasuk kamu… kamu yang mengemis perhatian padaku. Kamu sampai harus membuang waktumu yang berharga hanya untuk membuatku luluh dan jatuh cinta padamu! Semua usahamu akan sia-sia, kamu hanya menyakiti dirimu sendiri.”“Aku menyakiti diriku sendiri?” Cherry tersenyum penuh arti. “Justru, Kakak lah yang tidak sadar sedang menyakiti diri Kakak. Kak Bara berharap pada orang yang sudah jelas-jelas memberi luka. Apa Kakak tidak sadar?” Apa Kakak terperangkap pada luka yang sulit Kakak hapus?”Bara semakin tak paham dengan arah pembicaraan Cherry. “Kamu bertanya pada orang yang salah! Aku tidak pernah sudi membuat diriku terluka sedikit pun dan aku tak pernah berharap pada siapapun! Jangan-jangan kamu membicarakan diri sendiri,” sindirnya.“Aku berharap pada seseorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Bukan Suami Sempurna    81. Lotre Kebahagiaan

    *** “Aku?” Raka balik bertanya. “Kenapa harus aku?”Manda tersenyum. “Karena aku banyak dosa sama kamu, Ka. Aku tidak tenang karena sampai detik ini kamu masih marah dan sepertinya benci denganku.”Raka menghela napas pendek. “Kenapa kamu bisa sampai kepikiran ke arah sana, Nda. Aku tidak marah ataupun benci denganmu,” sahutnya.“Tapi aku merasa ada dosa sama kamu, Ka. Dari dulu aku selalu saja menyakitimu dan kejadian malam itu pasti membuatmu tambah membenciku,” cicit Manda bersedih.“Aku tidak pernah membenci siapapun dan menyimpan dendam pada siapapun, apalagi denganmu,” terang Raka. “Kamu kalau merasa bersalah, lebih baik menata hidupmu lebih baik lagi, jangan terkurung dari rasa sesal terlalu lama, jangan! Jika kamu terkurung terlalu lama malah akan membuat kesedihanmu kekal. Kalau sudah sedih, bagaimana kamu mau bahagia. Kamu mau kan bahagia?” Manda mengangguk lemah. “Aku mau banget, Ka. Tapi aku bodoh karena melepaskan bahagiaku yang jelas terlihat, aku menyesal,” lirihnya p

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Bukan Suami Sempurna    82. Yang Pertama dan Kuharap Satu-satunya

    ***Di dalam mobil menuju sekolah Adam, Kanaya terus saja diam. Ia hanya menjawab dengan gumaman saat Raka bertanya padanya. Raka terus saja berbicara dan Kanaya tak menanggapinya sama sekali. Bagi Kanaya saat ini suara Raka tak terdengar, hanya ada sunyi di hatinya. Terasa sangat sepi.Melihat Kanaya diam saja dan melamun membuat Raka paham, bahwa istrinya itu saat ini sedang bersedih. Raka langsung menepikan mobilnya di bahu jalan untuk berhenti. Dan benar saja, Kanaya tak bergeming, perempuan itu masih saja melamun dengan tatapan kosong.Raka langsung menggenggam tangan Kanaya, ia menoleh ke arah suaminya dan terkejut mendapati kalau mobil telah berhenti. "Mas mau ke mana? Kok berhenti?" tanya Kanaya heran."Enggak ke mana-mana. Mas hanya ingin tahu kenapa kamu terus melamun," jawab Raka. "Maafkan ibu yah," lanjut Raka menatap netra Kanaya lembut.Kanaya menggelengkan kepalanya. "Memangnya ibu salah apa, Mas? Masa harus sampai aku maafkan.""Ucapan ibu tadi, pasti buat kamu sedih.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Bukan Suami Sempurna    83. Melepaskan Masa Lalu

    ***Kanaya sedang menunggu Maryam di sekolahnya bersama Adam. Ponselnya berdering dan nomor yang tak dikenal terlihat di layar ponselnya. Kanaya mengangkatnya.'Hallo, Assalamualaikum.''Wa'alaikumussalam. Ini Kanaya?' tanya suara perempuan yang samar-samar ia kenali suaranya.'Iya. Maaf ini siapa yah?' Kanaya balik bertanya.'Ini sama Manda.'Kanaya terkejut karena Manda tiba-tiba menghubunginya. 'Oh, Mbak Manda. Ada apa, Mbak? Sudah pulang dari rumah sakit?''Alhamdulillah baik. Iya, ini sudah pulang, ini baru saja sampai.' Manda menjeda obrolannya. 'Aku telepon kamu karena mau menjelaskan tentang gosip yang mungkin kamu dengar dan buat kamu kepikiran,' tambahnya. 'Gosip apa ya, Mbak?''Gosip tentang Raka yang menyuapiku dan aku malah buat status di whatsapp. Itu memang aku yang salah, aku enggak memikirkan jangka panjangnya. Dan enggak ada maksud apa-apa yah, hanya ingin menertawakan diri sendiri saja, aku disuapin sudah gede begini,' jelas Manda.'Iya, Mbak. Enggak apa-apa.''Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13

Bab terbaru

  • Bukan Suami Sempurna    143. Mari Saling Mengenggam Tangan (TAMAT)

    ***"Ini minum!" Kanaya menyerahkan segelas cappucino pada Bara.Bara mengangguk dan langsung meminumnya. Beberapa menit, mereka terdiam. "Aku itu memang manusia yang selalu membuat siapapun sial ya, Nay. Benar kata Daniel, kalau aku terlahir membawa kesialan bagi orang yang ada di sisiku.""Kamu bukan Tuhan dan Tuhan pun tak pernah menciptakan manusia untuk terlahir membawa sial," tukas Kanaya."Tapi aku berbeda, Nay. Aku membuat siapapun yang di dekatku menderita. Mulai dari kamu yang menderita karena aku. Mami yang bertahan menanggung luka demi aku dan sekarang Cherry. Dia menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya, bahkan calon anak kami pun ikut jadi korban. Sepertinya aku hidup pun tak layak.""Kamu harus bersyukur, Bara. Kamu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangimu. Apalagi Cherry, istrimu itu begitu mencintaimu, dia menganggap saat ini kamu membencinya karena dia keguguran. Tidak ada pun rasa dendam padamu, dia benar-benar mengkhawatirkanmu," ungkap Kanaya."Nay, ap

  • Bukan Suami Sempurna    142. Ingin Bahagia

    ***"Kalian yang menjadi penyebab kenapa aku bisa begini!" ungkap Daniel."Kenapa kamu menyalahkan kami karena kemalanganmu, Ha! Kamu sendiri lah yang tahu bagaimana cara untuk membahagiakan diri sendiri. Jangan menyalahkan kemalanganmu pada siapapun!" balas Bara.Melihat keduanya semakin memanas membuat Veronica berusaha untuk menengahinya. "Sudah, kalian jangan bertengkar di depan orang yang sedang sakit," pintanya. "Daniel karena kamu sudah datang untuk menjenguk om, ayo kita makan malam. Tante sudah masak hari ini. Pasti kamu belum makan kan?""Jangan berpura-pura peduli denganku, Tante! Aku tahu selama ini perhatianmu itu palsu dan tak tulus. Kamu hanya ingin anakmu bahagia dan mengorbankan perasaanku, kan? Kamu hanya berpura-pura menyayangiku!" sahut Daniel dengan intonasi suara yang meninggi."Jangan membentak mamiku! Kamu tidak berhak untuk membentaknya!" geram Bara."Oh, kamu cemburu selama ini, kan? Cemburu pada perhatian kedua orang tuamu yang lebih padaku? Kamu ingin meng

  • Bukan Suami Sempurna    141. Hati yang Terlalu Berharga

    ***Akhirnya Gibran dan Mutia sah menjadi suami istri. Rasa bahagia campur haru terus saja menyelimuti kedua keluarga keduanya. Apalagi Asep, ia merasa bangga pada anak bungsunya yang begitu lantang saat mengucapkan ijab Kabul."Akhirnya ya, sekarang enggak jomlo dan galau lagi," goda Kanaya sambil terkekeh."Memangnya a Gibran pernah galau, Teh?" tanya Mutia penasaran."Pernah dan galaunya Gibran itu sampai enggak mau makan dan ngurung diri di kamar," jawab Kanaya, ia sengaja menaikkan volume suaranya agar Gibran mendengarnya dengan sangat jelas."Apaan sih, Teh. Teteh mah ngarang! Siapa juga yang galau sampai enggak mau makan," sahut Gibran protes. "Jangan percaya sama teteh ya, geulis (cantik)," tambahnya menatap mesra sang istri."Dih, ngarang dari mana coba! Kalau Teteh ngarang, lalu ucapan mama sama papa disebut apa? Halu?" tukas Kanaya."Teteh bisa diam tidak? Sudah, itu kan zaman Gibran masih labil," ucap Gibran. Ia tidak mau sampai Kanaya terus membahasnya karena takut rahasi

  • Bukan Suami Sempurna    140. Sedekat Denyut Nadi

    ***Pembatalan pernikahan yang diumumkan oleh keluarga Kimberly membuat publik heboh lagi. Publik sudah menduganya karena memang video dan foto tak senonoh yang tersebar itu memang milik Daniel dan mantan kekasihnya. Hal itu sudah dipertegas juga oleh pihak kepolisian dan Daniel pun sudah dimintai keterangan dari pihak berwajib.Daniel diam seribu bahasa saat para awak media terus saja mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Kali ini sikap Daniel tak bersahabat, ia berbeda seratus delapan puluh derajat yang biasanya selalu bersikap ramah.Daniel masuk ke mobilnya, hari ini ia sudah janjian bertemu dengan Kim. Daniel yakin pernyataan keluarga besar Kim itu bukan dari perempuan itu.Daniel sudah datang ke salah satu restoran privat, tampak di sana sudah ada Kim yang sudah menunggunya. Daniel senang karena akhirnya ia bisa bertemu dengan calon istrinya itu."Sayang, kamu nunggu lama ya? Maaf ya, aku harus sembunyi-sembunyi menemuimu karena para wartawan terus saja membututiku," ucap Danie

  • Bukan Suami Sempurna    139. Badai Kehancuran Telah Datang

    ***Berita pagi ini membuat publik sangat heboh. Publik terkejut dengan tersebarnya video dan foto tidak senonoh dari Daniel dan Lucy. Tampak terlihat keduanya dengan jelas adalah pemeran dari video-video itu. Awalnya saat satu foto tersebar, publik menganggap itu hanya foto editan untuk merusak rencana pernikahan Daniel dan Kimberly, namun saat foto dan video lain tersebar membuat publik jadi yakin bahwa keduanya memang pelaku dari video tak senonoh tersebut.Daniel geram karena ponselnya pagi ini sering berdering dan ia terkejut karena berita pagi ini terus saja memojokannya.'Kenapa sampai tersebar berita sialan itu, Ha? Apa kamu belum juga mengurus si jalang itu dan keluarganya?' bentak Daniel, ia memaki asistennya di telepon.'Maaf, Tuan. Berita itu begitu tersebar tanpa bisa saya kendalikan. Saya juga sulit menemukan perempuan itu,' jawabnya.'Kamu tak bisa langsung membungkam media? Harusnya kamu langsung suap mereka dan meminta meraka untuk menghapus berita sialan itu! Kalau p

  • Bukan Suami Sempurna    138. Dendam yang Tak Bisa Dipadamkan

    ***Cherry merasa kepalanya pusing dan badannya terasa berbeda. Mood-nya pun kadang tak stabil. Tak jarang ia selalu ketus pada suaminya. Beruntung Bara hanya diam, marahnya lelaki itu hanya mengepalkan tangannya dan meninju ke sembarang tempat.Sebenarnya dua hari ia sempat beli tespack, tapi tak pernah ia pakai karena takut kecewa. Atas saran dari Kanaya karena melihat gejala yang dialaminya seperti sedang hamil.Cherry menghela napas panjang, pagi ini ia harus berani dan jika pun nanti hasilnya tak seperti yang ia harapkan, Cherry tak akan kecewa. Ditatapnya Bara yang sedang tertidur pulas di sampingnya. "Semoga ada kabar bahagia untuk kita, Kak," gumamnya tersenyum dan ia hati-hati turun dari atas kasur.Dua puluh menit Cherry masih di dalam kamar mandi. Bara yang sudah terbangun pun mencari keberadaan istrinya itu. Tampak Cherry ke luar dari kamar mandi dengan wajah yang Bara duga sedang ada masalah."Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bara.Chery tersenyum tipis. "Kak pagi ini bisa anta

  • Bukan Suami Sempurna    137. Sayap Pelindung

    ***Raka saat ini sedang menunggu seseorang di sebuah cafe. Semalam ia tidak bisa tidur saat Kanaya menceritakan dengan detail tentang pertemuannya dengan Daniel. Raka merasa beruntung karena saat ini Kanaya tak menyembunyikan rahasia apapun darinya.Raka sudah menunggu kurang lebih lima belas menit, lelaki itu tak kunjung datang. Tak lama datanglah orang yang ia tunggu kedatangannya."Maaf agak telat," ucapnya beralasan."Tak masalah, hanya lima belas menit menunggumu," balas Raka. "Mau pesan apa?" tanyanya."Capuccino panas saja," jawabnya. Raka langsung memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya, setelah pelayan pergi, barulah Raka mulai bicara serius. "Maaf menganggu waktumu, pasti kamu bingung kenapa tiba-tiba aku menghubungimu dan meminta untuk bertemu," ucapnya."Iya, ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Bara."Banyak, apalagi ini menyangkut istriku," jawab Raka."Ada apa dengan Kanaya?" tanya Bara, ia merasa cemas jika terjadi sesuatu pada Kanaya."Dia tak kenap

  • Bukan Suami Sempurna    136. Candu yang Memabukkan

    ***"Ternyata capek ya ngurus lamaran juga. Apalagi nanti kalau nikah," keluh Rieke."Kalau memang ingin di handle sendiri ya pasti capek, tapi nanti ada kepuasan sendiri setelah semua yang kamu susun itu berhasil dengan sempurna," ujar Kanaya."Iya, Nay. Aku ingin pernikahanku ini benar-benar berkesan. Biar aku ingat terus," timpal Rieke. "Dulu saat kamu dan mas Raka nikah, apa secapek ini?" tanyanya penasaran.Kanaya mengangguk. "Pasti capek, stres karena ngurus sendiri. Ada yang salah dikit, cemasnya luar biasa. Takut saja ada yang kurang," jawabnya tersenyum."Iya, sih. Kita kan enggak pakai jasa WO. Aku sih ditawarin sama teman, tapi aku menolak karena memang ingin mengurusnya sendirian," sahut Rieke."Tapi nanti jangan kecapean ya! Kamu kan calon pengantinnya, harus sehat biar enggak sakit. Jangan kayak aku, pas acara berakhir kan masuk rumah sakit karena kelelahan," ucap Kanaya mengingatkan."Iya, Nay. Nanti kalau seminggu mau mendekati hari H-nya, aku mau istirahat full di rum

  • Bukan Suami Sempurna    135. Jimat Kebahagiaan

    ***Publik heboh dengan berita rencana pernikahan Daniel dengan Kimberly. Publik tak menyangka bahwa perjalanan si lelaki playboy itu akhirnya berhenti di hati Kimberly. Padahal yang publik ketahui bahwa selama ini Daniel selalu mengatakan bahwa lelaki itu akan melajang dan tak ingin menikah sama sekali.Berita yang menjadi hot topik itu tentu saja membuat siapapun ingin tahu dan membayangkan bahwa pesta pernikahan keduanya pasti akan digelar sangat mewah, tak kalah dari pesta pernikahan Bara dan juga Cherry."Daniel..." Kim memanggil calon suaminya itu dengan lembut."Ada apa, Honey?" tanya Daniel menatap Kim mesra."Apa kamu serius menikah denganku?" tanya Kim menatap ragu.Daniel tersenyum. "Bukankah aku sudah datang menemui kedua orang tuamu di Jerman? Aku menemui mereka tanpa diketahui kamu. Aku serius denganmu, apa kamu masih meragukan ketulusanku?"Kim menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tak yakin saja dengan rencana ini yang tiba-tiba. Apa kamu benar-benar melabuhkan hatimu pa

DMCA.com Protection Status