Beranda / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / 112. Pelukanmu adalah Teduh

Share

112. Pelukanmu adalah Teduh

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 10:18:31

***

Sore ini Raka pulang lebih cepat, ia sengaja karena ingin memberi kejutan pada istri dan kedua anaknya. Raka melihat arloji di tangan kanannya, masih menunjukkan pukul lima sore, berarti pas untuk memasak. Kanaya sudah minta izin pulang setelah maghrib karena menjenguk temannya Maryam.

Raka langsung turun ke dapur. Menu makan malam kali ini ia memasak masakan khas dari Korea Selatan, bulgogi. Bulgogi memang merupakan olahan daging sapi khas Korea yang kaya akan rempah. Tentu saja favorit istri dan kedua anaknya.

Raka memang pintar memasak, sejujurnya kalau soal olahan, dibandingkan dengan Kanaya dirinya lebih cepat bisa dan rasanya pun tak pernah gagal, selalu pas di lidah.

Setelah memasak kurang lebih empat puluh menit, akhirnya hidangan telah selesai. Raka menata hidangan makan malam dengan romantis dan cemilan yang ia beli seperti donat, kentang goreng pun tak lupa ia hidangkan.

"Sempurna! Tinggal mandi dan nunggu para kesayangan," gumam Raka.

Setelah selesai mandi dan menuna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Suami Sempurna    113. Pengemis Bahagia

    *** Hari ini rumah Maharani tampak berbeda. Sore yang cerah semuanya berkumpul karena Rama akan segera berangkat ke Belanda untuk melanjutkan study-nya. Tampak suasana haru dan juga perasaan yang berkecamuk di hati Rama. Semenjak ia tinggal di Jakarta, banyak hal yang membuatnya tak kesepian lagi. Dikelilingi orang-orang yang ada di sekitarnya, termasuk Manda, perempuan yang akhir-akhir ini entah kenapa menganggu pikirannya. “Mas Rama enggak ikut gabung? Hari ini kan harimu, Mas,” ucap Manda.Rama tersenyum. “Takut susah nanti pergi jauh dari anak-anak. Meski, Mas itu enggak sering bareng mereka karena sibuk dengan kerjaan, tetap saja Mas merasa berat,” sahutnya tersenyum.“Pasti memang berat, Mas. Apalagi sudah sebulan terakhir ini Mas terus menemani mereka. Enggak kebayang Riki dan Riko pasti merasa kehilangan Mas,” timpal Manda.“Mungkin nanti yang lebih berat itu Raka. Apalagi Adam masih kecil, masih butuh sosok ayahnya dan juga Kanaya, mereka berdua pasti berat menjalaninya. Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Bukan Suami Sempurna    114. Mencintaiku Hanya Membuatmu Lelah

    ***Setelah kepergian Narenda, Rieke duduk termenung di teras depan. Sikap tenang Narendra dan kesabaran lelaki itu membuatnya justru merasa terluka. Lelaki itu terlalu baik untuknya, mengorbankan segalanya demi dirinya. Meski sikap Maharani tak pernah ramah sekali pun, Narendra tak pernah mengeluh. Lelaki itu malah menyemangati dirinya untuk terus bergandengan tangan mendapatkan restu dari Maharani."Kamu belum makan, Ke," ucap Kanaya, ia duduk di sebelah Rieke."Aku belum lapar, Nay. Kamu mau nginep di sini?" tanya Rieke."Sebentar lagi pulang, anak-anak masih betah di sini," balas Kanaya. Sejenak ia menatap Rieke yang murung. "Aku yakin Narendra baik-baik saja. Hatinya tulus dan dia benar-benar mencintaimu.Baginya, tak masalah dengan apapun rintangan yang ada di hadapannya, asal dia bersamamu.""Dia memang lelaki yang baik, bahkan terlalu baik. Aku jadi kasihan dengannya, kenapa hidup itu rumit dan dia malah jatuh cinta padaku. Mencintaiku hanya membuat hidupnya lelah," ucap Riek

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Suami Sempurna    115. Kita Dipertemukan karena Pernah Sama-sama Terluka

    ***"Mas kenapa senyum-senyum?" tanya Kanaya."Mas cuma ingat sama mas Rama," jawab Raka masih dengan seutas senyuman."Mas Rama? Memangnya kenapa?" "Mas Rama kan orangnya cuek dan sulit mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Tadi Mas sama ibu terkejut saat dia mengatakan apa yang ada di hatinya," balas Raka."Memangnya mas Rama kenapa? Apa dia bilang suka sama seseorang?" tanya Kanaya, ia semakin penasaran.Raka mengangguk. "Mas Rama malah secara tidak langsung tadi ngelamar, sepertinya kali ini mas Rama sudah yakin sama perempuan itu.""Siapa perempuan itu?"Raka tersenyum. "Manda," jawabnya."Mbak Manda?" pekik Kanaya terkejut."Pasti kamu juga tak sangka, kan?"Kanaya mengangguk. "Sebenarnya aku sudah ngerasa tatapan mas Rama itu beda sih sama mbak Manda, tiap kali aku tak sengaja melihatnya, tatapan mas Rama itu berseri, pokoknya beda banget. Aku enggak sangka saja kalau ternyata mas Rama langsung to the point mengungkapkan apa yang ada di hatinya.""Lelaki yang bertanggung jawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Suami Sempurna    116. Hak Milik yang Tercuri

    *** “Kak Kanaya!”Manda dan Kanaya yang sedang asyik berbicara pun kompak melihat ke arah sumber suara. Kanaya terkejut dengan seseorang yang memanggil namanya sedang tersenyum padanya. Hal yang membuat ia ingin pergi detik ini juga adalah senyum tak biasa yang ia lihat dari lelaki itu, Daniel. Ya! Daniel saat ini sedang menatap intens padanya dan membuat ia tak nyaman. “Hai,” balas Kanaya tersenyum.Cherry langsung memeluk Kanaya, entah kenapa ia suka dengan perempuan itu. Baginya seperti ia menemukan sosok saudara perempuan di dalam diri Kanaya. “Kak aku sering chat, kenapa Kakak jarang membalasnya?” tanya Cherry protes.“Biasa lupa, gimana kalau sudah jadi ibu-ibu yah apa-apa kadang lupa,” balas Kanaya beralasan.“Halo, Nay. Kita bertemu lagi,” sapa Daniel dengan senyum yang penuh rahasia.Kanaya bergidik ngeri. Ia merasa sapaan Daniel itu bagai petir untuk telinga, mengejutkan dan membuat sakit. Kanaya tak menjawabnya, ia hanya mengulas senyum singkat. Tak perlu ia menjawab sap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Bukan Suami Sempurna    117. Airmata

    ***Setelah di kedai kopi, Manda melihat Kanaya tak begitu muram lagi wajahnya. Manda langsung mengirim chat pada Raka, memberitahukan bahwa Kanaya akan pulang sedikit terlambat."Sudah baikan?" tanya Manda.Kanaya mengangguk. "Maafkan aku yah, aku malah meminta Mbak Manda untuk menemaniku. Padahal kan awalnya Mbak Manda yang minta aku untuk menemani.""Enggak masalah," jawab Manda. "Apa mereka yang menyebabkan kamu jadi muram?" tanyanya penasaran.Kanaya tersenyum dan mengembuskan napasnya. "Apa aku kelihatan tak nyaman tadi, Mbak?""Iya, wajahmu bahkan langsung muram," sahut Manda. "Aku malah mengizinkan mereka gabung dengan kita, aku pikir mereka teman baikmu. Kalau aku tahu kamu enggak nyaman dengan mereka, pasti tadi aku enggak akan mengizinkan mereka. Maafkan aku...""Enggak usah minta maaf segala, Mbak. Aku belum bisa mengontrol rasa tak nyaman di depannya. Aku masih belum terlatih untuk bersikap tenang jika ada dia," tukas Kanaya."Memangnya siapa orang yang membuatmu tak nyam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Bukan Suami Sempurna    118. Hari ini Kamu Cantik

    ***"Mas!!" pekik Kanaya, ia langsung mencubit pipi Raka dengan gemas. "Tukang gombal kamu! Pasti kamu ikutan ajian dari Mas Adit yah? Aliran bapak-bapak!" Ucapan Kanaya mengundang tawa Raka. "Sayang, kamu kok cantik banget pakai gaun tidur warna kuning," ucap Raka memuji."Matamu harus diperiksa sepertinya, masa warna pink dibilang warna kuning," celetuk Kanaya."Ah... berarti benar kata orang-orang, kalau cinta itu buta," ujar Raka dengan senyuman yang Kanaya lihat seperti penuh arti."Mas, kamu kenapa egois banget sih!" celetuk Kanaya."Ha? Egois kenapa?" tanya Raka bingung."Ibu dan mendiang ayahnya Mas kan manusia biasa, kok bisa sih kamunya itu malaikat, Mas. Malaikat penjagaku," jawab Kanaya menyimpulkan senyum.Raka menghela napas panjang, ia sepertinya tak bisa melawan istrinya kalau sudah bermain kata. "Kayaknya Mas kalah deh kalau harus adu gombalan sama kamu.""Kata siapa? Justru Mas suhunya, master gombal," celetuk Kanaya.Raka langsung menepuk jidatnya, kali ini pasti i

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Bukan Suami Sempurna    119. Kebahagiaan

    *** Cherry langsung melingkarkan tangannya ke lengan kanan Kanaya. “Kak, kita nikmati makan siang bersama yuk! Sambil bincang-bincang santai. Biarkan suami kita bicara sesama lelaki,” ajaknya sambil tersenyum. “Pak Raka, aku pinjam kak Kanaya yah!” Cherry meminta izin dan Raka hanya mengangguk tanda ia setuju.Sedangkan di sisi lain, Kanaya masih canggung untuk bicara berdua dengan Cherry. Ia tak sanggup jika nanti Cherry terus mengorek-ngorek masa lalunya. Bukannya ia enggan menjawab apa yang ingin perempuan itu tanyakan, tapi ia tak mau jika nanti Cherry salah paham padanya.“Kak teman Kakak banyak yah! Aku iri,” cicit Cherry tiba-tiba.“Lho kok bisa-bisanya perempuan sempurna seperti kamu itu iri sama aku?” tanya Kanaya menatap perempuan itu bingung.Cherry terkekeh. “Aku memang terlihat mempunyai banyak teman, Kak. Tapi, mereka berteman denganku karena statusku. Aku tahu kok mereka dibelakangku itu diam-diam membicarakanku dan menjelek-jelekanku. Aku sudah tahu, tapi aku bisa apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Bukan Suami Sempurna    120. Perih yang Kekal

    ***Kanaya langsung bergegas menjemput Maryam di sekolahnya. Beruntung setibanya di sana, masih ada waktu setengah jam lagi Maryam keluar.Di saat Kanaya akan duduk di tempat biasa, di sebuah cafe sebelah sekolah Maryam, tubuhnya terasa kaku, netra miliknya menangkap sosok lelaki yang membuatnya muak.Baru saja Kanaya ingin membalikkan tubuhnya, tangan kuat milik Daniel langsung menahan langkahnya terhenti."Lepaskan!" pinta Kanaya, ia menatap benci lelaki itu. Daniel langsung melepaskannya."Apa aku ini racun? Kamu enggan menatapku sama sekali, aku tidak akan membunuhmu," ucap Daniel. "Kamu bahkan lebih dari sekedar racun," sindir Kanaya."Sudah belasan tahun berlalu, aku pikir kamu sudah melepaskan hal yang lalu. Bukankah saat ini kamu sudah bahagia? Menemukan rumahmu untuk tinggal? Jika sudah menemukannya, kenapa kamu masih membenciku?" tanya Daniel menuntut penjelasan."Kamu tidak akan pernah paham karena kamu tak punya hati! Kamu tidak akan pernah merasakan, bagaimana duri yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • Bukan Suami Sempurna    143. Mari Saling Mengenggam Tangan (TAMAT)

    ***"Ini minum!" Kanaya menyerahkan segelas cappucino pada Bara.Bara mengangguk dan langsung meminumnya. Beberapa menit, mereka terdiam. "Aku itu memang manusia yang selalu membuat siapapun sial ya, Nay. Benar kata Daniel, kalau aku terlahir membawa kesialan bagi orang yang ada di sisiku.""Kamu bukan Tuhan dan Tuhan pun tak pernah menciptakan manusia untuk terlahir membawa sial," tukas Kanaya."Tapi aku berbeda, Nay. Aku membuat siapapun yang di dekatku menderita. Mulai dari kamu yang menderita karena aku. Mami yang bertahan menanggung luka demi aku dan sekarang Cherry. Dia menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya, bahkan calon anak kami pun ikut jadi korban. Sepertinya aku hidup pun tak layak.""Kamu harus bersyukur, Bara. Kamu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangimu. Apalagi Cherry, istrimu itu begitu mencintaimu, dia menganggap saat ini kamu membencinya karena dia keguguran. Tidak ada pun rasa dendam padamu, dia benar-benar mengkhawatirkanmu," ungkap Kanaya."Nay, ap

  • Bukan Suami Sempurna    142. Ingin Bahagia

    ***"Kalian yang menjadi penyebab kenapa aku bisa begini!" ungkap Daniel."Kenapa kamu menyalahkan kami karena kemalanganmu, Ha! Kamu sendiri lah yang tahu bagaimana cara untuk membahagiakan diri sendiri. Jangan menyalahkan kemalanganmu pada siapapun!" balas Bara.Melihat keduanya semakin memanas membuat Veronica berusaha untuk menengahinya. "Sudah, kalian jangan bertengkar di depan orang yang sedang sakit," pintanya. "Daniel karena kamu sudah datang untuk menjenguk om, ayo kita makan malam. Tante sudah masak hari ini. Pasti kamu belum makan kan?""Jangan berpura-pura peduli denganku, Tante! Aku tahu selama ini perhatianmu itu palsu dan tak tulus. Kamu hanya ingin anakmu bahagia dan mengorbankan perasaanku, kan? Kamu hanya berpura-pura menyayangiku!" sahut Daniel dengan intonasi suara yang meninggi."Jangan membentak mamiku! Kamu tidak berhak untuk membentaknya!" geram Bara."Oh, kamu cemburu selama ini, kan? Cemburu pada perhatian kedua orang tuamu yang lebih padaku? Kamu ingin meng

  • Bukan Suami Sempurna    141. Hati yang Terlalu Berharga

    ***Akhirnya Gibran dan Mutia sah menjadi suami istri. Rasa bahagia campur haru terus saja menyelimuti kedua keluarga keduanya. Apalagi Asep, ia merasa bangga pada anak bungsunya yang begitu lantang saat mengucapkan ijab Kabul."Akhirnya ya, sekarang enggak jomlo dan galau lagi," goda Kanaya sambil terkekeh."Memangnya a Gibran pernah galau, Teh?" tanya Mutia penasaran."Pernah dan galaunya Gibran itu sampai enggak mau makan dan ngurung diri di kamar," jawab Kanaya, ia sengaja menaikkan volume suaranya agar Gibran mendengarnya dengan sangat jelas."Apaan sih, Teh. Teteh mah ngarang! Siapa juga yang galau sampai enggak mau makan," sahut Gibran protes. "Jangan percaya sama teteh ya, geulis (cantik)," tambahnya menatap mesra sang istri."Dih, ngarang dari mana coba! Kalau Teteh ngarang, lalu ucapan mama sama papa disebut apa? Halu?" tukas Kanaya."Teteh bisa diam tidak? Sudah, itu kan zaman Gibran masih labil," ucap Gibran. Ia tidak mau sampai Kanaya terus membahasnya karena takut rahasi

  • Bukan Suami Sempurna    140. Sedekat Denyut Nadi

    ***Pembatalan pernikahan yang diumumkan oleh keluarga Kimberly membuat publik heboh lagi. Publik sudah menduganya karena memang video dan foto tak senonoh yang tersebar itu memang milik Daniel dan mantan kekasihnya. Hal itu sudah dipertegas juga oleh pihak kepolisian dan Daniel pun sudah dimintai keterangan dari pihak berwajib.Daniel diam seribu bahasa saat para awak media terus saja mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Kali ini sikap Daniel tak bersahabat, ia berbeda seratus delapan puluh derajat yang biasanya selalu bersikap ramah.Daniel masuk ke mobilnya, hari ini ia sudah janjian bertemu dengan Kim. Daniel yakin pernyataan keluarga besar Kim itu bukan dari perempuan itu.Daniel sudah datang ke salah satu restoran privat, tampak di sana sudah ada Kim yang sudah menunggunya. Daniel senang karena akhirnya ia bisa bertemu dengan calon istrinya itu."Sayang, kamu nunggu lama ya? Maaf ya, aku harus sembunyi-sembunyi menemuimu karena para wartawan terus saja membututiku," ucap Danie

  • Bukan Suami Sempurna    139. Badai Kehancuran Telah Datang

    ***Berita pagi ini membuat publik sangat heboh. Publik terkejut dengan tersebarnya video dan foto tidak senonoh dari Daniel dan Lucy. Tampak terlihat keduanya dengan jelas adalah pemeran dari video-video itu. Awalnya saat satu foto tersebar, publik menganggap itu hanya foto editan untuk merusak rencana pernikahan Daniel dan Kimberly, namun saat foto dan video lain tersebar membuat publik jadi yakin bahwa keduanya memang pelaku dari video tak senonoh tersebut.Daniel geram karena ponselnya pagi ini sering berdering dan ia terkejut karena berita pagi ini terus saja memojokannya.'Kenapa sampai tersebar berita sialan itu, Ha? Apa kamu belum juga mengurus si jalang itu dan keluarganya?' bentak Daniel, ia memaki asistennya di telepon.'Maaf, Tuan. Berita itu begitu tersebar tanpa bisa saya kendalikan. Saya juga sulit menemukan perempuan itu,' jawabnya.'Kamu tak bisa langsung membungkam media? Harusnya kamu langsung suap mereka dan meminta meraka untuk menghapus berita sialan itu! Kalau p

  • Bukan Suami Sempurna    138. Dendam yang Tak Bisa Dipadamkan

    ***Cherry merasa kepalanya pusing dan badannya terasa berbeda. Mood-nya pun kadang tak stabil. Tak jarang ia selalu ketus pada suaminya. Beruntung Bara hanya diam, marahnya lelaki itu hanya mengepalkan tangannya dan meninju ke sembarang tempat.Sebenarnya dua hari ia sempat beli tespack, tapi tak pernah ia pakai karena takut kecewa. Atas saran dari Kanaya karena melihat gejala yang dialaminya seperti sedang hamil.Cherry menghela napas panjang, pagi ini ia harus berani dan jika pun nanti hasilnya tak seperti yang ia harapkan, Cherry tak akan kecewa. Ditatapnya Bara yang sedang tertidur pulas di sampingnya. "Semoga ada kabar bahagia untuk kita, Kak," gumamnya tersenyum dan ia hati-hati turun dari atas kasur.Dua puluh menit Cherry masih di dalam kamar mandi. Bara yang sudah terbangun pun mencari keberadaan istrinya itu. Tampak Cherry ke luar dari kamar mandi dengan wajah yang Bara duga sedang ada masalah."Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bara.Chery tersenyum tipis. "Kak pagi ini bisa anta

  • Bukan Suami Sempurna    137. Sayap Pelindung

    ***Raka saat ini sedang menunggu seseorang di sebuah cafe. Semalam ia tidak bisa tidur saat Kanaya menceritakan dengan detail tentang pertemuannya dengan Daniel. Raka merasa beruntung karena saat ini Kanaya tak menyembunyikan rahasia apapun darinya.Raka sudah menunggu kurang lebih lima belas menit, lelaki itu tak kunjung datang. Tak lama datanglah orang yang ia tunggu kedatangannya."Maaf agak telat," ucapnya beralasan."Tak masalah, hanya lima belas menit menunggumu," balas Raka. "Mau pesan apa?" tanyanya."Capuccino panas saja," jawabnya. Raka langsung memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya, setelah pelayan pergi, barulah Raka mulai bicara serius. "Maaf menganggu waktumu, pasti kamu bingung kenapa tiba-tiba aku menghubungimu dan meminta untuk bertemu," ucapnya."Iya, ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Bara."Banyak, apalagi ini menyangkut istriku," jawab Raka."Ada apa dengan Kanaya?" tanya Bara, ia merasa cemas jika terjadi sesuatu pada Kanaya."Dia tak kenap

  • Bukan Suami Sempurna    136. Candu yang Memabukkan

    ***"Ternyata capek ya ngurus lamaran juga. Apalagi nanti kalau nikah," keluh Rieke."Kalau memang ingin di handle sendiri ya pasti capek, tapi nanti ada kepuasan sendiri setelah semua yang kamu susun itu berhasil dengan sempurna," ujar Kanaya."Iya, Nay. Aku ingin pernikahanku ini benar-benar berkesan. Biar aku ingat terus," timpal Rieke. "Dulu saat kamu dan mas Raka nikah, apa secapek ini?" tanyanya penasaran.Kanaya mengangguk. "Pasti capek, stres karena ngurus sendiri. Ada yang salah dikit, cemasnya luar biasa. Takut saja ada yang kurang," jawabnya tersenyum."Iya, sih. Kita kan enggak pakai jasa WO. Aku sih ditawarin sama teman, tapi aku menolak karena memang ingin mengurusnya sendirian," sahut Rieke."Tapi nanti jangan kecapean ya! Kamu kan calon pengantinnya, harus sehat biar enggak sakit. Jangan kayak aku, pas acara berakhir kan masuk rumah sakit karena kelelahan," ucap Kanaya mengingatkan."Iya, Nay. Nanti kalau seminggu mau mendekati hari H-nya, aku mau istirahat full di rum

  • Bukan Suami Sempurna    135. Jimat Kebahagiaan

    ***Publik heboh dengan berita rencana pernikahan Daniel dengan Kimberly. Publik tak menyangka bahwa perjalanan si lelaki playboy itu akhirnya berhenti di hati Kimberly. Padahal yang publik ketahui bahwa selama ini Daniel selalu mengatakan bahwa lelaki itu akan melajang dan tak ingin menikah sama sekali.Berita yang menjadi hot topik itu tentu saja membuat siapapun ingin tahu dan membayangkan bahwa pesta pernikahan keduanya pasti akan digelar sangat mewah, tak kalah dari pesta pernikahan Bara dan juga Cherry."Daniel..." Kim memanggil calon suaminya itu dengan lembut."Ada apa, Honey?" tanya Daniel menatap Kim mesra."Apa kamu serius menikah denganku?" tanya Kim menatap ragu.Daniel tersenyum. "Bukankah aku sudah datang menemui kedua orang tuamu di Jerman? Aku menemui mereka tanpa diketahui kamu. Aku serius denganmu, apa kamu masih meragukan ketulusanku?"Kim menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tak yakin saja dengan rencana ini yang tiba-tiba. Apa kamu benar-benar melabuhkan hatimu pa

DMCA.com Protection Status