Share

47. Adu Domba

Penulis: Bai_Nara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-23 12:18:13

Emma sedang menimang putranya dengan penuh sayang. Sesekali mencium pipi sang putra dengan gemas. Sementara Arini sedang melipat pakaian si kecil. 

Usia Zio kini menginjak tiga bulan. Dia termasuk bayi yang tidak terlalu rewel dan gampang ditenangkan jika menangis.

"Den Emma sudah kewes sekali dalam merawat Mas Nathan."

Emma menoleh ke arah Arini lalu tersenyum. 

"Benarkah?"

"Iya benar."

"Dia sangat tampan."

"Gimana gak tampan kalau bapak ibunya bule semua." Arini tertawa pun dengan Emma.

Suara bel berbunyi. Baik Emma dan Arini saling berpandangan.

"Siapa ya?"

"Kurang tahu, Den. Apa Den Raphael?'

"Sepertinya bukan. Raphael tadi menelepon, dia pulang larut karena ada kesibukan."

"Ya sudah saya buka dulu pintunya ya Den Emma."

Emma hanya mengangguk. Dia kembali fokus dengan putranya. Bahkan kini dia sedang menyanyikan lagu nina bobo pada sang putra.

Arini membuka pintu rumah, di

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Sekedar Sahabat   48. Memutus Lingkaran Setan

    Fina menatap tak percaya. Dia shock tentu saja mengetahui cerita yang ada. Tanpa sadar air matanya keluar.Emma baru saja menyelesaikan ceritanya tentang bagaimana Zio terlahir serta bagaimana hubungan antara Zio, Emma, Raphael dan keluarga Sri saat ini yang jauh dari kata harmonis."Jadi Zio terlahir dari rahim Ibu Arini?"Emma mengangguk."Tapi Om dan Tante orang tuanya."Sekali lagi Emma hanya mengangguk."Terus, setelah Om dan Tante kembali ke Perancis, Zio tinggal sama Eyang Rudolf?""Iya. Ayah merawat Nathan sampai Nathan berusia lima belas tahun. Awal kepergian kami ke Perancis dan juga Arini. Nathan sempat sakit. Tetapi Ayah mampu memberinya semangat hingga Nathan mampu menjalani kehidupannya. Berulang kali Ayah memintaku mengunjunginya tapi aku tak mau. Hatiku masih sakit.""Akhirnya Ayah yang mengalah. Setiap tahun dia membawa Nathan mengunjungi kami. Tentu mereka hanya berdua. Ibu dan keluarga Pandu jelas tak m

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • Bukan Sekedar Sahabat   49. Sosok Asing

    Sri tak bisa membendung air matanya. Bahkan sesekali Pandu harus menyeka air matanya dengan tissue. "Te-ri-ma ka-sih." Sri mengucap dengan terbatas-bata. Emma hanya tersenyum dan mulai menyuapi Sri lagi. Dengan telaten Emma menyuapi Sri membuat Sri merasa terharu sekaligus rasa bersalahnya semakin besar. 'Ya Tuhan, inilah anak yang sejak dulu kubenci? Ternyata dia begitu perhatian padaku.' Sri hanya bisa berkata dalam hati sementara Pandu hanya mengawasi penuh haru. Kini dia menyadari kenapa ayahnya begitu sayang pada Emma. Emma, adiknya adalah pribadi yang baik hati dan tulus. Sungguh Pandu merasa kerdil sekarang. Dia yang begitu dibanggakan tapi kalah jauh dengan Emma yang berjiwa besar. Aktivitas di ruang rawat Sri terlihat dari kaca pintu. Zio mengawasi tingkah ketiganya dengan sesekali memasang senyum lebar. Merasa cukup melihat, dia berbalik dan mendapati Fina yang sedang menatapnya dengan tajam. "Kenapa?" Fina mendesah l

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Bukan Sekedar Sahabat   50. Duo Nathan

    "Ya ampun. Aku tahu dari dulu kamu cantik, Fin. Tapi gak nyangka kamu bakalan secantik ini."Sosok asing yang mengaku namanya Nathan, memandangi Fina dengan penuh kekaguman dari ujung rambut hingga ujung kaki. Membuat Fina merasa risih."Apa kabar? Lama ya gak ketemu. Hampir enam tahun."Nathan mengulurkan tangannya, mau tak mau Fina menyambut walau enggan. Kedua tangan bertemu, Nathan bahkan meremas tangan Fina membuat sang gadis segera menarik tangannya. Nathan menarik kursi di samping Zio dan segera duduk, dipandanginya wajah cantik Fina dan dia terus merecoki Fina dengan banyak pertanyaan."Kamu kuliah di sini? Ambil jurusan apa? Kamu ngekost dimana?"Dan bla bla bla. Fina sudah mulai risih sementara Zio yang berada di samping Nathan hanya bersedekap sambil sesekali terkekeh melihat tingkah Nathan yang terlalu terpesona dengan kecantikan Fina."Kamu sama siapa ke sininya? Sama kedua orang tua kamu atau kakak-kakakmu?"Fina hanya menunjuk Zio dengan lirikan matanya. Membuat Nathan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-24
  • Bukan Sekedar Sahabat   51. Maba

    Terik matahari begitu menyengat di kulit. Para peserta PKKMB yang merupakan kepanjangan dari Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru sudah mulai gelisah. Ada yang sejak tadi kipas-kipas dengan berbagai alat yang mereka bawa seperti baju, kerudung, sobekan kertas dan lainnya. Ada juga yang beberapa kali mengelap keringat bahkan para peserta yang berada pada barisan tengah terkadang malah sengaja jongkok demi menghindari sengatan matahari. Tentu aksi jongkok menyembunyikan diri tidak bisa berlangsung lama karena selalu saja ada mata awas dari para panitia yang merupakan mahasiswa senior."Woi, kamu yang di tengah di barisan nomer lima, berdiri!" Salah satu senior ada yang membentak Adi, salah atau mahasiswa baru kedokteran. Adi kaget dan segera berdiri. Siwi yang niatnya mau ikutan jongkok pun tidak jadi. Dia berada persis di depan Adi. Fina tersenyum pada rekannya. Sementara Zio yang berada di samping Adi sudah terkekeh."Gila itu para senior kita. Beneran dah! Kita dijemur m

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Bukan Sekedar Sahabat   52. Tawa Kuntilanak

    Cekrek!Pintu dibuka dengan sangat pelan oleh Adi. Dia mengintip terlebih dahulu sekelilingnya. Di belakang Adi, ada Zio dan Dito. Keduanya ikut-ikutan menyembulkan kepala melalui daun pintu."Aman gak?" tanya Dito lirih."Aman," balas Adi pun dengan suara lirih.Zio menoleh ke belakang pada ketiga rekan satu grupnya."Gimana?" bisik Fina."Aman. Ayok masuk.""Oke."Fina, Siwi, dan Rahma mengikuti langkah ketika pria melewati sebuah pintu. Siwi sejak tadi menggenggam erat lengan kiri Fina. Sementara Rahma walau terlihat berusaha berani, sesekali dia berjengit dan ikut-ikutan bergelayut pada lengan kanan Fina. Sementara ketiga pria tampak gagah berani memimpin di depan."Suwer. Ini para senior kok ya nemu tempat angker banget macem gini? Ini beneran rumah sakit bukan sih? Horor bener tempatnya," keluh Dito."Lah, dimana-mana yang namanya kamar mayat ya angker, Bro. Duh, ini kamar cuma adanya bangsal sama lemari kok ya serem sih? Padahal gak ada mayatnya juga." Adi begidik ngeri.Akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • Bukan Sekedar Sahabat   53. PDKT Nathan Bikin Risih

    Fina menutup pintu kamar kost dengan pelan, menguncinya, menaruh semua barang yang dia bawa untuk makrab di lantai secara asalan lalu segera merebahkan diri di kasur yang empuk."Nyamannya."Fina bahkan menggerak-gerakkan kedua kaki dan tangan seperti alat pembersih kaca mobil. Bolak balik."Beneran, malam yang melelahkan dan mendebarkan. Semoga lain kali gak ketemu Mbak Kunti, Mas Poci, Bang Wowo, Nyai Sunbo, Kakek Gerandong dan para kaumnya. Gila aja kalau lagi dinas malam malah ketemu sama mereka."Fina yang terlalu kelelahan tanpa sadar malah terlelap. Dia bahkan tidak mendengar suara ponselnya yang sejak tadi berbunyi.Nasha yang sejak sepuluh menit lalu mencoba menghubungi si anak bungsu, akhirnya menyerah. Dia mencoba berpikir positif kalau putrinya pasti kelelahan."Nanti saja, Dek. Mungkin Finanya kecapean, terus ketiduran.""Iya Mas, cuma Na takut aja Fina di sana gak doyan makan, gak bisa bobo, terus kemana-mana bingung. Duh!"Rayyan terkekeh melihat sikap istrinya."Perasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10
  • Bukan Sekedar Sahabat   54. Apa Kabar Hatiku?

    Fina menengok ke kiri kanan lorong kampusnya, setelah meyakinkan diri jika sosok yang selalu dia hindari tidak ada, Fina segera bergegas menuju ke parkiran motor.Saat sampai di parkiran pun, Fina tampak seperti maling yang takut ketahuan sedang mencuri. Setelah memastikan keadaan aman tanpa keberadaan Nathan, Fina segera melajukan motornya menuju ke kost-an.Baru saja dia merasa lega karena terlepas dari gangguan Nathan. Rupanya sosok yang dia hindari sudah duduk manis di kursi tamu yang ada di teras kost Fina. Berjejer dengan beberapa pria yang sedang menunggu pacar-pacar mereka. Fina mengumpat dalam hati, segala perkataan sebagai ungkapan sebal dia keluarkan. 'Sebel, nyebelin, muka tembok, narsis, aaaaa!' Itulah kira-kira ungkapan hati Fina."Hai Fin. Baru pulang ya? Niatnya mau nungguin kamu tapi kupikir-pikir mending nungguin kamu di sini aja. Terus kita jalan pakai mobilku."Fina belum menjawab perkataan Nathan. Dia fokus memarkirkan motornya. Setelah selesai, Fina segera mend

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • Bukan Sekedar Sahabat   55. Tragedi Pertukaran Tas

    Fina mengerjapkan matanya. Hal yang dia lihat adalah dada bidang berbalut kaos warna toska dengan model memiliki kerah. Dia mendongakkan wajah dan merasakan sebuah dagu mengenai keningnya. Fina sedikit tertegun pasalnya dagu yang dia rasakan kini sedikit kasar. Fina tersenyum geli menyadari ada sedikit bulu-bulu halus yang mulai tubuh di area rahang Zio sehingga wajahnya yang awalnya terlihat cute jadi sedikit lebih sangar. Fina baru sadar kalau sahabat sengkleknya sedikit berubah. Wajahnya jelas semakin dewasa, bahunya kian melebar dan dadanya kian kekar. Aneh, padahal mereka selalu bersama tetapi baru kali ini Fina merasa Zio sangat tampan.Dug."Eh.""Egh."Zio dan Fina saling bertatapan intens. Keduanya sedang dilanda semacam kecanggungan karena tanpa sengaja bibir Zio mengenai dahi Fina. Cukup lama keduanya bertatapan hingga suara keras dari lubang belakang Zio membuat Fina menjerit, menutup hidung dan refleks memukul keras bahu Zio."Gila! Kebiasaan kentutmu loh, Zi. Gak perna

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13

Bab terbaru

  • Bukan Sekedar Sahabat   97. Ekstra Part

    Sepuluh Tahun Kemudian Zio baru selesai bertugas. Dia segera membereskan barang-barangnya, memasukkan ke dalam tas, menaruh jas dan sneli pada tempatnya lalu segera keluar dari ruangannya. Di sepanjang koridor dia menyapa para perawat, rekan kerja atau tersenyum pada pasien atau pengunjung yang berpapasan dengannya. Sampai di parkiran dia segera masuk ke dalam mobil. Satu jam kemudian dia sudah sampai di rumah. "Sore Tuan Nathan." "Sore Gemma. Fin Fin sudah pulang?" "Belum, Nona Fina masih harus menunggu satu pasiennya yang mau melahirkan." "Oh, anak-anak mana?" tanyanya sambil melirik ke arah jam dinding yang menunjuk angka setengah empat. "Jalan-jalan bersama Tuan Besar dan Nyonya." "Oke. Aku mandi dulu ya Gemma." "Baik, Tuan." Zio segera masuk ke kamarnya. Zio dan Fina akhirnya tidak LDR-an lagi sejak sembilan tahun yang lalu. Baik Fina dan Zio menyelesaikan program spesialis tepat waktu. Di sini Zio harus mengacungkan trofi buat sang istri. Di saat dia hanya memikirkan ku

  • Bukan Sekedar Sahabat   96. Kelahiran Sacha (Tamat)

    Tarik napas hembuskan. Fina berkali-kali mencoba mengontrol napasnya dan menahan agar tidak mengejan duluan. Sesuai perkiraan ternyata hari kelahiran putrinya hanya maju tiga hari dari HPL. Sang suami sudah diberitahu sejak Fina sering mengalami kontraksi palsu dua hari yang lalu. Zio bilang akan mengusahakan pulang, tetapi Fina paham jarak Paris-Purwokerto sangat jauh. Tapi tetap saja dia berharap sang suami segera pulang. "Suamimu katanya pakai jet pribadi lagi. Biasa nyewa punya temennya Mr. Oliver." Emma yang sejak satu minggu yang lalu sudah di Purwokerto menemani Fina bersama Nasha. Bahkan Ibu Arini juga sedang perjalanan menuju ke rumah sakit. "Sakit Sayang?" tanya Emma. Fina hanya mengangguk. Dia hampir mewek tapi berusaha tegar. Sang ibu yang paham apa yang dirasakan putrinya. Mengelus punggung sang anak yang sedang rebahan dalam posisi miring ke kiri. "Banyak istighfar ya Nduk. Mamah tahu rasanya. Kamu kuat." Fina tak bisa menahan tangisnya. Dia menarik tangan sang ibu

  • Bukan Sekedar Sahabat   95. Aku, Kamu dan Kita

    Zio sedang mengangguk-angguk sambil mendengarkan perkataan dosennya. Sejak satu jam yang lalu sang dosen yang sedang marah memarahi Zio karena berani membolos dari ujian. Fina yang kasihan kepada suaminya, turut membantu. Dengan jurus rayuan maut, Fina meminta ijin pada sang dosen untuk bicara. Dia bercerita apa adanya kalau dia dan Zio bertengkar hebat yang menyebabkan Zio langsung ke Indonesia demi menyelesaikan masalah rumah tangga. Cukup lama keduanya bicara.Zio padahal sudah pasrah jika harus mengulang satu tahun lagi. Tapi rupanya aksi heroik Zio membuat dosennya, prof. Louisa yang terkenal killer jadi simpati. Bahkan menyebabkan Zio harus mendengarkan kisah cinta sang dosen dengan suaminya yang juga penuh liku drama. Zio antara harus bersyukur dan siap kuping. Bersyukur dia diberi keringanan dan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan tapi dia juga harus membayar kebaikan hati sang dosen dengan mendengarkan cerita sang dosen selama hampir dua jam. Fina sendiri hanya menyaks

  • Bukan Sekedar Sahabat   94. Hukuman Untuk Fina

    Flo tertawa saat melihat ponselnya menampilkan nomer Fina. Rupanya Fina mengajaknya melakukan panggilan video call. Flo segera memposisikan dirinya di samping pria yang semalaman berbagi peluh, cairan dan kenikmatan bersamanya. Dia segera menekan tombol terima dan tampaklah wajah Fina yang menatap Flo dengan tatapan membunuh."Hai Fin, gimana kabarmu? Masih sehat kan? Hahaha. Eh, suamimu semalam hebat banget tahu. Kemarin dia semalaman bersama Aisyah, dan tadi malam dia menghabiskan malam bersamaku. Hahaha. Kita habis kamu tahu lah ... bercinta." Flo menunjukkan leher dan bagian tubuh atasnya yang penuh tanda merah. Dia bahkan sengaja masih belum memakai baju dan menutupi bagian tubuhnya dengan selimut. Bukan itu saja, Flo bahkan sengaja memancing kemarahan Fina dengan mengecup punggung toples lelaki yang kini masih tidur di ranjangnya.Fina menampilkan ekspresi marah dan air matanya sudah meleleh, meluber-luber bersamaan dengan ingusnya."Brengsek kamu, Flo," desis Fina."Hahaha. Ya

  • Bukan Sekedar Sahabat   93. Menghajar Pelakor

    Fina baru saja menyelesaikan sholat subuhnya. Dia menatap jam yang menunjuk angka lima. Fina memegang perutnya yang sudah meronta-ronta ingin makan. Mau marah terus sama suami dan ngumpet terus di kamar juga bukan pilihan yang baik. "Kamu lapar ya Dek? Umi juga, tapi Umi masih marah sama Abi kamu. Nyebelin." Fina mengelus perutnya, tapi dasarnya sudah sangat lapar, perutnya sampai berbunyi. Fina sudah tak peduli dengan aksi marahnya pada suami. Dia memutuskan bangkit dan keluar kamar. "Bodo amat. Aku marah tapi aku lapar, ya aku mau makan." Fina segera membuka pintu kamarnya, namun dia kaget mendapati sesosok tubuh terjatuh mengenai kakinya. Fina berteriak dan meminta Zio bangun. Saking marahnya dia hendak menggunakan kakinya untuk membangunkan sang suami tapi sadar itu gak sopan dan dosa pula. Akhirnya Fina berjongkok dan membangunkan suaminya. "Hei bangun. Jangan tidur di sini. Sana tidur di kamar tamu." Fina mengguncang-guncang tubuh suaminya. "Zi, bangun Zi. Hei bangun." Ta

  • Bukan Sekedar Sahabat   92. Karena Kamu Istriku

    Sebuah pesan mampir di ponsel Fina. Tubuhnya bergetar akibat menahan amarah.[Kamu lihat, suamimu di sini banyak yang naksir. Dan dia selalu ada waktu untukku, putriku dan wanita lain. Jadi jangan berpikir kalau kamu itu cuma satu-satunya. Ya mungkin kamu satu-satunya di Indonesia tapi di Paris, Nathan punya kami]Fina hampir membanting ponselnya saat lagi-lagi Flo mengiriminya foto. Tadi foto Zio sedang berpelukan dengan Aisyah dan sekarang giliran foto toples lelaki yang mirip Zio sedang tiduran bersama Florence.[Kami sering menghabiskan waktu berdua, di tempat tidur. Dia memang hebat, selalu bikin puas dan dia sangat suka kalau aku di bawah. Dia bilang suka melihat ekspresiku saat mengerang di bawah tubuhnya. Hahaha. Dia juga bilang kalau sekarang kamu gak bisa menuhin hasrat dia gara-gara lagi hamil. Dan dia bilang kini kamu terlalu gendut, gak enak buat dipandang apalagi diajak gelut di kasur hahaha]Florence bahkan sampai mengirimkan emoticon tertawa mengejek membuat Fina marah

  • Bukan Sekedar Sahabat   91. Si Pembuat Masalah

    Fina mencoba menikmati kehamilannya. Bersyukur kehamilannya tidaklah terlalu rewel karena yang rewel dan ngidam parah adalah bapaknya. Zio yang manja jadi semakin manja. Beberapa hari setelah dia tahu sang istri hamil dan dia sendiri sudah kembali ke Paris, Zio jadi kena sindrom ngidam parah. Setiap pagi dia muntah-muntah dan lemas membuat keluarganya khawatir. Jika siang hari gejala muntahnya sudah reda. Tetapi Zio juga sering ngidam makanan yang aneh-aneh membuat Gemma, Antonio, Emma, Raphael hingga sepupunya si Benyamin kelimpungan mencari makanan yang diinginkan si calon bapak. Tapi diantara semua keinginan si calon bapak, hanya ada satu ngidam yang tidak bisa dituruti oleh semua orang."Fin Fin, Mas Jo kangen. Pengen peluk, Mas Jo ngidam nenen?" rengeknya.Fina hanya bisa meringis mendengarkan rengekan sang suami, setiap hari setiap waktu. Bahkan pernah suatu hari, Zio mengungkapkan keinginannya ketika mereka sedang video call-an dimana ada keponakan-kepanakan yang tentu saja men

  • Bukan Sekedar Sahabat   90. LDM

    Kembali ke rutinitas, mau tak mau Zio dan Fina harus menjalani LDM (Long Distance Marriage) untuk satu tahun lebih ke depannya. Menjalani LDM ternyata tidaklah mudah, ada saja masalah mulai dari gara-gara tidak mengangkat telepon sesegera mungkin hingga cemburu. Ya cemburu. Fina jadi super pencemburu gara-gara sosok Florence yang kini jadi berada di sekitaran Zio dan juga sosok Aisyah yang kini jadi lebih intens berhubungan dengan sang suami dengan alasan pekerjaan. Florence terlihat sekali mencoba memancing Fina lewat update-an status I*-nya yang memasang momen-momen bersama keluarga Evrard dan beberapa kali memposting foto Zio saat menggendong putrinya. Bahkan Aisyah yang kalem juga sepertinya masih berharap jadi madunya. Terlihat dari kehadiran Tuan Ali yang sering membawa sang putri ke rumah Raphael dengan alasan Aisyah sedang belajar bisnis. Sama seperti Fina yang jadi pencemburu, Zio juga cemburu pada sosok Faisal dan Azka yang merupakan teman baru Fina dan usianya lebih tua se

  • Bukan Sekedar Sahabat   89. Resepsi

    Malam harinya keluarga Nara berkumpul. Mereka semua membicarakan perihal perkataan Winda dan mau tak mau Zio dan Fina bercerita. Meski sedikit menyayangkan sikap sang putri, tapi Rayyan bersyukur, anaknya masih selamat. "Kita jadikan hal ini sebagai bahan pelajaran." Fina dan Zio mengangguk. Semua orang lalu beristirahat. Esok harinya semua orang kembali ke Purwokerto karena dua hari lagi resepsi pernikahan Fina dan Zio akan diselenggarakan. Fina dan Zio jadi ikutan sibuk. Acara resepsi pun digelar dengan meriah, baik Fina dan Zio tak pernah tak menebar senyum. Teman-teman kuliah dan SMA mereka banyak yang datang, kebanyakan pasti akan mengolok-olok dua pasangan. Untung baik Fina dan Zio tahan banting. Zaky, Yudho, Emi, Yuni, Riris dan kawan-kawan dekat Fina-Zio akhirnya datang. Mereka membuat suasana makin heboh apalagi dengan banyolan-banyolan dari Yudho dan Zaky. "Gimana malam hari? Jatah aman?" "Aman, Zak." "Aku yang deg-degan, gak bisa gegayaan." Zaky terlihat nelangsa kare

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status