Share

Bab 4

Author: Fielsya
last update Last Updated: 2022-09-09 10:47:41

Seseorang menarik paksa lengan Alya untuk masuk ke sebuah ruangan kosong. Mulut gadis itu disumpal dengan telapak tangan kekar dan berurat, hingga bisa dipastikan jika orang itu adalah laki-laki.

Sekuat tenaga Alya melepaskan diri dari orang tersebut. Akan tetapi, karena panik gadis itu sesaat lupa cara melumpuhkan musuh yang menyerangnya dari belakang.

Seraya menenangkan diri, Alya terus menuruti orang tersebut. Di sanalah, dia mulai mengumpulkan tenaga, lalu dengan kekuatan penuh kakinya menerjang bagian selangkang dekat alat kelamin lelaki asing itu.

Orang itu pun terjatuh dan mengaduh kesakitan. Namun, alangkah terkejutnya Alya yang saat itu masih dengan posisi siaga, melihat orang yang baru saja hendak dia lumpuhkan dengan jurus-jurus bela diri yang sudah dia pelajari.

Matanya membulat sempurna, tangan yang awalnya mengepal erat di depan dada hendak menyerang, seketika terangkat dan menutupi mulutnya. Sejurus kemudian, dia berlari mendekati orang tersebut, bahkan sampai harus ikut duduk di lantai berwarna putih itu.

“Ya ampun, Ken, maaf aku nggak sengaja. Kamu nggak pa-pa, kan?” tanya Alya seraya memegangi pundak lelaki yang dia panggil Ken dengan tangan gemetar.

“Beb, it’s oke. Aku nggak pa-pa. Aku juga minta maaf karena udah ngerjain kamu. Tapi aku lupa kalau kamu juga jago bela diri. Alhasil, diriku sendirilah yang celaka,” sahut orang tersebut sambil tersenyum dan kemudian memegang serta mengelus lembut pipi Alya.

“Lagian kamu kenapa, sih, iseng banget?” tanya Alya yang dalam hati sebenarnya masih ada sedikit rasa takut.

“Iya, maaf. Soalnya aku tuh kangen banget sama kamu. Sejak kamu balik, malah kita susah banget ketemunya padahal kita udah satu kota, loh,” ucap Ken, yang tak lain adalah kekasih Alya.

Hubungan keduanya sudah terjalin sejak SMA. Walaupun Ken kerap keluar-masuk penjara karena kasus tawuran dan kekerasan, tetapi Alya tetap setia kepada lelaki itu. Akan tetapi, keduanya terpaksa berpisah jarak karena Alya yang memutuskan untuk kuliah di jurusan kedokteran di salah satu kampus ternama di Jawa Timur

Ken mencoba menarik tubuh Alya ke dalam dekapannya, tetapi gadis itu menolak dan sedikit mendorong tubuh atletis sang kekasih hingga kembali terjungkal ke lantai. Pada saat itu, amarah Ken memuncak karena merasa Alya terlalu menolaknya dengan kasar. Akan tetapi, amarah itu berusaha keras dia tahan. Ken tidak ingin Alya berpikir kalau dirinya mencintai gadis itu karena nafsu belaka, walau pada kenyataannya itulah yang terjadi.

Tak segan Ken mengencani gadis lain di belakang Alya hanya untuk memuaskan hasratnya, karena selama ini pacarnya itu selalu menolak melakukan hal yang sebagian orang menganggapnya menjijikkan jika dilakukan dengan orang yang bukan pasangan sahnya.

“Beb, ayolah. Masa kita hanya ciuman dan pelukan doang? Sekali aja berikan aku lebih dari itu,” pinta Ken dengan memelas.

Alya pun beranjak dan merapikan tasnya lagi. Sebelum benar-benar meninggalkan kelas itu, Alya menatap tajam dan sinis kepada sang kekasih.

“Ingat, Ken, aku memang mencintaimu, tapi bukan berarti aku akan bersedia memberikan semuanya untukmu. Selama ini, semua permintaanmu sudah aku turuti kecuali yang satu itu. Aku harap kamu memahami batasan kita. Jangan pernah ulangi hal itu atau aku akan membuatmu nggak bisa memiliki keturunan. Kamu akan menyesal!” ancam Alya yang kemudian melangkah cepat menjauhi ruangan itu dengan jantung yang masih berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Tepat di depan pintu ruangan itu, langkah kaki Alya tiba-tiba terhenti. Perasaannya kembali dibuat terkejut, tetapi kali ini oleh keberadaan Richard di depan ruangan itu yang menatapnya dengan mata memicing dan bergantian kepada Ken.

“Ayo pulang, urusan gue sudah selesai,” bisik Alya tetapi dengan suara yang sedikit lebih keras tanpa melakukan kontak mata dengan sang ajudan.

“Apa saya harus melakukan sesuatu kepada lelaki itu?” tanya Richard dengan nada rendah.

Seseorang menarik paksa lengan Alya untuk masuk ke sebuah ruangan kosong. Mulut gadis itu disumpal dengan telapak tangan kekar dan berurat, hingga bisa dipastikan jika orang itu adalah laki-laki.

Sekuat tenaga Alya melepaskan diri dari orang tersebut. Akan tetapi, karena panik gadis itu sesaat lupa cara melumpuhkan musuh yang menyerangnya dari belakang.

Seraya menenangkan diri, Alya terus menuruti orang tersebut. Di sanalah, dia mulai mengumpulkan tenaga, lalu dengan kekuatan penuh kakinya menerjang bagian selangkang dekat alat kelamin lelaki asing itu.

Orang itu pun terjatuh dan mengaduh kesakitan. Namun, alangkah terkejutnya Alya yang saat itu masih dengan posisi siaga, melihat orang yang baru saja hendak dia lumpuhkan dengan jurus-jurus bela diri yang sudah dia pelajari.

Matanya membulat sempurna, tangan yang awalnya mengepal erat di depan dada hendak menyerang, seketika terangkat dan menutupi mulutnya. Sejurus kemudian, dia berlari mendekati orang tersebut, bahkan sampai harus ikut duduk di lantai berwarna putih itu.

“Ya ampun, Ken, maaf aku nggak sengaja. Kamu nggak pa-pa, kan?” tanya Alya seraya memegangi pundak lelaki yang dia panggil Ken dengan tangan gemetar.

“Beb, it’s oke. Aku nggak pa-pa. Aku juga minta maaf karena udah ngerjain kamu. Tapi aku lupa kalau kamu juga jago bela diri. Alhasil, diriku sendirilah yang celaka,” sahut orang tersebut sambil tersenyum dan kemudian memegang serta mengelus lembut pipi Alya.

“Lagian kamu kenapa, sih, iseng banget?” tanya Alya yang dalam hati sebenarnya masih ada sedikit rasa takut.

“Iya, maaf. Soalnya aku tuh kangen banget sama kamu. Sejak kamu balik, malah kita susah banget ketemunya padahal kita udah satu kota, loh,” ucap Ken, yang tak lain adalah kekasih Alya.

Hubungan keduanya sudah terjalin sejak SMA. Walaupun Ken kerap keluar-masuk penjara karena kasus tawuran dan kekerasan, tetapi Alya tetap setia kepada lelaki itu. Akan tetapi, keduanya terpaksa berpisah jarak karena Alya yang memutuskan untuk kuliah di jurusan kedokteran di salah satu kampus ternama di Jawa Timur

Ken mencoba menarik tubuh Alya ke dalam dekapannya, tetapi gadis itu menolak dan sedikit mendorong tubuh atletis sang kekasih hingga kembali terjungkal ke lantai. Pada saat itu, amarah Ken memuncak karena merasa Alya terlalu menolaknya dengan kasar. Akan tetapi, amarah itu berusaha keras dia tahan. Ken tidak ingin Alya berpikir kalau dirinya mencintai gadis itu karena nafsu belaka, walau pada kenyataannya itulah yang terjadi.

Tak segan Ken mengencani gadis lain di belakang Alya hanya untuk memuaskan hasratnya, karena selama ini pacarnya itu selalu menolak melakukan hal yang sebagian orang menganggapnya menjijikkan jika dilakukan dengan orang yang bukan pasangan sahnya.

“Beb, ayolah. Masa kita hanya ciuman dan pelukan doang? Sekali aja berikan aku lebih dari itu,” pinta Ken dengan memelas.

Alya pun beranjak dan merapikan tasnya lagi. Sebelum benar-benar meninggalkan kelas itu, Alya menatap tajam dan sinis kepada sang kekasih.

“Ingat, Ken, aku memang mencintaimu, tapi bukan berarti aku akan bersedia memberikan semuanya untukmu. Selama ini, semua permintaanmu sudah aku turuti kecuali yang satu itu. Aku harap kamu memahami batasan kita. Jangan pernah ulangi hal itu atau aku akan membuatmu nggak bisa memiliki keturunan. Kamu akan menyesal!” ancam Alya yang kemudian melangkah cepat menjauhi ruangan itu dengan jantung yang masih berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Tepat di depan pintu ruangan itu, langkah kaki Alya tiba-tiba terhenti. Perasaannya kembali dibuat terkejut, tetapi kali ini oleh keberadaan Richard di depan ruangan itu yang menatapnya dengan mata memicing dan bergantian kepada Ken.

“Ayo pulang, urusan gue sudah selesai,” bisik Alya tetapi dengan suara yang sedikit lebih keras tanpa melakukan kontak mata dengan sang ajudan.

“Apa saya harus melakukan sesuatu kepada lelaki itu?” tanya Richard dengan nada rendah.

Related chapters

  • Bukan Salah Cinta   Bab 5

    Di rumah Alya, sore itu sang papa pulang lebih cepat. Kedua adiknya pun sudah pulang sejak beberapa sebelumnya. Semua orang tengah berkumpul di ruang keluarga, begitu pun dengan dua orang ajudan lain dan seorang yang bertugas di bagian pengamanan rumah sang jenderal. Sedang ajudan dan tim pengamanan lain berjaga di luar rumah.“Apa ada masalah soal penugasan Richard?” tanya Fajar, papa Alya yang berpangkat Komisaris Jenderal Polisi dan bertugas sebagai komandan korps Brimob Polri.“Ya, seperti yang sudah kita duga sebelumnya kalau Alya pasti akan menolak. Apalagi, ternyata sempat ada accident yang terjadi di bandara waktu mereka sama-sama mau balik ke sini,” jawab Liana.Fajar yang awalnya sedang membaca buku, langsung menutup buku tersebut dan meletakkannya di meja. Dia lantas menoleh kepada sang istri dengan dahi mengerut.“Accident? Apa? Mereka saling kenal?” tanya Fajar penasaran.“Nggak, mereka nggak saling kenal. Hanya saja ada kecelakaan kecil di bandara yang membuat Alya marah

    Last Updated : 2022-09-09
  • Bukan Salah Cinta   Bab 6

    “Lapor, Komandan. Tugas sudah diselesaikan,” ucap Richard saat dirinya sudah sampai di ruang tengah dan berada tepat di hadapan sang jenderal. Dia juga mengatakan hal itu setelah memberikan hormat kepada sang atasan.“Richard,” sapa sang jenderal sambil tersenyum dengan tangan terlipat di depan dada. “Bagaimana tugas barumu hari ini? Apa ada kendala?”“Siap, tidak ada, Komandan,” jawab Richard.“Apa tugas ini menyenangkan atau justru menegangkan?” tanya Fajar lagi.“Siap, menegangkan, Komandan,” jawab Richard jujur, tetapi sukses membuat semua orang di ruangan itu tersenyum penuh arti.“Saya suka kejujuranmu,” ucap Fajar. “Oh ya, malam ini saya akan menugaskan kamu dan Reza untuk mengikuti Alya. Richard tahu, kan, kalau malam ini dia akan ke pesta?”“Siap, tahu, Komandan. Tapi, setahu saya untuk masuk ke tempat pesta tersebut harus memiliki undangan,” jelas Richard.“Nggak masalah. Kalau begitu, pantau saja dari luar. Ingat! Jangan sampai Alya tahu kalau kalian mengikutinya!” Perintah

    Last Updated : 2022-09-28
  • Bukan Salah Cinta   Bab 7

    “Alya Gistara,” Richard melafalkan nama itu dengan sangat jelas. Suaranya begitu lembut hingga menggetarkan hati sang pemilik nama. “Seharusnya Andalah yang meminta maaf, karena yang sebenarnya menabrak adalah Anda, bukan saya. Pasti Anda tidak melihat kalau saya telah berdiri di sini, di titik ini, karena mata Anda hanya fokus ke ponsel dan tidak menghiraukan apa yang ada di depan Anda!”“Lo ....” Ucapan Alya menggantung, jari telunjuknya menunjuk tepat di bawah hidung Richard dengan tubuh mereka yang hanya berjarak beberapa sentimeter saja.Dalam posisi itu, kedua insan berbeda jenis merasakan sesuatu yang aneh dalam hati masing-masing. Jantung keduanya berdetak terasa lebih cepat, bahkan seolah ingin melompat keluar dari tempatnya. Bahkan, deru dan aroma napas mereka bisa saling mereka hirup.Alya bisa melihat jelas detail wajah tampan Richard, hingga tanpa sadar gadis itu memujinya dalam hati. Namun, tak bisa dimungkiri kalau rasa gengsi itu jauh lebih bertakhta dalam hatinya.“Lo

    Last Updated : 2022-09-28
  • Bukan Salah Cinta   Bab 8

    “Awas jatuh,” teriak Richard sembari langsung berlari ke dekat tangga dan menangkap seorang gadis yang tergelincir di tangga.Semua perhatian kini tertuju kepada Richard dan gadis itu. Ingar-bingar musik disko pun seketika ikut berhenti untuk memastikan tidak ada yang cedera di pesta itu. Gadis itu terjatuh tepat dalam dekapan Richard dan tatapannya saling bertemu. Setelah memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja, Richard langsung menurunkannya dan membuat pesta kembali dimulai.“Anda nggak pa-pa?” tanya Richard kepada gadis yang mulai menunjukkan wajah cemasnya.Alih-alih menjawab, gadis itu justru memainkan jari sambil melihat ke atas tangga. Richard pun mengikuti arah pandang gadis itu sebentar, lalu kembali menurunkan pandangannya.“Anda mau ke atas?” tanya Richard penasaran.Lagi-lagi gadis itu tidak merespons, tetapi justru memegangi tangan Richard. Sentuhan itu terasa begitu dingin, detik itu juga Richard menyadari ada yang membuat gadis di hadapannya itu merasa takut.“Tolon

    Last Updated : 2022-09-29
  • Bukan Salah Cinta   Bab 9

    “Bripka Reza,” panggil seorang lelaki memakai jas snelli dengan lengan panjang. Di dadanya tertulis nama ‘dr. Ardana’.Tak hanya Reza, Richard pun turut menghampiri dokter yang baru saja keluar dari UGD Rumah Sakit Polri Kramat Jati setelah mendengar panggilan itu.“Siap, Dok. Bagaimana keadaannya?” tanya Reza.“Apa Komjen Fajar sudah dikabari?” tanya balik dokter tersebut.Reza dan Richard saling menatap. Mereka tahu ada hal serius yang terjadi kepada Alya, oleh karena itulah sang dokter menanyakan hal itu.“Siap, belum, Dok. Apa yang terjadi kepada Alya?” Kini Richard yang menanyakan kondisi Alya.Dokter itu sejenak menunduk, lalu kembali menegakkan kepalanya seraya menatap Richard dengan penuh arti.“Dalam dunia kedokteran, kami tidak bisa men-judge kalau ini ada unsur kriminalnya. Kalianlah yang lebih paham soal ini. Namun, bisa saya pastikan, berdasarkan hasil cek laboratorium kalau Alya sudah meminum alkohol yang dicampur dengan obat perangsang,” terang Dokter Ardana.Dada Richa

    Last Updated : 2022-10-01
  • Bukan Salah Cinta   Bab 10

    Alya menggeleng, memberi kode kepada Reza untuk tidak mengatakan apa pun. Sayangnya, lelaki itu sudah terlanjur kesal, bagaimana tidak? Dirinya sudah bersusah payah meminta dokter meminta membuat laporan palsu tentang Alya dan mengatakan kalau gadis itu hanya dicekoki alkohol dengan dosis yang sangat tinggi, tetapi justru dia sendiri yang mengatakan semuanya kepada sang papa.“Ada yang mau kamu jelaskan tentang perbedaan penjelasan dokter dan Alya, Za?” Kini tatapan sang jenderal beralih kepada Reza.Otak pria itu berpikir keras, mencari alasan yang tepat agar apa yang akan dia sampaikan bisa sinkron dengan semua pernyataan yang sudah didengar Fajar tanpa harus membuat atasannya itu marah besar.Beruntung, saat Reza hendak mengatakan sesuatu untuk menjawab pertanyaan Fajar, tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari ponsel sang jenderal.“Ya, ada apa?” tanya Fajar langsung pada intinya kepada orang di seberang telepon.“Baik, kalau begitu kumpulkan tim. Saya segera ke markas sekar

    Last Updated : 2022-10-05
  • Bukan Salah Cinta   Bab 11

    Dua hari berlalu setelah jatuhnya pesawat Sutra Air di daerah Gunung Salak. Pencarian hari pertama untuk menentukan TKP, tak membuahkan hasil, karena terkendala cuaca buruk dan kabut tebal.Richard yang baru saja tiba setelah permintaan tambahan tenaga tambahan, lantas bersiap untuk segera bergabung dengan tim terakhir yang belum berangkat.“Medannya begitu sulit. Kami sudah mengerahkan bantuan dari masyarakat, pendaki, dan juru kunci gunung ini, tetapi pencarian hari pertama kemarin benar-benar nihil. Hari ini, lokasi pencarian makin diperluas. Semoga setidaknya kita bisa segera menemukan TKP,” ucap kepala BASARNAS kepada Komjen Fajar dan juga Richard dengan wajah lelahnya.“Saya percaya, tim kita pasti bisa menemukan titik lokasi jatuhnya pesawat,” sahut Komjen Fajar yang sudah lengkap dengan seragam dinasnya.“Permisi, Pak, apa hari ini saya bisa ikut dalam pencarian korban?” tanya seorang perempuan yang suaranya sangat familier di telinga Richard.Bahkan, mendengar suara itu mampu

    Last Updated : 2022-10-17
  • Bukan Salah Cinta   Bab 12

    Richard pergi meninggalkan Olivia yang masih mematung sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Lelaki itu segera berkumpul dengan tim terakhir yang akan berangkat menyusuri hutan untuk mencari titik lokasi jatuhnya pesawat yang bisa dipastikan sudah memakan banyak korban nyawa.“Oke, apa semuanya sudah berkumpul?” tanya ketua tim.“Sepertinya sudah,” sahut yang lainnya.“Oke, kalau begitu, sebelum kita berangkat, kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing untuk keselamatan dan tercapainya tujuan kita, yaitu menemukan titik jatuhnya pesawat. Berdoa, dimulai,” ucap sang ketua tim.Saat semuanya berdoa, tiba-tiba datang Olivia yang bergabung dengan mereka dan berdiri tepat di samping Richard. Walaupun begitu, lelaki itu terlalu khusyuk berdoa hingga tak menyadari keberadaan Olivia.Usai berdoa, Olivia ikut mengatakan amin dan itu membuat Richard terkejut. Awalnya lelaki itu tak ingin menghiraukan Oliv, menurutnya sekarang perempuan itu hanyalah orang asing, tetapi rupanya Oliv bukan or

    Last Updated : 2022-11-11

Latest chapter

  • Bukan Salah Cinta   Bab 12

    Richard pergi meninggalkan Olivia yang masih mematung sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Lelaki itu segera berkumpul dengan tim terakhir yang akan berangkat menyusuri hutan untuk mencari titik lokasi jatuhnya pesawat yang bisa dipastikan sudah memakan banyak korban nyawa.“Oke, apa semuanya sudah berkumpul?” tanya ketua tim.“Sepertinya sudah,” sahut yang lainnya.“Oke, kalau begitu, sebelum kita berangkat, kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing untuk keselamatan dan tercapainya tujuan kita, yaitu menemukan titik jatuhnya pesawat. Berdoa, dimulai,” ucap sang ketua tim.Saat semuanya berdoa, tiba-tiba datang Olivia yang bergabung dengan mereka dan berdiri tepat di samping Richard. Walaupun begitu, lelaki itu terlalu khusyuk berdoa hingga tak menyadari keberadaan Olivia.Usai berdoa, Olivia ikut mengatakan amin dan itu membuat Richard terkejut. Awalnya lelaki itu tak ingin menghiraukan Oliv, menurutnya sekarang perempuan itu hanyalah orang asing, tetapi rupanya Oliv bukan or

  • Bukan Salah Cinta   Bab 11

    Dua hari berlalu setelah jatuhnya pesawat Sutra Air di daerah Gunung Salak. Pencarian hari pertama untuk menentukan TKP, tak membuahkan hasil, karena terkendala cuaca buruk dan kabut tebal.Richard yang baru saja tiba setelah permintaan tambahan tenaga tambahan, lantas bersiap untuk segera bergabung dengan tim terakhir yang belum berangkat.“Medannya begitu sulit. Kami sudah mengerahkan bantuan dari masyarakat, pendaki, dan juru kunci gunung ini, tetapi pencarian hari pertama kemarin benar-benar nihil. Hari ini, lokasi pencarian makin diperluas. Semoga setidaknya kita bisa segera menemukan TKP,” ucap kepala BASARNAS kepada Komjen Fajar dan juga Richard dengan wajah lelahnya.“Saya percaya, tim kita pasti bisa menemukan titik lokasi jatuhnya pesawat,” sahut Komjen Fajar yang sudah lengkap dengan seragam dinasnya.“Permisi, Pak, apa hari ini saya bisa ikut dalam pencarian korban?” tanya seorang perempuan yang suaranya sangat familier di telinga Richard.Bahkan, mendengar suara itu mampu

  • Bukan Salah Cinta   Bab 10

    Alya menggeleng, memberi kode kepada Reza untuk tidak mengatakan apa pun. Sayangnya, lelaki itu sudah terlanjur kesal, bagaimana tidak? Dirinya sudah bersusah payah meminta dokter meminta membuat laporan palsu tentang Alya dan mengatakan kalau gadis itu hanya dicekoki alkohol dengan dosis yang sangat tinggi, tetapi justru dia sendiri yang mengatakan semuanya kepada sang papa.“Ada yang mau kamu jelaskan tentang perbedaan penjelasan dokter dan Alya, Za?” Kini tatapan sang jenderal beralih kepada Reza.Otak pria itu berpikir keras, mencari alasan yang tepat agar apa yang akan dia sampaikan bisa sinkron dengan semua pernyataan yang sudah didengar Fajar tanpa harus membuat atasannya itu marah besar.Beruntung, saat Reza hendak mengatakan sesuatu untuk menjawab pertanyaan Fajar, tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari ponsel sang jenderal.“Ya, ada apa?” tanya Fajar langsung pada intinya kepada orang di seberang telepon.“Baik, kalau begitu kumpulkan tim. Saya segera ke markas sekar

  • Bukan Salah Cinta   Bab 9

    “Bripka Reza,” panggil seorang lelaki memakai jas snelli dengan lengan panjang. Di dadanya tertulis nama ‘dr. Ardana’.Tak hanya Reza, Richard pun turut menghampiri dokter yang baru saja keluar dari UGD Rumah Sakit Polri Kramat Jati setelah mendengar panggilan itu.“Siap, Dok. Bagaimana keadaannya?” tanya Reza.“Apa Komjen Fajar sudah dikabari?” tanya balik dokter tersebut.Reza dan Richard saling menatap. Mereka tahu ada hal serius yang terjadi kepada Alya, oleh karena itulah sang dokter menanyakan hal itu.“Siap, belum, Dok. Apa yang terjadi kepada Alya?” Kini Richard yang menanyakan kondisi Alya.Dokter itu sejenak menunduk, lalu kembali menegakkan kepalanya seraya menatap Richard dengan penuh arti.“Dalam dunia kedokteran, kami tidak bisa men-judge kalau ini ada unsur kriminalnya. Kalianlah yang lebih paham soal ini. Namun, bisa saya pastikan, berdasarkan hasil cek laboratorium kalau Alya sudah meminum alkohol yang dicampur dengan obat perangsang,” terang Dokter Ardana.Dada Richa

  • Bukan Salah Cinta   Bab 8

    “Awas jatuh,” teriak Richard sembari langsung berlari ke dekat tangga dan menangkap seorang gadis yang tergelincir di tangga.Semua perhatian kini tertuju kepada Richard dan gadis itu. Ingar-bingar musik disko pun seketika ikut berhenti untuk memastikan tidak ada yang cedera di pesta itu. Gadis itu terjatuh tepat dalam dekapan Richard dan tatapannya saling bertemu. Setelah memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja, Richard langsung menurunkannya dan membuat pesta kembali dimulai.“Anda nggak pa-pa?” tanya Richard kepada gadis yang mulai menunjukkan wajah cemasnya.Alih-alih menjawab, gadis itu justru memainkan jari sambil melihat ke atas tangga. Richard pun mengikuti arah pandang gadis itu sebentar, lalu kembali menurunkan pandangannya.“Anda mau ke atas?” tanya Richard penasaran.Lagi-lagi gadis itu tidak merespons, tetapi justru memegangi tangan Richard. Sentuhan itu terasa begitu dingin, detik itu juga Richard menyadari ada yang membuat gadis di hadapannya itu merasa takut.“Tolon

  • Bukan Salah Cinta   Bab 7

    “Alya Gistara,” Richard melafalkan nama itu dengan sangat jelas. Suaranya begitu lembut hingga menggetarkan hati sang pemilik nama. “Seharusnya Andalah yang meminta maaf, karena yang sebenarnya menabrak adalah Anda, bukan saya. Pasti Anda tidak melihat kalau saya telah berdiri di sini, di titik ini, karena mata Anda hanya fokus ke ponsel dan tidak menghiraukan apa yang ada di depan Anda!”“Lo ....” Ucapan Alya menggantung, jari telunjuknya menunjuk tepat di bawah hidung Richard dengan tubuh mereka yang hanya berjarak beberapa sentimeter saja.Dalam posisi itu, kedua insan berbeda jenis merasakan sesuatu yang aneh dalam hati masing-masing. Jantung keduanya berdetak terasa lebih cepat, bahkan seolah ingin melompat keluar dari tempatnya. Bahkan, deru dan aroma napas mereka bisa saling mereka hirup.Alya bisa melihat jelas detail wajah tampan Richard, hingga tanpa sadar gadis itu memujinya dalam hati. Namun, tak bisa dimungkiri kalau rasa gengsi itu jauh lebih bertakhta dalam hatinya.“Lo

  • Bukan Salah Cinta   Bab 6

    “Lapor, Komandan. Tugas sudah diselesaikan,” ucap Richard saat dirinya sudah sampai di ruang tengah dan berada tepat di hadapan sang jenderal. Dia juga mengatakan hal itu setelah memberikan hormat kepada sang atasan.“Richard,” sapa sang jenderal sambil tersenyum dengan tangan terlipat di depan dada. “Bagaimana tugas barumu hari ini? Apa ada kendala?”“Siap, tidak ada, Komandan,” jawab Richard.“Apa tugas ini menyenangkan atau justru menegangkan?” tanya Fajar lagi.“Siap, menegangkan, Komandan,” jawab Richard jujur, tetapi sukses membuat semua orang di ruangan itu tersenyum penuh arti.“Saya suka kejujuranmu,” ucap Fajar. “Oh ya, malam ini saya akan menugaskan kamu dan Reza untuk mengikuti Alya. Richard tahu, kan, kalau malam ini dia akan ke pesta?”“Siap, tahu, Komandan. Tapi, setahu saya untuk masuk ke tempat pesta tersebut harus memiliki undangan,” jelas Richard.“Nggak masalah. Kalau begitu, pantau saja dari luar. Ingat! Jangan sampai Alya tahu kalau kalian mengikutinya!” Perintah

  • Bukan Salah Cinta   Bab 5

    Di rumah Alya, sore itu sang papa pulang lebih cepat. Kedua adiknya pun sudah pulang sejak beberapa sebelumnya. Semua orang tengah berkumpul di ruang keluarga, begitu pun dengan dua orang ajudan lain dan seorang yang bertugas di bagian pengamanan rumah sang jenderal. Sedang ajudan dan tim pengamanan lain berjaga di luar rumah.“Apa ada masalah soal penugasan Richard?” tanya Fajar, papa Alya yang berpangkat Komisaris Jenderal Polisi dan bertugas sebagai komandan korps Brimob Polri.“Ya, seperti yang sudah kita duga sebelumnya kalau Alya pasti akan menolak. Apalagi, ternyata sempat ada accident yang terjadi di bandara waktu mereka sama-sama mau balik ke sini,” jawab Liana.Fajar yang awalnya sedang membaca buku, langsung menutup buku tersebut dan meletakkannya di meja. Dia lantas menoleh kepada sang istri dengan dahi mengerut.“Accident? Apa? Mereka saling kenal?” tanya Fajar penasaran.“Nggak, mereka nggak saling kenal. Hanya saja ada kecelakaan kecil di bandara yang membuat Alya marah

  • Bukan Salah Cinta   Bab 4

    Seseorang menarik paksa lengan Alya untuk masuk ke sebuah ruangan kosong. Mulut gadis itu disumpal dengan telapak tangan kekar dan berurat, hingga bisa dipastikan jika orang itu adalah laki-laki.Sekuat tenaga Alya melepaskan diri dari orang tersebut. Akan tetapi, karena panik gadis itu sesaat lupa cara melumpuhkan musuh yang menyerangnya dari belakang.Seraya menenangkan diri, Alya terus menuruti orang tersebut. Di sanalah, dia mulai mengumpulkan tenaga, lalu dengan kekuatan penuh kakinya menerjang bagian selangkang dekat alat kelamin lelaki asing itu.Orang itu pun terjatuh dan mengaduh kesakitan. Namun, alangkah terkejutnya Alya yang saat itu masih dengan posisi siaga, melihat orang yang baru saja hendak dia lumpuhkan dengan jurus-jurus bela diri yang sudah dia pelajari.Matanya membulat sempurna, tangan yang awalnya mengepal erat di depan dada hendak menyerang, seketika terangkat dan menutupi mulutnya. Sejurus kemudian, dia berlari mendekati orang tersebut, bahkan sampai harus ikut

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status