Beranda / Romansa / Bukan Salah CINTA / Hubungan Terlarang

Share

Hubungan Terlarang

Penulis: Linda Rumana
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-14 12:58:53

Bab. 04. Hubungan Terlarang

Seminggu setelah malam itu, malam dimana Arka menghubungi Rachel, komunikasi keduanya semakin intens. Kerap kali Arka mengirimkan pesan singkat pada Rachel hanya untuk bertanya kabar, atau sedang melakukan apa.

Rachel pun menyambut dengan tangan terbuka. Wanita itu selalu membalasnya pesan yang Arka kirim.

"Hei, Ka. Kamu kenapa senyum-senyum gitu? Kayak orang kesambet!" ujar Pria yang seragamnya sama dengan yang dipakai Arka.

"Bukan urusan kamu. Sana pergi. Kamu masih ada siswa bukan? Tuh nama kamu sudah dipanggil sama Winda. Sana!" usir Arka, tidak mau diganggu.

Saat ini ia tengah berbalas chat dengan Rachel. 

"Ck, dasar. Ingat, Ka. Kamu mesti hati-hati kalau yang kamu demenin sekarang adalah istri orang. Endingnya gak bakalan ngenakin!" seru rekan Arka yang tahu bagaimana sepak terjang Arka selama ini.

"Berisik. Udah sana!" usir Arka lagi dengan tangan mengibas di udara.

Pria itu kembali membaca pesan balasan dari Rachel yang baru saja wanita itu kirim.

"Aku gak mau mikirin ke depannya bagaimana. Yang jelas saat ini aku hanya mau menjalani saja dengan Rachel. Seperti air mengalir. Aku juga gak mau banyak berekspektasi. Namun yang jelas, aku nyaman dengannya," gumam Arka seraya menatap foto profil Rachel di kontak W* wanita itu.

Arka kemudian menghela nafas panjang, lantas beranjak dari tempatnya. Waktu istirahat sebentar lagi akan berakhir. Pria itu mau bersiap untuk mengajar siswanya setelah ini.

***

Rachel yang tidak henti senyum-senyum sendiri membuat Bi Inah, sang asisten rumah tangga heran. 

Wanita paruh baya yang sudah cukup lama bekerja di rumah itu jadi penasaran apa yang tengah dilihat oleh majikannya di layar ponsel. 

Apa NYONYA-nya sedang menonton film komedi? Makanya senyum-senyum seperti itu?

Pertanyaan itu menari-nari di benak Bi Inah. Pasalnya hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan kondisi majikannya beberapa hari terakhir.

Apalagi Bi Inah tahu kalau makan malam romantis yang dirancang oleh NYONYA-nya seminggu lalu gagal total karena Tuan-nya tidak pulang tepat waktu. Sama seperti hari-hari sebelumnya.

Dan biasanya kalau sudah seperti itu, maka mood NYONYA-nya akan buruk selama beberapa hari ke depan.

Tapi...hal itu tidak terjadi. NYONYA-nya malahan bersikap biasa saja, bahkan nyaris seperti tidak terjadi apa-apa. Hal tersebut membuat Bi Inah jadi kepo.

"Nya, lagi liat apa sih? Kayaknya senang banget, sampai senyum-senyum gitu?" tanya Bi Inah pada akhirnya. Hubungan Rachel dan Bi Inah memang cukup dekat. Rachel tidak pernah memperlakukan Bi Inah sebagai seorang pembantu di rumahnya.

Rachel pun tidak menyebut kalau Bi Inah adalah pembantunya. Kalau ditanya oleh ibu-ibu teman arisan atau tetangga, Rachel selalu menyebut Bi Inah adalah kerabat yang kebetulan tinggal di rumahnya. 

"Bibi kepo. Nggak usah tau. Ini rahasia, hehehe." Rachel langsung membalikkan ponselnya agar tidak dilihat oleh BI Inah.

"Yah, Nyonya. Padahal Bibi kan penasaran," kata Bi Inah.

Rachel kembali terkekeh melihat kelakuan Bi Inah. "Udah ah, Bi. Saya mau siap-siap jemput Rayhan di tempat Mama. Bibi siapin makan malam aja buat Tuan, siapa tahu Tuan pulang cepat," kata Rachel.

"Nyonya balik kan sebentar? Nggak nginap di rumah Bu Maryam?" tanya Bi Inah.

"Balik, kok. Cuman malam. Saya mau ngobrol-ngobrol dulu sama Mama di sana. Pokoknya Bibi siapin aja makan malam buat Tuan. Okey?" ujar Rachel.

"Siap, Nya." 

Setelahnya Rachel melangkah masuk kamar untuk mandi lebih dulu.

Sebenarnya menjemput Rayhan hanya alasan Rachel saja untuk keluar rumah agar Bi Inah tidak banyak bertanya. Padahal faktanya Rachel sudah membuat janji bertemu dengan Arka sebelum ke rumah orang tuanya.

Rachel seperti wanita yang sedang kasmaran. Ia mulai terbiasa dengan kehadiran Arka dalam hidupnya yang memberikan perhatian yang tidak pernah wanita itu dapatkan dari Anto, suaminya selama mereka menikah.

Rachel bukan meminta hal-hal yang berlebih-lebihan. Bukan muluk-muluk sebenarnya. Wanita itu hanya mau memiliki pasangan yang sedikit saja mengakui keberadaannya.

Selama ini, Anto hanya sibuk dengan pekerjaanku dan juga mementingkan diri sendiri. Pria itu egois. Tidak pernah mau mendengarkan pendapat Rachel setiap kali Rachel mencoba untuk berdiskusi sesuatu hal dengannya. Apalagi menyangkut urusan keluarga Rachel. Anto selalu malas mendengarnya.

Tapi giliran itu adalah urusan keluarga Anto, maka Rachel harus mendengarkan dan peduli terhadap mereka.

Egois bukan? Bahkan hampir setiap keluar kota, Anto tidak pernah mengabari Rachel keadaannya di sana. Jangankan untuk menelepon, mengirimkan pesan yang mengatakan dia sudah tiba di tempat tujuan dengan selamat saja, Anto tidak melakukannya.

Padahal Rachel tidak jarang selalu tidur larut malam ketika suaminya itu keluar kota hanya untuk menunggu kabar darinya yang mengatakan kalau ia sudah tiba di tujuan dengan selamat atau sekedar mengucapkan selamat malam pada istrinya.

Akan tetapi hal itu tidak pernah terjadi. Anto tidak pernah menganggap keberadaan Rachel di rumah. Kalau ditanya apakah Rachel tidak pernah protes atau membicarakan hal itu dengan Anto, maka jawabannya adalah sudah sangat sering. Sampai Rachel sudah bosan memberitahu suaminya soal itu.

Jadi, ketika ada seseorang yang memberikan Rachel perhatian dan mengakui keberadaannya, wanita itu merasakan kebahagiaan tersendiri.

Ya, walaupun Rachel tahu kalau apa yang ia rasakan pada Arka, tidaklah benar. Itu sesuatu yang salah.

Perasaan suka, nyaman yang Rachel rasakan terhadap Arka adalah perasaan yang salah. Itu tidak boleh terjadi. Namun, hasrat ingin dicintai dan disayangi layaknya pasangan, sejenak membuat Rachel terlena. 

Meskipun awalnya Rachel hanya menganggap Arka hanya teman mengobrol, berbagi cerita. Namun sepertinya pria itu sangat lihai men-treatment wanita. Rachel mulai menyukai Arka. Dan perasaan itu hadir begitu saja.

Entah sejak kapan itu bermula, tapi yang jelas, Rachel senang jika berada di dekat Arka. Rachel senang jika mengobrol dengan pria itu.

Rachel sengaja berangkat dengan menggunakan taksi online. Ia malas menggunakan mobil atau motor. Lagi pula, kalau memakai kendaraan sendiri membuatnya tidak nyaman jika mau bertemu dengan Arka. Karena bisa saja ada keluarga ataupun temannya yang akan mengenali kendaraannya.

Bisa repot urusannya, apalagi kalau ia terlihat jalan dengan pria yang bukan suaminya.

Seperti rencananya, Rachel akan bertemu Arka di tempat pria itu bekerja. Mereka akan berjalan-jalan sore menikmati waktu bersama sebelum Rachel ke rumah orangtuanya untuk menjemput Rayhan, putranya.

Beberapa belas menit kemudian, Rachel sudah tiba di tujuan. Seperti yang dikatakan oleh Arka di telpon beberapa saat lalu, benar saja pria itu sudah tampak menunggu Rachel di depan apotek yang lokasinya beberapa ratus meter dari gedung lembaga kursus mengemudi tempat Arka bekerja.

Rachel segera menyetop taksi yang ia tumpangi. Membayar ongkos lalu segera turun dari sana.

Wanita itu tidak lupa mengenakan masker untuk menutupi wajahnya dari pandangan orang-orang yang ada di sana. Biar bagaimanapun ia harus tetap berjaga-jaga jangan sampai di sana ada kenalan suaminya atau temannya sendiri yang melihat ia bersama Arka.

Bab terkait

  • Bukan Salah CINTA   Melanggar Prinsip

    Bab.05 Melanggar Prinsip"Apa yang membuat kamu suka sama aku?" tanya Rachel sambil menikmati makanan yang tersaji di depannya.Saat ini keduanya tengah berada di sebuah rumah makan yang menyediakan hidangan ikan bakar dengan banyak pilihan jenis ikan laut.Arka meneguk air putih sejenak. Menyingkirkan piring di depannya yang memang makanannya sudah tandas. "Menurut kamu, apa?" tanyanya balik dengan tidak memalingkan sedikit pun pandangannya dari Rachel.Ditatap seperti itu, tentu saja membuat Rachel jadi salah tingkah. Memang, dia bukanlah seorang gadis remaja yang baru saja merasakan indahnya cinta. Namun tetap saja, mendapat tatapan penuh pemujaan oleh lawan jenisnya, membuat Rachel tersipu malu.Pipinya sudah merona, bukan karena perona pipi. Tapi karena hawa tubuhnya mendadak panas.Wanita itu melipat bibir ke dalam, menggerakka

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Bukan Salah CINTA   Sesuatu Yang Salah

    Bab. 06. Sesuatu Yang Salah"Ada apa, Ra?" tanya Arka, usai Rachel menyimpan kembali ponselnya di meja setelah menerima panggilan masuk dari suami wanita itu."Biasa, cuman nanyain apa aku yang jemput Rayhan atau dia. Lalu kujawab aku aja yang jemput," jawab Rachel, jujur. Wanita itu kembali menyeruput minumannya hingga tersisa setengahnya. "Kenapa?" tanya Rachel, melihat Arka terdiam. "Nggak, kok." Arka menjawab disertai dengan gelengan kepala. "Eh, gimana dengan temen kamu yang terkena kasus itu?" tanya Rachel mengalihkan topik pembicaraan mereka."Yang mana?" "Itu lho. Yang kamu bilang kalau dia dilaporkan sama cewek yang diajar nyetir karena sudah berbuat asusila saat mengajari. Masak lupa sih?" ujar Rachel mengingatkan.Arka ber oh di sana. "Yang itu toh. Mereka kayaknya berdamai. Lagi pula, si ceweknya juga ngundang masalah.""Maksudnya?" tanya Rachel tidak paham."Iya, si cewek sebe

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Bukan Salah CINTA   Pernyataan Cinta

    Bab. 01 Pernyataan Cinta"Jadilah kekasih saya. Aku menyukaimu!" ucap seorang pria dengan rahang tegas dan alis tebal, hidung mancung bak perosotan TK.Dia adalah Arka Daniel Adrian namun akrab disapa Arka oleh rekan kerjanya di salah satu lembaga kursus mengemudi yang ada di kota Jakarta.Sementara wanita yang baru saja ditembak oleh Arka adalah Rachel Azani. Dia adalah salah satu siswa Arka yang sedang menjalani kursus mengemudi.Rachel masih tidak bergeming di tempatnya. Wanita itu rupanya masih mencerna apa yang dikatakan oleh Instrukturnya.Beberapa detik kemudian, tawa Rachel langsung pecah sesaat setelah mobil yang dipakai latihan ia tepikan lebih dulu di bahu jalan yang tidak ramai kendaraan lalu lalang."Pak Arka ini ada-ada aja deh. Becandaa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Bukan Salah CINTA   Masih Memilih Setia

    Bab.02 Masih Memilih Setia"Ada apa Ra?" tanya Almira, saudara sepupu Rachel yang kebetulan berkunjung ke rumahnya.Wanita yang memiliki rambut bergelombang dicat pirang itu mengambil tempat duduk di sebelah Rachel yang tengah melihat-lihat brosur travel."Mau liburan ya?" tanya Almira lagi, yang ikut melihat brosur di tangan Rachel."Hem. Maunya sih gitu. Tapi gak tau deh Mas Anto. Kamu tahu sendiri gimana dia. Sibuknya minta ampun. Bahkan untuk sekedar berdiam di rumah sehari saja, Mas Anto gak pernah bisa," sahut Rachel mendesah malas. Wanita itu menyandarkan kepalanya ke belakang di punggung bangku yang ia duduki.Almira menanggapi dengan gumaman oh saja. Memang ia tahu kalau suami dari sepupunya selalu saja sibuk bekerja di luar. Tapi, toh juga kesibukan Anto untuk Rachel dan putra mereka.Buktinya, baru beberapa t

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Bukan Salah CINTA   KECEWA

    Bab. 03 KECEWA"Mas, kamu dimana?" tanya Rachel yang sudah siap dengan gaun berwarna biru dongker yang panjangnya dibawah lutut. Di lehernya pun tersemat kalung emas dengan bandul berbentuk tabung kecil berhias permata biru, senada dengan gaunnya."Aku masih meeting, Sayang. Sudah dulu ya."~Tut~tut~tut~Teleponnya langsung terputus tanpa mendengar perkataan Rachel."Apa katanya tadi? Dia masih meeting?" Rachel mendesis, kesal sekaligus shock mendengar jawaban suaminya.Padahal jelas-jelas Rachel meminta waktunya malam ini untuk dikosongkan. Tapi, Anto... tetap lupa dengan janjinya. Rachel bukan mengatakan hal itu satu dua hari lalu. Akan tetapi sejak sebulan lalu.Ya, wanita itu sengaja meminta waktu lowong pada suaminya jauh-jauh hari sebelum hari H supaya Anto

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14

Bab terbaru

  • Bukan Salah CINTA   Sesuatu Yang Salah

    Bab. 06. Sesuatu Yang Salah"Ada apa, Ra?" tanya Arka, usai Rachel menyimpan kembali ponselnya di meja setelah menerima panggilan masuk dari suami wanita itu."Biasa, cuman nanyain apa aku yang jemput Rayhan atau dia. Lalu kujawab aku aja yang jemput," jawab Rachel, jujur. Wanita itu kembali menyeruput minumannya hingga tersisa setengahnya. "Kenapa?" tanya Rachel, melihat Arka terdiam. "Nggak, kok." Arka menjawab disertai dengan gelengan kepala. "Eh, gimana dengan temen kamu yang terkena kasus itu?" tanya Rachel mengalihkan topik pembicaraan mereka."Yang mana?" "Itu lho. Yang kamu bilang kalau dia dilaporkan sama cewek yang diajar nyetir karena sudah berbuat asusila saat mengajari. Masak lupa sih?" ujar Rachel mengingatkan.Arka ber oh di sana. "Yang itu toh. Mereka kayaknya berdamai. Lagi pula, si ceweknya juga ngundang masalah.""Maksudnya?" tanya Rachel tidak paham."Iya, si cewek sebe

  • Bukan Salah CINTA   Melanggar Prinsip

    Bab.05 Melanggar Prinsip"Apa yang membuat kamu suka sama aku?" tanya Rachel sambil menikmati makanan yang tersaji di depannya.Saat ini keduanya tengah berada di sebuah rumah makan yang menyediakan hidangan ikan bakar dengan banyak pilihan jenis ikan laut.Arka meneguk air putih sejenak. Menyingkirkan piring di depannya yang memang makanannya sudah tandas. "Menurut kamu, apa?" tanyanya balik dengan tidak memalingkan sedikit pun pandangannya dari Rachel.Ditatap seperti itu, tentu saja membuat Rachel jadi salah tingkah. Memang, dia bukanlah seorang gadis remaja yang baru saja merasakan indahnya cinta. Namun tetap saja, mendapat tatapan penuh pemujaan oleh lawan jenisnya, membuat Rachel tersipu malu.Pipinya sudah merona, bukan karena perona pipi. Tapi karena hawa tubuhnya mendadak panas.Wanita itu melipat bibir ke dalam, menggerakka

  • Bukan Salah CINTA   Hubungan Terlarang

    Bab. 04. Hubungan TerlarangSeminggu setelah malam itu, malam dimana Arka menghubungi Rachel, komunikasi keduanya semakin intens. Kerap kali Arka mengirimkan pesan singkat pada Rachel hanya untuk bertanya kabar, atau sedang melakukan apa.Rachel pun menyambut dengan tangan terbuka. Wanita itu selalu membalasnya pesan yang Arka kirim."Hei, Ka. Kamu kenapa senyum-senyum gitu? Kayak orang kesambet!" ujar Pria yang seragamnya sama dengan yang dipakai Arka."Bukan urusan kamu. Sana pergi. Kamu masih ada siswa bukan? Tuh nama kamu sudah dipanggil sama Winda. Sana!" usir Arka, tidak mau diganggu.Saat ini ia tengah berbalas chat dengan Rachel."Ck, dasar. Ingat, Ka. Kamu mesti hati-hati kalau yang kamu demenin sekarang adalah istri orang. Endingnya gak bakalan ngenakin!" seru rekan Arka yang tahu bagaimana sepak terjang Arka selama ini.&

  • Bukan Salah CINTA   KECEWA

    Bab. 03 KECEWA"Mas, kamu dimana?" tanya Rachel yang sudah siap dengan gaun berwarna biru dongker yang panjangnya dibawah lutut. Di lehernya pun tersemat kalung emas dengan bandul berbentuk tabung kecil berhias permata biru, senada dengan gaunnya."Aku masih meeting, Sayang. Sudah dulu ya."~Tut~tut~tut~Teleponnya langsung terputus tanpa mendengar perkataan Rachel."Apa katanya tadi? Dia masih meeting?" Rachel mendesis, kesal sekaligus shock mendengar jawaban suaminya.Padahal jelas-jelas Rachel meminta waktunya malam ini untuk dikosongkan. Tapi, Anto... tetap lupa dengan janjinya. Rachel bukan mengatakan hal itu satu dua hari lalu. Akan tetapi sejak sebulan lalu.Ya, wanita itu sengaja meminta waktu lowong pada suaminya jauh-jauh hari sebelum hari H supaya Anto

  • Bukan Salah CINTA   Masih Memilih Setia

    Bab.02 Masih Memilih Setia"Ada apa Ra?" tanya Almira, saudara sepupu Rachel yang kebetulan berkunjung ke rumahnya.Wanita yang memiliki rambut bergelombang dicat pirang itu mengambil tempat duduk di sebelah Rachel yang tengah melihat-lihat brosur travel."Mau liburan ya?" tanya Almira lagi, yang ikut melihat brosur di tangan Rachel."Hem. Maunya sih gitu. Tapi gak tau deh Mas Anto. Kamu tahu sendiri gimana dia. Sibuknya minta ampun. Bahkan untuk sekedar berdiam di rumah sehari saja, Mas Anto gak pernah bisa," sahut Rachel mendesah malas. Wanita itu menyandarkan kepalanya ke belakang di punggung bangku yang ia duduki.Almira menanggapi dengan gumaman oh saja. Memang ia tahu kalau suami dari sepupunya selalu saja sibuk bekerja di luar. Tapi, toh juga kesibukan Anto untuk Rachel dan putra mereka.Buktinya, baru beberapa t

  • Bukan Salah CINTA   Pernyataan Cinta

    Bab. 01 Pernyataan Cinta"Jadilah kekasih saya. Aku menyukaimu!" ucap seorang pria dengan rahang tegas dan alis tebal, hidung mancung bak perosotan TK.Dia adalah Arka Daniel Adrian namun akrab disapa Arka oleh rekan kerjanya di salah satu lembaga kursus mengemudi yang ada di kota Jakarta.Sementara wanita yang baru saja ditembak oleh Arka adalah Rachel Azani. Dia adalah salah satu siswa Arka yang sedang menjalani kursus mengemudi.Rachel masih tidak bergeming di tempatnya. Wanita itu rupanya masih mencerna apa yang dikatakan oleh Instrukturnya.Beberapa detik kemudian, tawa Rachel langsung pecah sesaat setelah mobil yang dipakai latihan ia tepikan lebih dulu di bahu jalan yang tidak ramai kendaraan lalu lalang."Pak Arka ini ada-ada aja deh. Becandaa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status