Home / Urban / Bukan Pengasuh Biasa / Penolakan Diam-Diam

Share

Penolakan Diam-Diam

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2023-10-12 09:50:47

“Mama kesal, Ara!” teriak Bu Hani kesal.

“Ma, sudahlah. Itu juga gak seberapa,” jawab Ara dengan santai.

“Tapi, kan dia itu belum tentu benar anak papa kamu! Bahkan hasil dari rumah sakit saja belum keluar. Mengapa sudah berikan modal saja! Bagaimana kalau dia bukan anak papa? Mau diberikan percuma gitu?” tanya bu Hani lagi.

Keduanya terdiam beberapa saat. “Bagi Ara itu tidak masalah. Toh semuanya juga tidak menghabiskan semua harta papa. Dan juga mengurus yang sekarang juga Ara sudah cukup. Ada orang yang bisa dianggap kakak itu sangat menyenangkan.”

Jawaban dari Ara membuat Langit hanya bisa menghela nafas. Sepertinya sifat yang Ara miliki dari papanya, karena dia tidak terlalu memperdulikan harta. Sebab, mereka juga sudah kaya dan tidak kurang satu apapun.

“Kamu bodoh, Ara! Kalau kamu memberikan orang seperti itu dengan kebaikan, mereka akan merebut semuanya dari kamu!” bentak bu Hani.

“Aku percaya sama Langit, dia tidak mungkin melakukan itu. dia bukan orang serakah,” jawab Ara.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Pengasuh Biasa   Jangan Bodoh!

    “Kita lihat saja besok,” jawab Abizar yang terlihat juga merasa was-was dan khawatir. Meskipun dia sangat yakin kalau Langit adalah anaknya, tapi dalam menghadapi hal ini dia juga dihantui ketakutan.Bukan tanpa alasan Abizar merasa ketakutan, sebab selama dua minggu ini tinggal bersama dengan Langit dan beliau sudah merasa nyaman dan sangat yakin kalau Langit adalah anaknya. Beliau tidak ingin lagi kehilangan Langit seperti saat Langit kecil yang tiba-tiba panti asuhannya menghilang dan tidak ada yang tahu kemana mereka pindah.Dulu yang paling Abizar takutkan adalah kalau pengurus panti menggantikan nama anak yang sudah mereka berikan, sehingga itu akan mempersulitnya mencari Langit. Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak terpikir mencari Langit di sekolah-sekolah. Dia hanya terfokus mencari panti asuhan yang hilang.“Apa yang akan bapak lakukan kalau ternyata hasilnya kita tidak cocok?” tanya Langit sambil menyesap minuman yang tadi diberikan oleh Biru.Sedangkan Biru yang ta

    Last Updated : 2023-10-12
  • Bukan Pengasuh Biasa   Hasil dari Rumah Sakit

    Tangan Langit tampak sedikit gemetaran ketika amplop itu sudah di tangannya. Dia tahu, ini adalah jalan dan satu-satunya cara untuk melangkah ke depan. Agar hubungannya dengan Abizar menjadi jelas.Sreet!Langit dan Abizar membuka amplop itu secara bersamaan. Dan Langit juga sudah memantapkan hatinya akan menerima apapun hasil yang akan dia lihat nanti."Syukurlah," ujar Abizar dengan senyum yang mengembang di bibirnya.Sedangkan Langit hanya terdiam mematung menatap hasil tes yang ada di tangannya. Dia bahkan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Iya, hasil tes yang mereka dapatkan adalah mereka dinyatakan cocok. Dan itu artinya, Abizar benar kalau Langit adalah anak kandungnya."Selamat, ya," ucap dokter sambil tersenyum dan menyalami keduanya dengan ramah.Dan Langit hanya diam tidak memberikan reaksi apapun, bahkan sampai mereka tiba di area parkiran."Kamu butuh sesuatu?" tanya Abizar yang khawatir melihat kondisi Langit yang malah tampak drop saat mengetahui hasilnya."Aku mau

    Last Updated : 2023-10-13
  • Bukan Pengasuh Biasa   Serba Salah

    "Maksudnya?" tanya bu Juni keheranan.Bu Juni tahu, Langit memang sekarang tinggal di rumah Abizar. Tapi, rasanya begitu cepat untuk Langit tahu penolakan dari istrinya Abizar. Kecuali diberitahukan secara langsung."Apa kamu mendapat perlakuan buruk dari beliau?" tanya Bu Juni yang pastinya merasa tidak senang kalau ada yang berbuat jahat kepada anaknya, meskipun itu bukan anak kandungnya.Langit menggelengkan kepalanya. "Tidak. Perlakuan beliau sangat baik."Bu Juni semakin tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Langit. "Kalau begitu, mengapa kamu bisa menyimpulkan kalau beliau tidak senang?" tanya bu Juni penasaran."Aku mendengarnya sendiri," jawab Langit.Langit kemudian menceritakan semua yang didengarnya itu kepada bu Juni. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia tidak ingin merasa menjadi penghancur keharmonisan rumah tangga Abizar dan Hani.Yang Langit pikirkan hanyalah bagaimana kehidupan Jingga dan Biru kalau dia menolak bantuan Abizar. Dan kalau dia menerima bantuan

    Last Updated : 2023-10-13
  • Bukan Pengasuh Biasa   Harus Membiasakan

    "Ah gapapa," jawab Abizar sambil tersenyum dan mengalihkan pembicaraan kepada hal lainnya.Langit sudah dewasa, dia begitu mudah paham dan peka dengan semua yang didengar ataupun yang dia lihat.Dia sangat yakin, kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh Abizar kepadanya.Dan di satu sisi, Abizar juga merasa begitu takut. Langit memiliki masalah dengan Fargo. Dia tidak mau kejadian lama terulang, karen Fargo adalah manusia berhati iblis.Awal mula Abizar memilih tinggal di desa itu karena memiliki masalah dengan Fargo. Mereka memang sejak awal adalah rival bisnis. Namun, semakin lama Fargo semakin menggila. Bahkan gerak Abizar saja menjadi sangat terbatas, dan akhirnya semakin sulit bergerak. Teror dan fitnah begitu lancar dijalankan Fargo. Itulah yang membuat Abizar menyerah, menutup semua bisnisnya. Dan sayangnya hanya sedikit modal yang didapatkan. Semua asetnya seperti direbut paksa, karena tidak ada harganya. Tidak ada yang mau membeli dengan harga mahal. Semua karena Fargo.Abi

    Last Updated : 2023-10-14
  • Bukan Pengasuh Biasa   Keputusan Abizar

    Langit tidak menjawab, dia tampak menikmati pemandangan yang tidak akan ditemukannya di kotanya.Entah apa yang aman Jingga katakan kalau Langir memutuskan apa yang harus dilakukannya. Bahkan bisa jadi pilihan yang akan diambilnya itu tidak pernah terpikirkan oleh Abizar. Bisa jadi tidak disarankan."Ada apa?" tanya Jingga yang juga sudah menyelesaikan makannya."Gak ada apa-apa," jawab Langit."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Jingga lagi."Hanya sedang menikmati pemandangan ini dan melihat mereka yang tampak bahagia dengan pekerjaannya," jawab Langit.Jingga hanya tertawa mendengar jawaban dari Langit. Karena sepertinya Langit memang butuh udara yang segar untuk menenangkan pikirannya.Keduanya kembali ke rumah saat senja mulai gelap. Bahkan Biru tampak sudah mandi sore dan sibuk menonton televisi sambil menikmati cemilan."Jalan sampai kemana?" tanya Bu Hani melihat kedatangan anak tirinya dan menantunya itu."Hanya melihat-lihat sawah dan orang-orang yang pulang," jawab Jingga."Mot

    Last Updated : 2023-10-14
  • Bukan Pengasuh Biasa   Tidak Terlihat Bukan Berarti Tidak Ada

    "Bagus deh kalau sadar," ujar bu Hani bergumam, namun masih bisa di dengar oleh Langit.Yang tidak kalah terkejut saat mendengar jawaban dari Langit tentu saja Jingga. Menurutnya, Langit menyia-nyiakan kesempatan yang ada.Entah pilihan apa yang akan diambil oleh Langit, Jingga tidak lagi peduli. Langit terlalu bodoh baginya. Hanya mementingkan perasaan bu Hani, tanpa peduli kehidupan mereka kelak."Kamu akan memilih salah satu tawaran yang papa berikan beberapa hari lalu?" tanya Abizar yang merasa tidak sabar menunggu Langit meneruskan kalimatnya.Langit menggelengkan kepalanya. "Tidak juga."Dan jawaban dari Langit itu membuat Jingga rasanya ingin tertawa. Entah apa yang ada di dalam pikiran Langit."Jadi?" tanya Abizar lagi."Berikan saja padaku pabrik yang diambang kebangkrutan itu. Biarkan aku menyelamatkannya."Langit menjeda kalimatnya, dia melirik ke arah bu Hani yang tampak menyunggingkan senyumannya. Beliau sangat bahagia mendengar jawaban Langit."Jika aku berhasil, berikan

    Last Updated : 2023-10-15
  • Bukan Pengasuh Biasa   Tempat Jin Buang Anak

    "Maju," jawab Langit dengan santai melangkahkan kakinya semakin mendekat ke arah pabrik.Dan sepertinya saat ini pabrik itu juga tidak lagi produksi untuk umum, hanya produksi untuk pemakaian pribadi. Dan juga karyawan hanya bisa dihitung dengan jari.Dengan membulatkan tekadnya, Langit tetap terus percaya kalau dia mampu membuat pabrik itu berdiri kokoh. Dan namanya akan semakin dikenal oleh orang karena usahanya sendiri, bukan karena nama Abizar."Jangan memaksakan diri. Papa bisa berikan yang lainnya kalau kamu ada pilihan lain," ujar Abizar masih mencoba membujuk Langit."Aku bisa," jawab Langit.Setelah seharian melihat dan mempelajari perusahaan itu, Langit paham dengan kendala yang mereka hadapi yaitu akses yang tidak terlalu baik.Langit berniat akan membangun akses terlebih dahulu sembari perlahan memperbaiki proses. Dan pastinya dia akan memperbaiki sumber daya manusia nya.Bukan hanya di dalam pabrik yang menjadi perhatiannya. Termasuk lingkungan sekitar. Itu karena dia mem

    Last Updated : 2023-10-15
  • Bukan Pengasuh Biasa   Perjalanan Baru

    “Kenapa kau tampak sangat ketakutan? Bukannya kau membenci bu Hani?” tanya Jingga.Langit menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Jingga. “Aku tidak membencinya, beliau sangat baik. Hanya saja beliau memiliki rasa takut itu wajar, dan aku tidak mau membuat keluarga mereka bermasalah.”“Munafik!” ledek Jingga.“Aku serius, makanya aku mengambil pilihan untuk menyelesaikan masalah pada perusahaan mereka yang hampir bangkrut saja, karena itu adalah pilihan yang terbaik. Bu Hani tidak merasa aku akan merebut harta mereka, dan aku juga bisa mengembangkan diri disana,” jawab Langit dengan santai.Jingga tersenyum, dia tampak begitu menikmati rokok yang ada di tangannya itu. Bahkan jika dilihat sekilas, malah Jingga lebih pro daripada Langit saat memegang rokok.“Ya, semoga semuanya berjalan sesuai dengan harapanmu,” ujar Jingga.“Dan kalian nantinya akan ikut tinggal disana, tidak mungkin kalian akan menumpang terus di rumah ini,”jawab Langit.Jingga tidak menjawab. Dan yang Jingga pik

    Last Updated : 2023-10-16

Latest chapter

  • Bukan Pengasuh Biasa   Keluarga yang Damai

    Hingga malam mereka berada di rumah Fargo dan Leni, mereka membantu mempersiapkan segalanya dan juga ternyata minimarket yang sudah disiapkan oleh Langit dan Jingga itu semuanya sudah terisi. Mereka hanya tinggal membukanya saja dan melayani, bahkan minumarket tersebut dilengkapi dengan mesin kasir dan semuanya.Juga ada kontak supplier yang akan mengisi minimarket mereka, pokoknya Fargo dan Leni hanya tinggal duduk diam mengelola minimarket tersebut. Dan mereka berharap kalau keduanya benar-benar serius dan bisa membuat minimarket tersebut lebih maju. Meskipun kondisinya mereka benar-benar berubah 180 derajat, berubah dari mereka yang awalnya seorang pengusaha seorang pemilik perusahaan yang tinggal di perumahan mewah biasa dilayani dengan beberapa orang pembantu. Dan sekarang mereka benar-benar melakukannya sendiri dengan tangan dan kaki mereka sendiri. Tapi, Langit melihat adanya keseriusan di wajah Fargo dan Leni.“Kami akan pulang, nanti kapan-kapan kami akan datang lagi ke sini

  • Bukan Pengasuh Biasa   Keluargalah Sebagai Tempat Kembali

    “Sekarang kemana tujuan kalian?" tanya Langit kepada Fargo. Fargo dan Leni tampak menggelengkan kepalanya, karena mereka saat ini tidak tahu harus kemana. Sebab mereka tidak memiliki tujuan, beberapa hari setelah diusir oleh pihak bank mereka memilih tinggal di hotel. Namun, ternyata biaya hotel pastinya terus membengkak dan mereka tidak mungkin terus-menerus untuk tinggal di hotel tersebut. Apalagi dengan kondisi mereka yang tidak memiliki apapun. Mereka pastinya tidak akan bisa membayar dan sudah bisa dipastikan kalau mereka pastinya memilih hotel bintang lima.“Kalau begitu nanti setelah bertemu Jingga dan juga setelah bertemu Zaki, kita akan makan. Aku akan mengantarkan kalian ke rumah yang kami siapkan itu. Kami sudah membeli rumahnya waktu itu kami menawarkan rumah karena memang kami sudah menyiapkan untuk tempat kalian tinggal dan juga di samping rumah tersebut ada minimarket yang juga nanti silakan kalian kelola untuk biaya kehidupan sehari-hari. Memang rumah yang kami siapka

  • Bukan Pengasuh Biasa   Fargo dan Penyesalannya

    Dua hari setelah Langit dan Jingga mendatangi rumah Fargo dan Leni ditolak karena tidak mau mengajak keduanya tinggal di rumah Maika.Akhirnya hari itu ternyata pihak bank berusaha untuk menggusur mereka rumah. Mereka sudah diwajibkan meninggalkan rumah dan semua kendaraan yang mereka miliki juga sudah disita.Dan menurut informasi yang Langit dapatkan, kalau semua itu juga masih terdapat kekurangan beberapa miliar dari semua asetnya tersebut.Meskipun keduanya menolak tawaran dari Langit dan Jingga pada malam itu, namun Langit tetap menyediakan sebuah rumah untuk kedua mertuanya itu. Karena dia yakin suatu saat kedua mertuanya pasti akan kembali ke rumah tersebut, sebab kalau rumah mereka sudah digusur mereka tidak memiliki tempat tinggal lagi.Tok! Tok! Tok! Pintu kamar Langit dan Jingga diketuk dari luar siang ini dengan pelan.Langit dan Jingga sedang beristirahat di kamarnya bersama dengan Zaki. Kebetulan hari ini adalah hari libur. Jadi, Langit sedang menemani Jingga di rumah d

  • Bukan Pengasuh Biasa   Tidak Dianggap

    "Tidak bisa, Pa! Kami tidak bisa mengajak kalian tinggal satu rumah dengan kami. Kalau kalian tidak mau ya sudah kalian tinggal saja di sini sampai kalian diusir oleh bank, kami tidak peduli lagi. Kenapa sih kalian selalu saja memaksa keinginan kalian, seharusnya kalian itu sadar dengan semua yang kalian alami," ujar Jingga berteriak saking kesalnya sambil berdiri bersiap meninggalkan kedua orang tuanya yang terus memaksa Langit untuk mengajak mereka tinggal bersama di rumah Maika.Bagaimana bisa mereka mau tinggal di rumah milik Maika, sedangkan pemilik rumah juga masih tinggal di sana. Berbeda kalau Fargo dan Leni mau tinggal bersama dan tidak ada Maika disana, tapi ini Maika saja masih tinggal bersama Langit dan Jingga di rumah tersebut. Dan keduanya memaksa untuk tinggal di rumah itu, hanya karena mereka merasa malu turun kasta yang biasanya tinggal di rumah besar dan mewah dan memiliki perusahaan harus tinggal di rumah sederhana yang kecil.Langit dan Jingga hanya akan memberikan

  • Bukan Pengasuh Biasa   Fargo Ditipu

    Tanpa terasa setahun sudah kelahiran Zaki, hari ini dirayakannya pesta ulang tahun untuk bayi yang sudah bisa berjalan tersebut. Semua orang bersukacita. Pun termasuk Biru yang saat ini sudah beranjak remaja. Dia akan memasuki ke sekolah lanjutan pertama, dia akan tinggal di kota bersama Langit dan Jingga di rumah Maika. Dia merasa begitu senang dengan pencapaiannya telah berhasil menyelesaikan sekolahnya di desa. Meskipun tinggal di desa, namun Biru tidak kalah dengan anak yang bersekolah di kota. Dia memiliki kemampuan yang hebat, kecerdasannya tinggi. Kemampuan akademiknya sangatlah tinggi.Dan seperti biasa, Fargo dan Leni belum ada perubahan sedikit pun. Mereka masih terus saja memanfaatkan Langit dan Jingga. Sudah tidak terhitung lagi berapa besar bantuan yang diberikan Langit kepada mereka.Hingga suatu hari, seminggu setelah acara ulang tahun Zaki, Langit menerima kabar dari surat kabar yang mengatakan kalau saat ini Fargo benar-benar jatuh, semua perusahaannya habis terjual d

  • Bukan Pengasuh Biasa   Merasa Tidak Adil

    Hari-hari yang dilalui Langit begitu bahagia setelah kehadiran anaknya. Setiap pulang bekerja rasanya semua letih dan lelahnya langsung hilang karena melihat senyuman dan tumbuh kembang anaknya yang begitu pesat.Sekarang ini anaknya sudah berumur 5 bulan, wajahnya semakin gemuk dan putih. Bayi berusia 5 bulan tersebut semakin lama semakin mirip dengan Langit.“Aku merasa tidak adil, tapi aku tidak tahu harus protes ke siapa," ujar Jingga di suatu weekend di saat mereka semua sedang berkumpul di rumah Maika.Semua orang tua Langit berkumpul di sana seperti biasa, mereka bermain bersama cucu. Kegiatan baru mereka saat ini adalah setiap weekend pasti berkumpul untuk melihat perkembangan cucu mereka.Mendengar apa yang disampaikan oleh Jingga, membuat semua orang melihat ke arahnya. Saat ini bayi Zaki sedang digendong oleh Abizar dan Hani, keduanya tampak sedang bermain bersama bayi Zaki.“Maksud kamu kenapa tidak adilnya? Bagaimana?" tanya Bu Juni kepada menantunya itu. Bu Juni sedikit

  • Bukan Pengasuh Biasa   Sambutan yang Meriah

    Beberapa saat Leni berdiri di depan pintu. Tidak seorangpun mempersilakannya masuk karena semua orang tidak bisa lagi berkata apa-apa. "Bahkan ketika Mama sudah di sini pun, kau tidak mempersilahkan Mama masuk. Begitukah caramu mau nyambut Mama? Dan Begitukah caramu menghormati mertuamu, Langit?" tanya Leni kemudian.“Kalau mau masuk masuk aja, Ma. Semua orang di sini tidak ada yang izin untuk masuk, karena semua yanga datang ke sini atas kabar yang disampaikan olehku. Termasuk Mama juga kan sudah mendapatkan kabar dariku kalau Jingga mau melahirkan. Dan setelah Jingga lahiran juga aku kembali mengabarkan kepada kalian. Dan juga disini semuanya adalah keluarga,” jawab Langit.“Entah apa yang dimaksud Mama dengan kami tidak memberikan kabar. Mungkin maksud Mama kami tidak menjemput. Maaf, kalau untuk menjemput kami tidak akan sempat untuk menjemput kalian. Karena di sini juga aku sedang menunggu istriku yang mau melahirkan. Sekarang mama sudah datang ke sini dan mau masuk, ya silakan m

  • Bukan Pengasuh Biasa   Zaki Gauri

    “Baiklah kalau begitu, aku hanya mengabarkan. Disini aku tidak pernah memaksa Papa dan Mama untuk datang kemari," ujar Langit kemudian.Langit mematikan sambungan telepon tersebut dan menghela nafas berat, sedangkan Jingga tampak memandang wajah Langit dalam. Dia seolah paham dengan apa yang diterima oleh Langit tersebut.“Tidak apa-apa yang penting kalian sudah mengabarkan. Tugas kita itu hanya memberitahu. Kalau nantinya tanggapan mereka tidak mau datang yaitu terserah mereka. Tugas kalian sebagai seorang anak sudah ditunaikan kalian mengabarkan kepada kedua orang tua Jingga kalau akan segera melahirkan, siapa tahu nanti mereka berubah pikiran dan datang untuk menemui cucunya. Nanti mereka akan kembali marah seperti saat dulu saar baru hamil tidak diberitahukan," ujar Maika menenangkan Langit dan Jingga.Pasangan suami istri itu hanya menganggukan kepalanya. Langit terus memegang tangan Jingga dan mengelus kepala sang istri dia ingin memberikan kekuatan kepada Jingga yang saat ini s

  • Bukan Pengasuh Biasa   Dompleng Nama

    Setelah kejadian itu hubungan antara Maika dan keluarga Lubasya kembali memanas. Bukan hanya Dodi yang kembali memusuhi Maika, tapi Dodi berhasil mengajak seluruh keluarga yang lainnya untuk memusuhi Maika.Bahkan mereka dengan terang-terangan kali ini meminta kepada Maika untuk mengembalikan semua harta yang didapatkan dari hasil bekerja dengan Lubasya Group. Maika hanya menggelengkan kepalanya dia benar-benar tidak menyangka, kalau ternyata hubungan antara keluarga Lubasya itu bukanlah hubungan keluarga melainkan hubungan harta. Mereka saling memanfaatkan di sana sini. Padahal mereka juga mempersiapkan untuk anak mereka masing-masing. Tapi entah mengapa mereka sangat tidak ikhlas ketika Maika memberikan harta itu kepada Langit.“Ma, tadi ada utusan dari Lubasya Group mendatangi kantorku,” ujar Langit kepada Maika setelah dia pulang dari kantor.Langit biasanya memang langsung memberikan laporan kepada Maika jika ada sesuatu hal atau berita atau informasi apapun yang dia dapatkan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status