Home / Urban / Bukan Pemuas Nafsu / Tanda kecupan di leher dan dada ku!

Share

Tanda kecupan di leher dan dada ku!

Author: Rhienz
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku berusaha untuk tidak menghiraukan ucapan mereka. Terserah mereka mau berbicara apa tentangku. Yang jelas, aku harus segera keluar dari kantor ini. 

Sesampainya di lobby aku dihampiri seorang pria paruh baya, dia pun berkata. "Ibu mau pulang? Mari saya antar buk!" 

Dengan sedikit heran aku pun menjawab. "Tidak usah pak, saya bisa pulang sendiri." 

"Jangan,Bu! Biar saya antar saja" jawab bapak itu sedikit memaksa.

"Tidak usah, Pak! Saya bisa pulang sendiri" jawabku sambil menyeka air mata yang terus menetes.

"Saya mohon, Bu. Ibu harus mau saya antar pulang. Kalau tidak--nanti saya bisa dipecat, Buk!" jawabnya penuh harap. Ia pun mengeluarkan kertas putih bermaterai lalu menyerahkannya kepadaku. 

Sebuah kertas perjanjian, disana tertulis 'jika Pak Karyo tidak berhasil mengantarkan aku ke rumah dengan selamat, Pak Karyo akan dipecat tanpa

Rhienz

Hallo semuanya!! Bantu vote cerita ini, ya! Jangan lupa rate bintang lima agar ottor semangat updatenya šŸ„°šŸ„° peluk cium dari jauh

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noufan Galang
udah bisa ditebak,,ceritanya sama dg cerita laen yg pernah ada sebelumnya,,lebih kreatif dong biar seru bacanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Dilema dan dusta Tina

    Jantungku berdetak kencang, rasa bersalah dan takut seolah saling melengkapi. Tidak terbayang jika Anto mengetahui apa yang terjadi denganku kemarin."Sayang, ko' bengong?" tanya Anto dengan wajah penasaran."I … ini karena … " Aku menggantung ucapanku."Karena apa?""Ka-karena aku kerok dengan uang logam tadi sore sebelum kamu pulang. Kan tadi aku uda bilang, kalo aku gak enak badan. Kepala ku pusing, a-aku kira masuk angin. Makanya aku kerokin pakai uang logam," jawabku dengan perasaan was-was. Takut jika Anto tidak percaya dengan apa yang aku katakan."Sejak kapan kamu suka kerokan? Bukannya kamu nggak bisa nahan sakit?" tanya Anto sedikit heran"I-iya! A-aku cuma nyoba aja, siapa tau kali ini nggak begitu sakit. Tapi ternyata sama aja kaya dulu, sakit!" jawabku.Raut wajah Anto masih menyimpan ras

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Gery! Aku mohon, jujurlah

    "Kamu kenapa, sih' Tin? Dari tadi pagi jutek banget sama aku! Marah-marah gak jelas?" tanya Gery seolah tidak bersalah."Kamu tuh yang kenapa? Ngapain masuk kesini. Uda tau ini toilet cewek," jawabku ketus.Seketika Gery menggelengkan kepala dan menautkan kedua alisnya."Jangan negatif thinking dulu! Aku kesini untuk mengajakmu kembali ke depot! Tuh' jus alpukatnya sudah siap dari tadi, ntar keburu nggak dingin. Bukannya kamu nggak suka kalo minum jus yang uda gak dingin!" ucap Gery sambil menarik tanganku dan mengajakku keluar dari toilet.Perasaan kesal dan jengkel menjadi satu, saat melihat Gery memegang erat tangan ku dan menarikku menuju depot minuman.ā˜†ā˜†Di depot ku lihat Mas Dimas sudah duduk di kursinya, di atas meja 3 minuman dingin sudah tersaji."Ko, lama sekali ke toiletnya, Tin?" tanya Mas Dimas padaku.

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Benda sakral di saku celana Anto

    "Aku nggak ngelakuin apa-apa, Tin! Percaya sama aku! Awalnya memang aku berniat menyalurkan hasratku yang sudah lama terpendam! Tapi, semuanya gagal, Tin! Aku tidak jadi melakukan itu. Aku hanya mengecupmu! Udah, itu aja!" jelas Gery padaku."Kamu serius kan, Ger? Kamu tidak berbuat lebih dari itu?" sahut ku memastikan."Aku serius, Tin. Tapi-please beri aku satu kesempatan""Kesempatan untuk apa?""Beri aku kesempatan untuk bisa dekat denganmu lagi! Aku yakin kamu tau kalau sampai saat ini aku masih cintai sama kamu, nggak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku!""Kamu gila, Ger! Aku uda punya suami. Dan kamu juga uda punya istri, Ayu itu sahabat aku Ger. Jangan ngaco, kamu!""Aku nggak cinta sama Ayu. Dia nggak bisa memberiku kepuasan! Dia selalu sibuk dengan anaknya. Gak ada waktu buat layanin aku. Terlebih … " Gery mengh

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Vidio menjijikkan dari orang misterius

    Kenapa ada kondom di saku celananya. Untuk apa dia memakai kondom. Selama kita menikah Anto tidak pernah memakai kondom saat berhubungan, apalagi dia sangat menginginkan anak dariku. Dia selalu berharap aku cepat hamil agar cepat dapat momongan. Tapi untuk apa dia beli kondom ini!Ku periksa dengan teliti bungkusan kondom dengan gambar buah strawberry itu. 'Disini tertulis isi tiga pieces. Tapi saat ku buka hanya ada dua pc. Itu berarti yang satu lagi sudah dipakai. Tapi dengan siapa Anto melakukannya?' Semua pertanyaan tercecar di benakku.Ya-tuhan suami yang selama ini aku percaya ternyata dia bermain api dibelakangku. Tega sekali dia menghianatiku. Aku bergegas menyembunyikan kondom ini di dalam tas ku, akan aku pakai sebagai bukti suatu saat nanti.Kini aku hanya d

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Permintaan gila Reo

    Segera ku ambil ponsel yang sudah ku lempar tadi. Aku simpan nomer misterius ini di ponselku. Setelah menghapus semua pesannya aku pun langsung memblokir nomor tidak dikenal ini agar tidak bisa menghubungi Anto kembali.Jantungku berpacu lebih cepat, rasa bersalah, takut dan panik menjadi satu."Krek!" Bunyi pintu dibuka. Itu pasti Anto. Langsung ku taruh kembali ponselnya di atas nakas."Sayang, ayo makan dulu!" ucap Anto yang datang membawa mangkuk berisi sup ayam di tangan kanannya, dan bungkusan obat di tangan kirinya.Dengan telaten dia menyuapi aku. Wajahnya begitu manis, sikap nya yang lembut dan penuh perhatian, itu yang dulu membuatku tergila-gila kepadanya."Setelah makan langsung minum obatnya, biar cepet pulih" ucap Anto sambil mengelus kepalaku.Melihat sikap dan perhatiannya membuatku semakin merasa bersalah. Sebaga

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Luka di sekujur tubuh Bagas!

    "Gila kamu, Re! Kamu fikir aku cewek murahan?" sambarku lalu beranjak dari kursi. Seketika aku membalikan badan dan pergi meninggalkan Reo. Namun, dengan cekatan Reo berlari mengejarku, dia menarik tanganku dan mengajakku kembali ke meja."Tin, Tina! Santai dong, mau kemana sih?" tanya Reo cengengesan.Aku terus berjalan. Namun, Reo menghadangku."Jangan marah dong, Tin! Aku kan cuma becanda,""Tapi becandamu gak lucu, Re!" sahutku menatap Reo tajam."Jangan sensitif gitu dong! ya udah, aku minta maaf deh!" seketika Reo bersimpuh di kakiku, membuat orang-orang disekitar melihat kearahku. Tingkah Reo benar-benar membuatku malu, anak ini memang tidak pernah berubah dari dulu."Bangun, Reo! Jangan bikin aku malu ditempat umum!" cetusku pada Reo yang masih bersimpuh."Aku akan bangun, tapi kamu janji jangan marah lagi!" sahut Reo sedikit mengancamku.

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Gery melampiaskan hasratnya padaku

    Ya tuhan, aku benar-benar bingung, apa yang harus aku lakukan? Aku takut jika ini hanya sebuah jebakan. Tapi, setelah melihat foto-foto yang dikirim Ayu, aku sangat khawatir dengan kondisi Bagas. Aku takut jika Bagas sedang dalam bahaya.Terlebih saat mendengar voice note yang dikirim Ayu padaku, terdengar suara Bagas yang sedang ketakutan. Ah-aku benar-benar bingung.Akhirnya setelah lama berpikir, aku putuskan untuk mengecek kondisi Bagas. Aku tidak mau menyesal jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada Bagas."Pak, kita ganti tujuan!" ucapku pada supir taxi. Setelah aku memberi tahu alamat yang akan dituju, Pak sopir segera melajukan mobilnya dengan kencang, sesuai perintahku. Aku ingin segera sampai di rumah Gery."Bagas, sabar, Nak! Sebentar lagi Mamy Na datang" lirih ku dalam hati. Aku benar-benar cemas.Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah megah G

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Janin di rahimku

    "Perutmu terlihat lebih gemuk sekarang, Tin!" bisik Gery di telingaku.Gery benar-benar melampiaskan hasratnya, kejadian ini terulang lagi. Aku hanya bisa menangis saat dengan buasnya Gery menyetubuhi ku. Ia membuatku tidak berdaya. Memperlakukan aku seperti budak nafsunya.Kepalaku benar-benar pusing, sensasi mual seketika datang begitu saja."Geryyy!!!" suara teriakan yang sangat keras dari seseorang yang tidak ku kenal. Sontak mengagetkan kami, terutama Gery."Mama! Papa!" ucap Gery terkejut.Seketika Gery memakai celana boxernya, lalu menutupi tubuh polosku dengan bajuku yang sudah robek.K

Latest chapter

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā TAMAT

    Hari ini aku sudah boleh pulang, Gery mengantarku ke rumah, karena Papa ada urusan bisnis yang tidak bisa ditinggal. ā€œMakasih ya, Ger! kamu sudah mau mengantar kami sampai rumah!ā€ ucapku pada Gery yang sedang sibuk menurunkan barang-barangku dari bagasi mobilnya. Mama menyuruh Gery masuk, dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Sepertinya Gery dan Mama mulai akrab semenjak Gery menemani kami di rumah sakit. Selesai makan aku menemani Vino yang tertidur di dalam box bayi. ā€œTin, kamu disini?ā€ ucap Gery menghampiriku. ā€œGer! sudah selesai makannya?ā€ ā€œSudah, enak banget masakan asisten kamu!ā€ ā€œSyukurlah kalau kamu suka, Ger! oh ya Ger, makasih ya, kamu sudah mau nemenin aku selama dirumah sakit!ā€ ā€œSantai aja kali, Tin! Justru aku yang berterimakasi

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Pecah ketuban

    Aku mulai mempersiapkan semua barang-barang yang akan kubawa, disana aku akan memulai semuanya dari awal. Membuka lembaran baru dan melupakan masa lalu. Hari ini aku akan bertemu dengan Reo untuk perpisahan. Dia pasti sudah menungguku di bawah, aku harus segera menemuinya. ā€œHai, Re! Maaf lama menunggu!ā€ sapaku pada Reo yang sudah menunggu di taman belakang rumahku. ā€œGak ko, Tin! Santai saja. Aku tau kamu pasti repot, kan?ā€ jawab Reo datar. ā€œRe! Makasih ya, selama ini kamu uda banyak membantuku, kalau gak ada kamu, aku gak tau gimana nasibnya hidupku ini!ā€ ā€œNgomong apa sih, Tin! Santai aja kali. Oh ya Tin, kamu tau gak berita baru tentang Ayu dan Anto?ā€

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Pergi ke Singapore

    Dengan langkah gontai Anto pun terpaksa pergi dari sini, dia pergi bersama gundiknya. Terlihat penyesalan yang teramat dalam dari wajahnya. Namun, itu tidak akan merubah keputusanku. Sakit? Tentu! Ini benar-benar menyakitkan. Rumah tangga yang kubangun dengan penuh cinta kini hancur begitu saja karena kehadiran orang ketiga. Seandainya kamu tau, saat ini ada anakmu di dalam rahimku, aku yakin kamu pasti tidak akan mau bercerai denganku. Tapi itu tak mungkin terjadi. Karena kamu harus bertanggung jawab dengan anak yang ada di rahim Ayu. Ayu pergi dengan tatapan sinis, raut kebencian terlihat jelas di wajahnya. Begitu juga dengan Gery dan keluarganya, mereka pun berpamitan untuk pulang. Aku lelah, benar-benar lelah, aku ingin segera istirahat. **** Malam semakin larut, semua tamu undangan sudah pulang, begitu juga dengan Reo dan Beca, mereka berdua p

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Pergi dari sini sekarang juga!

    Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam, aku harus segera turun ke bawah, kudorong tubuh Anto agar aku bisa terlepas darinya, dia benar-benar nafsu malam ini. ā€œUda sayang! Kita harus segera turun!ā€ ucapku mengurai pelukan Anto. ā€œHmm, kalau malam ini bukan acara pesta ultahmu, aku mau kita bercinta malam ini! Kamu terlihat sempurna,ā€ ucap Anto sambil membersihkan lipstik yang belepotan di bibirku. Aku segera merapikan penampilanku di depan cermin, dan memilih untuk tidak menanggapi ucapan Anto. Kami pun segera keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menemui para tamu undangan. Semua orang dirumah ini sudah bersiap, Mama sudah terlihat cantik mengenakan baju couple dengan Papa,

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Melumat bibirku dengan penuh nafsu

    Pagi hari>>>> Sebelum semua orang dirumah ini bangun, aku sudah terlebih dulu bangun, aku bergegas mandi dan sarapan sepotong roti gandum dengan selai stroberi. Aku juga telah mengirim pesan pada Gery agar menyuruh Ayu pulang, aku tidak ingin rencanaku gagal karena keberadaannya disini. ā€œSelamat ulang tahun sayang!ā€ ucap Mama yang baru turun dari kamar, ia memeluk dan menciumku, lalu menyodorkan sebuah paper bag berisi ponsel keluaran terbaru. ā€œMakasih, Ma!ā€ jawabku lalu mempererat pelukanku. Tak lama kemudian, Papa dan Alika turun membawa kue tart kecil di tangannya. ā€œSelamat ulang tahun, Kak Tina!ā€ ucap Alika memelukku.

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam ini

    “Lepasin, Ger! jangan macem-macem, jangan cari-cari kesempatan!” ucapku langsung menarik tangan yang sedang di sentuh Gery.Beberapa kali ponsel Gery berdering. Namun, Gery tidak menghiraukannya, dia pun tidak menjawab saat aku tanya panggilan itu dari siapa, dia terkesan acuh dan tak peduli.Hari semakin sore, aku harus segera pulang ke rumah Mama. Aku harus segera menyiapkan segala sesuatunya untuk acara besok malam.“Ger! aku pamit pulang dulu!” ucapku berpamitan pada Gery.“Biar aku antar kamu, Tin!” jawab Gery sambil beranjak dari kursinya dan berdiri tepat disampingku.“Gak usah, Ger! aku gak

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Jantungku berdetak tak karuan

    Benar saja dugaanku, Ayu lah yang mencuri CCTV itu, ternyata dia bersekongkol dengan satpam dan pembantu di rumah Gery. Gery harus tau semua ini, aku harus segera memberi tahunya, jangan sampai Ayu berhasil menyebar video CCTV itu ke media social.“Tin! Ko malah main HP? Cepat habiskan makannya! kita harus segera ke dealer, Papa gak enak sama Om Surya jika sampai telat,” tegur Papa padaku yang sedang sibuk membaca setiap chat yang dikirim Ayu pada seseorang.“I-iya, Pah! ini uda hampir habis, ko!” jawabku sambil memasukan sushi ke dalam mulut.Selesai makan kita pun bergegas pergi ke dealer Om Surya untuk mengecek mobil baru yang akan aku beli. Anggap saja ini sebagai hadiah dari Papa untuk menyambut calon cucu yang ada di dalam peru

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Terbelalak melihat chat yang dikirim Reo

    Ayu berlari menghampiri Papa, dia memeluk Papa lalu bersembunyi di belakang Papa seolah ketakutan dan meminta perlindungan. "Sial! Melihat Ayu terus menangis pasti Papa akan salah paham padaku." "Kamu kenapa sih, Tin? Ko' sampai nampar Ayu? Papa gak pernah ngajarin kamu untuk kasar sama orang lain! Apalagi sama sahabat sendiri!" bentak Papa padaku. "Jangan salah paham, Pah! Ini tidak seperti yang Papa liat, Tina bisa jelasin semuanya!" ucapku membela diri. "Aduh Pah, sakit Pah!" Teriak Ayu meringis memegangi pipinya. Aku yakin dia pasti hanya pura-pura kesakitan agar Papa bisa semakin iba padanya. Papa menelpon sekretarisnya dan menyuruhnya untuk membawakan alat kompres dan kotak P3K. Sepertinya Papa benar-benar khawatir dengan Ayu yang terus meringis kesakitan. &n

  • Bukan Pemuas NafsuĀ Ā Ā Plak! Tamparan untuk Ayu

    ā€œYa tuhan, Ger! Terus apa yang harus kita lakukan?ā€ ā€œAku juga bingung, Tin! Tapi kamu jangan khawatir, aku sudah suruh orang untuk mencari siapa pencuri rekaman CCTV itu!ā€ jawab Gery berusaha menenangkanku. Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa ini bisa terjadi disaat aku akan membongkar semua kejahatan si Ayu, gak bisa aku bayangkan bagaimana jika Papa dan Mama melihat video CCTV itu? apa yang harus aku katakan pada mereka? Walaupun pada akhirnya mereka akan tahu bahwa Ayu lah yang menjebak aku saat itu. Tapiā€”perusahaan mereka bisa hancur jika video itu tersebar di media. Bisnis yang suda Papa bangun dari nol bisa bangkrut. Dan Anto, dia pasti akan menjadikan video itu alasan sebagai pembelaannya nanti saat aku bongkar semua tentang perselingkuhannya dengan Ayu. Ya tuhan, aku benar-benar bingung harus berbuat apa?

DMCA.com Protection Status