Beranda / Urban / Bukan Pemuas Nafsu / Vidio menjijikkan dari orang misterius

Share

Vidio menjijikkan dari orang misterius

Penulis: Rhienz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kenapa ada kondom di saku celananya. Untuk apa dia memakai kondom. Selama kita menikah Anto tidak pernah memakai kondom saat berhubungan, apalagi dia sangat menginginkan anak dariku. Dia selalu berharap aku cepat hamil agar cepat dapat momongan. Tapi untuk apa dia beli kondom ini!

Ku periksa dengan teliti bungkusan kondom dengan gambar buah strawberry itu. 'Disini tertulis isi tiga pieces. Tapi saat ku buka hanya ada dua pc. Itu berarti yang satu lagi sudah dipakai. Tapi dengan siapa Anto melakukannya?' Semua pertanyaan tercecar di benakku.

Ya-tuhan suami yang selama ini aku percaya ternyata dia bermain api dibelakangku. Tega sekali dia menghianatiku. Aku bergegas menyembunyikan kondom ini di dalam tas ku, akan aku pakai sebagai bukti suatu saat nanti.

Kini aku hanya d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Candra Hajul
bagus tp ga punya koin
goodnovel comment avatar
Candra Hajul
koin oh koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Pemuas Nafsu   Permintaan gila Reo

    Segera ku ambil ponsel yang sudah ku lempar tadi. Aku simpan nomer misterius ini di ponselku. Setelah menghapus semua pesannya aku pun langsung memblokir nomor tidak dikenal ini agar tidak bisa menghubungi Anto kembali.Jantungku berpacu lebih cepat, rasa bersalah, takut dan panik menjadi satu."Krek!" Bunyi pintu dibuka. Itu pasti Anto. Langsung ku taruh kembali ponselnya di atas nakas."Sayang, ayo makan dulu!" ucap Anto yang datang membawa mangkuk berisi sup ayam di tangan kanannya, dan bungkusan obat di tangan kirinya.Dengan telaten dia menyuapi aku. Wajahnya begitu manis, sikap nya yang lembut dan penuh perhatian, itu yang dulu membuatku tergila-gila kepadanya."Setelah makan langsung minum obatnya, biar cepet pulih" ucap Anto sambil mengelus kepalaku.Melihat sikap dan perhatiannya membuatku semakin merasa bersalah. Sebaga

  • Bukan Pemuas Nafsu   Luka di sekujur tubuh Bagas!

    "Gila kamu, Re! Kamu fikir aku cewek murahan?" sambarku lalu beranjak dari kursi. Seketika aku membalikan badan dan pergi meninggalkan Reo. Namun, dengan cekatan Reo berlari mengejarku, dia menarik tanganku dan mengajakku kembali ke meja."Tin, Tina! Santai dong, mau kemana sih?" tanya Reo cengengesan.Aku terus berjalan. Namun, Reo menghadangku."Jangan marah dong, Tin! Aku kan cuma becanda,""Tapi becandamu gak lucu, Re!" sahutku menatap Reo tajam."Jangan sensitif gitu dong! ya udah, aku minta maaf deh!" seketika Reo bersimpuh di kakiku, membuat orang-orang disekitar melihat kearahku. Tingkah Reo benar-benar membuatku malu, anak ini memang tidak pernah berubah dari dulu."Bangun, Reo! Jangan bikin aku malu ditempat umum!" cetusku pada Reo yang masih bersimpuh."Aku akan bangun, tapi kamu janji jangan marah lagi!" sahut Reo sedikit mengancamku.

  • Bukan Pemuas Nafsu   Gery melampiaskan hasratnya padaku

    Ya tuhan, aku benar-benar bingung, apa yang harus aku lakukan? Aku takut jika ini hanya sebuah jebakan. Tapi, setelah melihat foto-foto yang dikirim Ayu, aku sangat khawatir dengan kondisi Bagas. Aku takut jika Bagas sedang dalam bahaya.Terlebih saat mendengar voice note yang dikirim Ayu padaku, terdengar suara Bagas yang sedang ketakutan. Ah-aku benar-benar bingung.Akhirnya setelah lama berpikir, aku putuskan untuk mengecek kondisi Bagas. Aku tidak mau menyesal jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada Bagas."Pak, kita ganti tujuan!" ucapku pada supir taxi. Setelah aku memberi tahu alamat yang akan dituju, Pak sopir segera melajukan mobilnya dengan kencang, sesuai perintahku. Aku ingin segera sampai di rumah Gery."Bagas, sabar, Nak! Sebentar lagi Mamy Na datang" lirih ku dalam hati. Aku benar-benar cemas.Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah megah G

  • Bukan Pemuas Nafsu   Janin di rahimku

    "Perutmu terlihat lebih gemuk sekarang, Tin!" bisik Gery di telingaku.Gery benar-benar melampiaskan hasratnya, kejadian ini terulang lagi. Aku hanya bisa menangis saat dengan buasnya Gery menyetubuhi ku. Ia membuatku tidak berdaya. Memperlakukan aku seperti budak nafsunya.Kepalaku benar-benar pusing, sensasi mual seketika datang begitu saja."Geryyy!!!" suara teriakan yang sangat keras dari seseorang yang tidak ku kenal. Sontak mengagetkan kami, terutama Gery."Mama! Papa!" ucap Gery terkejut.Seketika Gery memakai celana boxernya, lalu menutupi tubuh polosku dengan bajuku yang sudah robek.K

  • Bukan Pemuas Nafsu   Ayu dan Reo bersekongkol?

    "Iya, sebentar lagi Bapak dan Ibu, akan memiliki momongan. Ibu sedang hamil muda, usia kandungannya sudah 4 minggu. Memang di usia kandungan yang masih muda, biasanya membuat Ibu cepat kelelahan, dan indera penciuman akan lebih sensitif. Itu semua normal 'ko, Bu! Yang penting Bapak harus terus menjaga Ibu dengan baik ya, jangan sampai stres!" papar dokter paru baya itu menjelaskan panjang lebar."Aku hamil? Aku akan memiliki anak dari Anto?" gumamku dalam hati. Anto pasti akan sangat bahagia mendengarnya, anak yang sudah lama kami tunggu-tunggu."Kring kring" dering ponsel Mas Dimas berbunyi."Halo, Gery! Ada apa?" ucap Mas Dimas menjawab telponnya.Mendengar nama Gery, seketika pikiran buruk kembali menghantuiku."Gimana jika Anto mengetahui apa yang telah Gery lakukan padaku, gimana jika Ayu memang sengaja ingin menghancurkan rumah tanggaku dengan Anto? tidak bisa kubayangkan jika Anto

  • Bukan Pemuas Nafsu   Kedatangan Mama dari Singapore

    "Kak Tina kenapa? Ko bengong mulu?" suara Alika lagi-lagi membangunkan lamunanku. "Siapa yang bengong sih, Al? Orang Kakak lagi berpikir," "Emang Kakak lagi mikirin apa?" tanya Alika penasaran. "Kepo kamu, Al. Mau tau aja urusan orang dewasa!" ucapku berlalu meninggalkan Alika. "Huh … dasar, gak jelas!" cetus Alika kesal. Di dalam kamar aku mulai membongkar satu persatu buku dan barang-barangku saat SMA dulu, aku memang menaruh semuanya di dalam kardus, dan masih tersimpan dengan rapi di lemari kayu. Hampir dua puluh menit aku mengecek semua barang-barang lamaku, tapi tak satupun petunjuk yang kutemukan. Namun, saat aku mengemas kembali barang-barangku, ada sebuah buku diary lamaku yang dulu sempat hilang. Ini adalah buku diary hadiah dari Mas Dimas saat ulang tahunku yang ke 17. Dulu

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pengakuan Reo yang mengejutkan

    "Mama!" ucapku langsung memeluk wanita cantik berpenampilan modis ini."Tina, kamu disini? Mama kangen banget sama kamu, Tin" kita pun larut dalam rasa rindu, sudah enam bulan aku dan Mama tidak bertemu, semenjak Mama ikut ngurusin bisnis Papa di singapore, Mama hanya pulang dua kali dalam setahun."Tin, makin cantik saja kamu," ucap tante Lily yang dari tadi berdiri di samping Mama."Eh, tante, apa kabar?" jawabku lalu mencium pipi tante Lily seperti biasa."Kabar baik, Tin!" jawab tante Lily."Ya sudah, ayo masuk dulu!, kita ngobrolnya di dalam saja," sahut Mama, kita pun semua duduk di sofa. Seperti biasa, Mama langsung berteriak memanggil Bi Rum. Sama persis seperti Alika, segala hal harus dilayani oleh Bi Rum, padahal Papa sering mengingatkan Mama, agar lebih mandiri, tapi sepertinya Mama sudah kebiasaan di layani pembantu."Bi, Bi Rum!, air minumnya man

  • Bukan Pemuas Nafsu   Tunggu pembalasan ku, Ayu!

    Butiran bening mulai menetes di pipiku, rasa sakit yang tidak bisa aku ungkapkan, kenyataan yang begitu pahit, yang baru aku ketahui, setelah sekian lama aku hanya menerka-nerka.Aku benar-benar tidak percaya, jika orang yang selama ini selalu ada disampingku, selalu mensupport ku, orang yang sudah sangat aku percaya, ternyata dia adalah dalang dari semua bencana dan petaka yang aku alami."Ya-tuhan, apa salahku pada Ayu, kenapa dia tega mengorbankan keperawanan sahabatnya sendiri," lirihku dalam hati.Melihatku terus menangis, Reo sangat panik, dia berusaha menenangkanku. Tangan Reo berusaha memelukku. Namun, dengan cepat aku menepisnya."Jangan sentuh aku, Re! Aku tidak sudi disentuh oleh penghianat seperti kamu!""Maafkan aku, Tin! Saat itu aku benar-benar tidak ada pilihan lain, aku juga khilaf, Tin! Ayu yang terus-terusan mempengaruhiku.""Ap

Bab terbaru

  • Bukan Pemuas Nafsu   TAMAT

    Hari ini aku sudah boleh pulang, Gery mengantarku ke rumah, karena Papa ada urusan bisnis yang tidak bisa ditinggal. “Makasih ya, Ger! kamu sudah mau mengantar kami sampai rumah!” ucapku pada Gery yang sedang sibuk menurunkan barang-barangku dari bagasi mobilnya. Mama menyuruh Gery masuk, dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Sepertinya Gery dan Mama mulai akrab semenjak Gery menemani kami di rumah sakit. Selesai makan aku menemani Vino yang tertidur di dalam box bayi. “Tin, kamu disini?” ucap Gery menghampiriku. “Ger! sudah selesai makannya?” “Sudah, enak banget masakan asisten kamu!” “Syukurlah kalau kamu suka, Ger! oh ya Ger, makasih ya, kamu sudah mau nemenin aku selama dirumah sakit!” “Santai aja kali, Tin! Justru aku yang berterimakasi

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pecah ketuban

    Aku mulai mempersiapkan semua barang-barang yang akan kubawa, disana aku akan memulai semuanya dari awal. Membuka lembaran baru dan melupakan masa lalu. Hari ini aku akan bertemu dengan Reo untuk perpisahan. Dia pasti sudah menungguku di bawah, aku harus segera menemuinya. “Hai, Re! Maaf lama menunggu!” sapaku pada Reo yang sudah menunggu di taman belakang rumahku. “Gak ko, Tin! Santai saja. Aku tau kamu pasti repot, kan?” jawab Reo datar. “Re! Makasih ya, selama ini kamu uda banyak membantuku, kalau gak ada kamu, aku gak tau gimana nasibnya hidupku ini!” “Ngomong apa sih, Tin! Santai aja kali. Oh ya Tin, kamu tau gak berita baru tentang Ayu dan Anto?”

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pergi ke Singapore

    Dengan langkah gontai Anto pun terpaksa pergi dari sini, dia pergi bersama gundiknya. Terlihat penyesalan yang teramat dalam dari wajahnya. Namun, itu tidak akan merubah keputusanku. Sakit? Tentu! Ini benar-benar menyakitkan. Rumah tangga yang kubangun dengan penuh cinta kini hancur begitu saja karena kehadiran orang ketiga. Seandainya kamu tau, saat ini ada anakmu di dalam rahimku, aku yakin kamu pasti tidak akan mau bercerai denganku. Tapi itu tak mungkin terjadi. Karena kamu harus bertanggung jawab dengan anak yang ada di rahim Ayu. Ayu pergi dengan tatapan sinis, raut kebencian terlihat jelas di wajahnya. Begitu juga dengan Gery dan keluarganya, mereka pun berpamitan untuk pulang. Aku lelah, benar-benar lelah, aku ingin segera istirahat. **** Malam semakin larut, semua tamu undangan sudah pulang, begitu juga dengan Reo dan Beca, mereka berdua p

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pergi dari sini sekarang juga!

    Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam, aku harus segera turun ke bawah, kudorong tubuh Anto agar aku bisa terlepas darinya, dia benar-benar nafsu malam ini. “Uda sayang! Kita harus segera turun!” ucapku mengurai pelukan Anto. “Hmm, kalau malam ini bukan acara pesta ultahmu, aku mau kita bercinta malam ini! Kamu terlihat sempurna,” ucap Anto sambil membersihkan lipstik yang belepotan di bibirku. Aku segera merapikan penampilanku di depan cermin, dan memilih untuk tidak menanggapi ucapan Anto. Kami pun segera keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menemui para tamu undangan. Semua orang dirumah ini sudah bersiap, Mama sudah terlihat cantik mengenakan baju couple dengan Papa,

  • Bukan Pemuas Nafsu   Melumat bibirku dengan penuh nafsu

    Pagi hari>>>> Sebelum semua orang dirumah ini bangun, aku sudah terlebih dulu bangun, aku bergegas mandi dan sarapan sepotong roti gandum dengan selai stroberi. Aku juga telah mengirim pesan pada Gery agar menyuruh Ayu pulang, aku tidak ingin rencanaku gagal karena keberadaannya disini. “Selamat ulang tahun sayang!” ucap Mama yang baru turun dari kamar, ia memeluk dan menciumku, lalu menyodorkan sebuah paper bag berisi ponsel keluaran terbaru. “Makasih, Ma!” jawabku lalu mempererat pelukanku. Tak lama kemudian, Papa dan Alika turun membawa kue tart kecil di tangannya. “Selamat ulang tahun, Kak Tina!” ucap Alika memelukku.

  • Bukan Pemuas Nafsu   Akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam ini

    “Lepasin, Ger! jangan macem-macem, jangan cari-cari kesempatan!” ucapku langsung menarik tangan yang sedang di sentuh Gery.Beberapa kali ponsel Gery berdering. Namun, Gery tidak menghiraukannya, dia pun tidak menjawab saat aku tanya panggilan itu dari siapa, dia terkesan acuh dan tak peduli.Hari semakin sore, aku harus segera pulang ke rumah Mama. Aku harus segera menyiapkan segala sesuatunya untuk acara besok malam.“Ger! aku pamit pulang dulu!” ucapku berpamitan pada Gery.“Biar aku antar kamu, Tin!” jawab Gery sambil beranjak dari kursinya dan berdiri tepat disampingku.“Gak usah, Ger! aku gak

  • Bukan Pemuas Nafsu   Jantungku berdetak tak karuan

    Benar saja dugaanku, Ayu lah yang mencuri CCTV itu, ternyata dia bersekongkol dengan satpam dan pembantu di rumah Gery. Gery harus tau semua ini, aku harus segera memberi tahunya, jangan sampai Ayu berhasil menyebar video CCTV itu ke media social.“Tin! Ko malah main HP? Cepat habiskan makannya! kita harus segera ke dealer, Papa gak enak sama Om Surya jika sampai telat,” tegur Papa padaku yang sedang sibuk membaca setiap chat yang dikirim Ayu pada seseorang.“I-iya, Pah! ini uda hampir habis, ko!” jawabku sambil memasukan sushi ke dalam mulut.Selesai makan kita pun bergegas pergi ke dealer Om Surya untuk mengecek mobil baru yang akan aku beli. Anggap saja ini sebagai hadiah dari Papa untuk menyambut calon cucu yang ada di dalam peru

  • Bukan Pemuas Nafsu   Terbelalak melihat chat yang dikirim Reo

    Ayu berlari menghampiri Papa, dia memeluk Papa lalu bersembunyi di belakang Papa seolah ketakutan dan meminta perlindungan. "Sial! Melihat Ayu terus menangis pasti Papa akan salah paham padaku." "Kamu kenapa sih, Tin? Ko' sampai nampar Ayu? Papa gak pernah ngajarin kamu untuk kasar sama orang lain! Apalagi sama sahabat sendiri!" bentak Papa padaku. "Jangan salah paham, Pah! Ini tidak seperti yang Papa liat, Tina bisa jelasin semuanya!" ucapku membela diri. "Aduh Pah, sakit Pah!" Teriak Ayu meringis memegangi pipinya. Aku yakin dia pasti hanya pura-pura kesakitan agar Papa bisa semakin iba padanya. Papa menelpon sekretarisnya dan menyuruhnya untuk membawakan alat kompres dan kotak P3K. Sepertinya Papa benar-benar khawatir dengan Ayu yang terus meringis kesakitan. &n

  • Bukan Pemuas Nafsu   Plak! Tamparan untuk Ayu

    “Ya tuhan, Ger! Terus apa yang harus kita lakukan?” “Aku juga bingung, Tin! Tapi kamu jangan khawatir, aku sudah suruh orang untuk mencari siapa pencuri rekaman CCTV itu!” jawab Gery berusaha menenangkanku. Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa ini bisa terjadi disaat aku akan membongkar semua kejahatan si Ayu, gak bisa aku bayangkan bagaimana jika Papa dan Mama melihat video CCTV itu? apa yang harus aku katakan pada mereka? Walaupun pada akhirnya mereka akan tahu bahwa Ayu lah yang menjebak aku saat itu. Tapi—perusahaan mereka bisa hancur jika video itu tersebar di media. Bisnis yang suda Papa bangun dari nol bisa bangkrut. Dan Anto, dia pasti akan menjadikan video itu alasan sebagai pembelaannya nanti saat aku bongkar semua tentang perselingkuhannya dengan Ayu. Ya tuhan, aku benar-benar bingung harus berbuat apa?

DMCA.com Protection Status