Mata Laila membulat secara sempurna karena merasa ide yang diberi mommynya sangatlah keren menurutnya. Laila tidak menyangka jika mommynya mempunyai ide seampuh itu, karena, wanita mana yang bisa tahan melihat adegan suaminya sedang bercinta dengan wanita lain, Laila sangat yakin, pasti Yati akan murka dan tanpa berpikir dua kali untuk mengusir Nadya. "Tapi Mom, Bang Ibrahim itu pria yang baik dan setia, macam mana kita membuatnya untuk bercinta dengan Nadya.""Itu hal yang mudah untuk dilakukan Laila, zaman sudah semakin canggih, kita bisa pakai obat perangsang yang akan Mommy dapatkan dari teman Mommy, kita bisa jebak Ibrahim dan Nadya.""Ah-Mommy, keren sangatlah, suka sama ide Mommy, sekarang beritahu Laila, apa yang harus Laila lakukan agar rencana itu berjalan dengan sempurna.""Nah, makanya itu Mommy mengajak kamu kesini untuk menyusun rencana yang ada dalam isi kepala Mommy.""Cepat beritahu Mommy, Laila sudah tidak sabaran," ucap Laila begitu antusias. "Begini, setiap mala
Ibrahim berjalan gontai ke arah kamar tempat Yati dirawat, tetapi, Ibrahim bersyukur karena ia melampiaskan pada istrinya bukan pada wanita lain, walaupun permainannya kasar, setidaknya tidak menambah masalah baru, apalagi tadi dokter berkata kalau kandungan Yati baik- baik saja, Ibrahim harus mengusut tuntas, siapa yang telah berani memberinya obat perangsang. Berarti orang tersebut ingin menghancurkan rumah tangganya. Sedangkan Yati, karena benturan tadi malam, ingatannya sedikit kembali, dokter ingin melihat kembali obat apa yang selama ini ia konsumsi saat masa perawatan untuk mengembalikan ingatannya, Ibrahim tidak ingin salah langkah lagi, sehingga ia memutuskan bahwa dia sendiri yang kembali ke rumah dan mengambil obat yang biasa Yati konsumsi, Ibrahim menitipkan Yati kepada seorang suster, setelah mengambil obat yang berada di dalam kamar Yati, Ibrahim pun kembali ke hospital, hari ini Ibrahim memutuskan tidak berangkat ke kantor dan fokus pada kesehatan Yati. "Honey, kamu
"Selamat Siang!" Laila dan Nyonya Rukmana sudah berdiri di depan pintu kamar, Ibrahim tidak dapat menyembunyikan wajah ketidaksenangannya dengan kehadiran Nyonya Rukmana dan Laila, gegas Ibrahim pasang badan dan dengan langkah cepat menghampiri kedua wanita beda generasi tersebut yang berjalan santai ke arah tempat Yati berbaring, dengan spontan tangan Ibrahim mendorong kedua wanita itu agar keluar, sedikitpun Ibrahim tidak mengizinkan nereka mengganggu Yati, walaupun mereka berpura-pura baik tetapi Ibrahim sangat yakin kedua wanita itu mempunyai niat yang jahat kepada istrinya. "Apalah Bang Ibrahim ni, kasar betul pada kami, kami hanya ingin menjenguk Kak Yati saja, tapi perlakuan Bang Ibrahim sangat tidak terpuji, padahal ada Mommy, sikap Bang Ibrahim ini patut untuk dicurigai, apakah karena ingin berdua saja dengan Nadya?""Malah sikapmu kalianlah yang pantas untuk aku curigai, untuk saat ini, tolong menjauh dari istriku, stop berpura-pura baik," ucap Ibrahim dengan tegas. " Ad
"Ibrahim permisi dulu Daddy," ucap Ibrahim sambil meninggalkan Daddynya yang masih betah menutupi kebusukan Nyonya Rukmana. "Ibrahim! Apa yang engkau maksud mengusut tuntas? Engkau mencurigai, Mommy?".Ibrahim terus berjalan tanpa memperdulikan ucapan Nyonya Rukmana, bagi Ibrahim percuma meladeni wanita tersebut, tugasnya sekarang mengumpulkan bukti, Ibrahim mengumpulkan semua asisten rumah tangga, securituly dan juga para supir, sebelumya Ibrahim menghubungi rekannya yang jago dalam masalah IT untuk mengecek kembali cctv rumah yang entah siapa yang menhapusnya. " Perhatian semuanya, saya langsung saja bicara tegas di sini. Saya harap kalian bisa berkata jujur, bagi siapa yang tidak berani buka suara dan berbohong, maka detik ini juga akan saya pecat, karena yang membayar gaji kalian itu saya, maka dari itu saya ingin bertanya pada kalian semua, pada saat kejadian istri saya jatuh sehingga menyebabkan dia amnesia, sebenarnya apa yang telah terjadi?"Semua diam bergeming dan menundu
"Ibrahim, anak Mommy, tolonglah Mommymu ini, cabutlah semua laporan, setelah ini Mommy janji tidak akan berbuat jahat lagi pada Yati," ucap Nyonya Rukmana memohon pada Ibrahim saat dirinya akan dibawa ke kantor polisi. "Maafkan Ibrahim Mommy, ini sebagai konsekuensi atas perbuatan Mommy." Ibrahim meminta maaf pada Nyonya Rukmana. "Yati! Yati! Anak menantu Mommy Sayang, tolong Mommy Nak, Mommy minta maaf atas semua kesalahan Mommy selama ini kepada dirimu, Mommy janji setelah ini tidak akan menyakitimu lagi, tolong bujuk Ibrahim agar mencabut laporannya, Mommy ingin hidup bersama kalian, ingin melihat dan mengasuh cucu Mommy yang masih dalam kandungan ini, "ujar Nyonya Rukmana sembari menghampiri Yati sambil mengelus perut Yati yang masih rata, wanita itu sampai bersujud dan memegang kaki Yati, spontan Yati mengangkat tubuh Nyonya Rukmana karena biar bagaimanapun, menurutnya Nyonya Rukmana itu orang tua dan tidak pantas ia mendapatkan perlakuan seperti itu."Berdiri Mommy, jangan sep
Yati mundur beberapa langkah seraya meringis karena sup yang masih panas mengenai kakinya. "Keluar!" Laila masih berteriak marah, tidak ingin mengambil resiko, gegas Yati keluar. Kamar tersebut. "Bu Yati … baik-baik saja?" tanya Juli khawatir pada majikannya itu karena mendengar suara teriakan Laila sampai keluar kamar, Juli yang mengetahui kalau Yati masuk ke dalam kamar Laila, sontak saja berlari saat mendengar teriakan gadis manja itu. "Its oke, Juli," ucap Yati sambil tersenyum ramah dan Juli yang memang sudah dipesankan oleh Nadya untuk menjaga Yati selama dia atau Ibrahim tidak berada di rumah segera menyarankan Yati untuk istirahat di dalam kamarnya saja, tetapi Yati masih terngiang dengan ucapan suaminya kalau Daddynya ingin agar dia dan suaminya mendidik dan perhatian pada Laila. Tapi, karena Laila yang begitu keras kepala dan dia juga kondisinya sedang hamil, akhirnya memutuskan untuk di kamar saja. Dua hari kemudian. Laila tidak kunjung keluar dari dalam kamarnya, Ibra
Ibrahim menepati janjinya pada Laila bahwa dia akan mencabut laporannya pada Nyonya Rukmana. "Anak Mommy, terima-kasih banyak karena telah mencabut laporannya dan mengizinkan Mommy berkumpul kembali bersama kalian," ucap Nyonya Rukmana saat kembali ke rumah mewah tersebut. "Iya Mommy, tapi ingat, jangan sekali lagi mencoba untuk mencoba menyakiti Yati lagi atau berusaha menghancurkan rumah tangga Ibrahim dan Yati lagi, satu lagi, Mommy harus lebih perhatian lagi pada Daddy, merawat Daddy dengan tulus." Ibrahim berbicara serius, Nyonya Rumana menyetujui nya. Hari demi hari berganti, Nyonya Rukmana dan Laila yang awalnya berusaha bersikap baik, tapi kini mereka berulah lagi pada tabiat buruk mereka, Yati yang awalnya mendukung perubahan baik mereka tapi sekarang menjadi geram, karena ibu dan anak itu semakin tidak tau diri saja. Hingga pada suatu siang, Nadya dan Laila bertengkar hebat, dan Yati lah yang melerai. "Sudah Nayda bilang Kak! Mereka itu taubatnya tomat! Kadang tobat kad
Yati dan Ibrahim memberi nama buah hati mereka yang kembar dengan nama Zayn dan Zahra, kini buah hati pasangan berbahagia itu berusia lima tahun, mempunyai anak yang sehat dan lucu membuat kehidupan Yati dan Ibrahim semakin sempurna, ditambah Zayn dan Zahra tumbuh menjadi anak yang pintar, di umur lima tahun sudah bisa membaca doa-doa pendek, benar kata pepatah, ibu adalah Madrasah terbaik bagi anaknya, Yati mendidik kedua buah hatinya dengan pondasi agama islam yang kuat, berharap kelak sang buah hati menjadi pembela agama Allah, syukur-syukur bisa menjadi ustadz atau ulama, karena anak yang sholeh dan sholeha merupakan investasi dunia dan akhirat. YAti dan Ibrahim bekerja sama dalam mengasuh dan mendidik buah hati mereka dan selalu belajar menjadi orang tua yang lebih baik lagi. Semenjak ada si kembar Zayn dan Zahra, hari-hari Daddy semakin lebih berwarna, kesehatan pria yang sudah memasuki kepala enam itu sudah semakin membaik, tiap sore dia bermain bersama kedua cucunya, Laila k