Ibrahim mengajak Yati bertemu keluarga besarnya di Malaysia. Segala sesuatu sudah dipersiapkan dari paspor dan lain-lain. Nadya merasa sedih dengan kepergian kakaknya itu."Nadya, ini cuma sebentar, nanti Kakak akan kembali lagi.” Yati menenangkan adik angkatnya yang masih saja termenung.Jadwal penerbangan tiba, Yati merasa grogi karena ini penerbangan pertamanya. Ibrahim menggenggam tangan Yati untuk menenangkan. Butuh waktu sekitar dua jam lebih penerbangan menuju negara kelahiran sang kekasih.Saat tiba di bandara Kuala Lumpur Internasional airport,, jantung Yati berdetak dengan kencang, seribu pertanyaan memenuhi pikirannya. Akankah keluarga besar Ibrahim bisa menerimanya? mendadak kepala Yati pusing.Ibrahim melihat perubahan wanita itu, dia mengajak Yati meminum hot chocolate untuk menenangkan pikirannya."Ibrahim, aku takut,” ucap Yati."Semua akan baik saja, Yati.”Setelah minum, Ibrahim mengajak Yati ke area parkiran. Mobil sedan berwarna hitam sudah menjemput mereka. Yati m
Yati mulai merintis toko roti miliknya. Sekarang wanita berparas manis itu tidak lagi mengantarkan kue ke pelanggan, tetapi konsumen sendiri yang datang ke toko roti miliknya. Jika pelanggannya jauh, bisa menggunakan aplikasi pemesan makanan melalui online dan Menu Roti Yati juga sudah ada di aplikasi orderan online.Toko roti buka jam tujuh pagi sampai jam enam sore dan Yati dibantu oleh satu karyawan yang bernama Tina. Sudah dua minggu ini toko roti milik Yati buka dan Alhamdulillah sudah mulai ramai pelanggan. Karena posisinya di pinggir jalan saat orang berangkat kerja menyempatkan membeli roti untuk sarapan atau sekedar camilan di tempat mereka bekerja.Yati membanderol harga rotinya tidak terlalu mahal, tetapi dengan kualitas rasa dan kebersihan dijamin. Untuk roti isi cokelat dibanderol lima ribu rupiah dengan ukuran yang agak besar dan cokelat yang enak. Begitu juga untuk varian rasa lainnya, jika memakan satu roti saja sudah cukup kenyang maka orang kantoran yang sudah tahu r
Yati duduk termenung teringat akan ucapan Nadya tadi malam. Bahwa seminggu lagi dia akan membayar uang kuliah sedangkan saldo di tabungan Yati pas untuk operasional ruko. Belum lagi Tina lima hari lagi akan gajian.Yati memijit kepalanya yang terasa berat. Akankah dia menutup toko rotinya dan rukonya dijual atau disewakan dan Yati kembali jualan online lagi. Di saat keadaan bingung, gawainya tiba-tiba berbunyi dan terlihat nama Ibrahim yang menelepon. Yati ragu akankah dia menjawab telepon pria tersebut atau diabaikan. Akan tetapi, hati tak bisa dibohongi, jujur di dalam hati Yati merindukan pria tersebut.Rasa rindu di hati Yati kian menggebu dia buru-buru menjawab telepon Ibrahim."Assalamualaikum," jawab Yati cepat"Waalaikumsalam, Yati, tolong jangan tutup telepon. Saya ingin bertemu kamu sekali saja" ucap Ibrahim dengan suara tegas."Ada perlu apa, Ibrahim," tanya Yati heran."Tolong kasih tahu aku, alamat kamu yang baru, atau bisa kita ketemu sore ini di Cafe De Culvi tempat ya
“Tapi aku berharap sama kamu agar tetap kuat saat menjadi istriku, Insya Allah aku akan terus melindungi kamu dan menjaga kamu masalah Nadya kita ajak hidup di Malaysia.” Ibrahim berkata sambil menggenggam tangan Yati erat dan dijawab anggukan setuju oleh Yati. ***Yati memeluk Ibrahim, dia tahu mereka belum muhrim, tetapi wanita itu ingin meyakinkan kalau Ibrahimlah yang dia inginkan. Dunia ini terlalu kejam untuk seorang Yati apakah dia harus terus terpuruk meratapi karena trauma masa lalunya?Setiap orang pasti bertemu dengan masalah entah kecil atau besar. Persoalan-persoalan itu membuat semangat, harapan dan cita-cita Yati terkadang surut, pudar dan melemah. Bila bertemu dengan masalah kecil terkadang membuat ingin lari dari kenyataan. Terbukti di saat Yati tahu kenyataan, bahwa Laila adik dari Ibrahim tidak menyukainya, dia mencoba untuk lari dan meninggalkan Ibrahim tanpa membicarakan terlebih dahulu kepada sang kekasih. Setelah tahu kenyataan yang sebenarnya ada perasaan me
"Permisi ... permisi ... Assalamualaikum,” ucap seseorang mengetuk pintu ruko.Siapakah gerangan yang datang?Yati berjalan menuju pintu Ruko dan mengintip siapa yang datang. Ternyata si pemilik nasi uduk datang dan Yati memberi tahu kepada Tina. Saat pintu dibuka wanita itu menangis memohon maaf bersimpuh di kaki Yati sambil menangis.Yati dan Tina saling pandang mengulum senyum karena mereka sudah menduga kalau dialah pelakunya. Sebelum toko roti Yati buka, orang yang mau berangkat kerja hampir rata-rata membeli di warungnya. Akan tetapi, setelah Yati membuka toko, omset mereka turun karena pelanggan sebagian lebih memilih membeli di tempat baru.Yati buru-buru menyuruh wanita paruh baya dan anak gadisnya untuk berdiri. Mereka ketakutan karena Yati sudah melapor ke polisi dan menuntut satu milyar dan mereka memohon jangan diperkarakan dan berjanji tidak akan mengulang lagi.Yati hanya tersenyum di dalam Hati padahal dia cuma menggertak mereka. Ternyata aktingnya dan Bripda Anton lu
Matahari sudah mulai terbit, Ibrahim mengecup kening wanita yang baru sah menjadi istrinya 21 jam yang lalu.Yati mengerjap-ngerjapkan matanya lalu sedikit memicingkan mata karena sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden."Morning, Honey." Ibrahim menyapa dengan lembut. "Morning.” Yati segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diriSaat keluar kamar Ibrahim mendekap Yati dari belakang." Honeyy, tadi malam kamu hebat sekali,” bisik Ibrahim.Yati hanya tersenyum tersipu malu mengingat tadi malam bagaimana dia melepaskan hasratnya begitu menggebu kepada Ibrahim."Hei, jangan malu, Honey, aku sangat menyukainya," ucap Ibrahim, wajah Yati makin memerah bagaikan tomat karena malu.Setelah mandi dan bergantian pakaian, mereka berdua menikmati sarapan di hotel."Honey, kita pulang hari ini atau besok?” tanya Ibrahim menanyakan apakah mereka pulang ke rumah hari ini atau besok, karena Ibrahim ingin senyaman Yati saja. Yati meminta pulang hari ini mengingat Daddynya Ibrahim k
"Nadya, tolong kamu sopan sedikit berbicara dengan Mommy saya, ya," ucap Laila tak senang dengan perkataan Nadya yang berani menjawab ucapan Nyonya Rukmana. "Baik, Laila, tapi saya akan sopan jika yang berbicara sama saya juga sopan," ucap Nadya tegas."Oke, besok segera mengurus administrasinya, ya, biar besok diantar sopir," ucap Daddy cepat agar Laila tidak berbicara hal yang menyakitkan lagi."Besok Yati dan Ibrahim yang mengantarkan Nadya, Dad," ucap Ibrahim memutuskan perbincangan malam ini.Laila semakin panas hatinya karena Nadya diperlakukan seperti adik yang spesi oleh Ibrahim***Setelah selesai makan malam Nadya langsung masuk ke kamarnya mempersiapkan berkas untuk mendaftar di kampus pilihannya. Yati masuk ke kamarnya membawakan susu hangat."Nadya, diminum, Dek, susunya.”"Kakak jangan repot-repot gitu, ih, Nadya bisa buat sendiri, sungkan tahu, Istri CEO membawakan Nadya susu," goda Nadya dengan mengerlingkan mata genitnya."Ya, nggak apa-apa, kali, untuk adik kesayan
Yati mengetuk pintu kamar Nyonya Rukmana, tidak menunggu lama, pintu kamar pun terbuka."Boleh saya ngobrol sebentar dengan Mommy?" ucap Yati.Nyonya Rukmana seperti acuh tak acuh dan berlalu masuk kamar lagi. Yati yang sudah geram dengan kelakuan Nyonya Rukmana saat mendorong paksa Daddy, menarik tangan Nyonya Rukmana. Sehingga wanita sombong itu, urung meninggalkan dirinya."Hei, kurang ajar sekali kamu!” ujarnya sambil menunjuk wajah Yati."Lebih kurang ajar kamu, Pelakor?!” ucap Nadya tajam, yang membuat Nyonya Rukmana kaget."Apa perlu kamu kubuat gembel bersama anakmu itu? Jangan berani-beraninya kurang ajar dengan saya, istri dari pemilik rumah ini!" ucap Yati."Hei! Sombong betul kamu, ya!” ucap Nyonya Rukmana tertawa meremehkan."Kalau untuk orang seperti kamu saya harus sombong, karena dibaikin malah ngelunjak, kamu pikir, saya takut?" Mata Yati mendelik melihat Nyonya Rukmana seolah menunjukkan sisi monster seorang Yati. Nyonya Rukmana terlihat bergidik melihat Yati seper