Share

Chapter 27

Penulis: Dewa Amour
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 09:20:17

Adzan Magrib sudah berkumandang saat Bagas sedang mencuci tangan. Hari ini ada barang yang datang. Dia dan para buruh lainnya harus menurunkan semua barang dan memindahkannya ke ruang penyimpanan.

Sepertinya dia akan pulang terlambat dikarenakan jalan yang mungkin sudah macet parah di jam pulang kantor.

"Bagas, ayo duluan!"

Suara Basuki mengejutkan Bagas yang sedang termenung usai membasuh muka. Ia lantas menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dilihatnya Basuki yang sudah duduk di atas motornya. Laki-laki itu bergegas tancap gas.

Seperti halnya Basuki, dia pun ingin sekali segera pulang.

Mobil jemputan buruh sudah menunggu. Bagas dan beberapa rekannya segera berjalan menuju ke sana. Mereka yang sudah berada di atas mobil turut membantunya naik.

Angin cukup kencang menjelang malam. Lampu-lampu jalan sudah menyala. Bagas tak sabar ingin segera tiba di rumah.

Entah masak apa Laras hari ini. Apa pun itu, pasti sangat nikmat. Bagas tersenyum tipis mengingat istrinya yang pandai memasak.

"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 28

    Pagi itu di lapas tahanan pusat Kelas Satu Cipinang."Saudara Aryo, ada yang membesuk Anda!"Laki-laki yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya dibuat terkejut saat sipir tiba-tiba memanggilnya.Aryo mengangkat wajahnya. Ia lantas bangkit dan segera keluar saat pintu sel tahanan dibuka. Dua orang petugas polisi menggiringnya menuju ruang besuk.Desi hanya diam sambil memasang wajah dingin saat petugas datang sambil membawa suaminya.Aryo Wisesa, laki-laki itu tampak lebih kurus setelah dua pekan berada di dalam penjara. Pengadilan menjatuhi hukuman selama tiga tahun penjara atas tindakan pelecehan yang Aryo perbuat terhadap Laras.Dengan wajah kuyu tidak terawat, Aryo segera duduk pada bangku kosong di hadapan Desi. Sementara dua orang petugas mengawasi mereka."Apa kabar kamu sama Putra, Des?"Mendengar lelaki itu bicara, Desi segera menanggapi dengan sengit."Aku kesini cuma mau kasih ini ke kamu!" berangnya seraya melempar secarik kertas ke muka Aryo.Lelaki itu keheranan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 29

    Matahari mulai condong ke barat saat mobil mewah yang dikemudikan Elsa menepi di lokasi proyek tempat di mana biasanya Bagas menitipkan motornya.Dari dalam mobil, Elsa memperhatikan laki-laki yang sedang mengengkol motornya di sekitar.Bagas. Apakah dia akan terkejut jika melihatnya datang?Entahlah. Yang pasti dia belum bisa merasa tenang jika tidak menemui Bagas.Menarik nafas dalam-dalam. Elsa segera mendorong pintu mobil ke luar. Ia tidak buru-buru menghampiri Bagas. Sambil beridiri di samping mobilnya, ia memandangi laki-laki itu.Tidak bisa Elsa pungkiri jika hatinya sangat sedih sejak kejadian di rumahnya tempo hari. Kemudian dia menemui Fandi dan memohon untuk melanjutkan rencana pernikahan mereka yang sempat tertunda.Tadinya ia pikir bisa membalas sakit hatinya terhadap Bagas. Nyatanya tetap dia yang hancur dan merana dalam rasa cintanya pada laki-laki beristri tersebut.Elsa kebingungan. Ia sudah berusaha membuka hatinya untuk Fandi. Namun bayangan Bagas selalu menghantui

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 30

    Laras tertidur dalam rasa lelah yang tidak terkira. Dalam mimpinya ia melihat Bagas yang sedang tertawa bersama seorang perempuan.Suasana di sana seperti sedang ada resepsi pernikahan yang mewah. Langkah kecilnya menuju sepasang mempelai yang sedang berswa foto di sekitar pelaminan yang megah."Mas Bagas ..."Air matanya berjatuhan seiring tatapan dingin si mempelai laki-laki padanya.Bagas terlihat seolah tidak mengenalinya. Baju pengantin adat Solo tampak begitu gagah ia kenakan. Sementara perempuan dengan baju pengantin yang sedang merangkul lengan Bagas, ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas."Mas Bagas ..."Sampailah langkah Laras di atas pelaminan. Dipandanginya wajah mempelai laki-laki yang teramat tampan itu."Siapa kamu?"Ucapan Bagas membuatnya tersentak. Dan Laras pun segera terjaga dari tidurnya. Ia sangat terkejut melihat ke sekeliling. Ini bukan kamarnya?"Laras, kamu sudah bangun?"Suara seorang laki-laki membuatnya sangat terkejut. Laras segera menoleh ke arah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 31

    Bagas mengendarai motornya menuju rumah Pak Kardi. Pikirannya sangat kacau saat ini. Dia butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya.Jalan tampak ramai di hari Minggu. Bagas melajukan motor dengan kecepatan tinggi. Dan saat di sebuah tikungan, dia dibuat terkejut ketika sebuah mobil nyaris saja menabraknya.Ckittt!Bruk!Bagas berhasil menghindar dari kecelakaan besar. Namun dia terjatuh bersama motornya ke tepi jalan. Mobil itu pun segera menepi."Bagas?!"Fandi bergegas lari menuju laki-laki yang sedang tergolek bersama motornya di pinggir jalan. Dia sangat terkejut setelah tahu orang itu adalah Bagas."Bagas, kamu nggak pa-pa? Maaf, tadi aku meleng nyetirnya," ucap Fandi dengan wajah cemas. Ia lantas membantu Bagas berdiri.Bagas tersenyum tipis. "Cuma luka ringan saja, Fan. Saya yang salah karena tidak fokus bawa motornya," sesal Bagas.Fandi masih menatapnya dengan cemas. Kemudian ia mengajak Bagas untuk duduk pada kursi di bawah sebuah pohon besar."Sebenarnya kamu mau kemana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 32

    Kumandang adzan Magrib terdengar sangat merdu dari arah mesjid. Laras sedang duduk menghadap meja makan di dapur. Matanya sibuk memperhatikan Bagas yang sedang berdiri di depan kompor yang baru saja dimatikan."Mas hari ini gajian. Jadi tadi Mas iseng-iseng masak."Bagas tersenyum sambil berjalan menuju meja makan. Tangannya memegang dua mangkuk sayur sup ayam yang masih mengepulkan asap. Dia sangat menyesal karena tadi pagi sudah membentak Laras. Bagas bahkan tidak mengizinkan istrinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah sore ini. Bagas berharap bisa menebus kesalahannya dengan memanjakan Laras melalui masakan yang ia buatkan untuk istrinya.Laras tersenyum menanggapi. "Mas udah capek-capek kerja. Mestinya sudah tugas Laras untuk masak buat Mas Bagas," ucapnya seraya membantu Bagas menyajikan dua mangkuk sup ayam yang dibawanya ke tengah meja.Bagas memandang wajah sang istri seraya tersenyum pahit. "Mas minta maaf karena sudah membuat kamu ketakutan. Mas cuma kuatir saja sama kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 33

    Elsa sedang berada di butik pagi itu. Dua orang desainer datang menemuinya. Mereka membawa desain gaun pengantin yang ia pesan. Bibirnya tersenyum pahit memandangi gaun itu."Bulan depan kalian akan menikah, kan? Kenapa sih masih cuek-cuekan aja?!" Karin, sahabat Elsa datang untuk mengambil gaun pesanannya. Dia tersenyum remeh melihat si pemilik butik yang tampak murung.Elsa mau menikah satu bulan lagi. Dan laki-laki itu adalah Fandi Putra Wicaksana, putra tunggal konglomerat asal Palembang.Sebagai teman lama Elsa, Karin sedikit iri atas nasib bagus temannya itu. Menurutnya, Elsa tidak cocok disandingkan dengan Fandi. Justru dialah yang cocok menjadi istri insinyur muda itu.Elsa cuma tersenyum tipis mendengar ucapan Karin. Dengan langkah anggun ia segera menghampiri perempuan itu."Kamu sendiri kapan mau married? Bukannya Aditia sudah ninggalin kamu, ya?" Elsa bicara dengan acuh sambil sibuk merapikan gaun cantik yang terpasang di manekin. Mendengar ucapan perempuan itu, Karin sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 34

    Bos Besar Yakuza sudah meninggalkan Indonesia karena suatu urusan urgent di Jepang. Frans sangat senang mendengar kabar itu. Dia pun segera mengadakan pesta di kantornya."Mas Fandi ingin ketemu sama kamu. Ayo temui dia. Mas Fandi klien kelas kakap! Dia Member VIP yang paling royal," bisik Frans pada Laras. Mereka sedang berada di wilayah pesta.Laras tidak menjawab. Frans tersenyum seringai saat mata perempuan itu melirik padanya. Dia memekik senang melihat Laras pergi menemui seorang tamu laki-laki yang baru saja tiba di pesta."Laras, kamu cantik sekali malam ini." Fandi segera menyambut dan langsung mengecup jemari Laras kala perempuan itu datang padanya.Laras tersenyum. "Makasih, Mas Fandi. Ayo duduk."Fandi segera mengikuti langkah perempuan dengan mini dress warna merah di depannya. Laras berjalan dengan melenggak-lenggok seperti burung merak betina.Fandi tidak tahan melihat keindahan tubuh Laras dan kecantikan perempuan itu."Laras, aku ingin kamu malam ini," bisiknya setel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 35

    Kabut putih masih menyelimuti kota Jakarta pagi itu. Cuaca amat dingin di penghujung bulan Agustus. Seonggok tubuh masih bergelung di balik selimut tebal. Samar-samar telinganya menangkap suara seseorang."Iya, Pak. Bagas akan pulang. Tolong katakan itu sama Ibu."Laras membuka matanya perlahan. Mas Bagas sedang bicara dengan siapa?Dia segera bangkit. Sambil memegang selimut tebal di dadanya, Laras memandangi punggung telanjang yang sedang berdiri menghadap jendela kamar.Bagas terlihat sedang bicara lewat sambungan ponselnya. Laki-laki itu cuma mengenakan celana pendeknya saja. Tubuhnya sangat bagus seperti seorang atlet tinju. Pantas saja jika banyak perempuan yang menyukai suaminya itu.Laras tersenyum. Dipandanginya Bagas tanpa berani menggangunya yang sedang bicara dengan seseorang. Laras tahu siapa yang sedang Bagas hubungi."Iya, Pak. Bagas ngerti."Usai menutup panggilan ponselnya, Bagas tampak termenung. Laras segera beringsut dari ranjang. Dengan tubuh yang hanya berbalut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 79 ( Extra Part )

    Musim hujan di bulan Juni tahun 2011.Angin bertiup kencang menjelang sore. Gerimis mulai turun di tengah langit yang terus saja mendung. Satu tahun sudah berlalu pasca insiden kecelakaan yang merenggut nyawa Laras. Sudah saatnya Bagas menata hidupnya lagi. Tanpa Laras.Pengemudi mobil yang menabrak Laras juga sudah menjalani proses hukum di Lapas Pusat, Jakarta. Pelakunya tidak lain adalah Aryo. Rupanya lelaki itu sudah dibayar oleh Pak Wirya untuk menghabisi Laras dan juga Bagas.Lagi, rencana jahat Pak Wirya gagal lagi. Akhirnya pebisnis itu harus menghabiskan hari tuanya di balik jeruji besi. Hukuman seumur hidup itu rasanya masih belum cukup untuk membayar semua kejahatannya.Hari ini pada tanggal 20 Juni. Jatuh di hari selasa dan bertepatan dengan hari jadi Laras yang ke 25 tahun. Bagas mengunci pintu rumahnya. Lelaki itu berjalan menuju motornya yang sudah menunggu di pelataran.Sebelum ia melajukan motor, Bagas melirik ke arah rumahnya. Dilihatnya Laras yang sedang berdiri di

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 78 ( Ending )

    Hari mulai siang saat mini bus yang dikemudikan oleh Anto terjebak macet di pertigaan jalan menuju arah bandara. Dengan wajah gelisah Laras menoleh ke luar dari kaca jendela mobil.Sudah dua hari ia tidak pulang. Pasti Bagas sudah kelimpungan mencarinya. Namun apa yang harus ia lakukan sekarang? Alex akan mengirim dia ke Jepang siang ini juga.Ekor mata Laras melirik ke arah lelaki yang duduk di sampingnya. Alex tampak sibuk dengan aktifitas ponsel.Membuang nafas berat, Laras kembali memandang ke luar mobil. Dilihatnya mobil Fandi yang juga sedang terjebak macet di sekitar.Apa dia tidak saah lihat? Ya, itu memang mobil Mas Fandi!Ada sedikit cahaya dalam kegelapan yang sedang melanda jiwa Laras. Sepertinya dia bisa minta bantuan kepada Fandi untuk kabur dari Alex."Aduuh!"Laras berpura-pura meringis kesakitan sambil meremas bagian depan dressnya. Alex segera menoleh ke arah perempuan itu."Laras, kamu kenapa?" tanya Alex.Laras meringis, "Perut saya sakit banget, Mas Alex. Bisa kit

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 77

    Lapas Pusat Jakarta."Saudara Aryo! Anda dibebaskan!"Aryo yang sedang duduk di dalam sel tahanan sangat terkejut saat seorang opsir memberinya kabar itu.Seorang pengusaha datang dengan membawa pengacara. Dia memberi jaminan sampai akhirnya dia dibebaskan. Aryo sangat ingin bertemu dengan orang dernawan tersebut."Jadi, Bapak yang sudah membebaskan saya? Mohon maaf, apa kita saling kenal?" Aryo keheranan saat bertemu dengan pengusaha yang memberinya jaminan.Pak Wirya menaikan sudut bibirnya lalu berkata dengan jumawa, "Saya seorang pebisnis besar! Mana mungkin punya kenalan seorang Narapidana macam kamu!"Aryo menunduk kaget dan malu. "Lalu kenapa Bapak menjamin saya?" tanyanya ragu-ragu.Pak Wirya tersenyum miring, " Saya punya kerjaan buat kamu."Aryo dibuat terkejut. Pak Wirya cuma tersenyum remeh menanggapi tatapan laki-laki itu."Mas Fandi, jangan ngebut-ngebut!"Agus sangat ketakutan dan panik saat duduk di dalam mobil yang sedang Fandi kemudikan. Dia tidak tahu apa masalah an

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 76

    Fandi mulai terjaga dari tidurnya. Ia sangat terkejut saat melihat sosok perempuan yang sedang duduk di sofa.Elsa membuka kacamata hitam yang menutupi sebagian wajah, "Hai, Fandi. Bagaimana kabar kamu?"Fandi mencengkeram tepi ranjang. Dia segera bangkit lalu melotot pada Elsa. "Ngapain kamu di sini? Puas kamu sekarang, hah?!" gertaknya penuh emosi.Elsa tersenyum remeh menanggapi. Dia lantas bangkit dan segera menuju pada seorang lelaki yang sedang duduk di tengah ranjang pasien."Fandi, mestinya kamu tidak melakukan hal yang bodoh sampai berakhir di rumah sakit ini," ujar Elsa dengan sinis setelah ia berdiri di hadapan Fandi.Lelaki itu mendengus kesal. Segera ia mencabut jarum infus dari lengannya lalu beringsut dari ranjang. Elsa cuma memicingkan alisnya saat lelaki itu mendekat."Kamu dan Bagas, kalian sengaja bersekongkol, kan?! Dasar perempuan murahan kamu, Elsa!" Fandi menunjuk-nunjuk muka Elsa dan menghinanya.Plaak!"Tutup mulut busuk kamu itu!"Elsa tidak tinggal diam saat

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 75

    "Bawa perempuan itu ke kamar!""Baik, Bos!"Dua orang pengawal segera menuju mobil hitam yang menepi di depan sebuah villa. Mereka segera membuka pintu mobil dan menyeret wanita yang tergolek di dalam sana.Laras tidak sadarkan diri setelah Frans memberinya minuman yang dicampur dengan obat tidur. Kini tubuhnya yang ringkih itu segera dikeluarkan dari mobil dan dibawa masuk villa.Lelaki berperawakan tinggi bernama Alex cuma tersenyum smirk saat para pengawal melewatinya sambil memapah Laras."Elu nggak usah mikirin cewek itu, dia udah aman sama gue," ucapnya lewat sambungan ponselnya.Frans yang dia hubungi. Alex berencana mau mengirim Laras malam ini juga ke Jepang. Namun kecantikan perempuan itu membuatnya tergiur.Alex ingin mencicipi tubuh Laras sebelum mengirim dia ke luar negeri. Oleh karena itu dia membawa Laras ke villanya.Frans tersenyum puas mendengar ucapan Alex lewat sambungan ponsel. "Ya! Kamu atur sajalah! Saya terima beres!"Setelah panggilan berakhir, Alex segera ber

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 74

    "Uhuk! Uhuk!"Fandi berusaha mengangkat tubuh ringkihnya. Sambil terbatuk-batuk lelaki itu menuju mobil."Gus, jemput saya ..."Ia berujar dengan suara pelan usai meraih ponselnya dari dalam mobil. Kemudian tubuhnya merosot sampai jatuh duduk bersandar di mobil."Uhuk!"Bajingan si Bagas!Lelaki itu menghajar dia sudah seperti preman. Kini tubuhnya terasa lemah tak bertenaga lagi.Untuk kembali bangkit saja Fandi tak kuasa. Pandangannya mulai berubah kabur dan dadanya terasa sangat sesak. Setelah penglihatan memudar, ia pun tak sadarkan diri lagi."Mas Fandi!"Agus berlari menuju sosok yang tergolek di samping mobil. Dia sangat terkejut melihat kondisi Fandi."Tolong segera kirim ambulans!"Usai menghubungi rumah sakit, Agus langsung membenahi ponselnya. Dia berusaha membantu Fandi berdiri.Suara sirine ambulans terdengar begitu cetar saat mereka melarikan lelaki itu menuju rumah sakit.Fandi kritis. Agus segera menghubungi orang tua lelaki itu."Blegedes! Bisa-bisanya lelaki itu biki

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 73

    "Gua udah hubungi lu dan suruh untuk tangani orang Jepang itu, tapi lu nya kebanyakan menye-menye! Sekarang lu tanggung sendiri akibatnya!"Frans terlihat sedang berhadapan dengan seorang lelaki berpakaian formal. Rupanya lelaki itu adalah orang yang berada di belakang bisnis prostitusi online yang Frans geluti selama ini.Alex, nama lelaki berperawakan tinggi kekar dan selalu berpenampilan layaknya seorang pebisnis itu.Alex datang ke kantor Frans untuk menegur anak buahnya itu yang dirasanya mulai tidak becus mengurus bisnis gelap mereka.Bukan cuma itu, Alex juga mendapat surel dari orang-orangnya di Jepang. Mereka mengatakan jika Yuta akan menutup situs prostitusi online mereka.Entah apa alasannya. Yang pasti dia akan rugi besar kalau situs mereka ditutup. Sedang Yuta sendiri sangat sulit untuk dihubungi.Frans gemetaran mendengar semua penuturan Alex. "Jadi, apa yang harus saya lakukan?"Alex menyipit mendengar ucapan lelaki yang sedang berdiri di depan mejanya. Ia lantas mencon

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 72

    Brak!Baron menapakkan satu kakinya pada meja yang berada di depan Pak Wirya. Telunjuknya mengangkat dagu lelaki paruh baya yang terikat di kursi. Bibirnya menyeringai tipis saat mata lelah Pak Wirya terangkat ke wajahnya."Blegedes! Kenapa kalian malah menculik saya?!" berang Pak Wirya dengan marah.Baron tersenyum. "Karena lu nggak kasih gue uang muka. Malah tuh cewek yang kasih gue duit 50 juta buat kirim lu ke rumah sakit," desisnya.Pak Wirya tercengang.Sial!Jadi Elsa yang mengirim para preman itu untuk menculik dan memukulinya semalam suntuk. Kini tubuhnya terasa sakit semua. Dia butuh penanganan medis sesegera mungkin.Melihat Pak Wirya menatap, Baron bicara lagi, "Gue bisa aja lepasin lu tapi ada syaratnya.""Syarat?" Pak Wirya menyipitkan mata.Baron mengangguk. "Kalo lu bisa bayar gue lebih dari yang Elsa kasih, maka lu bakal gue lepasin sekarang juga," desisnya ke wajah lelaki paruh baya di hadapannya.Pak Wirya tercengang.Hari berikutnya di kediaman Bagas. Laras sedang

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 71

    Malam tak juga menemukan pagi. Bagas yang putus asa mencari Laras akhirnya memutuskan untuk pulang. Mungkin Laras sudah sampai di rumah saat ini. Ia berpikir sambil mengendarai motornya menuju pulang.Mini bus putih terlihat melaju meninggalkan pintu pagar rumah. Bagas sangat terkejut melihat punggung seorang perempuan yang sedang menuju rumahnya.Laras?Segera ia melajukan motornya mendekat. "Laras?!"Perempuan yang sedang menuju pintu pagar rumah dibuat terkejut saat ada yang menyerukan namanya. Bergegas ia menoleh. Dilihatnya seorang lelaki yang sedang mengendarai sepeda motor mendekat ke arahnya."Mas Bagas?"Bagas segera melepaskan motornya lantas berlari menuju pada Laras. Wajahnya kelihatan sangat cemas sekaligus senang melihat istrinya sudah pulang."Laras, kamu kemana saja? Mas mencarimu sejak tadi sore," ujar Bagas. Matanya fokus menatap wajah perempuan yang sedang berdiri di depannya saat ini.Laras tidak buru-buru menjawab pertanyaan Bagas. Ia masih bergeming saat lelaki

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status