Beranda / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 96. Kehadiran Orang Ketiga

Share

Bab. 96. Kehadiran Orang Ketiga

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-31 07:03:58
Matahari memancarkan cahayanya yang terang dari luar jendela, kupu-kupu pun terbang melewati jendela, hembusan angin terasa tenang, Karen menemaniku di kamar yang tengah berbaring di atas kursi empuk, perutku semakin lama, semakin besar, aku juga semakin mudah merasa lelah.

"Kakak, silahkan di makan sup ayamnya."

Karen memberikan semangkuk sup ayam yang hangat ke tanganku.

"Baik."

Aku berdiri dari kursi tersebut, gerakanku sungguh lambat, lagipula, aku sedang mengandung, sehingga aku tidak gesit seperti sebelumnya, Karen langsung meletakkan sup ayam yang berada di dalam genggamannya dan datang membantuku.

Aku meminum sup ayam tersebut, lalu berencana untuk pergi berkeliling di luar.

"Karen, ayo berkeliling sejenak."

Aku menyerahkan mangkuk itu kepada Karen.

"Baik, Kak."

Karen mengambil mangkuk itu, kemudian menyerahkannya kepada pelayan untuk dicuci, ia kemudian membantuku berjalan keluar dari kamar.

"Kak, udara di taman sangat segar."

Karen menopangku berjalan.

"Betul sekali."

Aku jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 97. Kunjungan

    "Isabelle, jika bayi kecil ini membuat kesalahan, apakah kamu akan keberatan jika aku menghukumnya?"Raja Ular, segera mengejarku, perasaanku belum juga stabil."Tidak boleh." Sahutku sambil menahan tawa.Setelah itu, ekspresi wajah Raja Ular semakin memburuk, dia seakan tidak bisa menerima perumpamaanku."Pftt......"Akhirnya aku tidak bisa menahan tawaku lagi, aku mengerti isi hatinya, ia pasti akan merasa kesulitan untuk saling berebut kasih sayangku dengan bayi kecil ini nantinya.***Paviliun Malige."Bunda Mo, Nona Yoyo ingin bertemu."Kakek Ular menyampaikan dengan penuh hormat."Suruh dia masuk."Wanita elegan yang sedang meminum teh itu mendengar laporan dari Kakek Ular, kemudian meletakkan cangkir teh yang berada di tangannya lalu berdiri."Baik."Kakek Ular menganggukkan kepala memberi hormat kepadanya, lalu pergi ke luar dan menyampaikan pesan itu.Tak lama kemudian muncul seorang gadis cantik dengan senyum yang mengembang di bibir merah delima miliknya."Sudah sekian lama

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 98. Dia Milikku

    Senyuman Yoyo seketika menghilang, mendengar pertanyaan itu, hatinya kesal, dia pikir apakah wanita ini berpura-pura tidak tahu bahwa orang yang ia sukai selama ini adalah lelaki yang berada di sampingnya, namun, ekspresinya berubah dengan cepat."Tidak ada, tidak ada yang menyukaiku."Sebenarnya banyak pria yang menyukainya tapi Yoyo selalu menolaknya, hanya demi menjaga perasaannya terhadap Raja Ular."Kenapa tidak ada? Padahal Kamu adalah gadis yang menawan, pria yang mengejarmu pasti banyak atau mungkin tidak sesuai dengan seleramu ya." Tanyaku polos."Aku tidak sebaik kakak ipar." Bantah Yoyo.Dia hanya tak percaya bahwa seorang wanita biasa bisa mengalahkan ular beridentitas tinggi seperti dirinya, sementara dia sudah cukup lama mengenal Raja ular, sedangkan wanita itu baru saja mengenalnya beberapa hari.Aku tersenyum datar dan bertukar pandangan sejenak dengan suamiku."Yoyo aku yakin, kamu pasti akan bertemu seorang lelaki yang sangat baik juga, masalah perasaan tidak perlu d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 99. Suara Kecil

    Hari itu Yoyo datang lagi, hampir setiap hari dia mengunjungiku. Entahlah dengan maksud apa dia sering-sering berkunjung."Cuaca hari ini sangat bagus, kakak ipar, bagaimana kalau aku membantumu dan kita jalan-jalan menikmati bunga lotus?"Yoyo menatapku dengan makna yang tidak bisa ku mengerti, aku tidak bisa membaca pikirannya."Yah, baiklah."Aku mengelus perutku dengan satu tangan, dan berpikir bahwa kata-kata Yoyo adalah saran yang bagus, tanpa banyak berpikir lagi aku mengikutinya."Kalau begitu mari kita pergi, hati-hati."Yoyo berpura-pura membantuku, dan kami berdua berjalan ke arah pinggiran kolam.Ketika sampai ke pinggiran kolam, terlihat bunga lotus yang sedang bermekaran di kolam itu, warnanya sungguh indah dan cantik."Teratai itu juga indah."Aku berdiri di pinggiran kolam menyaksikan bunga teratai sambil memujinya."Kakak ipar cepat lihat, teratai di sana jauh lebih indah, ayo kita kesana untuk melihatnya."Yoyo memang tidak memiliki niat untuk melihat bunga, jarinya y

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 100. Tak Ingin Bertemu

    "Cepat panggil dokter!"Raja Ular memerintah Karen dengan tergopoh, pada saat ini, dia sangat khawatir, benar-benar tidak akan bisa menerima keadaan jika terjadi sesuatu pada wanitanya.Melihat Raja Ular mengendongku yang tak sadarkan diri itu, Karen ketakutan, ia terpaku sejenak di tempat, hatinya sedih. Hingga Raja Ular menyuruhnya memanggil doker, Karen baru meresponnya."Baik Raja Ular."Karen menjawab dengan hormat, sambil menangis berlari untuk mencari dokter ular.Detik berikutnya setelah Raja Ular memelukku keluar dari dasar air, Yoyo juga muncul."Kakak Austin, saat kakak ipar sedang menikmati bunga teratai, tidak sengaja dia tersandung dan masuk ke dalam air..."Yoyo langsung angkat bicara dan berpura-pura sedih."Kenapa kamu tidak menjaganya!"Raja ular berteriak padanya, nada bicaranya pun terdengar dingin, setelah mengatakan itu, Raja Ular segera membawaku meninggalkan kolam menuju ke istana.Dan Yoyo, dia tertegun di tempatnya berdiri, apakah dia salah dengar? Ini adalah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 101. Duniaku

    "Semua orang bisa berubah, bukan? Lagi pula Yoyo adalah adikmu, meskipun dia bukan adik kandungmu, tapi selama bertahun-tahun bersama, tidak peduli bagaimana dia berubah, dia tetap adikmu, pergilah temui dia." Kataku pada Raja Ular."Apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku padamu saat kejadian itu!"Matanya yang seperti burung phoenix bertatapan langsung dengan mataku."Aku tahu bahwa suamiku perduli padaku, tetapi tidakkah kamu lihat bahwa aku baik-baik saja, dan lagi bayi kita juga baik, bukan? Jangan marah pada Yoyo, ini semua bukan salahnya, semua salahku karena tidak hati-hati sehingga jatuh kedalam air, kamu pergilah temui dia, dan suruh dia lebih sering kesini menemaniku.”Aku membujuk suamiku, jika dia dan Yoyo, sebagai kakak beradik bertengkar, aku juga tidak akan senang."Aku hanya merasa, bahwa masalah hari itu ada hubungannya dengan dia."Suamiku menatapku dan berkata dengan serius, dia memberitahuku pemikiran di dalam hatinya.Pemikirannya membuatku sangat terkejut, aku ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 102. Mantan

    "Kakak, itu apa?" Karen menunjuk pada sebuah mobil yang lewat."Mobil."Aku memberitahu Karen, ini adalah pertama kalinya dia melihat kendaraan seperti mobil."Mobil?"Karen bingung, dengan penasaran dia melihat mobil itu melewati sisi kami. Aku tersenyum, sudah sangat lama tak ku pijakan kakiku di sini. Tapi, siapa lagi orang yang harus ku rindu? Aku tak punya siapa-siapa di sini. Di kejauhan kedai-kedai makanan tampak berjejer rapi."Isabelle, apakah kamu lapar?" Tanya pria di sampingku. Sejak tadi dia melihat ekspresiku tak berhenti menatap kedai-kedai itu."Emm. Tapi, aku tak punya uang.""Aku akan memberikannya untukmu." Raja ular menyerahkan uang kertas ke hadapanku."Terima kasih."Aku mengambil uang itu dan melangkah kedepan."Hati-hati, aku akan membantumu."Raja Ular segera menggandeng tanganku, dia tahu, lewat dari hari ini mereka akan berpisah, dia ingin menghargai waktu bersamaku."Kakak pelan sedikit."Karen juga senang, dia tidak menyangka alam manusia sangat besar, dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 103. Di Usir

    Keesokan harinya, Raja Ular terbangun, melihatku masih tidur dengan nyenyak, dia tidak tega untuk membangunkanku dan meninggalkanku, dia benar-benar tidak rela."Isabelle, maaf, maafkan aku yang tak bisa menjagamu dan bayi kita, aku sudah melakukan kesalahan, jadi aku harus menerima hukuman, kamu harus bisa menjaga dirimu dengan baik, juga bayi kita, aku akan selalu merindukan kalian." Lirih Raja Ular pelan.Dia menangis dalam diam, walaupun tidak rela, tetapi dia harus pergi, karena pasukan langit sudah menunggunya.Didepan pintu, dia melihat Karen sedang mengantar sarapan pagi untuk sang isteri."Raja Ular."Karen menyapa dengan hormat, biasanya Raja Ular akan bangun bersama kakaknya, tapi hari ini Raja ular tampak sendirian."Karen, sebentar lagi dia bangun, tolong katakan padanya bahwa aku pergi ke langit. Kamu harus menjaga nya baik-baik, mutiara ular ini gunakan di tubuhmu, jika kalian berada dalam bahaya mutiara ini akan melindungi kalian." Raja Ular memberikan mutiara itu pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 104. Ungkapan Cinta

    Mengingat kenangan-kenangan indah saat bersama suamiku, hatiku seperti tersayat, meskipun terus mengatakan pada diri sendiri agar tetap kuat, tapi rasa sakit itu tetap ada, apa yang Bunda Mo katakan tidak salah, karena diriku, suamiku Raja Ular terpaksa menerima hukuman, hati ini sungguh sedih, sangat menyakitkan.“Suamiku……”Setetes demi setetes air mata terus mengalir, saat ini lubuk hatiku yang terdalam sangat menderita.“Kakak, jangan berpikir sembarangan, istirahatlah dengan tenang.”Karen seperti tahu jika aku sedang bersedih, dia membuka jubah luarnya dan menyelimutiku.Aku menahan kesedihanku, melihat Karen.“Aku tahu Karen, kamu juga berbaringlah dan tidur.”Kataku, tapi mata sembabku tidak mungkin bisa menipunya.Tidak jelas kapan air mataku berhenti mengalir, aku tidur sambil memikirkan suamiku.Ketika terbangun, matahari sudah terbit, hujan juga sudah reda, cahaya matahari tampak masuk menyinari gua.Aroma daging panggang tercium olehku, aku pun mengangkat wajahku, ternyata

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status