“Apa yang akan kamu lakukan?"Dengan rasa takut aku bertanya, kata-kata yang dilontarkan wanita itu sangat menakutkan, aku bersedia dibunuh sekarang, dibanding harus dijual ke prostitusi."Jual dia ke rumah bordil."Putri Duyung memberi tahu kedua penjaga di belakangnya.“Baik.”Kedua pengawal itu menjawab dengan hormat, dan kemudian datang untuk menarikku.“Tidak! Lepaskan aku, lepaskan aku."Aku berjuang dan melawan, tetapi tidak juga berhasil. Akhirnya akupun diseret oleh mereka. Kedua pengawal itu menyeretku ke tempat yang ramai, aku bisa mendengar kereta lewat dan seorang penjual berteriak."Majikan meminta kami mengirim gadis pelayan ini ke rumah bordilmu untuk melayani tamu."Itu suara kedua pengawal itu. Mereka tampaknya sedang berdiskusi dengan pemilik rumah bordil."Gadis ini memiliki wajah yang cantik. Sayang sekali dia buta, jika tidak, mungkin dia akan menjadi primadona di sini.” Kata kepala penjaga rumah bordil."Girls, bawa gadis buta ini dan dandani dia untuk menerima t
Di sisi lain, Raja Ular, Austin terus mencariku, dia hampir saja menggila karena tak kunjung juga menemukanku.Sesosok bayangan hitam berdiri di pinggir sungai, rambut gelapnya berayun tanpa hembusan angin, wajah yang tampan itu dingin, namun terdapat sedikit rasa sedih di tengah kedinginan tersebut."Isabelle, dimanakah kamu sebenarnya, Aku sangat mengkhawatirkanmu."Suara sakit itu keluar dari bibirnya yang bergetar, dia sudah mencarinya ke berbagai tempat, namun, tetap saja tidak berhasil menemukan keberadaan perempuan itu, hal ini sehingga membuatnya merasa khawatir dan kesal.Ia yakin jika Penjaga Andrew Bai, Ular Putih Kecil dan Isabelle dibawa pergi, oleh makhluk aneh yang tinggal di dasar perairan, sehingga, ia memutuskan untuk mencarinya ke dasar sungai, namun, ia tetap saja tidak menemukannya, walaupun ia sudah mencari ke seluruh dasar sungai, ia tetap saja tidak akan menyerah.Lelaki itu sedang mempertimbangkan sesuatu, pandangan matanya berubah dingin, ia tahu hasil dari pe
"Karen, terima kasih."Dengan tulus aku berterima kasih kepadanya, sosoknya yang begitu perhatian membuatku mengingat Susan, entahlah aku tak tahu dimana keberadaan Susan dan Penjaga Andrew Bai, apakah mereka baik-baik saja? kemudian ingatanku kembali pada suamiku, Raja Ular, hatiku pun sedih."Kakak, apa yang sedang kamu pikirkan?"Karen berhasil membaca isi hatiku dan bertanya kepadaku."Aku sedang memikirkan suamiku, keluargaku."Jawabku pada Karen bahwa aku benar-benar sangat merindukan mereka, terutama suamiku, Raja Ular, aku benar-benar merindukannya dan terus memikirkannya sepanjang waktu."Suami? Keluarga?"Karen mengulang perkataanku dengan bingung, dia sedang berpikir, bahwa aku adalah seorang manusia biasa, mengapa diriku memiliki wibawa ular di sisiku, terlebih lagi, wibawa itu membuatnya merasa sangat takut, apakah ia adalah bagian dari keluarga dunia ular?"Maafkan aku yang terlalu banyak bertanya, mengapa kakak bisa ada disini, terlebih lagi, mata kakak terluka."Karen b
"Oh iya, Kakak, mahkota di atas kepalamu cantik sekali."Karen menatap ke arah mahkotaku yang berbentuk ular, mahkota elegan tersebut membuat Karen merasakan suatu wibawa yang berbeda.Oh iya, aku akan benar-benar melupakannya jika Karen tidak mengatakannya, Raja Ular, suamiku, yang memberikan mahkota ini kepadaku, ia memperbolehkanku meggunakannya di keadaan yang bahaya.Aku memegang kepalaku, bagaimana mungkin aku bisa melupakan mahkota yang bisa menyelamatkan nyawaku ini, aku berharap cara ini akan berhasil.Aku melepaskan mahkota ular tersebut, lalu menggenggamnya dan berkata, "Suamiku, apakah kamu bisa mendengar ucapanku, aku membutuhkanmu--"Mungkin aku terlalu merindukan Raja Ular, aku benar-benar berharap bahwa Raja Ular, suamiku, bisa mendengar segala ucapan yang ingin kusampaikan kepadanya melalui mahkota ini."Ini adalah mahkota yang di berikan suamiku." Jawabku sambil tersenyum.Karen hanya menganggukkan kepalanya dengan kagum dan tak menaruh rasa curiga apapun, tak lama ke
"Kakak tidak perlu berkata seperti itu, Karen memang sudah seharusnya melakukannya, kakak adalah seorang istri Raja Ular, namun, kakak tetap bersikap sebagai orang biasa yang sangat baik, Karen merasa sangat beruntung bisa berkenalan dengan kakak."Karen menyukainya sebagai seorang kakak, perasaan itu tulus dari dalam hatinya yang terdalam, ia terlihat seperti orang biasa yang tidak berketergantungan, melainkan seperti seseorang yang akrab dengannya."Aku juga senang bisa berkenalan denganmu Karen."Karen kemudian menyalakan api di dalam goa tersebut, ia bahkan mencari sedikit makanan untuk kami, aku dan suamiku duduk di samping perapian, dimana aku bersandar di bahunya.Pada saat ini, diriku merasa bahagia, tidak peduli bagaimana pun, selama ada orang yang kucintai di sisiku, apalagi yang harus kuminta, kebahagiaan memanglah suatu hal yang sebenarnya sangat sederhana.Kini hanya ada diriku dan suamiku. Karen sangat pengertian, dia sengaja pergi untuk mencari air hanyalah sebuah alasan
Pada saat Karen kembali, aku dan suamiku sedang berjalan di sekitar goa."Karen, kemanakah kamu pergi kemarin malam?"Aku melambaikan tangan ke arah Karen saat melihatnya."Kakak, aku kemarin pergi berkeliling di luar sejenak, bahkan aku memetik cukup banyak buah-buahan untuk kakak."Karen menjawab sambil memeluk buah-buahan, kemudian berjalan ke sampingku dan suamiku."Kakak, matamu?"Karen baru saja menyadari bahwa aku sudah bisa melihat."Ya, mataku sudah sembuh dan bisa melihat kembali."Ucapku dengan sangat senang, wanita bergaun hijau yang berada di depanku itu, terlihat jauh lebih lucu, menawan, memiliki sepasang mata yang besar, berwajah bulat dan cantik."Wah, kakak sudah bisa melihat, aku sangat senang mendengarnya." Karena tersenyum bahagia."Kakak, cepat makan buah-buahan ini, Karen akan pergi menangkap ayam liar dan memasak sup untuk kakak, kita tidak boleh membiarkan bayi kecil lapar."Lanjut Karen lagi, lalu dia segera mencuci buah-buahan itu hingga bersih, kemudian memb
"Apakah kamu tahu perbuatanmu yang langsung pergi tanpa mengabari apapun ini membuat ibu merasa sangat khawatir."Suara Bunda Mo terdengar sedikit lebih menghangat, ia sudah mengutus orang untuk mencari keberadaan Raja Ular, namun mereka tak kunjung menemukannya, dia bahkan tidak bisa makan dan tidur dengan nyenyak, dia benar-benar merasa sangat khawatir."Aku mengerti, hanya saja, Aku sangat mencintainya, Aku tetap ingin berusaha selama masih ada harapan."Lelaki itu menjawab dengan nada yang cukup hangat juga, sebenarnya dia mengerti, jika dia selalu bersikap keras kepala pada umumnya, karena hari-harinya yang tersisa untuk hidup di Dunia Ular sudah tersisa sedikit, ia juga tidak ingin membuat Bunda Mo terus marah."Austin."Bunda Mo tidak lagi marah seperti sebelumnya, ia tidak tahu apa yang menyebabkan Raja Ular, berubah sedemikian rupa, apakah itu karena wanita itu?"Dia sudah hamil, kita sudah memiliki penerus di Dunia Ular, ibu tidak perlu khawatir." Ucap lelaki itu. Memotong pe
Matahari memancarkan cahayanya yang terang dari luar jendela, kupu-kupu pun terbang melewati jendela, hembusan angin terasa tenang, Karen menemaniku di kamar yang tengah berbaring di atas kursi empuk, perutku semakin lama, semakin besar, aku juga semakin mudah merasa lelah."Kakak, silahkan di makan sup ayamnya."Karen memberikan semangkuk sup ayam yang hangat ke tanganku."Baik."Aku berdiri dari kursi tersebut, gerakanku sungguh lambat, lagipula, aku sedang mengandung, sehingga aku tidak gesit seperti sebelumnya, Karen langsung meletakkan sup ayam yang berada di dalam genggamannya dan datang membantuku.Aku meminum sup ayam tersebut, lalu berencana untuk pergi berkeliling di luar."Karen, ayo berkeliling sejenak."Aku menyerahkan mangkuk itu kepada Karen."Baik, Kak."Karen mengambil mangkuk itu, kemudian menyerahkannya kepada pelayan untuk dicuci, ia kemudian membantuku berjalan keluar dari kamar."Kak, udara di taman sangat segar."Karen menopangku berjalan."Betul sekali."Aku jug
"Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka
Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak
"Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera
"Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa
Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari
Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be
Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan
"Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha
"Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan