Home / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 60. Kau Akan Membayar Untuk Ini

Share

Bab. 60. Kau Akan Membayar Untuk Ini

Author: Sarangheo
last update Last Updated: 2023-08-25 08:08:10
Malam hari di Istana Ular, dimana-mana telah digantungi lampion merah, empat ular wanita cantik duduk di atas ranjang, menunggu kedatangan sang Raja Ular, tak lama kemudian pintu terbuka, aroma pekat yang diiringi dengan aroma khas lainnya berhembus, empat ular wanita cantik yang sedang menantikan kedatangan sang Raja Ular seketika merasa sangat riang, akhinya Raja Ular yang mereka nanti-nantikan datang.

"Raja Ular, kamu sudah kembali." Desah di salah satu dari mereka.

Mereka tidak lagi memperdulikan aturan yang ada, keempat wanita cantik itu langsung membuka tudung merah yang menutupi kepala, mereka berjalan dengan langkah lemah gemulai saling berlomba-lomba menuju kearah Raja Ular.

"Kalian semua pergi!"

Raja Ular berteriak kepada empat wanita cantik itu secara langsung, Raja ular sama sekali tidak menghargai kecantikan mereka. Sedangkan, keempat wanita jelita, yang baru saja berjalan sampai ke samping Raja Ular itu menjadi sangat terkejut dan mereka tidak berani mendekat lagi karena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 61. Ibumu Sendiri

    Keesokan harinya.Raja ular bangun, perasaan pertama yang dirasakannya adalah kekosongan pada bagian lengannya, walaupun sebagian ingatannya hilang karena pengaruh mabuk, tapi bayangan semalam tetap jelas, dia ingat bahwa aku bersamanya."Isabelle."'Apakah dia sudah bangun?' pikirnya lagi.Sepasang matanya yang indah sedikit terbuka, tapi sedikitpun tak terlihat bayangan orang di kamarnya, wajah Raja Ular terasa dingin, dia mengulurkan tangannya untuk mengelus, dan menemukan setetes air mata yang belum kering."Isabelle......"Raja ular seketika terkejut, kini dia baru menyadari sesuatu, dalam waktu tiga detik dia sudah memakai baju dengan baik, Raja ular pun meninggalkan kamar untuk mencariku. Memiliki sebuah firasat yang tidak baik, membuatnya panik dan khawatir."Susan, apakah kamu melihat nona isabelle?"Baru saja keluar dari kamar, Raja Ular bertemu Ular Putih Kecil yang muncul mengantarkan sarapan, mendengar pertanyaan dari Raja Ular, Ular Putih Kecil kaget, lalu menggeleng-gele

    Last Updated : 2023-08-28
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 62. Empedu

    Aku tersadar dan menyadari diriku ternyata sedang berada di dalam kurungan dengan sebuah lapisan yang memiliki 5 warna cahaya, aku tidak tahu dimana diriku sedang berada, kepalaku terasa sedikit sakit, aku mengelus-elus sejenak sisi keningku, dan mulai mengingat kejadian yang terjadi.Aku ingat saat itu ketika baru saja aku pergi dari Istana Ular, tiba-tiba Aku dipukul oleh orang sampai pingsan, ketika bangun aku sudah di sini, sebelumnya Aku pernah melihat cahaya seperti ini, saat Ular Putih Kecil ditangkap oleh pelayan ke bawah air, dan mengikatnya dengan cahaya warna seperti ini.Berpikir seperti ini, aku mulai merasa ketakutan, walaupun sudah berapa bulan lama nya Aku tinggal di dunia ular namun aku tidak pernah membuat masalah dengan siapapun. Tengah berpikir keras dengan keadaanku tiba-tiba muncul Ular Hitam di hadapanku yaitu ular yang tidak bisa sabar diantara ular-ular lainnya.Dia melihat kearahku dan menampilkan sebuah senyuman yang dingin. Sehingga membuatku semakin bertamb

    Last Updated : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 63. Akan Membunuhmu

    Kutelan kantong empedu itu hingga tandas, berharap empedu ini benar-benar menjadi obat. Tak lama kemudian rasa sakit mulai menjalari di tulang kakiku, seakan ingin sekali meremukkan tulang-tulang itu hingga hancur tak berbekas. Kutahan rasa sakit ini sekuat tenaga, airmata pun tumpah menggenangi pipiku. Rasanya aku sudah tak kuat.'Tuhan, jika ini memang takdir hidupku, maka izinkan aku kembali pada duniaku.' batinku sedih.Saat mengira bahwa aku akan segera mati, tubuhku tiba-tiba mulai menampakkan reaksi yang membaik, pahaku yang awalnya merasa sangat sakit, kini mulai memudar.Diriku yang saat ini sudah tidak memiliki tenaga sama sekali, langsung merebah diri ke semak-semak karena kelelahan.Di Istana Belakang."Apa, Ular Hitam mengambil keputusan sendiri lalu pergi membunuh manusia murahan itu, dan sekarang keberadaan Ular Hitam dan manusia itu tidak diketahui? Dasar!"Ketika Mei mendengar kabar dari Ular Belang, dia berdiri sambil menghantam tinjuan keras keatas meja, dia sangat m

    Last Updated : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 64. Siasat Licik

    "Kamu pikir, apakah kami akan mempercayai perkataanmu, hanya dengan kematianmulah, yang bisa membuat kami tenang." Ular Belang juga membuka mulut dan mengatakan dengan nada dingin."Jangan beromong kosong dengannya lagi, segera suruh ular berbisa menggigitnya."Mei mengatakan dengan licik, para ular berbisa itu sudah hampir tiba disampingku.Di depan mataku ada ular berbisa, di belakang hanya ada jalan buntu, aku tahu, tidak peduli bagaimanapun, hari ini aku tidak akan bisa lolos dari kematian, kedua wanita ular cantik itu tidak akan mungkin melepaskanku. Depan belakang sama-sama merupakan jalan kematian, daripada di gigit sampai mati oleh segerombolan ular beracun, lebih baik mati sendiri.Aku dengan pandangan yang dingin melihat sejenak kedua wanita yang kejam itu, menggertakkan gigi, lalu melompat menuju jurang.'Austin, aku pamit untuk selamanya, kalau masih ada kehidupan yang akan datang, aku masih akan memilih untuk hidup bersamamu.' batinku sedih setetes air mata mengalir dari s

    Last Updated : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 65. Masih Belum Mati

    Hanya saja, pria menawan yang selalu dikejarnya ini, menyukai wanita lain, dirinya sangat iri, cemburu, dan tidak terima. Atas dasar apa, dirinya yang begitu unggul, harus kalah hanya dengan seorang bangsa manusia rendahan, dia membencinya, untung saja wanita itu telah jatuh dan mati, ini merupakan satu-satunya hal yang membuat Mei merasa senang."Apa yang kamu tertawakan? Aku tidak memiliki kesabaran yang begitu banyak, menghadapi sikapmu yang seperti ini hanya akan membuat kematianmu semakin mengenaskan!"Tenaga tangan yang mencengkram leher Mei semakin erat, wanita yang kejam seperti ini, jika tidak menyampaikan semuanya dengan jelas, maka Raja Ular tidak akan membiarkannya mati dengan layak."Raja Ular."Pada saat itu, Penjaga Andrew Bai tiba-tiba datang bersama sekumpulan penjaga, gambaran yang terlihat pertama kali adalah dimana Ular Belang dan Ular Putih sudah mati mengerikan dan tergeletak di tanah, juga Ular Kuning yang sedang di cekik oleh Raja Ular."Dia sudah mati, mati ter

    Last Updated : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 66. Pria Yang Hangat

    Tapi, jika ingin keluar dari jurang tidaklah mudah, sekarang aku sedang terluka parah, tidak mungkin mengandalkan diri sendiri untuk keluar dari sini, merupakan suatu hal yang mustahil, kecuali, aku adalah monster berkepala tiga berkaki enam, dan memiliki kemampuan terbang.Diriku yang tadinya penuh dengan tenaga, harus kalah terhadap kenyataan, hatiku di penuhi dengan kekecewaan serta rasa tak berdaya, apakah aku benar-benar akan mati terkurung di tengah jurang ini? Tidak ada makanan, rumah, lalu mungkin saja akan bertemu dengan hewan buas.Duduk melamun di atas sebuah batu, diriku yang detik ini, sama sekali tidak memiliki jalan keluar. Tepat ketika sedang berpikir, seekor burung besar turun dan berdiri di sampingku, dia menundukkan kepala, paruhnya yang panjang menghisap air, aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, aku memberanikan diri untuk mengambil sebuah keputusan besar.Kutelan air ludah, perlahan mendekati burung besar yang sedang minum air itu, hatiku bagaikan gendang y

    Last Updated : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 67. Aura Yang Kental

    "Susan, kalau begitu ikutlah bersama kami." Kataku terhadapnya sambil menarik tangannya."Penjaga Andrew Bai juga boleh ikut, di perjalanan mungkin akan ada banyak siluman, jadi kekuatan kita bisa bertambah satu. Bagaimana suamiku?" Aku menoleh kearah Raja ular, berharap dia akan menyetujui keinginanku."Terserah kamu saja, jika sudah selesai, kemarilah, makan sup ayam ini." Jawab Raja Ular tanpa menoleh kearahku."Terima kasih Raja Ular, terima kasih Nona."Ular Putih Kecil mengucapkan terimakasih dengan penuh hormat dan riang, kali ini, dia tidak akan merasa khawatir karena sendirian, dan juga bisa menemaniku sepanjang waktu.Setelah sarapan bersama, kami bersiap-siap untuk mengemasi segala barang yang kami butuhkan di dalam perjalanan nanti.Saat malam tiba, suamiku si Raja Ular membantuku melepaskan mahkota yang terukir gambar ular besar, dia memelukku, jarak diantara kami berdua begitu dekat."Jika bertemu siluman di dalam perjalanan, jangan panik, kamu hanya perlu menunjukkan mah

    Last Updated : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 68. Ada Rumah

    Saat para penjaga meninggalkan hutan rimba ini, kami muncul di dalam gunung yang dipenuh kabut.Dimana-mana suasananya berkabut, aku tidak bisa melihat dengan jelas benda di sekeliling, pemandangan seperti ini mengingatkanku pada saat aku di tangkap oleh Bibi dan di lemparkan ke Dunia Pemangsa Siluman, tempat yang penuh berkabut, akan ada siluman serigala, dan siluman bambu, selama pikiranku berkelana badanku seketika gemetaran.Raja Ular sepertinya mengetahui bahwa aku ketakutan, iapun menggenggam erat tanganku, membawaku pergi bersamanya, Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil juga mengikuti kami dari belakang."Semuanya hati-hati, aura siluman disini sangat berat." Kata Raja ular tegas."Disana ada sinar."Tempat ini memang berkabut, namun masih terlihat samar-samar sebuah sinar, aku menunjuk kearah sinar itu."Hm, benar kata nona, hamba juga melihatnya."Ular Putih Kecil juga Memandang ke arah yang kutunjuk."Ikuti Aku Isabelle, jangan lepaskan tanganmu." Kata Raja Ular kemudian.

    Last Updated : 2023-08-29

Latest chapter

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status