Home / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 42. Diri Yang Baru

Share

Bab. 42. Diri Yang Baru

Author: Sarangheo
last update Last Updated: 2023-08-16 07:09:23
Wanita bergaun belang itu mendorong pintu dan keluar, ia kemudian bertemu dengan Raja Ular, ada juga seorang wanita muda yang sedang berdiri di luar, ia terlebih dulu merasa sedikit terkejut, lalu memberikan hormat.

"Raja Ular."

Wanita bergaun belang itu memberikan hormatnya.

Namun, Raja Ular tidak melihatnya sedikitpun, ia menggandeng wanita yang berada di sebelahnya dan berjalan masuk ke ruangan Nenek Ular.

Wanita bergaun belang itu kembali tercengang, benar-benar kebetulan sekali, apakah ini wanita yang dipilih oleh Raja Ular untuk dibawa kembali dan dijadikan sebagai istrinya, menurut wanita bergaun belang itu, Raja Ular benar-benar mempedulikan wanita ini, ini bahkan membuat wanita bergaun belang itu merasa cemburu.

"Raja Ular, apa yang membuatmu datang kemari, sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan Raja Ular."

Ular belang baru saja pergi, ia lalu melihat Raja Ular membawa seorang wanita masuk ke dalam, Nenek Ular juga segera mengambil sebuah handuk untuk membersihkan tangannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 43. Pernikahan

    "Nona, apakah kamu terluka?"Ular Putih Kecil merasa khawatir saat mendengar Aku mengganti seluruh kulit tubuhku, ia takut Aku terluka.Ular Putih Kecil mengecek tubuhku secara keseluruhan, jangan bicarakan luka terlebih dahulu, ia bahkan tidak dapat menemukan bekasnya, Aku terlihat sempurna seperti seorang dewi, kulitku benar-benar tidak memiliki sedikitpun luka.Keahlian pengoperasian ini bukanlah sesuatu yang dapat dimengerti oleh Ular Putih Kecil.Ia hanya dapat berkata bahwa ini sangatlah unik.Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum, aku tidak terluka sedikitpun, aku takut Ular Putih Kecil mengkhawatirkanku."Ular Putih Kecil, sudahlah, Aku ingin segera menikah."Lelaki yang terus duduk di tempatnya dan meminum teh itu berkata, ucapannya mengejutkan semua orang yang berada disitu.Tentu saja, terkecuali diriku."Selamat, Raja Ular, selamat, Nona Isabelle Yao."Setelah tercengang, Penjaga Andrew Bai kembali fokus."Non, Nona."Jika ia baru saja mengatakan bahwa ekspresi Ular Puti

    Last Updated : 2023-08-16
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 44. Hadiah

    “Nona, menurutmu apakah bunga yang ku dipetik bagus?”Susan baru saja kembali dari kebun bunga. Tangannya membawa sekeranjang bunga, seperti seorang wanita pemetik bunga.“Benar, lumayan bagus.”Melihat keranjang yang berisikan bunga warna-warni, memang bagus.“Baguslah kalau Nona suka. Aku akan menyimpan bunga yang dipetik ini ke dalam pot bunga."Jawab perempuan itu lalu menaruh bunga tersebut kedalam pot bunga. Memang pada dasarnya istana ini adalah istana yang mewah dan indah, ditambah lagi bunga ini sebagai hiasan, benar-benar sangat bagus.Berita tentang Raja Ular yang akan menikah baru saja disebar. Seluruh pekerja di istana ular sangat sibuk. Ada yang menggantung lampion merah nan besar, ada yang memetik buah, semua pakaian penjaga wanita diganti menjadi warna ungu, menunjukkan aura bahagia.Tentu saja, ini pengecualian untuk pavilion Malige.Di ruang rahasia, lampu yang berwarna biru menyinari wajah seorang wanita. Gambaran tentang masa lalu terngiang kembali di kepalanya. Mem

    Last Updated : 2023-08-16
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 45. Anggur

    Lagipula Raja Ular Austin Ye, sudah tahu bahwa iblis-iblis dunia lain akan berebutan datang ke acara pernikahannya untuk mencari muka. Oleh karena itu sejak awal dia sudah memerintahkan penjaga untuk tidak menyambut siapa pun. Berita pernikahan ini sudah berusaha di tutupi, tapi tidak bisa lari dari gosip-gosip.“Raja Ular, ini adalah hadiah yang diberikan Penyebar ajaran. Sebutir mutiara.”“Raja Ular ini adalah hadiah dari Raja Iblis. Sebutir obat abadi.”“Raja Ular, ini hadiah dari Dunia Abadi. Sekeranjang buah persik.”Lapor dia para penjaga.“Letakkan saja.”Jawab raja ular dengan suara yang dingin. Para penyanjung berbondong-bondong datang dan dia paling benci kepada orang yang berpura-pura baik serta orang yang paling pandai menyanjung.Orang yang benar-benar memiliki kemampuan tidak perlu menyanjung, dan juga tidak perlu orang lain menyanjungnya. Sama seperti Raja Ular. Dia tidak butuh mereka yang suka menyanjung.Para penjaga mengundurkan diri untuk keluar. Keseluruhan istana m

    Last Updated : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 46. Sudah Meninggal

    "Kamu keras kepala seperti ini, bukan hanya bisa mencelakai dirimu sendiri, tapi juga bisa mencelakai seluruh Dunia Ular, apa kamu tahu itu.”Perkataan Bunda Mo agak pedas. Itu adalah sebuah nada bicara yang menunjukkan ketidakpuasan terhadapnya. Tidak terpikirkan Bunda Mo bisa sepedas itu terhadapnya. Semakin dia menentang, tentu saja Bunda Mo marah. Ibu mana yang tidak berharap anaknya patuh padanya, dan juga tidak seperti ini selalu bertengkar saat bertemu, mereka saling menatap dengan marah.Sebagai nyonya besar di Dunia Ular, misinya adalah menjaga baik keseluruhan Dunia Ular, dan sekarang ini Dunia Ular sedang dalam bahaya. Kaisar Ular yang sudah meninggal sebelumnya pernah memberikan isyarat dalam mimpinya bahwa kedepannya, Dunia Ular bisa bertemu dengan penderitaan.Hanya dengan kedatangan kehidupan baru yang bisa menyelamatkan Dunia Ular. Sekarang kecerahan mutiara biru gelap mulai melemah, menunjukkan bahwa penderitaan sudah dekat. Bunda Mo semakin khawatir. Satu-satunya cara

    Last Updated : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 47. mati dalam mimpi

    Alis pria itu berkerut semakin tegang. Di dalam hatinya ada kemarahan. Sebenarnya siapa yang masuk ke kamar tidurnya dan memberi racun secara diam-diam, dan juga tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Dan lagi, wanita yang di pelukannya, bahkan dia tidak sadar bahwa dia sudah diracuni. Kalau tidak, pasti bisa mengeluarkan suara, sehingga para penjaga dan pelayan wanita tidak mungkin tidak merasa ada sesuatu yang terjadi.Di dalam istana ular, orang yang mempunyai kekuatan, takutnya hanyalah seorang saja, dia menebak-nebak sendiri dalam hati.“Penjaga Andrew Bai. Masalah ini aku serahkan padamu. Batasmu hari ini untuk menemukan pembunuhnya. Kalau tidak, kamu mengerti akibatnya.”Kata pria itu dingin, dengan kewibawaan seorang raja. Perkataan Raja Ular seperti sebuah gunung yang berat, menekannya membuat dia tidak bisa bernafas.Dia bisa merasakan seberapa besar amarah Raja Ular.“Baik, Raja Ular. Saya bisa menjalankan perintah dengan baik untuk mencari pembunuh.”Kata Penjaga Andrew Bai h

    Last Updated : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 48. Malam Bersemi

    Setelah aku dibawa pergi oleh si hitam dan si putih, mereka justru membawaku ke sebuah jalan yang berembun. Di sekeliling terasa dingin. Aku sangat takut, berharap Austin bisa menolongku. Dan di saat aku mengikuti si hitam dan si putih yang baru saja ingin masuk ke sebuah pintu besar, tiba-tiba aku merasakan sebuah tenaga yang kuat menarikku kembali.“Ah.”Sebuah nafas keluar dari mulutku, lalu aku merasakan kesakitan di seluruh tubuhku.Secercah darah hitam keluar dari mulutku, sangat tidak nyaman.“Nona, Nona sudah hidup kembali.”Melihatku yang kini hidup kembali, Ular Putih Kecil sangat bersyukur berulang kali ia terisak haru.“Isabelle Yao, apa yang terjadi denganmu?"Di sebelah telingaku, terdengar sebuah suara pria yang lembut memanggil namaku.“Aku merasa tidak enak……”Aku menjawab seperti itu. Selanjutnya aku muntah lagi. Ini adalah muntahan dari paru-paru yang sangat bau. Di tempat, tidak ada satu orangpun yang bisa tahan dengan aroma muntahan darah hitam dari mulutku.“Raja

    Last Updated : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 49. Iri

    “Masih ingin apa? Yang ada Aku sudah mau mati kelaparan.” Kataku dengan bibir cemberut.Melakukan goyang heboh di tempat tidur juga perlu tenaga, ya. Tapi sayangnya pagi ini Aku benar-benar kehabisan tenaga.“Iya, iya, iya. Jika kamu sudah kelaparan aku mengerti. Dan Aku akan menyuruh Susan mengantarkanmu makanan.”“Biar ku bantu memakaikan bajumu.” Pintanya lagi, dia sangat perhatian dan mengambil baju yang semalam masih berserakan di lantai. Permintaan itu ku jawab dengan anggukan saja.Dia memegang wajah kecilku, dan secara tiba-tiba menciumku. Sehingga gerakannya memakaikan baju terhenti. Kebahagiaan ini datang terlalu cepat, membuatku tidak tahu harus bagaimana.“Isabelle Yao, aku……”Dia tak bisa melanjutkan kata-katanya, wajah tampan itupun memerah. Tidak, Aku tidak salah lihat, memang wajahnya memerah. Ternyata Raja Ular yang tampan juga ada waktu dimana dia bisa malu. Selain aku, sepertinya tidak ada orang yang pernah melihat ekspresinya yang seperti ini.Seperti seorang anak l

    Last Updated : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 50. Sakitnya

    "Tapi Raja Ular begitu tidak menyukai kita, bagaimana cara kita untuk mendekati Raja Ular, aku tidak ingin berakhir dengan wajah yang dirobek."Yang berbicara adalah salah satu wanita ular cantik, dia memiringkan mulut, merasa tidak senang karena tidak bisa mendekati Raja Ular."Walaupun kita tidak bisa mendekati Raja Ular, tapi kitakan masih bisa mendekati bunda Mo, aku pernah mendengar, bahwa bunda Mo sama sekali tidak menyukai wanita bangsa manusia itu, bahkan sampai memberikan anggur beracun untuk diminum manusia itu, hanya saja manusia murahan tersebut berumur panjang, dia tidak jadi mati."Wanita berbaju kuning yang sedari tadi duduk diam sambil meminum teh mulai angkat bicara, dia meletakkan cangkir tehnya, menerawang ke semua wanita cantik, dirinya pernah menyaksikan sendiri jika Raja Ular memilih bangsa manusia tersebut untuk menjadi permaisurinya di hari pemilihan permaisuri kala itu, hati Mei merasa sangat iri, cemburu juga benci, sekarang mendengar Raja Ular dan Isabelle te

    Last Updated : 2023-08-19

Latest chapter

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status