Beranda / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 47. mati dalam mimpi

Share

Bab. 47. mati dalam mimpi

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-17 07:34:20
Alis pria itu berkerut semakin tegang. Di dalam hatinya ada kemarahan. Sebenarnya siapa yang masuk ke kamar tidurnya dan memberi racun secara diam-diam, dan juga tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Dan lagi, wanita yang di pelukannya, bahkan dia tidak sadar bahwa dia sudah diracuni. Kalau tidak, pasti bisa mengeluarkan suara, sehingga para penjaga dan pelayan wanita tidak mungkin tidak merasa ada sesuatu yang terjadi.

Di dalam istana ular, orang yang mempunyai kekuatan, takutnya hanyalah seorang saja, dia menebak-nebak sendiri dalam hati.

“Penjaga Andrew Bai. Masalah ini aku serahkan padamu. Batasmu hari ini untuk menemukan pembunuhnya. Kalau tidak, kamu mengerti akibatnya.”

Kata pria itu dingin, dengan kewibawaan seorang raja. Perkataan Raja Ular seperti sebuah gunung yang berat, menekannya membuat dia tidak bisa bernafas.

Dia bisa merasakan seberapa besar amarah Raja Ular.

“Baik, Raja Ular. Saya bisa menjalankan perintah dengan baik untuk mencari pembunuh.”

Kata Penjaga Andrew Bai h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 48. Malam Bersemi

    Setelah aku dibawa pergi oleh si hitam dan si putih, mereka justru membawaku ke sebuah jalan yang berembun. Di sekeliling terasa dingin. Aku sangat takut, berharap Austin bisa menolongku. Dan di saat aku mengikuti si hitam dan si putih yang baru saja ingin masuk ke sebuah pintu besar, tiba-tiba aku merasakan sebuah tenaga yang kuat menarikku kembali.“Ah.”Sebuah nafas keluar dari mulutku, lalu aku merasakan kesakitan di seluruh tubuhku.Secercah darah hitam keluar dari mulutku, sangat tidak nyaman.“Nona, Nona sudah hidup kembali.”Melihatku yang kini hidup kembali, Ular Putih Kecil sangat bersyukur berulang kali ia terisak haru.“Isabelle Yao, apa yang terjadi denganmu?"Di sebelah telingaku, terdengar sebuah suara pria yang lembut memanggil namaku.“Aku merasa tidak enak……”Aku menjawab seperti itu. Selanjutnya aku muntah lagi. Ini adalah muntahan dari paru-paru yang sangat bau. Di tempat, tidak ada satu orangpun yang bisa tahan dengan aroma muntahan darah hitam dari mulutku.“Raja

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 49. Iri

    “Masih ingin apa? Yang ada Aku sudah mau mati kelaparan.” Kataku dengan bibir cemberut.Melakukan goyang heboh di tempat tidur juga perlu tenaga, ya. Tapi sayangnya pagi ini Aku benar-benar kehabisan tenaga.“Iya, iya, iya. Jika kamu sudah kelaparan aku mengerti. Dan Aku akan menyuruh Susan mengantarkanmu makanan.”“Biar ku bantu memakaikan bajumu.” Pintanya lagi, dia sangat perhatian dan mengambil baju yang semalam masih berserakan di lantai. Permintaan itu ku jawab dengan anggukan saja.Dia memegang wajah kecilku, dan secara tiba-tiba menciumku. Sehingga gerakannya memakaikan baju terhenti. Kebahagiaan ini datang terlalu cepat, membuatku tidak tahu harus bagaimana.“Isabelle Yao, aku……”Dia tak bisa melanjutkan kata-katanya, wajah tampan itupun memerah. Tidak, Aku tidak salah lihat, memang wajahnya memerah. Ternyata Raja Ular yang tampan juga ada waktu dimana dia bisa malu. Selain aku, sepertinya tidak ada orang yang pernah melihat ekspresinya yang seperti ini.Seperti seorang anak l

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 50. Sakitnya

    "Tapi Raja Ular begitu tidak menyukai kita, bagaimana cara kita untuk mendekati Raja Ular, aku tidak ingin berakhir dengan wajah yang dirobek."Yang berbicara adalah salah satu wanita ular cantik, dia memiringkan mulut, merasa tidak senang karena tidak bisa mendekati Raja Ular."Walaupun kita tidak bisa mendekati Raja Ular, tapi kitakan masih bisa mendekati bunda Mo, aku pernah mendengar, bahwa bunda Mo sama sekali tidak menyukai wanita bangsa manusia itu, bahkan sampai memberikan anggur beracun untuk diminum manusia itu, hanya saja manusia murahan tersebut berumur panjang, dia tidak jadi mati."Wanita berbaju kuning yang sedari tadi duduk diam sambil meminum teh mulai angkat bicara, dia meletakkan cangkir tehnya, menerawang ke semua wanita cantik, dirinya pernah menyaksikan sendiri jika Raja Ular memilih bangsa manusia tersebut untuk menjadi permaisurinya di hari pemilihan permaisuri kala itu, hati Mei merasa sangat iri, cemburu juga benci, sekarang mendengar Raja Ular dan Isabelle te

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 51. Panik

    Tak terasa satu bulan berlalu, sepertinya aku sudah terlalu lama meninggalkan dunia manusia. Entahlah seandainya jika aku kembali lagi kesana apakah masih ada harapan? Aku sudah tak punya siapa-siapa lagi selain si Jason brengsek itu.Semakin dalam aku memikirkannya hatiku semakin sakit! Aku tak menyangka Jason yang selalu aku percaya, pada akhirnya dialah yang ingin melenyapkan aku dari muka bumi.Baiklah aku harus tenang, sekarang bukan saatnya Aku berpikir tentang dia.Setelah acara pernikahan itu, sebagian besar waktu dari Austin selalu dia gunakan untuk menemaniku, walaupun terkadang sesekali dia pergi ke istana untuk mengatasi masalah, karena ada beberapa masalah yang tidak bisa diputuskan langsung oleh Penjaga Andrew, dan memerlukan kehadiran Raja Ular untuk menanganinya sendiri.Contohnya saat menerima laporan dari Penjaga Andrew Bai, dunia siluman mengutus orang untuk meminta bantuan, prajurit dari dunia lain menyerang mereka, dan meminta bantuan dari Raja Ular, awalnya Austin

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 52. Hasutan

    "Maaf Tuan Raja, Nona Isabelle tengah mengandung, itu sebabnya dia muntah-muntah." Kata dokter tua itu melanjutkan.Mendengar kabar ini, yang paling bahagia adalah Ular Putih Kecil, itu berarti Aku hamil! Tapi sebelum dia bisa meluapkan rasa gembiranya, terlihat jelas di wajah Raja Ular dan dokter Kerajaan yang murung, Susan hanya bisa berdiri sambil melihatku yang tidak mengerti akan situasi."Apa? Ak-aku hamil?"Aku langsung mengelus-elus perutku, berkata dengan ekspresi yang sulit untuk percaya, sehingga diriku sama sekali tidak menyadari ekspresi dari suamiku sang Raja Ular maupun dokter kerajaan."Benar, kamu mengandung bayiku."Austin perlahan menggenggam tanganku, suaranya pun terdengar sangat lembut tapi semua itu terasa aneh karena pancaran yang keluar dari matanya jelas-jelas menunjukkan ekspresi sedih.Selain dokter kerajaan, Penjaga Andrew juga seakan ikut paham. Dia merenung sejenak, berpikir, kehamilan diriku adalah kabar yang sangat menggembirakan, tapi mengapa mata Raja

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 53. Tak Berhak

    Matahari yang terbit memberikan keindahan dan kehangatannya, di tambah lagi semilirnya angin. Cuaca di dunia ular selalu baik, tak seperti cuaca di dunia manusia, yang terkadang cerah dan mendung. Ular Putih Kecil menemaniku duduk melamun di halaman, biasanya Austin yang selalu menemaniku setiap hari, tapi kali ini dia miliki kesibukan yang tak bisa di wakilkan, sebenarnya dia masih belum rela jika meninggalkan diriku sendiri tapi apa boleh buat.Kerajaan tidak boleh kosong dari seorang pemimpin, aku paham orang yang kunikahi ini adalah seorang raja, tentu saja banyak sekali masalah yang harus ia tangani bukan hanya sekedar mengurusi diriku sendiri. Menurutnya peran suami sangat penting pada saat masa-masa selepas keguguran."Nona, makanlah buah apel segar ini." Ucapnya tersenyum kecil.Susan tahu suasana hatiku, beberapa hari ini sangat tidak bagus, dia tidak berani menggangguku lebih lanjut, buah apel yang baru selesai ia kupas segera diberikan untukku."Hmm, terima kasih Susan."Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 54. kemarahan

    "Ini adalah sebuah mutiara biru bersinar, berkaitan erat dengan keberlangsungan kehidupan dunia ular, saat ini sinar yang dipancarkan oleh mutiara semakin lama semakin lemah, nasib dunia ular semakin berbahaya."Suara wanita dingin itu, seketika berubah menjadi rasa sedih, dia terus menatap kearah mutiara biru dengan suasana hati yang bercampur aduk."Kenapa bisa seperti ini?"Tanyaku heran, memang benar, cahaya yang dipancarkan oleh mutiara itu terkadang cerah terkadang redup, sangat tidak stabil."Saat ini yang bisa menyelamatkan dunia ular hanyalah Austin Ye seorang."Jawab Bunda Mo tegas.Pandangan matanya kini beralih kepadaku, sehingga hawa dingin mulai menjalariku tubuhku hingga ke tulang, membuatku tidak berani untuk bertatapan dengannya."Inti masalahnya adalah, kamu harus meninggalkannya."Lanjut Bunda Mo tinggi, yang seketika membuatku sangat terkejut, aku tidak tahu mengapa, Bunda mo ingin memaksaku untuk pergi, aku tidak mungkin sanggup melakukannya, hari-hariku, setelah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 55. Kesempatan

    "Austin......"Panggilku datar, suaraku seakan tak mampu ku ucapkan secara lantang, punggung Austin benar-benar menghilang dari balik pintu, entahlah setelah kepergiannya secara tak langsung meninggalkan luka perih di hatiku. Ku kira dengan begini naluri ku bisa tetap tegar tapi ternyata aku salah, semakin aku yakin maka semakin tampak betapa lemahnya aku.Mungkin takkan ada seseorang yang mampu menghadapi kejadian dimana orang yang dicintai akan pergi meninggalkan diri sendiri, kesakitan itu, ya hanya orang yang pernah mengalaminyalah yang bisa mengerti.Aku tak bisa berpisah darinya, aku terlalu takut jika kehilangan dirinya, perkataan itu bukanlah isi hatiku yang sesungguhnya, orang yang kucintai hanyalah dia seorang!Hatiku tak pernah sesakit ini, rasa sakit ini beribu kali sakitnya, lebih sakit dibandingkan pengkhianatan Jason bersama sahabatku Lina, bukan, Lina bukan sahabatku lagi! Mungkin lebih tepatnya dia adalah duri dalam hubungan kami kala itu, keadaan yang sekarang seakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status