Share

49 - Mati Kutu

Author: Qeqe Sunarya
last update Last Updated: 2023-03-04 01:02:24
Setelah Raya tetidur pulas, Andro menarik selimut Raya, memberi kecupan di kening istrinya itu. Dia mengusap lembut kepalanya.

“Tidurlah yang nyenyak, kau sudah banyak menderita di rumah ini. Sekarang waktunya mereka membayar semuanya.” Satu lagi kecupan di bibir membuat gadis itu menggeliat pelan. Namun tidak terbangun.

“Tuan Muda.” Sekretaris Hans sudah berdiri di luar pintu.

Tim Pak Sam ikut membantu membereskan rumah ini, hingga dalam sekejap, berantakan sisa pesta sudah tak terendus lagi.

Saat ini, waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Bukan lagi tengah malam. Namun masih terlalu dini untuk bangun.

“Panggil mereka!”

“Baik Tuan Muda.”

Hati Andro mulai berkecamuk lagi memikirkan istrinya memakai celemek. Apalagi kala mengingat pipi dan bahu Raya yang lebam ketika malam pengantinnya waktu itu, bisa-bisa dia menghancurkan seisi rumah ini karena kesal.

Saatnya mereka merasakan apa yang kamu rasakan di rumah ini dulu.

Tak lama, Hans sudah muncul lagi, diikuti seluruh anggot
Qeqe Sunarya

Hai Kakak, jangan lupa vote ya... Nanti Author kasih crazy up deh kalao votenya banyak banyak... hehehe

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Keluarga Lazuardi tak berkutik dihadapan Andromeda......
goodnovel comment avatar
lussy alya
hai Thor kalau bisa setiap hari up 2 atau 3 bab gitu, gak puas kalau cuman baca 1 bab
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   50 - Mengerikan

    Pagi harinya, langkah Raya terhenti di dapur. Entah kenapa dia merasa sepertinya kehidupan kehidupan di dapur saat ini berjalan diluar sebagaimana mestinya. Yarina dan Ibunya sedang memasak disana. Apa karena Andro ada disini, lantas mereka ingin cari muka? Raya pun tak mau ambil pusing. Dia hanya mengambil minum dan sedikit membantu saja. “Raya, kenapa sudah bangun? Kamu butuh apa, sini biar tante yang siapkan.” Raya mengernyit, merasa ngeri sendiri. Seumur hidup baru sekali ini tantenya berbicara ramah dengannya. “Apa Tuan Andro sudah bangun? Mau disiapkan sesuatu?” masih bicara dengan nada yang menakutkan menurut Raya. “Tidak Tante, Tuan Andri belum bangun. Biar aku bantu di dapur.” Raya sudah mau mengambil pisau dapur. “Tidak!” Raya kaget tantenya berteriak. “Maaf, bukan maksud tante mau berteriak padamu, masuk saja ke kamar dan istirahat, tidak usah melakukan apa-apa. Nanti tante panggil kalau semuanya sudah matang.” Ibu Yarina menepuk bahu Raya, sorot matanya memohon. “Ma

    Last Updated : 2023-03-04
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   51 - Surat Wasiatnya

    Ruang Co-CEO Prakarsa Mega Group. “Tuan?” Mona masuk ke ruangan. “Mobilnya sudah siap.” “Baik.” Andro menutup laptopnya. Diikuti Mona dan Hans dari belakang, ketiganya masuk ke mobil dengan supir yang menyetir. Agenda Andro hari ini adalah mensurvei ke pembangunan hotel di sekitar Bandara. “Apa anda ingin makan siang lebih dulu, Tuan?” Tanya Mona. “Tidak kita langsung kesana saja.” ucap Andro fokus menatap gadgetnya. Mona cemberut karena dia tidak bisa menarik perhatian Andro. Sementara Hans fokus mengamati kenyamanan Tuan Mudanya. Sesampainya di pusat konstruksi, Andro dan Mona disambut oleh penanggung jawab, ia adalah sang arsitek. “Selamat datang Tuan Andro.” Andro menjabat tangan arsitek tersebut, “bagaimana pembangunannya?” Sang arsitek kemudian menjelaskan satu persatu pada Andro. Memberikan helm pengaman pada Andro dan Mona yang langsung mereka pakai. “Berapa persen lagi menuju penyelesaian?” “Sekitar 42% lagi, Tuan.” “Bisa selesai sesuai jadwal?” “Iya Tuan.” “Mo

    Last Updated : 2023-03-05
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   52 - Taman Biru

    Di dalam gedung Bumindo Corp, ruangan paling tinggi yang tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalamnya Andro tertawa sendiri mengingat kejadian conditioner tadi siang di rambutnya. Sementara Hans di sebelahnya menatap penuh tanya. “Hans, jangan lupa belikan aku pomade saat pulang nanti!” “Baik, Tuan.” Hans mengeluarkan ponselnya saat mendengar tanda pesan masuk. “Ada apa?” Andro menghentikan pekerjaannya. Menoleh pada Hans. Menanyakan pesan dari siapa yang masuk. “Sepertinya, Nona Muda baru saja menggunakan kartu yang anda berikan.” “Apa yang dia beli?” “Nona menggunakannya di sebuah salon, Tuan.” “Hahaha.” Andro tertawa dengan senang. “Aku menyuruhnya meluruskan rambut.” Apa! Hans merasa aneh mengetahui kemauan bosnya. Namun sepertinya dia bahagia dan menganggap istrinya adalah mainannya. “Hans…” “Iya Tuan Muda.” “Apa kau tidak penasaran, melihat rambut lurusnya? Jujur, aku sangat penasaran sekali… Haha, Raya ku yang ikal dan rambutnya mengembang, menjadi lurus” “Tapi

    Last Updated : 2023-03-05
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   53 - Pikirkan Kesalahanmu

    Andro dan Sekretaris Hans masuk ke dalam mobil. “Beritahu Pak Sama agar tidak usah membangunkan Raya ketika aku sampai rumah!” “Baik, Tuan Muda.” Sekilar, Hans melihat senyum samar di bibir Andro. Mereka melajukan mobil untuk kembali ke rumah. Sekretaris Hans mengirimkan pesan kepada Pak Sam, lalu dia meletakkan ponselnya dan fokus mengemudi. “Tuan Muda.” “Hm?” “Apa anda tahu jika Nona Celine sudah kembali?” Hans melirik Andro dari kaca spion. Andro masih terdiam sambil menyandarkan kepalanya, memejamkan mata. “Dua bulan lagi, dia akan mengadakan pertunjukan tunggal. Apa anda mau saya mengurus semuanya?” Hans melirik kaca spion lagi. “Sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan diri untuk menjadi sponsor, tetapi jika mereka tahu Tuan Muda akan menjadi sponsor Nona Celine, mereka pasti akan mundur dengan sukarela.” “Lakukan saja. Aku juga ingin melihat seperti apa dia hidup selama ini.” “Baik Tuan Muda.” Mobil mereka menyusuri jalanan yang mulai lengang. Melaju dengan cepat

    Last Updated : 2023-03-06
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   54 - Jangan Tinggalkan Aku

    Ya Tuhan, kenapa aku juga mau saja disuruh meluruskan rambut. Sekarang kalau sudah terlanjur seperti ini, mau bagaimana? Padahal jelas-jelas dia sendiri yang memintaku untuk meluruskan rambut. “Hahaha.” Eh, apa itu? Raya terkejut mendengar suara tawa yang datang dari kamar mandi. Raya melirik ponsel Andro di nakas. Ponsel itu masih ada disana. Lalu dengan siapa dia tertawa. Apa mungkin menertawakanku? Raya berjalan mengambil sepatu. Menunggu Andro keluar dari ruang ganti baju sudah dengan setelan jas rapinya. Keluar dari ruang ganti baju, Andro menarik ujung rambut Raya lagi seperti yang ia lakukan kemarin, saat Raya berlutut memakaikan sepatunya. “Kembalikan rambutmu ke bentuk semula, aku tidak suka ini.” Seharusnya Raya cukup mengatakan “Iya”. Namun karena kesal, dia menjawab dengan kalimat yang lumayan panjang. “Kata salonnya ini hanya sementara, paling seminggu lagi dia akan kembali ke bentuk semula.” “Kau mau membuat mataku sakit dengan melihatmu jadi jelek seperti ini?”

    Last Updated : 2023-03-06
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   55 - Kekesalan Andro

    Malam harinya ketika Andro pulang, dia hanya menarik dan menggulung rambut istrinya yang telah kembali ikal dengan telunjuknya. “Bagus!” Dia menyeringai. Sebenarnya Raya bukan mengembalikan bentuk asli rambutnya. Namun dia meminta salon untuk mengikalkan. Raya tidak sadar jika dari kemarin andro mengerjainya karena kesal padanya. Namun meski ada terselip rasa kesal dalam hati Raya, dia paling suka melihat Andro saat tidur, wajah tampan Andro seperti obat keracunan bagi Raya meski kalau sudah bangun dan membuka mulutnya, kata-kata Ando sering terdengar seperti penyihir jahat. “Air!” Raya mengambilkan air yang jelas-jelas ada di meja tepat disamping Andro duduk bersandar. Kemudian Andro juga minta dipijat. “Kau tidak bisa memijat lebih keras? Pak Sam tidak memberimu makan?” “Maaf Sayang.” Raya mengeraskan tekanan tangannya. “Apa kau mau membunuhku, ini sakit sekali.” “Eh, eh… maaf, maaf. Kalau seperti ini bagaimana, apa sudah pas?” “Heem.” Sambil menggosok punggung laki-laki

    Last Updated : 2023-03-07
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   56 - Berterima kasih Dengan Benar

    Rutinitas pagi Raya adalah mengantarkan Andro masuk ke dalam mobil untuk pergi bekerja. Hans sudah berdiri sedari tadi di dekat mobil. Andro melambaikan tangan kirinya, hal yang tanpa dia sadari selalu dia lakukan ketika mobilnya melaju meninggalkan Raya. Seperti biasa, Raya masih berdiri tidak bergerak ketika mobil menghilang di gerbang utama. Dia masih memandang lurus kedepan, melihat serombongan kelinci yang berlompatan di taman sambil tersenyum sendirian. Mobil Andro sudah melewati gerbang utama, hans di belakang kemudi membetulkan posisi kaca spion. Meliriknya sebentar. Melihat Andro yang pagi ini terlihat sangat senang. Senyum yang jaang ia tunjukkan itu lahir tanpa sengaja saat beberapa kali menarik bibirnya. “Sekretaris Hans, buatkan aku janji dengan dokter!” “Apa anda sedang sakit, Tuan Muda?” “Sepertinya ada masalah dengan tubuhku akhir-akhir ini.” Andro menyentuh dadanya. “Dadaku jadi sering berdebar tanpa alasan.” Hans yang tadinya panik dan mau langsung memutar arah

    Last Updated : 2023-03-09
  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   57 - Meladenimu

    Benar saja, gadis cantik itu sedang duduk dengan elegan di sofa. Dia terkejut saat pintu terbuka, bangun dari duduknya. Sementara Andro dan Hans masuk, sekretaris senior itu mengisyaratkan agar ketiga staf sekretaris yang lain ikut masuk ke dalam. Kaki ketiga staf wanita itu sudah seperti terkulai tak berdaya. Namun mereka tidak punya pilihan selain mengikuti langkah pimpinan mereka. Sebelumnya, sekretaris senior sudah berusaha menghalangi Celine masuk. “Maaf Nona tapi anda tidak boleh masuk, mari saya antar ke ruang tunggu sebelum Pak Andro datang.” Sekretaris senior bicara dengan sangat sopan, dia mempersilahkan dengan tangannya.. “Kamu tidak tahu siapa aku?” Sekretaris senior menundukkan kepalanya, meminta maaf. Dia tentu sangat tahu siapa gadis di hadapannya. Dua tahun lalu gadis ini bisa keluar masuk ke ruangan presdir bahkan tanpa pemberitahuan maupun membuat janji temu terlebih dahulu. “Maafkan saya Nona Celine, tapi saya tidak bisa mengizinkan anda masuk. Sekretaris Hans m

    Last Updated : 2023-03-09

Latest chapter

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   TAMAT

    Arin dan juga Samuel bergegas menuju rumah Cantika begitu pulang sekolah. Suasananya jauh berbeda dari sebelumnya, semua orang di sana terlihat sangat berduka."Nek, Cantika mana ya?" tanya Arin sambil memberi salam."Ada di dalam, sana ke kamarnya ya."Arin langsung menarik tangan Samuel untuk mengikuti langkahnya, mereka memasuki kamar Cantika dimana sosok itu terlihat sedang bersiap. mereka akan pergi ke gereja untuk Misa Arwah."Cantika?"Sosok itu langsung menoleh seketika, air matanya langsung turun begitu dia melihat Arin. Sosok yang lebih kecil itu langsung menangis dengan kuat saat Arin memeluknya. Mengungkapkan perasaanya yang sebenarnya. Cantika benar benar merasa tersakiti, kehilangan sosok yang selalu bersamanya, membesarkannya, dia kehilangannya saat itu juga.Dunianya terasa runtuh, bahkan Cantika tidak yakin dirinya bisa bertahan tanpa sosok itu."Hei, udah.... Inget loh, Mama kamu ada di tempat terbaik bersama dengan Tuhan," ucap Arin mencoba untuk menenagkan sahabatn

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   328 - Pacar Hebat

    Gala kembali ke rumah setelah mengantarkan sang Pujaan Hati. Dia terdiam sejenak di ambang pintu, rasanya sangat sepi tanpa kedua orang tua dan juga adik adiknya yang selalu ribut."Hiks... Aku merindukan kalian," ucapnya dengan Satu Tetes air mata yang tidak sempat jatuh; Gala lebih dulu menyukainya. "Tapi... Rasanya tenang sekali, hehehe."BUK!"Astaga naga!" teriak Gala dengan spontan saat sebuah sendal melayang dan mengenai kepalanya, akan membuatnya kini tengah tertunduk di atas lantai.Belum juga memarahi sosok yang membuatnya terjatuh dia terlebih dulu melihat dua orang yang sedang kejar-kejaran. "Kembali ke sini, Alden, kau harus mandi," teriak Mentari sambil membawa ember dan gayung yang berisi air.Di belakang sana ada pelayan yang berusaha mengeringkan lantai supaya tidak ada yang terjatuh. Gala mengerjapkan matanya. "Apa yang terjadi?" tanya Gala pada sang pelayan."Mari saya bantu Anda berdiri, Tuan muda.""Berapa lama mereka seperti itu?""Sejak Tuan Alden pulang ke ruma

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   327 - Si Ular

    Galuh berjalan begitu saja melewati Gala dan gerombolannya, membuat Mentari menghela napas kemudian mengikuti sosok itu."Heh, kau mau kemana?!" teriak Gala pada sang adik."Masuk kelas.""Kenapa bersama dengannya?!""Kami sekelas!""Iya juga," gumam Gala baru mengingat.Yang mana membuat Cantika speechless dengan. Gala, tapi hal itu tidak mengurangi kekaguman Cantika terhadap sosok di depannya itu."Kapten, bisa kami Kembali ke kelas sekarang?""Ya, kembalilah ke kelas kalian, dan belajarlah dengan giat. Sudah sana.”Mereka yang ikut menghadang Galuh adalah pasukan basket, dimana Samuel yang memanggil mereka semua lewat Group Chat atas perintah Gala. Saat semuanya mulai bubar, di sana mulai tertinggal Gala yang masih menggenggam tangan Cantika, bersama dengan Samuel yang masih menatap heran pada pasangan baru itu."Lu ngapain masih di sana?" tanya Gala menyadari keberadaan Samuel."Lu jangan lupa, Gal, ada PR yang belum kelar. Cantika, bilang sama Gala buat berhenti nyontek sama gue

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   326 - Pangeran Kuda Besi

    "Mommy dan Daddy akan ke Amerika sebentar, untuk menemani Oma sambil mengurus beberapa hal. Jaga baik baik adikmu ya. Dan jika butuh sesuatu, minta saja pada Samuel.""What the....," ucapan Gala terhenti tatkala dia mendapatkan tatapan tajam dari sang Mommy. "Kenapa Samuel?""Dia temanmu 'kan? Daddy tau dia bisa diandalkan, jadi Daddy memberinya upah untuk menjagamu." Andro bicara sambil memakai jasnya."Eoohh, dia itu lelet, Dad. Lagipula aku bisa sendiri.""Jangan seperti itu," ucap Raya dengan lembut, yang sontak membuat Gala bungkam. Mana bisa dia melawan bidadari kesayangannya. Jadi dia merentangkan tangannya dan memeluk sang Mommy. "Apa ini? nanti parfume Mommy menempel.""Hati hati dijalan ya, Mom. Jangan khawatirkan yang lain, adik adik akan aman bersama denganku."PLETAK! Andro melayangkan jitakan di kepala anaknya, membuat Gala mengaduh sambil melepaskan pelukannya. "Daddy ini kenapa?!""Pamitannya nanti, jangan lebay. Kau ini habis nonton apa semalam?""Film India," gumam G

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   325 - Calon CEO

    Kenyataannya, mereka berdua hanya makan saat pulang sekolah saja. Selebihnya Gala kembali mengantarkan Cantika karena dirinya tiba-tiba ditelpon oleh sang pelatih untuk ke sekolah dan melakukan persiapan untuk pertandingan."Maaf ya, aku akan mengajakmu main lagi lain kali.""Jangan khawatir, aku baik baik saja," ucap Cantika yang masih berada di bangku belakang kuda besi tersebut.Sementara Gala tidak bisa menahan kekecewaannya terhadap diri sendiri. "Nanti malam aku akan menghubungimu, mengirimimu pesan. Oke?""Oke," ucap Cantika yang masih sedikit kikuk karena status diantara mereka kini tengah berubah.Yang mana pria yang sedang dia peluk saat ini adalah pacarnya. Astaga, rasanya Cantika ingin mati saja ketika mengingat Gala adalah pacaranya."Dan masalah Laura, jangan biarkan dia menggertakmu oke? Aku akan meminta pengacaraku untuk membereskannya.""Apa yang akan kau lakukan, Gala?" tanya Cantika khawatir."Tidak banyak, hanya membuatnya jera.""Jangan keterlaluan ya, dia bersika

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   324 - Pacar Gala

    Sesuai perkataannya, Cantika tidak bisa berangkat bersama dengan Gala, dia berangkat bersama sang Kakek dimana dia diajak terlebih dahulu untuk makan bubur di tempat kesukaan kakeknya sebelum mereka pergi ke sekolah."Apa kau menyukai Gala?" tanya sang Kakek tiba tiba."Hmm? Ya, aku menyukainya, Kakek.""Jangan setengah-setengah jika suka, gas terus jika memang benar benar suka padanya," ucap sang Kakek saat Cantika sedang memakan bubur.Membuatnya tersedak dan batuk beberapa kali. Cantika menatap ponselnya, dimana Gala terakhir menghubunginya tadi malam, dimana dia mengatakan akan menagih jawaban sepulang sekolah. Dia juga berkata akan terlambat datang ke sekolah karena ada urusan dengan Daddy nya."Sudah makannya?""Sudah, Kek.""Ayo berangkat, anak cantik harus rajin," ucap sang Kakek membayar makanannya sebelum kembali menaiki motor bebek. "Kakek pulangnya nanti agak malam, sampaikan sama Nenek ya. Kakek harus memilah barang barang untuk di museum.""Iya, Kek.""Lumayan, Pak Praka

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   323 - Kami Bersahabat

    Cantika tidak bisa melupakan kejadian tadi pagi, dimana Gala menjadi diam mematung. Apakah sahabatnya itu sakit? Apakah dia masih marah padanya?Entahlah, Cantika bingung. Dia tidak ingin Gala sakit."Hei," panggil Laura pada Cantika.Membuat perempuan dengan rambut sebahu itu menoleh. "lya?""Nomor lima, bisakah aku melihat jawabanmu?""Um... bukankah ini pendapat masing-masing?""Anggap saja sebagai imbalan karena pacarku Gala telah mengantar jemputmu."Kalimat itu membuat Cantika tidak berdaya, akhirnya dia memberikan bukunya pada Laura saat guru sedang keluar dari kelas.Dia kembali melamun, memikirkan Gala.Sampai seseorang datang ke mejanya."Cantika, maaf aku lupa. Tadi Gala menitipkan ini untukmu," ucap salah satu anak perempuan memberikan bungkusan roti dan juga susu. "Dia memberikan bungkusan roti dan juga susu. "Dia bilang kau harus tumbuh dengan baik."Sontak, seluruh kelas yang mendengar mengatakan, "Ciiiiieeeeeee.... Cantika Cieeeee..."Kemudian disusul dengan kalimat kal

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   322 - VVIP

    Dalam perjalanan, Laura berusaha menggoda Gala. Dia sesekali bergerak hingga bagian bawah gaunnya sedikit terangkat. Yang mana hal itu membuat Gala mengerutkan keningnya, dia heran Laura yang tidak bisa diam sejak tadi."Apa kau baik baik saja?" Tanya Gala dengan polosnya."Ah iya... aku hanya merasa tidak nyaman dengan pakaian yang aku pakai."Gala mengangguk. "Nah, aku juga akan memberitahumu tadi. Itu terlihat seperti alat memasak nasi milik Oma ku. Wahh..., apalagi suaranya kresek kresek," ungkap Gala mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya. "Kau berubah pikiran? Ingin kembali?""Tidak, aku tidak mau kembali. Teman temanku sudah menungguku di sana," ucap Laura yang memilih untuk diam. Dia heran bagaimana bisa Gala berhenti tertarik padanya hanya sampai di titik ini. Pria itu tidak menanyakan sesuatu yang menjadi tanda kalau pria itu ingin memilikinya.Bagaimana Laura tau? Tentu saja dia memiliki banyak pengalaman dengan pria pria di luar sana. Dan pria lebih muda tidak sulit d

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   321 - Mangga Kecil Itu

    Cantika berusaha menahan tawanya ketika melihat Galayang menengadah dengan dokter yang mencoba mengambil mangga mungil itu dari lubang hidungnya. Untuk menahan tawanya, Cantika memalingkan wajahnya, sementara tangannya terus digenggam oleh Galayang sesekali merengek karena rasa pegal dan malu."Tutup tirainya!" teriak Galasaat melihat beberapa pasang mata yang melihat ke arahnya sambil menahan tawa. Yang mana membuat dokter itu memberikan isyarat pada perawat untuk segera menutup tirai.Mereka berada di ruang terbuka yang berada di dekat lobi, kepanikan Galamembuatnya lupa kalau dirinya adalah pemilik rumah sakit ini dan tidak datang ke lantai VVIP. Dia berlari dan langsung duduk di hospital bed yang ada di sana, sementara Cantika sibuk mencari bantuan.Dokter yang mengenali siapa Galalangsung menanganinya di sana, melihat Galayang panic juga membuat dokter itu lupa untuk membawanya ke lantai VVIP di paling atas."Apakah keluar?" tanya Galamasih menengadahkan kepala mengadahkan lubang

DMCA.com Protection Status